Você está na página 1de 7

ADAB BERGAUL

DENGAN LAWAN JENIS

Di Susun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Agung Nugroho
Bian Swastiko
Imroatun Muaddlom
Lutfin Amalia
M. Badrus Syaban
Nur Qomariyah
Syaifudin Zuhri
Yunita Vira Setia

(02)
(06)
(10)
(14)
(18)
(22)
(26)
(30)

Kelas :
XII-IPA 6

MADRASAH ALIYAH NEGERI SIDOARJO


TAHUN PELAJARAN 2014-2015
Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

A.

Adab Bergaul dengan Lawan Jenis


Dilahirkan sebagai seorang wanita adalah anugerah yang sangat
indah dari Allah Taala.

Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh

seorang pria. Terlebih anugerah itu bertambah menjadi Muslimah yang


mukminah yaitu wanita Muslimah yang beriman kepada Allah.
Nabi saw bersabda yang artinya: Dunia adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah. (HR.
Muslim).
Menjadi wanita muslimah yang beriman kepada Allah tentu tidak
mudah, karena banyak sekalingodaan-godaan dalam mencapainya.
Dikarenakan balasan yang Allah janjikan pun tidak terbandingkan dan
semua wanita pun menginginkannya. Godaan-godaan untuk menjadi
wanita shalihah sering kali datang dan menggebu-gebu saat kita
menginjak usia remaja, di mana masa puberitas seorang wanita ada di
masa ini.
Salah satu godaan yang amat besar pada usia remaja adalah
rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Memang, rasa tertarik
terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Di
bawah ini akan kami ungkapkan adab-adab brgaul dengan lawan
jenis.di antaranya:
1.

Dilarang Rasulullah saw seorang perempuan berduan

dengan ipar
Secara khusus Rasulullah memperingatkan juga seorang
perempuan denga ipar sebab sering tejadi karena dianggap sudah
terbiasa dan memperingan hal tersebut di kalangan keluarga, maka
kadang-kadang membawa akibat yang tidak baik. Karena berduaan
dengan keluarga itu bahyanya lebih berat daripada dengan orang
lain dan fitnah yang lebih kuat, sebab memungkinkan dia dapat
masuk tempat perempuan tersebut tanpa ada yang menegur. Hal ini
berbeda sekali dengan orang lain.

Yang sama dengan ini ialah keluarga perempuan yang bukan


mahramnya seperti kemenakannya baik dari pihak ayah atau ibu.
Dia tidak boleh berkhalwat dengan mereka.

Raslullah saw bersabda sebagai berikut:


:
.
Hindarilah keluar rumah seorang perempuan kemudian, ada
seorang laki-laki dari sahabat Anshar bertanya: Ya Rasulullah.
Bagaiman pendapat tantang ipar? Maka jawab Nabi: berduaan
dengan ipar itu sama dengan menjumpai mati (mengkhawatirkan).
(HR. Bukhari).
2.

Dilarang untuk berkhalwat (berdua-duan)


TTM, teman tapi mesra, kemana-mana

bareng,kekantin

bareng, berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng. Hal ini


merupakan gambaran remaja umumnya saat ini, dimana batasbatas pergaulan di sekolah umum sudah sangat tidak wajar dan
melanggar prinsip islam. Namun tidak mengapa kita sekolah di
sekolah umum jika tetap bisa menjaga adab-adab bergaul dengan
lawan jenis. Jika ada seorang laki-laki berduan dengan seorang
perempuan maka yang ketiga sebagai pendampingnya adalah
setan.
Dari Umar bin Khattab, ia berkhutbah dihadapan manusia di
Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus), ia membawakan sabda
Nabi saw bersabda yang artinya: Janganlah salah seorang diantara
kalian berduan denga seorang wanita (yang bukan mahramnya)
karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapayang
bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka
dia adalah seorang yang mukmin. (HR. Ahmad, sanad hadits ini
3.

Shahih).
Menundukkan pandangan

Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya


adalah temasuk panah-panah setan. Kalau Cuma sekilas saja atau
spontanitas atau tidak sengaja maka tidak menjadi masalah
pandangan mata tersebut, pandangan pertama yang tidak sengaja
dibolehkan namun selanjutnya adalah haram. Ketika melihat lawan
jenis, maka cepatlah kita tundukkan pandangan itu, sebelum Iblis
memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati kita. Segera mohon
pertolonan kepada Allah agar kita tidak mengulangi pandangan itu.
Dari Jarir bin Abdullah ra, dia berkata, Aku bertanya kepada
Rasulullah saw mengenai pandangan yang tidak di engaja. Maka
beliau memerintahku supaya memalingkan pandanganku.

4.

Jaga aurat terhadap lawan jenis


Jagalah auat kita dari pandangan laki-laki yang bukan
mahramnya. Maksudnya mahran disini ialah

laki-laki yang haram

untuk menikahi kita. Yang tidak termasuk mahram seperti teman


sekolah, teman bermain, teman pena bahkan teman dekatpun kalau
dia bukan mahram kita, mak kita wajib menutup aurat kita dengan
sempurna. Maksud sempurna disini yaitu kita menggunakan jilbab
yang menjulur keseluruh tubuh kita dan menutupi dada. Kain yang
dimaksud pun adalah kain yang di syariatkan, missal kain yang
tidak tipis, tidak boleh sempit, dan tidak membentuk lekuk tubuh
kita. Adapun yang bukan termasuk aurat dari seorang wanita ialah
kedua telapak tangan dan muka atau waajah.
Nabi saw bersabda, yang artinya: Wanita itu adalah aurat.
Jika ia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.
(HR. tirmidzi, Shahih).
5.

Tidak boleh ikhtilat (campur baur antara wanita dan pria)


Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang wanita dengan
laki-laki di satu tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada
hijab atau kain pembatas masing-masing wanita atau lelaki tersebut
bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya.

Tentu kita sebagai wanita Muslimah tidak mau dijaidikan obyek


pandagan oleh banyak laki-laki bukan? Oleh karena itu harus
menundukkan pandangan, demikian pun yang laki-laki mempunyai
kewajiban yang sama untk menundukkan pandangannya terhadap
wanita yang bukan mahramnya, karena ini adalah perintah Allah
dalam

Alquran

dan

akan

menjadi

berdosa

bila

kita

tidak

menaatinya.
Laki-laki yang bukan mahran bagi waita:
a.

Ayah dan Anak Angkat


Hukum pengangkatan anak telah dihapuskan dalam Islam
sehingga seseorang tidak dapat mengangkat anak kemudian
dinasabkan

kepada

dirinya,

Allah

Ta;ala

berfirman,

yang

artinya: Dan Allah tidak menjadiakn anak-anak angkatmu


sebagai anak kandung (sendiri), yang demikian itu hanyalah
perkataan

dimulutmu

saja,

dan

Allah

mengatakan

yang

sebenarnya dan dia menunjukkan jalan (yang benar). (QS. Al


Ahzab: 4).
Anak angkat tersebut juga tidak dapat menjadi ahli
warisnya, karena pada hakikatnya anak tersebut dinilai sebagai
orang lain.

b.

Sepupu (Anak Paman/Bibi dari Ayah maupun dari Ibu)


Allah Taala berfirman tentang hal ini setelah menyebutka
tentang macam-macam orang
Dan

diharamkan

(juga

yang haram dinikahi, artinya:

kamu

mengawini)

wanita

yang

bersuami,kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah


menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu.
Dan di halalkan bagi kamu selain yangdemikian. (QS. An
Nisa: 24).
Abdurrahman Nashir As-Sadi rahimahullah berkata
dalam menjelaskan ayat tersebut, Hal itu seperti anak

Paman/Bibi (dari Ayah) dan anak Paman/Bibi (dari Ibu). (Tatsir


Karimir Rohman fii kalamil Mannan hal 138-139
c.

Saudar Ipar
Hal ini berdasarkan keterangan hadits
Waspadailah oleh kalian, menemui para wanita. Perkataan
seseorang

dari

Anshor,

Wahai

Rasulullah

agaimana

pendapatmu kalu dia adalah Al-Hamwu (kerabat suami)?


rasulullah bersabda, Al-Hamwu adalah merupakan kematian.
(HR. Bukhari no.5232 dan Muslim no.2172).
Imam Al-Baghawi berkata, Yang dimaksud dalam hadits
ini adalah saudara laki-laki suami (ipar) karena dia tidak
termasuk mahram bagi si Istri. Dan seandainya yang dimaksud
adalah

mertua

bagaimanakah

padahal

ia

pendapatmu

termasuk
terhadap

mahram,
orang

yang

lantas
buka

mahram? lanjutnya, Maksudnya, waspadalh terhadap saudara


ipar sebagaimana engkau waspada dari kematian.
6. Menjaga kemaluan
Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah, karena dewasa ini banyak
sekali remaja yang terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas. Sebagi Muslim kita
wajib tahu bagaiman cara menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak
melihat gambar-gambar yang senonoh atau membangkitkan nafsu syahwat, tidak
terlalu sering membaca atau menonton kisah-kisah percintaan, tidak terlalu sering
berbicara atau berkomunikasi dengan lawan jenis, baik secara langsung (tatap muka)
ataupun melalui telpon, SMS, chatting, YM dan media komunikasi lainnya.
Hal ini akan berakibat fatal, karena kaum wanita akan bergaul dengan orangorang yang bukan mahramnya dengan adab pergaulan ketiak dia sedang bersama
dengan mahramnya, seperti membuka aurat, khalwat, safar, dan lainnya.
7.

Tidak boleh berjabat tangan kecuali dengan mahramnya.


Di zaman sekarang
menjadi

hal

yang

ini, jabat tangan dengan wanita sudah

lumrah,

mengancam keras pelakunya

padahal

Rasulullah

saw

sangat

Dari

Maqil

bin

Yasar

ra,

Rasulullah

saw

bersabda,

Seandainya kepala orang ditusuk jarum dari besi itu lebih baik
daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.

(HR.

Thabrani dan Rauyani. Hadits Hasan)


Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah pernah ditanya
tentang hal tersebut, maka beliau menjawab, Tidak boleh berjabat
tangan dengan wanita yang bukan mahramnya, baik wanita
tersebut masih muda ataukah sudah tua renta, karena berjabat
tangan ini bisa menimbulkan fitnah. Juga tidak dibedakan apakah
jabat tangan ini ada pembatasnya atau tidak (langsung bersentuhan
dengan kulit ataupun dilapisi dengan kain), hal ini dikarenakan
keumuman dalil (larangan jabat tangan) juga untuk mencegah
timbulnya fitnah. (Fatawa Islamiyah).

Você também pode gostar