Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Akhlak menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia, baik dalam posisinya
sebagai individu, anggota masyarakat maupun sebagai bangsa. Penguatan akhlak dinilai
strategis

untuk

mengatasi

problem

moral

ditengah

kompleksitas

kehidupan

bermasyarakat. Selain itu akhlak dapat menjadi barometer keshalehan seseorang di


hadapan Ilahi dan sesama, karenanya seseorang yang berakhlak akan mendapatkan
sebutan dari masyarakat sebagai orang shaleh.
Pembinaan akhlak dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia diperkuat oleh berbagai regulasi kependidikan berupa undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri, dan aturan lainnya. Dalam konteks ini, setiap
institusi pendidikan harus mampu melakukan pembinaan terhadap akhlak peserta
didiknya. Pembinaan akhlak melalui institusi pendidikan memiliki esensi bagi
terwujudnya kepribadian peserta didik sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Pembinaan akhlak yang dimaksud, yakni pembentukan karakter dan
perilaku terpuji peserta didik yang termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari yang
bersumber dari syara.
Islam memuji akhlak yang baik, menyerukan kaum muslimin untuk membinanya,
dan mengembangkannya di hati mereka. Islam menegaskan bahwa bukti keislaman ialah
akhlak yang baik. Selain itu puncak derajat kemanusiaan seseorang dinilai dari kualitas
akhlaknya. Maka tak heran jika kualitas keimananpun di ukur dari akhlak. Seluas apapun
kadar keilmuan seseorang tentang Islam, sehebat apapun dirinya ketika melakukan
ibadah, atau sekencang apapun pengaduannya tentang kuatnya keimanan yang dimiliki,
semua itu tidak bisa memberi jaminan. Tetap saja, alat ukur yang paling akurat untuk
menilai kemuliaan seseorang adalah kualitas akhlaknya (Gymnastiar, 2002: 5).
Secara umum kedudukan akhlak adalah universal. Nilai-nilai standar tentang akhlak
sudah di hujamkan oleh Allah Swt. Kedalam jiwa manusia sejak mereka lahir.
Sebagaimana Firman Allah Swt:
Artinya : Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya
(QS. al-Syams: 8).

Akhlak dalam Islam tidak

semata

didasarkan

pertimbangan-pertimbangan

kemanusiaan. Lebih dari itu akhlak adalah ibadah yang mesti didasarkan atas semangat
penghambaan kepada Allah Ta'ala. Seorang muslim menjadikan akhlaknya sebagai
sarana mendekatkan diri pada Allah. Dia mengerjakan itu semua bukan didasarkan atas
motivasi ingin mencari pamrih, pujian atau kebanggaan. Akhlak adalah rangkaian amal
kebajikan yang diharapkan akan mencukupi untuk menjadi bekal ke negeri akhirat nanti
(Gymnastiar, 2002: 6). Namun demikian untuk memiliki akhlak yang mulia perlu adanya
bimbingan secara khusus.
1.2. Maksud dan tujuan
a. Maksud
Maksud dari makalah ini adalah mengetahui lebih dalam mengenai akhlak terutama
pada pokok bahasan Akhlak baik sebagai azas \kebahagiaan dan akhak buruk sebagai
pangkal kesengsaraan.
b. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah mampu memahami dan menjelaskan dengan baik
mengenai pokok bahasan Akhlak Baik Sebagai Azas Kebahagiaan dan Akhlak Buruk
Sebagai Azas Kesengsaraan .
1.3.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah Bagaimana akhlak baik
sebagai azas kebahagiaan dan akhlak buruk sebagai pangkal kesengsaraan.

BAB II

DASAR TEORI
2.1.

Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaqun yang merupakan bentukjamak dari
khuluqun, atau akhlak juga berarti budi pekerti, tabiaat atau tingkah laku,
watak,dan perangai.
Ada

dua

pendekatan

untuk

mendefenisikan

akhlak,

yaitu

pendekatan

linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari


bahasa arab yakni khuluqun

yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian


denga perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq yang
berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak
timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan
makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.
Secara terminologi kata "budi pekerti" yang terdiri dari kata budi dan pekerti. Budi
adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh
pemikiran, rasio atau character. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena
didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan
dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia.
Sedangkan secara terminologi akhlak suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang
akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal/pikiran. Menurut Al Ghazali
akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan
mudah tanpa banyak pertimbangan lagi.
Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang
tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa
merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari
Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat
melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
a. Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan
dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.

c. Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak
adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang
bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan
manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
d. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesunggunya, bukan main-main atau karena bersandiwara
e. Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang
baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah,
bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Disini kita harus bisa membedakan antara ilmu akhlak dangan akhlak itu sendiri.
Ilmu akhlak adalah ilmunya yang hanya bersifat teoritis, sedangkan akhlak lebih kepada
yang bersifat praktis.
Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir perbuatan-perbuatan baik dan terpuji
menurut rasio dan syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik. Sedangkan
jika yang terlahir adalah perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan
dengan akhlak yang buruk.
Al-khuluq adalah suatu sifat jiwa dan gambaran batinnya. Dan sebagaimana halnya
keindahan bentuk lahir manusia secara mutlak tak dapat terwujud hanya dengan
keindahan dua mata, dengan tanpa hidung, mulut dan pipi. Sebaliknya, semua unsur tadi
harus indah sehingga terwujudlah keindahan lahir manusia itu.
Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a) Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati yang menimbulkan
kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran tanpa
pertimbangan.
b) Menurut Abdul Karim Zaidan, nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga
seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian memilih melakukan
atau meninggalkan perbuatan tersebut.
c) Menurut Ahmad Amin ialah membiasakan kehendak. Ini berari bahwa kehendak itu
apabila dibiasakan terhadap maka kebiasan itu akan dapat membentuk akhlak.
d) Menurut Ibnu Maskawaih, akhlah adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).

Jadi, ilmu akhlak ialah ilmu yang berusaha untuk mengenal tingkah laku manusia
kemudian memberi hukum/nilai kepada perbuatab itu bahwa ia baik atau buruk sesuai
dengan norma-norma akhlak dan tata susila.
2.2.

Tujuan Akhlak
Tujuan mendasar Rasulullah sejak kenabian secara tegas dijelaskan dan al-Quran
senantiasa mengabadikan Akhlak Rasulullah dalam ayat:
Artinya: Sesungguhnya kamu memiliki Akhlak mulia
Hal ini menunjukkan peran penting Akhlak dalam islam. Ukuran Akhlak dalam Islam
adalah: Keimanan, Ketakwaan yang dibangun dari empat pondasi, yakni :

1.
2.
3.
4.

Niat yang baik


Hati yang bersih terhadap segala hal
Baik dalam perkataan dengan semua masyarakat baik kawan maupun lawan
Perilaku yang baik terhadap seluruh makhluk
Al-Imam al-Gholayain berkata, Jadilah kalian orang yang mau membantu orang lain,

pasti orang lain pun akan membantu padamu. Gemarlah berbuat baik pada orang lain,
sudah tentu orang lain juga gemar berbuat baik kepadamu. Tolong menolong adalah
salah satu persoalan yang harus dilakukan oleh setiap orang secara timbal balik. sedikit
sekali rasanya, orang yang tidak menginginkan kamu mendapatkan kebagiaan, dan
sedikit pula orang yang tidak mau memberikan bantuan kepadamu, jika mereka telah
mengetahui, bahwa kamu merasa senang apabila melihat orang lain bahagia dan kalian
cepat-cepat memberikan pertolongan kepada orang lain, kecuali orang yang bejat
akhlaknya dan rendah pendidikannya. orang-orang seperti ini, termasuk orang yang tidak
tahu cara membalas budi kepada orang lain, yang telah berbuat baik untuknya.
karenanya, masyarakat tidak akan sudi membantu atau menolong orang-orang seperti itu
dan tidak akan memandang sebagai orang yang patut dihormati.
Sering kali golongan orang-orang yang tidak tahu cara balas jasa dan budi baik
orang lain, itu datang karena terdorong oleh kebejatan akhlaknya, hingga tega membalas
kebaikan dengan kejahatan, menukarkan sesuatu yang hina miliknya dengan sesuatu
yang baik milik orang lain. Barang siapa yang melakukan perangai yang buruk seperti
itu, maka dia termasuk orang yang harus selalu diwaspadai, termasuk dalam peringatan:
" Berhati-hatilah terhadap kejahatan orang-orang yang telah menerima kebaikan".
Tatakrama/akhlak bertumpu pada dua pondasi antara lain :

1.

Tatakrama individu yang berkaitan dengan hak individu seperti tatakrama makan,
minum, berpakaian, tidur, bepergian, ketika sehat maupun sakit dan lainnya yang
memiliki aturan khusus dan sangat personal. Seluruh aturan tersebut bertujuan untuk
membawa manusia pada kebahagiaan dan menjauhkan dari kesulitan serta berbagai
penyakit masyarakat.
Tatakrama sosial yang berkaitan dengan hak social manusia seperti tatakrama

2.

berhubungan dengan ibu dan Bapak, istri dan anak, kerabat, guru dan murid, teman
dan tetangga serta seluruh lapisan masyarakat.
Penerapan tatakrama ini menjadi jaminan keamanan, melindungi ketenteraman,

3.

kebahagiaan dan keselamatan semua manusia. Pada kenyataannya, agama merupakan


seluruh aturan yang berdasarkan akhlak / tatakrama terbaik. Ajaran islam seluruhnya
bersandar pada pondasi keutamaan akhlak.
Adapun yang menjadi sasaran bidik akhlak adalah prilaku manusia, yang ini berarti
terkait dengan persoalan lahiriah, namun begitu karena prilaku ini terkait dengan
persoalan batiniah. Maka akhlak pun mengarahkan perhatiannya pada persoalan batin.
2.3.

DASAR-DASAR AKHLAK
Ada tiga materi pengetahuan dalam ajaran Islam, ketiga materi yang sangat asasi tersebut
biasa disebut dengan rukun agama, yaitu :

Islam/Syariah
Iman/Akidah
Ihsan/Akhlak dan Tasawuf
Pengetahuan tentang Islam biasa disebut Syariah/Ibadah, kemudian tentang

keimanan/akidah yaitu pengetahuan yang membicarakan tentang keyakinan, kepercayaan


atau keimanan seseorang kepada Allah SWT, dan yang terakhir adalah membicarakan
tentang bagaimana seseorang bersikap secara jiwa maupun fisik di hadapan kebesaran
Allah SWT. Secara umum materi ini masuk kategori akhlak atau ihsan.
Maksud dari dasar-dasar akhlak disini sesuatu yang menjadi penentu standar ukuran
baik atau buruk atas prilaku seseorang, dan sesuatu itu adalah al-Qur`an, hadits, dan
prilaku-prilaku yang telah dicontohkan dari hamba-hamba Allah yang shalihin.
Maka bahwasannya orang-orang yang mempunyai ilmu yang tinggi tentu sepatutnya
harus dilandasi oleh akhlak yang mulia, yang mana hal ini seperti keterangan dalam al-

Quran yang menerangkan para Nabi yang mempunyai ilmu tinggi. Sabda Allah SWT
dalam al-Qur`an surat Shaad :
Artinya : dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai
perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya
Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka)
akhlak yang Tinggi Yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri
akhirat. (Shaad : 45-46)
2.4.
1.

PEMBAGIAN AKHLAK
Akhlak Terpuji
Akhlak yang terpuji tentulah akan membuat keadaan disekitarnya menjadi
tentram yang mana menjadi asas menuju kebahagiaan. Islam mengajarkan bahwa
manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak mendatangkan
kebaikan kepada orang lain. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Qadla'ie dari
jabir, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : Sebaik-baik manusia ialah orang yang banyak manfaatnya (kebaikannya)
kepada manusia lainnya.
Kesadaran untuk berbuat baik sebanyak mungkin kepada oang lain ini melahirkan
sikap dasar untuk mewujudkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam
hubungannya antar manusia, baik pribadi maupun masyarakat lingkungannya. Pada
hakikatnya orang yang berbuat baik atau jahat terhadap orang lain adalah untuk
dirinya sendiri. Mengapa orang lain senang berbuat baik kepada kita, karena kita telah
berbuat baik kepadanya, Allah SWT berfirman:
Artinya: jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri".(QS. alIsr' : 7).
Dengan mengetahui sesuatu yang bernilai baik, maka kita akan mudah
mengetahui yang buruk. Akhlak yang baik atau terpuji itu ada beberapa macam
bentuknya, antara lain:

al-Rahmn, yaitu belas kasihan dan lemah lembut


al-Afwu, yaitu pemaaf dan mau bermusyawarah.
al-Amnah, yaitu terpercaya dan mampu menepati janji.
Anisatun, yaitu manis muka dan tidak sombong.
Khusyu' dan Tadharru, yaitu tekun , tidak lalai, dan merendahkan diri di hadapan
Allah Swt.

al-Hay', yaitu sifat malu.


al-Ikhwn dan al-Ishlh, yaitu persaudaraan atau perdamaian.
al-Shlihat, yaitu berbuat baik atau beramal shaleh.
al-Shabru,yaitu sabar. Khususnya sabar dalam tiga hal. Yang pertama sabar dalam
beribadah dan beramal. Kedua sabar untuk tidak melakukan maksiat.Ketiga sabar

ketika tertimpa musibah dan malapetaka.


al-Tawun, yaitu tolong menolong.

Demikian sebagian akhlak terpuji yang tercantum dalam Al-Quran. Sebenarnya


masih banyak lagi sifat baik yang terdapat dalam Al-Quran maupun hadits.
2.

Akhlak Tercela
Akhlak tercela/buruk secara khusus menjadi musuh islam yang utama, dan
tentunya juga bagi semua orang. Karena itu dalam Islam sendiri telah dinyatakan oleh
baginda Rasulullah SAW bahwasannya beliau diutus hanya untuk menyempurnakan
akhlak.
Karena misi Islam pertama-tama adalah untuk membimbing manusia berakhlak
mulia, maka setiap pelanggaran akhlak akan mendapat sanksi atau siksa dari Tuhan.
Dengan kata lain, setiap perbuatan buruk akan berakibat kesengsaraan bagi si pembuat
sendiri dan bagi masyarakatnya. Banyak ceritera yang diterangkan Allah SWT dalam
kitab suci al-Qur'n tentang binasanya/celakanya orang dahulu, yaitu akibat dari
kemaksiatan atau keburukan akhlak mereka. Ceritera seperti ini tentu dimaksudkan
untuk dijadikan 'ibrah yang perlu diperhatikan oleh orang-orang yang dating
kemudian.
Di dalam surah ar-Rm ayat 41 Allah SWT berfirman:
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".
(QS. ar-Rm: 41)
Firman-Nya dalam surah al-Humazah ayat 1 :
Artinya: kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela", (QS. al-Humazah :1)
Rasulullah SAW pernah mengatakan dalam sabdanya :

Artinya : bahwasannya telah binasa mereka yang sebelum kamu, karena apabila
orang-orang bangsawan mereka mencuri, mereka tidak diapa-apakan
(tidak diambil tindakan untuk dihukum), tetapi apabila mencuri orangorang yang lemah, barulah mereka diambil tindakan". (H.R. Bukhari).
Jadi akhlak yang buruk sebenarnya bukan saja berakibat buruk kepada si pelaku
sendiri, tetapi juga akan merusak keharmonisan dan kedamaian dalam masyarakat.
Sebagai contoh, salah satu sifat yang tercela/buruk "dusta". Sifat ini akan membawa
kerusakan bagi pribadi orang yang berdusta dan juga pada masyarakatnya.
Berikut merupakan macam macam akhlak tercela (madzmumah), yaitu :

al-Nanah, yaitu sifat egois atau hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli

dengan orang lain.


al-Bukhlu, yaitu kikir.
al-Buthn, yaitu suka berdusta.
al-Khiynat, yaitu tidak menepati janji.
al-Jubn, yaitu pengecut.
al-Ghbah, yaitu menggunjing atau mengumpat atau menceritakan kejelekan orang

lain kepada orang lain.


al-Hasd, yaitu dengki.
Dengki atau hasud adalah perbuatan seseorang berefek negative (bahkan merusak)

terhadap orang lain.


al-Ifsd, yaitu berbuat kerusakan. Seseorang mempunyai sifat merusak biasanya

untuk mencapai kepentingan pribadinya dan tidak menghiraukan akibatnya.


al-Isyrf, yaitu berlebih lebihan.
al-Zhulmu, yaitu berbuat aniaya.
al-Fawhisyi, yaitu berbuat dosa bersar.
Dan masih banyak lagi akhlak tercela yang terdapat dalam Al-Quran dan

hadits.Kita sebaiknya berusaha sekuat tenaga untuk memiliki akhlak yang terpuji dan
menjauhi akhlak yang tercela sehingga bisa seiring dan sejalan dengan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Kita pun lalu bisa menjadi insan kamil atau
manusia seutuhnya.
Sehubungan dengan pembagian akhlak, kita juga harus mengetahui tentang
pengetahuan yang berhubungan dengan akhlak (ilmu akhlak), juga korelasikorelasinya.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Akhlak Baik Sebagai Azas Kebahagiaan
Dalam islam telah dijelaskan bahwa manusia yang paling adalah manusia yang
paling banyak mendatangkan kebaikan kepada orang lain. Menurut hadist yang
diriwayatkan . Rasulullah SAW besabda :


Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain
Hadist di atas menunjukan bahwa Rasullullah menganjurkan umat islam selalau
berbuat baik terhadap orang lain dan mahluk yang lain. Hal ini menjadi indikator
bagaimana menjadi mukmin yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan
oleh kemanfataannya pada yang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah
sebaliknya menjadi parasit buat yang lainnya.
Setiap perbuatan maka akan kembali kepada orang yang berbuat. Seperti kita
Memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan
diri kita sendiri dan juga sebaliknya. Allah Jalla wa Alaa berfirman:

Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri
(QS. Al-Isra:7)
Pada hakekatnya orang yang berbuat baik atau berbuat jahat terhadap orang lain
adalah untuk diri mereka sendiri. Mengapa orang lain berbuat baik kepada kita ?, karena
kita lebih dulu berbuat baik kepada orang tersebut.
Firman Allah SWT QS. Al Isra ayat 7
Artinya : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi kamu sendiri, dan apabila
hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang orang lain)
untuk menyuramkan muka muka kamu dan mereka masuk kedalam masjid,
sebagaimana musuh musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al
Isra : 7)
Ketinggian budi pekerti seseorang menjadikan dirinya dapat melaksanakan
kewajiban dan pekerjaan dengan baik dan sempurna, maka itu akan membuat seseorang
itu hidup bahagia. Sebaliknya apabila manusia mempunyai tabiat yang buruk, yang suka

berburuk sangka kepada orang lain, maka hal itu menjadi pertanda hidup seseorang itu
mulai resah, karena tidak adanya keserasian dan keharmonisan dalam pergaulannya.
Pelajaran akhlak bertujuan mengetahui perbedaan perangai manusia yang baik dan
buruk, agar manusia dapat memegang teguh sifat sifat yang baik dan menjauhkan dari
yang buruk sehingga terciptalah tata tertib dalam pergaulan dalam masyarakat, dimana
tidak ada sifat saling membenci.
Untuk menciptakan atau mencapai kebahagiaan individu dan sosial, usaha itu
berawal dari diri pribadi seseorang, bagaimana sikap dan tingkah laku dari individu itu
sendiri, apabila sikap seseorang itu baik, dan bertingkah laku mulia dan bagaimana
individu itu melakukan kewajiban terhadap dirinya, individu mempunyai kewajiban
terhadap dirinya sendiri (al mas uliyah asy syaikhsiyah) dan kewajiban terhadap
masyarakat (al mas uliyah al ijtimaiyah), dimana kewajiban terhadap diri sendiri itu
diantaranya memelihara diridengan baik, agar diri kita mampu untuk berbuat baik,
melengkapi segala segala kebutuhan diri pribadi, dan kewajiban terhadap masyarakat
diantaranya menciptakan kebaikan dan keselamatan bagi masyarakat dan bertanggung
jawab atas perbuatan yang dilakukan ditengah masyarakat.
Namun, kadang orang lalai dalam melihat dirinya, hingga tidak jarang dia tergelincir
ke lembah kehinaan yang sangat merugikan dirinya dan orang lain, Allah SWT telah
menjelaskan dalam al quran, bahwa manusia semuanya berada dalam kerugian, kecuali
orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan saling sehat
menasehatidalam kesabaran
Jika hal tersebut mampu diterapkan pada diri setiap pribadi, hingga menjadi tabiat
dalam masyarakat dan bangsa, Insya Allah masyarakat dan bangsa itu kan hidup terang,
damai dan sejahtera.

3.2. Akhlak Buruk Sebagai pangkal Kesengsaraan


Akhlak buruk merupakan musuh islam yang utama, karena misi utama islam
adalah membimbing manusia berakhlak buruk dan akan diberikan sanksi oleh Allah
SWT atas apa yang sudah dilakukan didunia.
Sabda Nabi Muhammad SAW.

Artinya : Bahwasanya aku diutus Allah, unntuk menyempurnakan seluruh (budi


pekerti) .(HR. Ahmad)
Firman Allah surat Ar Ruum ayar 41
Artinya : Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka, sebahagian dari
perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(HR. Bukhari
dan Muslim)
Pertama sekali yang sangat diperhatikan islam adalah perjalanan hidup yang disertai
hawa nafsu, sebab kalau seseorang memperturutkan hawa nafsunya. Maka ia tidak
menghindarkan dirinya dari tabiatnya, dia akan cenderung kepada keburukan yang dapat
menyesatkan dirinya.
Apabila hawa nafsu telah merajalela dan mengganas, hal itu akan menjerumuskan
seseorang kepada tempat yang hina, maka kesengsaraan akan menimpa dirinya.Al
Quran telah menjelaskan bahwa manusia itudiciptakan sebagai makhluk yang lemah,
penuh bimbang dan mementingkan diri sendiri. Firman Allah QS. Al Maarij ayat (1929)
Artinya : 19. Sesungguhnya manusia diciptakan besifat keluh kesah
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir
22. Kecuali orang yang mengerjakan shalat
23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya
24. Dan orang orang yang dala hartanya tersedia bagian tertentu
25. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa apa
(yang tidak mau meminta)
26. Dan orang orang yang mempercayai hari pembalasan
27. Dan orang orang yang takut terhadap azab Tuhannya
28. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari
kedatangannya)
29. Dan orang orang yang memelihara kemaluannya (QS. Al Maarij 19-29)
Apabila watak buruk itu berjalan terustanpa ada perubahan, maka suatu saat akan
membentuk perilaku yang sulit untuk dirubah.

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan

Akhlak terpuji merupakan akhlak yang akan mendatangkan kebahagiaan karena sedikit
apapun kebaikan yang kita lakukan di dunia aan mendapat balasan dari Allah SWT
berupa pahala.
Akhlak buruk merupakan akhlak yang akan mendatangkan kesengsaraan karena akhlak
buruk hanya mendatangkan kemudaratan dan kita akan mendapatkan azab atas setiap
perbuatan buruk yang kita lakukan
4.2.

Saran
Sebagai manusia hendaknya kita menanamkan akhlak baik kedalam diri karena akhlak
baik akn mendatangkan kebaikan bukan hanya untk diri kita namun juga untuk orang
lain yang ada disekitar kita

Você também pode gostar

  • Lingkungan Pengendapan Delta
    Lingkungan Pengendapan Delta
    Documento31 páginas
    Lingkungan Pengendapan Delta
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Batuan Beku Ekstrusif
    Batuan Beku Ekstrusif
    Documento2 páginas
    Batuan Beku Ekstrusif
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Agama 1
    Tugas Agama 1
    Documento6 páginas
    Tugas Agama 1
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Tuff
    Tuff
    Documento1 página
    Tuff
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Bab V
    Bab V
    Documento2 páginas
    Bab V
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento1 página
    Daftar Isi
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar Agama
    Kata Pengantar Agama
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar Agama
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento1 página
    Daftar Isi
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kuliah Lapangan Petrologi
    Laporan Kuliah Lapangan Petrologi
    Documento37 páginas
    Laporan Kuliah Lapangan Petrologi
    Afdal Zikri
    Ainda não há avaliações