Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
ii
Lembar Pengesahan
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,MSi
NIP 19590215 1985 10 2001
NIP 19590801 1986 01 2001
iii
2.
3.
4.
iv
NAMA
NIM
1190661058
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN
JUDUL TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbuktu terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka
saya bersedia menerima sanksi peraturan Mendiknas RI No 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
vi
mengucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah mengasuh dan
membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logis dan suasana
demokratis sehingga tercipa lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas.
Akhirnya penulis sampaikan terimah kasih kepada para staf Magister Manajemen
Universitas Udayana yang selalu membantu penulis selama proses penulis
mengikuti kegiatan di Magister Manajemen Universitas Udayana.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.
Denpasar,
Penulis
vii
ABSTRAK
Kata Kunci : Price Book Value, Return on Equity, dan Debt to Equity Ratio
viii
ABSTRACT
Key Words : Price Book Value, Return on Equity, and Debt to Equity Ratio
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM......................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1
1.2
1.3
1.4
Simpulan ........................................................................................... 66
Saran ................................................................................................. 68
xi
DAFTAR TABEL
No
Tabel
Halaman
4.1
4.2
5.1
5.2
5.3
Hasil Durbin-Watson......................................................................... 56
5.4
5.5
xii
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar
Halaman
3.1
5.1
Diagram Scatterplot........................................................................... 55
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No
Lampiran
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
yang pada periode yang sama hanya 10%. Nilai kapitalisasi pasar emiten sektor
properti dan real estate pada penutupan perdagangan di BEI pada 2013, sekitar
Rp 318,47 triliun. Pangsa kapitalisasi pasar saham emiten properti dan real estate
itu mencapai 6,84% dari total kapitalisasi pasar emiten BEI yang pada periode
yang sama sebesar Rp 4.656 triliun.
Pemaparan di atas menjelaskan bahwa nilai perusahaan dari perusahaanperusahaan di sektor properti dan real estate meningkat signifikan selama lima
tahun terakhir, dimana capital gain sektor ini melesat 187%, peningkatan ini
berasal dari bertambahnya investor yang menginvestasikan uangnya pada pasar
modal pada sektor properti dan real estate. Ketua Umum DPP Real Estate
Indonesia (REI) Eddy Hussy optimistis, bisnis properti pada 2014 masih tumbuh
sekitar 10% meski ada sejumlah faktor penghambat. Pemilu legislatif dan pemilu
presiden yang bisa memengaruhi sektor properti dan real estate, selain itu Bank
Indonesia (BI) memperketat kredit ke sektor ini. Per 30 September 2013, bank
sentral merevisi aturan pembatasan besaran kredit (loan to value/LTV) untuk
kredit pemilikan properti maupun kredit konsumsi beragun properti. Kredit rumah
pertama tipe 70 m2 ke atas misalnya, dikenakan LTV maksimal 70% sehingga
nasabah harus menyediakan minimal uang muka (DP) 30% dari harga. Untuk
LTV pada rumah kedua turun menjadi 60% dan rumah ketiga atau seterusnya
50%, selain itu proses pencairan KPR kepada para pengembang dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kemajuan proyek pembangunan rumah tersebut (Rusyanto
dan Nuky, 2014).
mampu terus bertahan dan terus tumbuh dalam industri. Pilihan untuk lebih
condong pada utang atau modal sendiri akan muncul, apabila terjadi kesalahan
dalam penentuan sumber dana bisa berakibat fatal dalam kondisi dimana bank
sentral melakukan pembatasan besaran kredit untuk kredit pemilikan properti
maupun kredit konsumsi beragun properti. Salah satu upaya perusahaan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan adalah mengukur
kemampuan
struktur
modal
dalam
mempengaruhi
tingkat
profitabilitas
suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar utang (Helfert, 1997). Nilai
perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang yang diekspektasi yang
dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001). Nilai
perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi
keuangan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi
pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/atau ekspektasi nilai total perusahaan
(harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar utang, atau ekspektasi harga
pasar aktiva (Sugihen, 2003).
Tujuan perusahaan untuk jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Nilai perusahaan
menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat
dari harga nilai buku yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan
nilai buku per lembar saham (Ang, 1997). Nilai perusahaan dapat ditingkatkan
melalui kebijakan utang.
Besarnya utang yang digunakan oleh perusahaan adalah suatu kebijakan
yang berhubungan dengan struktur modal. Kebijakan utang merupakan penentuan
berapa besarnya utang akan digunakan perusahaan dalam mendanai aktivanya
yang ditunjukkan oleh rasio antara total utang dengan total aktiva. Kebijakan
utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal.
Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan utang dirasa lebih aman
daripada menerbitkan saham baru (Brigham dan Gapenski, 1996).
Babu dan Jain (1998) menyatakan empat alasan mengapa perusahaan lebih
menyukai menggunakan utang daripada saham baru, yaitu (1) Adanya manfaat
pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran utang lebih murah
daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) Lebih mudah mendapatkan
pendanaan utang daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar
adanya utang baru daripada saham baru. Penerbitan utang merupakan sinyal
adanya good news yaitu manajer lebih yakin atas kinerja perusahaan pada masa
mendatang sehingga harga saham meningkat dengan adanya pengumuman
kenaikan utang. Harga saham yang meningkat mencerminkan peningkatan nilai
perusahaan.
Pemaparan di atas memberikan kesan bahwa bagi setiap perusahaan,
keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal
tersebut akan mempengaruhi struktur modal perusahaan, yang akhirnya akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh
modal dari luar dan modal sendiri yang diukur dengan debt to equity ratio (DER).
Jika DER semakin tinggi, maka nilai perusahaan akan meningkat selama DER
belum sampai pada titik optimalnya sesuai dengan trade-off theory. Trade-off
theory juga menyatakan bahwa dengan meningkatnya nilai DER (jumlah utang
yang semakin besar) dapat meningkatkan profitabilitas, hanya jika utang yang
bertambah jumlahnya digunakan secara benar. Penggunaan DER sebagai proksi
yang mewakilkan struktur modal digunakan pada sebagian besar penelitian
sebelumnya yang menggunakan struktur modal sebagai variabel dalam
penelitiannya.
Penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan telah
banyak dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Velnampy dan Niresh
perusahaan sektor properti dan real estate yang mencapai 187% dari tahun 20082012. Teori signalling menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi berkaitan
dengan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu investor untuk
meningkatkan permintaan saham (Bhattacarya, 1979). Permintaan saham yang
meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Profitabilitas (laba)
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan.
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek, yaitu
berdasarkan pengembalian atas penjualan, laba per lembar saham, pengembalian
atas aktiva, pengembalian atas ekuitas (kekayaan bersih).
Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk mengukur
efektivitas manajemen yang dihitung oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi perusahaan. Perhitungan rugi laba membantu pemakai laporan keuangan
meramalkan arus kas masa depan. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat
dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan
selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
terhadap penyandang dana juga merupakan elemen penciptaan nilai perusahaan
yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Berdasarkan
teori
signaling,
dimasukkan
profitabilitas
sebagai
variabel
intervening.
10
yang
menggunakan
profitabilitas
sebagai
variabel
dalam
penelitiannya.
Penelitian tentang profitabilitas telah banyak dilakukan. Penelitian yang
dilakukan oleh Rosyadah dkk. (2013) yang menyatakan bahwa struktur modal
yang diwakilkan oleh variabel DER berpengaruh secara negatif signifikan
terhadap profitabilas yang diwakilkan oleh varibel ROE. Senada dengan
penelitian Rosyadah dkk., Harahap (2003) membuktikan bahwa struktur modal
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil
penelitiannya adalah struktur modal sangat berpengaruh terhadap profitabilitas
karena memang struktur modal yang digunakan perusahaan untuk operasional
menentukan pencapaian laba yang diinginkan perusahaan. Penelitian di atas tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chowdhury dan Chowdury
(2010) yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan utang dalam struktur
modal maka semakin meningkat pengembalian atas ekuitas dalam profitabilas
suatu perusahaan. Penelitian Chowdury dan Chowdury (2010) ini sesuai dengan
teori trade-off yang menyatakan bahwa utang bermanfaat bagi perusahaan karena
11
bunga dapat dikurangkan dalam menghitung pajak (tax deductible) sehingga laba
yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar.
Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) dengan judul Studi Empiris
terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go
Public di Indonesia. Variabel independen yang digunakannya adalah umur
perusahaan, penanaman modal asing, skala perusahaan dan profitabilitas dalam
mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa
pada tahun 2002 variabel independen yaitu skala perusahaan, penanaman modal
asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Pada
tahun 2003 variabel independen skala perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan
secara signifikan, sedangkan variabel independen lain yaitu umur perusahaan,
penanaman modal asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara
tidak signifikan.
Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ulupui (2007) mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh
Modigliani dan Miller bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh laba dari aktiva
perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba semakin efisien
perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan
dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian tersebut konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Soepriyanto dan Suwarti (2004)
mengatakan bahwa struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
12
total utang terhadap total ekuitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, tampak pengaruh langsung
antara struktur modal terhadap nilai perusahaan masih belum menunjukkan hasil
yang konsisten pada hubungan antar variabel. Penelitian tentang pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan juga masih belum menunjukkan hasil yang
konsisten pada hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas. Penelitian ini juga dilakukan karena dalam beberapa penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh struktur modal terhadap
profitabilitas, struktur modal terhadap nilai perusahaan dan pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan, namun peran profitabilitas sebagai variabel intervening
dalam pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan masih kurang diuji oleh
beberapa peneliti.
Struktur
modal
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas?
2) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?
3) Apakah
Profitabilitas
perusahaan?
berpengaruh
signifikan
terhadap
nilai
13
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
16
perusahaan
merupakan
persepsi
investor
terhadap
tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi
17
akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun
juga pada prospek perusahaan di masa depan.
Menurut Brigham dan Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan
analisis rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning
ratio (PER), price book value ratio (PBV), market book ratio (MBR), deviden
yield ratio, dan deviden payout ratio (DPR). PBV digunakan untuk mengukur
nilai perusahaan dalam penelitian ini.
Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBV. Rasio harga
saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value (PBV), menunjukkan
tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi
dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin
berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan
perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada
pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2001),
secara sederhana menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio
pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Proksi ini juga mengacu pada penelitian Simatupang
(2011); Kusumajaya (2011); Driffield (2007; Antwi et al. (2012); dan
Hermuningsih (2013) yang menggunakan PBV sebagai variabel dari nilai
perusahaan. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut (Robert, 1997):
PBV
Ps
......................................................................................................... (2.1)
BVS
18
Ps
ratio
(PER)
dapat
dievaluasi
19
panjang perusahaan, tidak seperti rasio utang yang hanya menggambarkan target
komposisi utang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan (Arifin,
2005). Brigham (2001) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi struktur
modal, yaitu:
1) Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2) Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung
lebih banyak menggunakan utang.
3) Leverage Operasi
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih
kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena
ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
4) Tingkat Pertumbuhan
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus
lebih banyak mengandalkan modal eksternal, namun pada saat yang sama
perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi
ketidakpastian yang lebih besar yang cenderung mengurangi keinginannya
untuk menggunakan utang.
20
5) Profitabilitas
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi hanya menggunakan utang yang
relatif kecil. Pembenaran teoritis mengenai hal ini belum ada, namun
penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang sangat
menguntungkan memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan
utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang
dihasilkan secara internal.
6) Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan,
dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif
pajak yang tinggi.
7) Pengendalian
Pengaruh utang melawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen
dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila manajemen saat ini mempunyai
hak suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai saham lebih dari
50%) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham
tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di
lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan ekuitas
jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang
dapat membawa perusahaan pada risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan
bangkrut maka para manajer akan mengambil risiko pengambilalihan. Jadi,
21
22
23
menurunnya nilai perusahaan yang memiliki utang (Sartono, 2001). Teori ini
menganggap bahwa penggunaan utang 100 persen sulit dijumpai. Kenyataannya
semakin banyak utang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu
hal yang penting bahwa dengan meningkatnya utang, maka semakin tinggi
probabilitas kebangkrutan. Beban yang harus ditanggung saat menggunakan utang
yang lebih besar adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang
semakin besar dan sebagainya. Biaya kebangkrutan dapat cukup signifikan dapat
mencapai 20 persen nilai perusahaan. Biaya tersebut mencakup dua hal:
(1) Biaya langsung: biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi,
pengacara, dan lainnya yang sejenis.
(2) Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan,
perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara
normal.
2) Teori Pecking Order
Pandangan alternatif mengenai cara manajer mendanai anggaran modal
perusahaannya yang dikenal dalam literatur ekonomi keuangan sebagai Teori
pecking order. Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih
membelanjai perusahaan dengan dana internal yaitu yang berasal dari laba ditahan
dan depresiasi aliran kas (Ekawati, 2004). Teori struktur modal pecking order
diringkaskan dalam 4 bagian di bawah ini:
(1) Perusahaan menerapkan kebijakan dividen untuk kesempatan investasi.
(2) Perusahaan lebih menyukai dana internal. Dana internal tersebut diperoleh
dari laba yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
24
25
26
...................................................... (2.2)
Total Debt
27
Total debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun
jangka panjang) sedangkan total shareholders equity merupakan total modal
sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total
pinjaman (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi
DER menunjukkan komposisi total utang (jangka pendek dan jangka panjang)
semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) (Robert, 1997).
2.3. Profitabilitas
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
28
berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio
profitabilitas
menghasilkan
keuntungan.
Analisis profitabiltas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur
kekuatan laba suatu perusahaan. Riyanto (1999) menjelaskan bahwa: Analisis
profitabilitas merupakan analisis kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan
kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba pada periode tertentu yang diukur
melalui rasio-rasio profitabilitas. Brigham (2001) menghasilkan rasio-rasio
profitabilitas sebagai berikut:
1) Gross Profit Margin
2) Net Profit Margin
3) Return on Investment
4) Return on Equity
5) Earning Power
Berikut ini rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan
investasi yaitu:
(1) Pengembalian atas investasi (ROI). Rasio ini membandingkan laba setelah
pajak dengan total aktiva.
(2) Pengembalian atas ekuitas (ROE). Pengembalian atas ekuitas atau sering
disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa
banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
(3) Rentabilitas ekonomi. Rasio ini disebut juga earning power dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha
29
dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio ini
dihitung dengan membagi laba usaha (laba sebelum bunga dan pajak) dengan
total aktiva.
Pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga
pengembalian atas ekuitas ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal
sendiri (Sutrisno, 2000). Pengembalian atas ekuitas merupakan alat analisis
keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu
alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat
bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah
angka pengembalian atas ekuitas berhasil dicapai. Semakin besar pengembalian
atas ekuitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Sartono (2001) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Ang (1997) menyatakan bahwa rasio profitabilitas
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai
dari perusahaan. Ukuran profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) karena rasio ini sangat berhubungan
dengan struktur modal yang digunakan perusahaan, baik dipengaruhi oleh
30
proporsi utang jangka panjang atau modal sendiri, ini juga mengacu pada
Simatupang (2011); Kusumajaya (2011); Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti
et al. (2013). Lukman (1998) menyatakan bahwa pengembalian atas ekuitas
merupakan suatu pengukuran dari income yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.
dan
Houston
(2004)
menyatakan
bahwa
kebanyakan
adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada
menurunnya profitabilitas.
31
32
33
34
Berdasarkan uraian di atas berarti bahwa untuk meminimumkan biaya modal ratarata atau mengoptimalkan nilai perusahaan tidak seharusnya didasarkan pada
komposisi jumlah modal asing lebih sedikit dari jumlah modal sendiri.
Pengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan utang)
merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Apabila manajer
mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan ingin agar harga
saham meningkat, perusahaan ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor.
Manajer dapat menggunakan utang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih dapat
dipercaya dan hal ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang
sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.
Investor diharapkan akan menangkap sinyal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik, dengan demikian utang merupakan tanda atau sinyal positif
(Ross, 1977).
nilai
sebuah
perusahaan
dan
memperbaiki kelemahan-
35
yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan dari waktu ke waktu. Studistrudi ini akan membantu manajemen mengidentifikasi berbagai kekurangan yang
mereka miliki dan kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan
kinerjanya.
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan. Salah satu rasio profitabilitas yaitu pengembalian atas
ekuitas (Return on equity/ROE) yang merupakan tingkat pengembalian atas
ekuitas pemilik perusahaan. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada
pemilik saham. Suatu angka pengembalian atas ekuitas yang tinggi akan
membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga
saham dan
membuat
perusahaan dengan
mudah
menarik
dana
baru,
Theory,
Bhattacarya
(1979)
mengemukakan
bahwa
36
memiliki prospek yang baik pada masa yang akan datang. Perusahaan yang dapat
menghasilkan profit yang tinggi akan menunjukkan prospek perusahaan yang
bagus, hal ini akan direspon positif oleh investor yang akan dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Laba perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan
prospek perusahaan yang bagus pada masa mendatang (Sujoko dan Soebiantoro,
2007). Prospek yang bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon
positif dari investor akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana yang menyebabkan
perusahaan harus menanggung beban tetap dengan tujuan untuk meningkatkan
atau mengoptimalkan pendapatan per lembar saham. Apabila hasil pengembalian
atas aktiva lebih besar daripada biaya utang, maka leverage tersebut
menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan pengembalian ini juga
meningkat. Kondisi sebaliknya akan terjadi apabila hasil pengembalian atas aktiva
lebih kecil dari biaya utang, maka leverage akan mengurangi hasil pengembalian
modal (Irawati, 2006). Dari pendapat tersebut, bisa dinyatakan bahwa leverage
dapat meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham. Nilai suatu perusahaan
selain diukur dari tinggi rendahnya harga jual saham di pasar, juga dapat diukur
dari tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas, yang
selanjutnya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor. Hal ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membagikan
laba yang diperoleh kepada para pemegang saham (pemilik perusahaan). Tingkat
profitabilitas tersebut dapat mencerminkan nilai dividen yang akan dibagikan
37
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
39
40
41
yang
dilakukan
oleh
Santika
dan
Ratnawati
(2002)
42
H2
Theory,
Bhattacarya
(1979)
mengemukakan
bahwa
(2013)
mengenai
Pengaruh
Profitabilitas,
Growth
43
: Profitabilitas
perusahaan.
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
nilai
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
4.2
Variabel Penelitian
45
(Sarwono dan Suhayati, 2010). Sruktur Modal (X1) adalah variabel eksogen
dari penelitian ini.
2) Variabel Endogen
Variabel endogen yang mencakup di dalam penelitian adalah variabel
perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara endogen adalah variabel
yang dipengaruhi dan mempengaruhi dalam suatu model diagram jalur, dalam
penelitian ini variabel perantara adalah Profitabilitas (X2), sedangkan variabel
tergantung/terikat yaitu variabel yang merupakan akibat dari variabel yang
mempengaruhi, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah Nilai
Perusahaan (Y) (Sarwono dan Suharyati, 2010).
4.2.2 Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel dalam penelitian in didefinisikan sebagai berikut:
1) Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan diukur dengan price book value (PBV) yang merupakan
rasio antara harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham pada
perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. Rasio
ini digunakan untuk menilai suatu ekuitas berdasarkan nilai bukunya. Satuan
pengukuran PBV adalah dalam rasio.
PBV
Ps
.................................................................................................. (4.1)
BVS
46
perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. Satuan
pengukuran DER adalah dalam rasio.
................................................... (4.2)
3) Profitabilitas (X2)
Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) yang merupakan rasio
antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri pada
perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. ROE
menunjukkan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh laba atas
ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Satuan pengukuran ROE
adalah dalam rasio.
....................................... (4.3)
4.3
47
48
sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang
dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
yang diterbitkan periode Tahun 2009-2013.
Tabel 4.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel
No.
Kriteria
Jumlah
1.
49
2.
12
3.
14
Jumlah Sampel
23
4.4
49
model berbasis konsep dan teori, didapat persamaan model sebagai berikut:
Persamaan Struktur :
X 2 b3 X1 e1 .............................................................................................. 4.5
Persamaan Sub Sturkutr 2 (pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan) :
Y b4 X1 e2 .............................................................................................. 4.6
Persamaan Sub Struktur 3 (pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan) :
50
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Pengujian
51
Tabel 4.2
Sampel Penelitian
No
Kode Perusahaan
Nama Perusahaan
ASRI
ELTY
BAPA
BSDE
CTRA
CTRP
CTRS
DART
DUTI
10
GMTD
11
DILD
12
JRPT
13
LAMI
14
LPCK
15
LPKR
16
MAMI
17
MDLN
18
PJAA
19
GPRA
20
PNSE
21
PUDP
22
RBMS
23
SMRA
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
115
.1
36.71
9.1376
7.56246
115
.11
5.84
1.1279
.97299
115
Sumber : Lampiran 4
Nilai perusahaan yang diukur dengan PBV (price book value) merupakan
rasio harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Nilai rata-rata
(mean) dari nilai perusahaan pada perusahaan sektor properti dan real estate di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012 sebesar 1.1279% dengan standar deviasi
sebesar 0.97299%, dengan nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata
53
54
menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan properti dan real estate di Bursa
Efek Indonesia yang menjadi sampel memiliki laba bersih yang lebih besar dari
modal sendiri mereka pada periode Tahun 2008-2012.
5.1.2 Uji Asumsi Klasik
Evaluasi terhadap pemenuhan uji asumsi klasik dalam penelitian perlu
dilakukan agar hasilnya dapat merepresentasikan keadaan sebenarnya. Asumsiasumsi klasik yang diuji adalah:
1) Uji Normalitas, uji normalitas dilakukan dengan dua cara, yaitu Normal PPlot dan Kolmogorov-Smirnov. Dari diagram Normal P-Plot (lampiran 5)
didapat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Tabel
Korgorov-Smirnov (Tabel 5. 2) didapat data Asymp. Sig. (2-tailed) untuk
masing-masing variabel di atas 0.05 sehingga model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Tabel 5.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal
Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most
Absolute
Extreme
Positive
Differences
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Struktur
Modal
115
.9384
Profitabilitas
115
9.1376
Nilai
Perusahaan
115
1.1279
.70236
.13
.13
-.103
.13
.096
7.56246
.125
.125
-.116
.125
.168
.97299
.16
.16
-.148
.16
.072
55
Gambar 5.1
3) Uji Autokorelasi, uji autokorelasi dilakukan dengan pendekatan DurbinWatson. Hasil nilai Durbin-Watson (Lampiran 8) dari model regresi ini
adalah sebesar 1.861, karena nilai Durbin-Watson berada diantara -2 sampai 2
maka tidak ada autokorelasi, sehingga uji autokorelasi terpenuhi.
56
Tabel 5.3
Hasil Durbin-Watson
Model Summaryb
Change Statistics
Mo
del
1
Sig. F Change
Durbin-Watson
.000
1.861
Tolerance
VIF
1 (Constant)
Struktur Modal
.887
1.127
Profitabilitas
.887
1.127
57
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
58
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun
2008-2012.
2) Uji Hipotesis Kedua
H2 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan sebesar 0.192 dengan signifikansi 0.001,
dengan signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka struktur modal mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dan koefisien beta yang
lebih besar dari 0 menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Hasil dari perhitungan ini menerima hipotesis
kedua yaitu struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun
2008-2012.
3) Uji Hipotesis Ketiga
H3 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan sebesar 0.576 dengan signifikansi
0.000, dengan signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka profitabilitas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dan koefisien
beta yang lebih besar dari 0 menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hasil dari perhitungan ini menerima
59
5.2
Pembahasan
60
61
dan kinerja perusahaan dari perbandingan jumlah utang dan ekuitas. Peningkatan
nilai perusahaan karena peningkatan jumlah utang (utang masih di bawah titik
optimalnya) disebabkan oleh manajemen perusahaan yang menggunakan utang
tersebut untuk ekspansi usaha dari perusahaan.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian oleh Masulis (1983); Santika
dan Ratnawati (2002); Soliha dan Taswan (2002); Chowdhury dan Chowdhury
(2010); dan Antwi et al. (2012) yang menyatakan bahwa struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
5.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis,
dapat
dijelaskan
bahwa
62
63
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek
Indonesia periode Tahun 2008-2012.
5.3
Implikasi Penelitian
1) Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini mendukung trade-off theory. Trade-off Theory
menyatakan bahwa penggunaan utang dapat mengurangi pajak dan mengurangi
biaya agensi yang dapat menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat. Inti
dari trade-off theory ialah dalam penentuan struktur modal adalah penyeimbangan
manfaat dan pengorbanan yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari penggunaan
utang, sejauh manfaat penggunaan utang masih lebih besar daripada pengorbanan
yang ditimbulkan maka utang masih diperkenankan, dan sebaliknya apabila
pengorbanan terhadap penggunaan utang lebih besar dari manfaatnya, maka
tambahan utang seharusnya tidak dilakukan. Hasil penelitian ini mendukung hasil
dari penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hartono (2001);
Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti et al. (2013).
Hasil penelitian ini juga mendukung Teori MM yang menyatakan bahwa
apabila struktur modal masih di bawah titik optimal maka setiap penambahan
utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena apabila struktur modal sudah
melampaui titik optimalnya maka setiap penambahan utang akan menurunkan
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian-penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Masulis (1983); Santika dan Ratnawati (2002);
Soliha dan Taswan (2002); Chowdhury dan Chowdhury (2010); dan Antwi et al.
(2012) yang menyatakan bahwa DER (debt to equity ratio) berpengaruh secara
64
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diwakilkan oleh PBV (price
book value).
Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini dijelaskan oleh Signalling
theory. Return on equity yang meningkat menjadi sinyal positif bagi para investor
akan prospek dari perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini
mendukung hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ben-Naceur
dan Goaied (2002); Suwarti (2004); Suharli (2006); Ghosh dan Ghosh (2008);
Chen dan Chen (2011); dan Hermuningsih (2013).
Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa utang yang dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan akan mampu memberikan pengaruh yang
lebih terhadap peningkatan nilai perusahaan, karena profitabilitas mampu
memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
2) Implikasi Praktis
Hasil penelitian menemukan bahwa struktur modal dengan variabel DER
(debt to equity ratio) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan yang diwakilkan oleh variabel PBV (price book value), sehingga
dapat dinyatakan bahwa peningkatan utang akan dapat meningkatkan PBV (price
book value) karena jumlah utang belum sampai pada titik optimalnya. Hasil
penelitian ini atas pengaruh struktur modal yang diwakilkan dengan DER (debt to
equity ratio) yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diwakilkan
oleh ROE (return on equity), menunjukkan bahwa peningkatan utang jangka
panjang yang belum mencapai titik optimalnya berarti akan menaikkan laba bersih
65
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Simpulan yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya adalah:
1) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan utang
yang dilakukan oleh perusahaan akan meningkatkan harga saham dari
perusahaan, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan
meningkat, ini dikarenakan utang pada perusahaan sampel masih berada di
bawah titik optimalnya.
2) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap terjadi
penambahan utang maka akan terjadi peningkatan pada pendapatan bersih
dari perusahaan, sehingga profitabilitas dari perusahaan juga akan ikut naik,
sesuai dengan Trade-off Theory dimana penggunaan utang dapat mengurangi
penghitungan pajak selain itu penggunaan utang juga dapat mengurangi biaya
agensi sehingga laba setelah pajaknya akan lebih besar yang menyebabkan
profitabilitas perusahaan meningkat.
3) Profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap terjadi
penambahan pendapatan bersih dari perusahaan maka profitabilitas akan
67
68
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia belum mencapai
titik optimal pada tingkat utangnya, sehingga dapat disarankan untuk
menambah proporsi utang perusahaan sampai pada tingkat tertentu (dibawah
titik optimal), karena penambahan utang akan dapat meningkatkan nilai
perusahaan secara signifikan. Peningkatan nilai perusahaan ini akan lebih
besar apabila utang dari perusahaan juga dapat meningkatkan profitabilitas
dari perusahaan, dengan catatan bahwa utang tidak melebihi titik optimalnya.
2) Penelitian mengenai variabel yang dapat meningkatkan nilai perusahaan
melalui sebuah atau lebih variabel intervening dapat dilakukan kembali.
Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas menjadi variabel
intervening pada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Pengembangan penelitian ini disarankan dengan menambahkan proksi
variabel profitabilitas atau menambahkan/mengganti variabel intervening
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, sebagai contoh variabel
kebijakan dividen.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
Chen, Li-Ju and Shun-Yu Chen. 2011. The Influence of Profitability on Firm
Value with Capital Structure as The Mediator and Firm Size and Industry
as Moderators. Investment Management and Financial Innovations,
Vol.8, Issue 3, pp. 121-129.
Chisti, K.A. et al. 2013. Impact of Capital Structure on Profitability of Listed
Companies (Evidence from India). The USV Annals of Economics and
Public Administration. Vol.13 Issue 1 2013. Pp. 187-191
Chowdhury, Anup dan S.P. Chowdhury. 2010. Impact of Capital Structure on
Firms Value: Evidence from Bangladesh. Business and Economic
Horizons. Vol.3. October 2010. pp. 111-122.
Driffeild, V., Mahambore, and S. Pal. 2007. How Does Ownership Structure
Affect Capital Structure and Firm Value?Recent Evidence From East
Asia. Journal Compilation 2007 European Bank for Reconstruction and
Development, Vol. 15 (3) 535-573.
Ekawati, Erni. 2004. Materi Pokok Manajemen Keuangan, Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, Jakarta.
Eli, Safrida. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
Fitri, M,. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan
Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan, Tesis, Program Pascasarjana
UNDIP, Semarang.
Ghosh, Saurabh dan Arijit Ghosh. 2008. Do Leverage, Dividend Policy and
Profitability Influence The Future Value of Firm? Evidence from India.
(online), (http://ssrn.com/abstract=1158251).
Ghozali, Iman. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gitosudarmo, Indriyono, dan M.M Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Gujarati, N. 2003. Basic Econometric, Edisi Keempat, McGraw Hill, Inc.
Harahap, Nakman. 2003. Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap
Profitabilitas pada Industri Pulp dan Paper yang Masuk Pasar Modal
Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
71
72
73
74
Lampiran 1
Tingkat Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Properti dan Real
Estate Periode Tahun 2008-2012
No
Perusahaan
2009
2010
2011
2012
0.49
0.97
2.39
2.95
2.49
0.32
0.83
0.70
0.40
0.26
1.63
0.65
2.17
1.19
1.05
0.50
2.10
2.57
2.08
1.84
0.30
1.58
1.06
1.07
1.43
0.25
0.45
0.78
0.84
0.93
0.22
0.69
0.88
0.88
2.01
1.34
0.84
0.72
0.55
0.79
0.82
0.51
1.41
0.93
1.09
0.16
0.14
0.13
0.39
0.29
11
1.10
1.72
1.23
0.70
0.88
12
1.11
1.63
2.35
3.18
3.84
13
0.56
0.58
1.08
0.91
0.79
14
0.30
0.31
0.49
1.52
2.03
15
3.08
1.81
1.91
1.62
2.11
16
0.15
0.15
0.19
0.20
0.20
17
0.15
0.37
0.67
0.62
1.79
18
0.64
0.84
1.29
1.36
0.96
19
2.06
0.80
0.72
0.77
0.63
20
1.17
1.05
1.57
1.50
1.74
21
0.11
0.32
0.42
0.54
0.51
0.30
0.22
0.24
0.22
0.33
0.68
2.25
3.47
4.77
5.84
10
22
75
Lampiran 2
Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) Sampel Perusahaan Properti dan Real
Estate Periode Tahun 2008-2012
No
Perusahaan
2008
2012
0.74
0.84
1.07
1.16
1.31
0.70
1.25
0.82
0.62
0.66
1.19
1.01
0.82
0.83
0.82
1.11
0.84
0.70
0.55
0.59
0.38
0.34
0.43
0.51
0.77
0.08
0.07
0.08
0.20
0.49
0.44
0.46
0.60
0.81
1.00
3.35
3.83
2.47
0.83
0.51
0.81
0.62
0.55
0.46
0.28
2.09
1.92
1.80
1.53
1.95
11
0.86
0.83
0.27
0.50
0.54
12
0.75
0.87
1.10
1.15
1.25
13
2.62
2.20
1.83
1.09
0.96
14
1.96
2.11
1.96
1.49
1.28
15
1.54
1.40
1.03
0.94
1.06
16
0.05
0.06
0.12
0.14
0.17
17
0.77
0.70
0.83
1.03
0.64
18
0.51
0.58
0.47
0.47
0.36
19
1.64
1.33
0.97
0.90
0.95
20
1.81
1.02
0.87
0.69
0.55
21
0.23
0.25
0.29
0.42
0.33
0.10
0.05
0.07
0.08
0.09
1.31
1.59
1.86
2.27
2.47
10
22
76
Lampiran 3
Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Properti dan Real
Estate Periode Tahun 2008-2012
No
Perusahaan
2008
2012
3.35
4.88
13.12
21.63
25.70
6.04
2.85
2.23
0.13
0.10
0.77
13.41
16.93
7.30
5.13
10.77
6.74
6.43
12.26
14.06
5.06
2.93
5.26
6.46
10.02
5.79
2.24
4.50
4.67
8.00
10.30
3.92
5.64
10.23
12.37
15.79
4.54
3.64
2.72
6.36
1.77
8.55
9.72
11.86
11.93
8.64
12.90
21.50
28.30
27.52
11
1.26
2.22
9.79
3.88
5.08
12
11.98
14.19
17.39
18.24
19.26
13
5.34
6.29
12.53
19.32
11.05
14
3.00
5.15
11.58
36.71
29.20
15
8.24
7.94
6.81
6.32
7.35
16
0.59
0.52
0.19
0.41
0.43
17
0.23
0.23
3.47
7.76
7.55
18
14.97
14.20
13.56
13.73
12.17
19
2.15
5.58
5.93
6.88
6.28
20
24.55
27.87
22.17
21.53
18.13
21
1.93
3.08
4.59
8.73
7.56
0.90
0.10
0.43
1.27
1.44
6.00
9.74
10.91
15.69
20.29
10
22
77
Lampiran 4
Dekripsi Statistik
Descriptive Statistics
N
Struktur
Modal
Profitabilitas
Nilai
Perusahaan
Valid N
(listwise)
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
115
.05
3.83
.9384
.70236
115
.10
36.71
9.1376
7.56246
115
.11
5.84
1.1279
.97299
115
78
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot Nilai Perusahaan Sampel
Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2008-2012
Lampiran 6
Variables
Method
. Enter
.113
R Square Change
Model Summary
Adjusted R
7.11546
Estimate
.105
Square
Removed
R Square
.113
Variables Entered
Variables Entered/Removed
Model
Struktur_Modal
1
a. All requested variables entered.
R
a
.336
Model
1
df1
Change Statistics
F Change
14.338
df2
113
Sig. F Change
.000
79
Model
1
734.091
ANOVA
Mean Square
1
51.201
df
734.091
113
Sum of Squares
5785.663
114
Regression
Residual
6519.753
1.117
Beta
F
14.338
.336
Coefficients
Standardized
Total
Coefficients
5.747
.954
Std. Error
(Constant)
3.613
Unstandardized Coefficients
Model
1
Struktur_Modal
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Sig.
b
.000
.000
Sig.
5.146
.000
3.786
80
Lampiran 7
Variables
Removed
R Square
.037
Method
. Enter
.037
R Square Change
Model Summary
Adjusted R
Estimate
.92986
Square
.031
Variables Entered
Variables Entered/Removed
Model
Struktur_Modal
1
a. All requested variables entered.
R
a
.192
Model
1
df1
Change Statistics
F Change
11.821
df2
113
Sig. F Change
.001
81
Model
1
1
.865
10.221
ANOVA
Mean Square
10.221
113
df
Regression
97.704
Sum of Squares
Residual
114
Total
a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal
.145
Beta
11.821
.192
Coefficients
Standardized
107.925
Coefficients
.728
.124
Std. Error
(Constant)
.426
Unstandardized Coefficients
Model
1
Struktur_Modal
Sig.
a
.001
5.016
.001
.000
Sig.
3.438
82
Lampiran 8
Variables
Removed
R Square
.327
Method
. Enter
.327
R Square Change
Model Summary
Adjusted R
Estimate
.88706
Square
.319
Variables Entered
Variables Entered/Removed
Model
Profitabilitas
1
a. All requested variables entered.
R
a
.576
Model
1
df1
Change Statistics
F Change
24.157
df2
113
Sig. F Change
.000
83
Model
1
19.008
ANOVA
1
.787
Mean Square
19.008
113
df
Regression
88.916
Sum of Squares
Residual
114
Total
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas
.130
Beta
.576
Coefficients
Standardized
107.925
Coefficients
.634
.011
Std. Error
(Constant)
.054
Unstandardized Coefficients
Model
1
Profitabilitas
Sig.
.000
24.157
.000
Sig.
4.877
.000
4.915
84
Variables Entered
Removed
Variables
R Square
.208
Method
. Enter
Adjusted R
.87385
Estimate
.193
Square
Variables Entered/Removed
Model
Profitabilitas,
a
1
Struktur_Modal
a. All requested variables entered.
R
a
.456
Model
1
Model Summary
R Square Change
.208
df1
Change Statistics
F Change
14.667
df2
112
Sig. F Change
.000
85
Durbin-Watson
1.861
Model
1
11.200
ANOVA
2
.764
Mean Square
22.399
112
df
Regression
85.525
114
Sum of Squares
Residual
107.925
Total
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur_Modal
Coefficients
Standardized
Coefficients
F
14.667
Sig.
a
.000
Collinearity Statistics
.003
.888
1.127
1.127
VIF
3.062
.037
.888
Tolerance
2.107
.000
Sig.
.152
.188
3.993
t
.464
.124
.357
Beta
(Constant)
.261
.012
Std. Error
Struktur_Modal
.046
Unstandardized Coefficients
Model
1
Profitabilitas
a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
86