Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.4.Kapasitas Produksi
Dengan melihat data import metil etil keton dan untuk mengimbangi kebutuhan
metil etil keton dalam negeri kapasitas produksi pada rancangan pabrik ini dapat
diperkirakan sebesar 20000 ton/tahun.
1.5.Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menunjang berkembangnya sebuah perusahaan yang akan didirikan. Pada industri
metil etil keton bahan baku kebanyakan bahan baku di import dari luar negeri oleh
sebab itu lokasi pabrik lebih baik di dekat daerah pelabuhan, agar memperlancar
distribusi bahan baku dan produk. Pembuatan pabrik ini direncanakan di daerah
Cilegon tepatnya di Anyer. Daerah ini dinilai sangat strategis berdasarkan beberapa
faktor:
1.Proses pendistribusian bahan baku serta hasil produksi menjadi lebih mudah,
karena dekat dengan
pintu tol kearah Cilegon, Tanggerang dan Banten.
2.Daerah Anyer merupakan salah satu kawasan industri yang juga dekat dengan
kawasan industri lainnya. 3.Dekat dengan pelabuhan Merak untuk pendistribusian
bahan baku yang berasal dari luar maupun dalam
negeri.
industri cat (surface coating), magnetic tape, paint remover, perekat, cairan
pembersih minyak pelumas, organic sintesis seperti cellulose nitrate, ethyl
cellulose, vinyl cholrida, vinyl acetate dan sebagainya. Metil etil keton berfungsi
sebagai dewaxing agent dalam proses pemurnian minyak pelumas, campuran yang
mengandung 40 % metil etil keton dan 60 % benzena mirip cairan lilin. Metil etil
keton berperan sebagai pengendap dan benzena berperan sebagai pelarut minyak,
kelarutan yang rendah dapat mempercepat penyaringan. Larutan metil etil keton
dapat digunakan juga sebagai pembasmi serangga, jamur dan bakteri. Proses
pembuatannya dapat dilakukan dengan mencampur metil etil keton dengan
hidrokabon yang berasal dari proses khlorinasi Metil etil keton sebagai pelarut zat
warna biasanya digunakan dalam percetakan dengan menggunakan derivat
selulosa. Pada bahan wol sejumlah metil etil keton dapat menghilangkan minyak
dan lemak sebelum proses pewarnaan dilakukan.
2.1.1 Reduksi Metil Etil Keton
Metil etil keton bisa direduksi atau dihidrogenasi oleh sekunder butil alkohol
atau disebut juga 2-butanol dengan menggunakan osmium, platinum oksida, nikelkobalt-alumunium ataupun nikel dengan katalis. Bahan baku Pada perancangan
pabrik metil etil keton dipilih metode proses dehidrogenasi 2-butanol dengan bahan
baku 2-butanol dan katalis ZnO. Ketersediaan bahan baku 2-butanol diimpor dari
luar negeri dan dalam negeri. Untuk dalam negeri 2-butanol tidak banyak yang
memproduksi. 2-Butanol merupakan cairan jernih yang tidak berwarna dan sedikit
larut dalam air. Pembuatan 2-butanol dilakukan dengan proses 1 langkah (single
step process) yaitu penambahan langsung resin ion exchange asam sebagai katalis
ke dalam n-butane pada suhu 150 C 160 C dan tekanan 70 bar yang memberikan
konversi sebesar 99 %. Hampir seluruh produksi 2-butanol pada proses ini
terkonversi menjadi metil etil keton.
yang menggambarkan pembentukan aldehid dan alkohol primer atau keton dari
alkohol sekunder. Senyawa yang mengandung atom hidrogen dapat
didehidrogenasi, namun biasanya proses dehidrogenasi pada senyawa hidrokarbon
alifatik. Reaksi dehidrogenasi merupakan reaksi endotermis dimana panas reaksi
ditambahkan melalui pipa-pipa.
3.2 Deskripsi Proses
Deskripsi proses dari proses dehidrogenasi 2-butanol meliputi beberapa tahap
yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap reaksi dan tahap pemisahan.
1.Persiapan Bahan Baku Tahap persiapan bahan baku dimaksudkan untuk
menguapkan 2-butanol dalam vaporizer yang diopersikan pada tekanan 1 atm.
Bahan baku 2-butanol cair yang disimpan pada kondisi kamar dari tangki
penyimpanan dialirkan dengan menggunakan pompa ke penukar panas, untuk
pemanasan awal sampai suhu 100 C. Kemudian dilanjutkan ke vaporizer yang akan
mengalami perubahan fasa cair ke fasa uap.
2.Tahap Reaksi Tahap reaksi melalui dehidrogenasi 2-butanol sehingga diperoleh 2butanon dalam rekator fixed bed. Reaktor ini bekerja secar isotermal non adiabatis.
Reaktan dalam reaktor akan melewati pipa-pipa yang berisi katalis ZnO,
berlangsung dalam tube pada suhu 450 C dan menggunakan tekanan 3 atm. Reaksi
dehidrogenasi berlangsung secara endotermik sehingga dibutuhkan panas yang
berasal dari gas nyala atau fuel gas.
3.Tahap Pemisahan Tujuan dari tahap ini adalah untuk memisahkan campuran
produk yang keluar dari reaktor berupa metil etil keton dan hidrogen melalui kolom
distilasi, sehingga dapat dihasilkan produk dengan kemurnian tertentu. Gas yang
keluar dari reaktor berupa campuran secondary butyl alcohol yang tidak
terkonversi, metil etil keton, hidrogen dan sebagian kecil uap air. Sebelum
melakukan tahap pemisahan campuran gas tersebut didinginkan dalam pendingin
(cooler).