Você está na página 1de 3

1.

Pengertian Asersi
Asersi (pernyataan) memuat penegasan tentang sesuatu atau realitas. Pada umumnya asersi
dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Beberapa contoh asersi, antara lain :
Manusia adalah makhluk sosial.
Beberapa obat batuk menyebabkan kantuk.
Laporan keuangan berguna dalam pengambilan keputusan.
Laporan arus kas bermanfaat bagi investor dan kreditor.
Beberapa asersi mengandung pengkuantifikasi yaitu semua (all), tidak ada (no), dan beberapa
(some). Asersi yang memuat pengkuantifikasi semua dan tidak ada merupakan asersi
universal, sedangkan yang memuat penguantifikasi beberapa merupakan asersi spesifik.
Pengkuantifikasi diperlukan untuk menentukan ketermasukan (inclusiveness) atau
keuniversalan asersi. Tanpa adanya pengkuantifikasian, maka sulit untuk mengintepretasikan
maksud dari asersi tersebut.
Dalam penulisan, asersi ada yang disajikan berdasarkan makna (meaning). Asersi yang
disajikan berdasarkan makna biasanya cenderung akan salah diinterpretasikan dikarenakan
keterbatasan bahasa dan sudut pandang, sehingga dapat mengganggu evaluasi argumen. Oleh
karena itu, biasanya asersi lebih baik dinyatakan dalam bentuk struktur atau bentuk (form).
Contoh penyajian asersi berdasar makna:
Semua dosen adalah pendidik.
Berdasar makna, orang akan lebih melihat makna asersi daripada bentuknya.
Contoh penyajian asersi berdasar bentuk:
Semua A adalah B. Apabila berdasar bentuk, A atau B dapat kita ganti dengan apapun,
sehingga asersi itu tidak akan terpengaruh dari segi makna dan realitas sebenarnya.
Asersi juga dapat disajikan dalam bentuk diagram. Dengan menampilkannya dalam bentuk
diagram maka akan dapat terlihat jelas hubungan antara kelas (himpunan) objek yang satu
dengan yang lainnya.
a. Hubungan Inklusi
Semua A adalah B
Tidak semua B adalah A

B
A

b. Hubungan Eksklusi

Tidak satupun A adalah B


Tidak satupun B adalah A

c. Hubungan Saling Isi (Overlaping)


Beberapa B adalah A
Beberapa A adalah B

2. Asersi untuk Evaluasi Istilah


Penyajian asersi dalam bentuk diagram dapat digunakan untuk mengevaluasi ketepatan
makna dari suatu istilah. Sebagai contoh, istilah round blue table, jelas tidak dapat
diterjemahkan sebagai meja bundar biru atau bundar meja biru. Kesalahan tersebut
dapat terjadi dikarenakan tidak ditaatinya kaidah diterangkan-menerangkan (DM) dalam
bahasa Indonesia, sedangkan didalam bahasa inggris menggunakan kaidah menerangkanditerangkan (MD). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini untuk
menginterpretasikan istilah round blue table.

meja bundar biru (blue


round table)

meja biru bundar (round


blue table)

Dari gambar diatas jelas terdapat perbedaan yang signifikan didalam pengintepretasian
istilah round blue table, terbukti bahwa istilah tersebut bermakna meja biru bundar
bukan meja budar biru. Penyimpangan makna dari suatu asersi mengindikasikan suatu
argumen atau penalaran dalam mengartikan suatu istilah asing terkadang tidak valid atau
berbeda-beda.
3. Jenis Asersi
Asersi dapat diklasifikasikan menjadi asumsi (assumption), hipotesis (hypothesis), dan
pernyataan fakta (statement of fact).
Asumsi adalah asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan
atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang
orang bersedia untuk menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi atau debat.
Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak diketahui tetapi diyakini
bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya. Untuk disebut sebagai hipotesis,
suatu asersi juga harus mengandung kemungkinan salah. Apabila tidak ada
kemungkinan salah, suatu asersi akan menjadi pernyataan fakta. Hipotesis biasanya
diajukan dalam rangka pengujian teori. Teori yang kuat atau yang menyakinkan
adalah teori yang tidak hanya dapat dibuktikan salah (falsifiability), tetapi juga yang
tegar atau bertahan terhadap upaya untuk membuktikan salah (to disprove).
Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti tentang kebenarannya diyakini sangat kuat
atau bahkan tidak dapat dibantah. Contohnya: semua orang akan mati, satu jam sama
dengan 60 menit, bumi berotasi pada porosnya dan berevolusi mengelilingi matahari,
Indonesia hanya memiliki dua musim dan lain-lain.
4. Fungsi Asersi
Asersi memegang fungsi yang sangat penting dalam pembentukan argumen, yaitu dapat
berfungsi sebagai premis dan konklusi. Premis adalah asersi yang digunakan untuk
mendukung konklusi. Konklusi adalah asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi.
Konklusi dari suatu argumen dapat menjadi premis dalam argumen yang lainnya.
Prinsip yang dipakai adalah suatu kredibilitas konklusi tidak dapat melebihi kredibilitas
terendah premis-premis yang digunakan untuk menurunkan konklusi. Artinya, kalau
konklusi diturunkan dari serangkaian premis yang salah satu merupakan pernyataan fakta
dan yang lain hipotesis, maka konklusi tidak dapat dipandang sebagai pernyataan fakta,
paling tinggi hanya sebatas hipotesis.
Sumber:
Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi III).
Yogyakarta: BPFE.

Você também pode gostar