Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Putri Prastiti Mubarokah
P07120213042
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA TAK TERINCI
PADA TN.A DENGAN PRILAKU KEKERASAN
DI WISMA GATOTKACA RSJ.GRHASIA
Diajukan untuk disetujui pada :
Hari
Tanggal :
Tempat :
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Akademik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
b. Gejala negatif
1) Alam perasaan: tumpul atau datar
2) Menarik diri
3) Kontak emosional amat miskin atau pendiam
4) Pasif, apatis
5) Sulit dalam berpikir abstrak
6) Pola pikir sterotipy
Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik
kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut juga gaduh
gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu
stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2009).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan dimana hal
tersebut untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif (Stuart & Sundeen, 2005).
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Fitria, 2010).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan
untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak
menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008).
Jadi, perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan individu yang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan/mencederai diri
sendiri, orang lain bahkan dapat merusak lingkungan.
2.
Etiologi
a. Faktor Predisposisi
2)
3)
4)
5)
3.
Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang
lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
g. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
h. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
4. Akibat yang ditimbulkan
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan risiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Risiko mencederai
merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/
membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
5. Rentang respon
Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu
akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan ( panik ).
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
f.
Asertif
Frustasi
Pasif
Agresif
Kekerasan
individu
dapat
mengungkapkan
marah
tanpamenyalahkanorang lain dan memberikan ketenangan.
Frustasi
: individu gagal mencapai tujuan kepuasan
saatmarah dan tidak dapat menemukan alternatif.
Pasif
: individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.
Agresif
: perilaku yang menyertai marah terdapat dorongaan
untuk menuntut tetapi masih terkontrol.
Kekerasan
: perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
sertahilangnya kontrol. Perilaku kekerasan merupakan suatu
rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang dimanivestasikan
dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu bentuk
komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu. Orang
yang mengalami kemarahan sebenarnya ingin menyampaikan
pesan bahwa ia tidak setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap,
merasa tidak dituruti atau diremehkan. Rentang respon kemarahan
individu dimulai dari respon normal (asertif) sampai pada respon
yang tidak normal (maladaptif).
Perbandingan antara perilaku asertif, pasif, agrsif / kekerasan
Isi
Pasif
Asertif
Agresif
Negatif menurun
Positif dan
Menyombongkan diri,
menwarkan diri,
memindahkan orang
contoh
contoh :
lain contoh
dapatkah saya?
saya dapat.
kamu selalu.
kamu tidak
pernah
Tekanan
Cepat lambat ,
Sedang
suara
mengeluh.
Kaku, cenderung
kepala
Jarak
Menjaga
jarak Mempertahankan
Mengancam
tenang
menyerang
sama Mempertahankan
posisi
6.
Pohon masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Core
7.
Problem
Perilaku
Kekerasan/amuk
Penatalaksanaan
a. Adapun penalaksanaan medik menurut MIF Baihaqi, dkk, 2005
sebagai berikut:
1) Somatoterapi
Dengan tujuan memberikan pengaruh-pengaruh langsung
berkaitan dengan badan.
2) Medikasi psikotropik
9.
Tujuan
utamanya
untuk
mengembangkan
atau
merubah/menciptakan situasi baru yang lebih kondusif terhadap
lngkungan. Misalnya dengan mengalihkan penderita kepada
lingkunmgan baru yang dipandang lebih baik dan kondusif, yang
mampu mendukung proses penyembuhan yang dilakukan
Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji
a. Masalah keperawatan:
1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2) Perilaku kekerasan / amuk
3) Gangguan harga diri : harga diri rendah
b. Data yang perlu dikaji:
1) Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif:
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jikasedang kesal atau marah
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif:
- Mata merah, wajah agak merah
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
Perilaku kekerasan/amuk
Data Subyektif:
-
Klien
mengatakan
benci
atau
kesal
pada
seseorang.
-
mengusiknya
jikasedang
kesal
atau
marah
-
Data Obyektif:
-
3)
mengungkapkan
perasaan
malu
memilih
alternatif
tindakan,
ingin
- Perkenalkan diri
- Tanyakan nama dan namapanggilan
- Jelaskan tujuan interaksi
- Buat kontrak setiap interaksi(topik, waktu, tempat)
- Bicara dengan rileks dan tenang tanpa menantang
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
3.
4.
6.
7.
klien
Hindari penilaian negatif setiap pertemuan dengan klien
Utamakan pemberian pujian yang realitas
Rasional:Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk
kelancaran interaksi
2.
3.
4.
BAB II
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Hari/tanggal
Waktu
Tempat
Oleh
Sumber data
Metode
dokumentasi
1. Identitas Klien
Nama
Umur
TTL
Jenis kelamin
Suku/ Bangsa
Alamat
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan
No. RM
2.
3.
4.
5.
: Tn.A
: 29th
: Bantul, 14 Juni 1987
: Laki-laki
: Jawa/ Indonesia
: Piyungan, Bantul
: Islam
: SMK jurusan Logam
: Pelajar
: Belum kawin
: 00831xx
Dx. Medis
: Skizofrenia tak terinci
Tanggal masuk RS : 16 April 2016
Kunjungan ke
: III (Satu)
Identitas Penanggungjawab
Nama
: Tn.A
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Piyungan, Bantul
Hub. dengan klien : Orangtua
Alasan masuk
Klien marah-marah, mengamuk, bingung, diajak berbicara tidak
nyambung, mengganggu lingkungan fisik, klien merasa ingin ganti motor
tetapi tidak punya uang klien membacok ayahnya, klien memotong
tangan ibunya.
Faktor predisposisi-presipitasi
a. Predisposisi
1) Saat ini adalah kunjungan ketiga klien di RSJ
2) Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan
jiwa
b. Presipitasi
1) Klien ingin memiliki motor yang baru
Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital
TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
RR
: 20 x/menit
b. Ukuran
TB
: 160 cm
BB
: 57 kg
IMT
: 22.2 kg/m2
c. Keluhan fisik
Klien mengatakan kakinya kapalan karena selama dirawat di wisma
tidak menggunakan sandal.
6. Psikososial
a. Genogram
Tn.A
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: garis perkawinan
: garis keturunan
: tinggal satu rumah
: pasien (Tn.A)
: meninggal
b. Konsep diri
1) Gambaran diri
c. Aktivitas motorik
d.
e.
f.
g.
h.
d. Memori
c.
d.
e.
f.
9.
10.
11.
12.
B. Analisa Data
No.
1.
Data
DS :
-
Masalah
Resiko perilaku kekerasan
Klien mengatakan marah ingin beli motor baru
Klien mengatakan marah pada ayahnya
DO :
-
2.
DS :
-
DO :
-
Klien gelisah
Klien bingung saat halusinasi datang
Gangguan
persepsi
halusinasi
pendengaran
consequering
sensori:
fase
C. Diagnosa Keperawatan
DO :
-
Klien gelisah
Dx. Keperawatan
1.
Perilaku kekerasan
Rasional
Intervensi
asuhan1. Bina hubungan saling percaya:1.
Mempermudah
diharapkan
klien
menunjukkan
sikap
dengan kriteria:
TUK 1:
Klien
lingkungan
yang
dalam
mengungkapkan
perasaannya
2.
Meningkatkan
TUK 2:
Klien
Setelah
dapat
mengenalinteraksi
dilakukan
askep
diharapkan
Membantu
merencanakan intervensi
perilaku kekerasan
mengenal
perilaku
kekerasan
dilakukan
kekerasan
- Klien menjelaskan
dan
gejala
Diskusikan
tanda
tanda
dan
bersama
gejala
menjelaskan
penyebab
perilaku
kekerasan
Meningkatkan
perilakupengetahuan
perilaku
kekerasan
- Klien
klien2.
klien
Membantu
mengingat
klien
klien
penyebab
melakukan
perilaku kekerasan
TUK 3:
Setelah
dilakukan
perilaku kekerasan
diharapkan
klien
aktivitas
rumahkekerasan
yang
tangga
menimbulkan
akibat
3. Diskusikan cara mengontrol
- Klien
melakukan nafas
negatif
perilaku kekerasan secara
dalam (relaksasi) saat emosi
3. Mengurangi emosi
- Klien menjelaskan cara sosial:
bercakap-cakap,
dan amarah dengan
mengontrol
perilaku mengungkapkan
perasaan
mengungkapkan rasa
kekerasan secara: fisik, dengan baik
4. Mendekatkan klien
4. Diskusikan cara mengontrol
sosial, spiritual
pada penciptaNya
perilaku kekerasan secara
spiritual: wudlu, sholat dzikir,
istighfar
TUK 4:
Klien
memanfaatkan
dengan baik
Membantu
klien
asuhan1. Diskusikan nama obat yang1.
dapatkeperawatan selama 3x interaksiklien konsumsi, frekuensi, waktumengingat obat yang
obatdiharapkan
harus
ia
konsumsi,
klien
dapatdan dosis.
frekuensi, waktu dan
memanfaatkan obat dengan
Setelah
dilakukan
kriteria hasil :
-
Klien
dapat
Diskusikan
efek
sampingobat
konsumsi obat
4. Jelaskan prinsip
memahamipenggunaan obat
3.
5
Mengurangi
cemas
4.
konsultasi
Klien
menyebutkan
samping
obat
efek
Meningkatkan
mengonsumsi obat
yang
dikonsumsi
-
2.
Gangguan
sensori:
persepsiTujuan Umum:
Setelah
dilakukan
prinsip
komunikasipercaya
saling
merupakan
pendengaran
halusinasi
diharapkan
klien
menunjukkan
TUK 1:
Klien
dapatterapeutik.
tanda-tanda
membinakriteria hasil:
hubungan
interaksi
selanjutnya.
non verbal.
- Perkenalkan
diri
dengan
nama
lengkap
sopan.
- Tanyakan
perhatian
dan
Setelah
dilakukan
klien.
asuhan1. Adakan kontak sering dengan 1. Kontak sering dan
membina hubungan
halusinasinya
dengan
kriteria
hasil :
- Bersedia
memutus
mengungkapkan
halusinasinya
perilaku
2. Mengenal
saat
halusinasi
timbul
dapat
3. Mengenal
mengungkapkan
perasaan 3. Bantu
klien
mengenal
terhadap halusinasinya
halusinasinya dengan cara :
- Jika menemukan klien yang
memungkinkan
klien
menghindari
sedang
berhalusinasi
faktor
tanyakan
apa
halusinasi
yang
dilihatnya
- Jika klien menjawab ada,
lanjutkan
-
halusinasi
apa
yang
dikatakan
Katakan jika
perawat
percaya
melihat
bayangan
perawat
klien
itu,namun
sendiri
tidak
timbulnya
menuduh)
4. Diskusikan
dengan
halusinasi,
tentang :
- situasi yang menimbulkan
mempermudah
tindakan
halusinasi
waktu dan
keperawatanyang
frekuensi
akan
dilakukan
perawat.
5. Mengidentifikasi
pengaruh halusinasi
pada klien
halusinasi
(marah,
dilakukan
Merupakan
untuk
upaya
memutus
halusinasi
diharapkan
klien
dapat
terjadi halusinasi.
yang
dilakukan
dapat
untuk
mengendalikan
halusinasinya.
timbulnya
halusinasi seperti
a. Katakan sambil menutupi
telinga
dengan
kedua
tidak nyata
pada saat
halusinasi
muncul.
b. Menemui orang lain atau
mengendalikan halusinasi.
perawat,
aktivitas kelompok.
lain
teman
untuk
atau
bercakap-
siklus halusinasi.
Reinforcement
positif
dapat
meningkatkan harga
2.
3.
diri klien.
Memberi alternative
pikiran bagi klien
teman/
keluarga/
perawat,
jika
klien
melatih
dan
bertahap
mengambil
air
membersihkan
rumah
tangga,
Memotivasi
wudhu,
meningkatkan
alat-alat
keinginan
untuk
mengikuti
cara
kesempatan
klien
klien
mencoba
keanggotaan dimasyarakat.
5. Beri
dapat
5.
pengendalian
halusinasi.
Memberi
kesempatan
kepadaklien
untuk
klien
mengikuti
telah dipilih
TAK
6.
TAK
dapat
mengontrol
halusinasi
TUK 4:
klien
untuk1.
asuhan 1. Anjurkan
Klien mendapat dukungankeperawatan selama 1x interaksi
memberi tahu keluarga bila
keluarga
dalamklien
halusinasi.
mendapat
dukungan
mengontrol halusinasinya keluarga dalam mengontrol
Setelah
dilakukan
halusinasinya
dengan
hasil:
- Klien
hubungan
2.
kriteria
saling
dengan perawat
menjalin
percaya
bantuan
dalam
keluarga
mengontrol
halusinasi.
Meningkatkan
pengetahuan
dapat
Untuk mendapatkan
tentang
a. Gejala
halusinasi
yang
dialami klien.
b. Cara klien dan keluarga
untuk
memutus
tentang halusinasi.
- Keluarga
menyebutkan
dapat
pengertian,
halusinasi.
merawat
c. Cara
anggota
kegiatan
jangan
biarkan sendiri.
informasi
tentang
d. Beri
dilakukan
kriteria hasil :
-
menggunakan
tanpa konsultasi.
Klien
menginformasikan
dapat
manfaat 3. Bantu
klien
menggunakan
maka
kemandirian
klien
tentang pengobatan
Klien
dapat
memahami
dapat
ditingkatkan
secara bertahap
Implementasi
Senin, 09 Mei 2016
Evaluasi
Senin, 09 Mei 2016
Membina
hubungan
salingS :
percaya
- Klien mengatakan namanya Tn.A
Memperkenalkan diri dengan - Klien mengatakan ingin segera pulang ke
sopan
Meminta
menyebutkan namanya
Memberi kesempatan
rumah
klien
untuk
O:
Putri
A:
TUK 1: Membina hubungan saling percaya
tercapai
P:
- Diskusikan tentang perilaku kekerasan
- Diskusikan tentang tanda dan gejala
perilaku kekerasan
- Diskusikan penyebab perilaku kekerasan
Putri
Dx
1
Implementasi
Senin, 09 Mei 2016
Evaluasi
Senin, 09 Mei 2016
Diskusikan
tanda
dan
gejala
Diskusikan
penyebab
mengatakan
marah
pada
Klien
perilaku
baru
Klien mengatakan saat klien marah
Putri
O:
-
Klien mengepal
Sorot mata tajam
Klien mempraktekan teriak ketika
marah
A:
TUK 2 : Mengenal perilaku kekerasan
tercapai
P:
-
Putri
Dx
Implementasi
Evaluasi
Pukul 18.20
Mengajarkan
cara
mengontrol
Mengajarkan
cara
mengontrol
mengobrol
dengan
perawat
dapat
emosi
O:
-
setelah makan
Klien merapikan
kursi
setelah
A:
TUK 3: Mengontrol perilaku kekerasan
tercapai
P:
Diskusikan memanfaatkan obat secara baik
dan benar
Putri
Dx
Implementasi
Evaluasi
akibat
pemakaian
samping
Putri
cepat haus
Klien mengatakan jika ia tidak minum
O:
-
Klien kooperatif
Klien tenang
Klien menjawab
pertanyaan
dari
perawat
A:
TUK 4: Klien dapat memanfaatkan obat
dengan baik tercapai
P:
Diskusikan tentang halusinasi yang terjadi
pada klien
Putri
Dx
2
Implementasi
Senin, 09 Mei 2016
Evaluasi
Senin, 09 Mei 2016
Mendiskusikan
frekuensi
pendengaran
Klien mengatakan bisikannya timbul
2-3 menit
Klien mengatakan merasa terganggu
dan
waktu halusinasi
c. Mendiskusikan perasaan klien saat
halusinasi terjadi
Putri
A:
TUK 2: Mengenal halusinasi tercapai
P:
Diskusikan
cara
mengontrol
halusinasi
Dx
2
Implementasi
Rabu, 11 Mei 2016
Evaluasi
Rabu, 11 Mei 2016
frekuensi
dan
waktu
Klien
mengatakan
halusinasinya
perasaannya
saat
halusinasinya
terjadi halusinasi
-
Putri
Klien kooperatif
Klien tenang
Klien tidak gelisah
A:
TUK 2: mengenal halusinasi tercapai
P:
Diskusikan
cara
mengontrol
halusinasi
Dx
2
Implementasi
Rabu, 11 Mei 2016
Evaluasi
Rabu, 11 Mei 2016
a.
Menjelaskan
cara
mengontrolS :
Menjelaskan
cara
mengotrol
Klien
mengatakan
mempraktekkan
cara
akan
mengontrol
Putri
bercakap-cakap
Klien
mengatakan
saat
ini
Klien
mempraktekkan
menghardik
halusinasi
Klien mempraktekkan bercakap-cakap
dengan perawat
Klien kooperatif
Klien tenang
Klien aktif
A:
TUK 3: Mengontrol halusinasi tercapai
P:
Diskusikan
Dx
2
Implementasi
Rabu, 11 Mei 2016
Evaluasi
Rabu, 11 Mei 2016
obat
minum obat
-
obat
Klien mengatakan 5 benar obat:
Klien kooperatif
Klien tenang
Klien mau menjawab
pertanyaan
perawat
A:
TUK 5: Memanfaatkan obat dengan baik
tercapai
P:
-
obat
Motivasi klien untuk minum obat
secara rutin
Putri
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan LP dan SP. Jakarta:
Selemba Medika
Keliat, B. A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi II. Jakarta : EGC
2014
dari
http://nandarnurse.blogspot.com/2013/11/laporan-
pendahuluan-askep perilaku.html
Sembiring, E.2011.Perilaku Kekerasan. Diunduh pada tanggal 19 April 2014 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27602/4/Chapter%20II.pdf.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung
Yosep. 2009. Keperawatan jiwa edisi refisi. Bandung: PT.Refika Aditama
A. Strategi Pelaksanaan 1
Proses Keperawatan
Kondisi klien
DS:
a. Klien mengatakan ingin beli motor baru tapi belum dibelikan oleh ayahnya
sehingga ia marah
b. Klien mengatakan ingin segera pulang ke rumah
DO:
a
b
c
Fase Kerja
Membantu pasien mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan saat ini
dan yang lalu, perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan,
dan perilaku kekerasan yang dilakukan saat marah secara verbal, terhadap
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
1) Apa yang menyebabkan Mas merasa marah? Apakah sebelumnya
Mas pernah marah?
2) Apakah penyebab kemarahan Mas yang sebelumnya sama dengan
penyebab marah Mas saat ini?
3) Lalu apa yang mas lakukan saat Mas marah?
Membantu pasien mengidentifikasi akibat perilakunya
Lalu menurut Mas apa kerugian dari tindakan yang Mas sudah lakukan
tadi ?
Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dengan
nafas dalam dan memukul kasur/ bantal.
Sekarang bagaimana kalau saya latih cara mengontrol marah yang
baik? Caranya adalah secara fisik dengan nafas dalam dan memukul
kasur/ bantal. Cara yang pertama nafas dalam, yaitu tarik nafas dalam
dalam melalui hidung, kemudian ditahan 3 detik/ semampunya, lalu
FaseTerminasi
1) Evaluasi subjektif
Sekarang bagaimana perasaan Mas setelah belajar teknik
mengontrol rasa marah secara fisik dengan nafas dalam dan
memukul kasur/ bantal?
d Evaluasi Objektif
Coba Mas sebutkan, tadi apa saja yang sudah kita diskusikan
barsama?
Memberikan reinforcement
Iya bagus sekali, Mas sudah dapat melakukannya dengan benar. Mas
bisa menerapkannya nanti kalau ada keadaan yang seperti itu yaa?
f Tindak lanjut klien
1) Nah, Mas kalau ada keadaan yang seperti tadi, Mas bisa
mencoba yaa untuk menerapkan apa saja yang sudah kita
diskusikan barsama
2) Sekarang, kita buat jadwal latihannya ya. Berapa kali sehari Mas
mau melakukan latihan mengontrol marah secara fisik? Jam
berapa saja?
3) Baiklah. Saya catat ke dalam jadwal ya
g Merangkum dan menyampaikan rencana tindak lanjut
a. Tadi kita sudah sama-sama belajar cara untuk mengontrol/
mencegah marah secara fisik : nafas dalam dan memukul bantal/
kasur. Besok ketika Mas sudah pulang, itu bisa diterapkan
e
untuk belajar cara mengontrol marah yang lain apa Mas bersedia?
Tempatnya mau dimana ?
c. Yasudah, kalau begitu saya permisi dulu. Mas silahkan istirahat
ya. Selamat pagi.
B. Strategi Pelaksanaan 2
Proses Keperawatan
1. Kondisiklien
DS:
a. Klien mengatakan ingin beli motor baru tapi belum dibelikan oleh ayahnya
sehingga ia marah
b. Klien mengatakan ingin segera pulang ke rumah
DO:
a. Klien datang ke RSJ Grhasia pada tanggal 16 April 2016
b. Klien dirawat sudah kunjungan ke III (ketiga)
c. Klien putus obat selama 3 bulan
2. Diagnosa Keperawatan
Fase Kerja
Mengevaluasi kegiatan pasien mengontrol PK secara fisik dengan nafas
dalam dan memukul kasur/ bantal.
Bagaimana Mas, apakah latihan fisik dengan nafas dalam dan memukul
kasur/ bantal sudah dilakukan sesuai jadwal? Apakah efektif untuk
mengontrol PK Mas?
Wah bagus sekali Mas, ditingkatkan ya
Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal dengan
dengan mengungkapkan, meminta dan menolak tanpa menyakiti orang
lain.
Sekarang kita sama-sama belajar bicara yang baik untuk mencegah
marah ya Mas. Kalau rasa marahnya Mas sudah bisa disalurkan dengan
cara nafas dalam dan memukul bantal, dan itu membuat mas lega, maka
kita bisa berbicara dengan orang yang membuat Mas marah tersebut.
Caranya ada 3 ya Mas :
1) Meminta dengan baik tanpa marah, dengan nada suara yang rendah, dan
tidak menggunakan kata-kata yang kasar. Kemarin kan Mas cerita
sama saya kalau Mas marah karena orangtua mas tidak segera
membelikan sepedamotor. Coba sekarang Mas praktikan, misalnya gini
Mas (Bu, pak, tolong sepeda motor saya dijual, saya ingin ganti
untuk belajar cara mengontrol marah yang lain apa Mas bersedia?
Tempatnya mau dimana ?
c. Yasudah, kalau begitu saya permisi dulu. Mas silahkan istirahat
ya. Selamat pagi.
C. Strategi Pelaksanaan 3
Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
a. Klien mengatakan ingin beli motor baru tapi belum dibelikan oleh ayahnya
sehingga ia marah
b. Klien mengatakan ingin segera pulang ke rumah
DO:
a. Klien datang ke RSJ Grhasia pada tanggal 16 April 2016
b. Klien dirawat sudah kunjungan ke III (ketiga)
c. Klien putus obat selama 3 bulan
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan (RPK)
6. Tujuan
Pasien mampu mengontrol PK secara spiritual dengan latihan sholat/ berdoa.
7. Tindakan Keperawatan
c Evaluasi kegiatan pasien mengontrol PK secara verbal : mengungkapkan
marah, meminta, dan menolak tanpa menyakiti orang lain.
d Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual dengan
latihan sholat/ berdoa.
e Dorong pasien untuk memasukkan latihan sholat/ berdoa ke dalam
jadwal kegiatan harian agar terbiasa mempraktikkannya.
8. Proses PelaksanaanTindakan
a Fase Orientasi
Menyampaikan salam terapeutik, evaluasi atau validasi, kontrak topik,
waktu, dan tempat.
1) Menyampaikan salam terapeutik
Fase Kerja
1) Identifikasi ibadah klien :
Maaf kalau boleh tau agama mas apa? (muslim) Coba ceritakan
kegiatan ibadah yang biasa mas lakukan! Bagus. Baik, yang mana
mau dicoba?
2) Membantu klien mempraktikkan latihan sholat/berdoa
Nah, kalau mas sedang marah coba mas langsung duduk dan tarik
napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar
rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat.
Mas bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan
kemarahan.
Coba Mas sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?
Coba sebutkan caranya (untuk yang muslim).
Coba sekarang mas praktik shalat
Bagus sekali mas, pandai
3) Membantu klien memasukkan kegiatan sehari-hari
Mulai sekarang mas coba kerjakan sholat lima waktu sesuai jadwal
sholat dan masukkan dalam jadwal kegiatan mas sehari-hari
Fase Terminasi
1) Evaluasi
2)
D. Strategi Pelaksanaan 4
Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
a. Klien mengatakan ingin beli motor baru tapi belum dibelikan oleh ayahnya
sehingga ia marah
b. Klien mengatakan ingin segera pulang ke rumah
DO:
a. Klien datang ke RSJ Grhasia pada tanggal 16 April 2016
b. Klien dirawat sudah kunjungan ke III (ketiga)
c. Klien putus obat selama 3 bulan
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan (RPK)
3. Tujuan
Pasien mampu mengontrol PK dengan obat.
4. Tindakan Keperawatan
Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang
sudah dilatih.
b Evaluasi kebiasaan minum obat pasien dan adanya putus obat.
c Kontrol obat pasien selama perawatan dan efek samping yang mungkin
muncul.
d Beri edukasi tentang jadwal minum obat pasien, dosis, waktu, rute, dan
efek samping.
e Kelola pemberian terapi obat sesuai anjuran dokter.
5. Proses Pelaksanaan Tindakan
a. Fase Orientasi
1 Menyampaikan salam terapeutik
Assalamualaikum Mas, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini
kita ketemu lagi.
a
Evaluasi/ validasi
Bagaimana Mas, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul
kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya.
3 Menyampaikan kontrak
a) Topik :Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan
2
b) Waktu
c) Tempat
d. Fase Kerja
1) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar
(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar
waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna
obat dan akibat berhenti minum obat.
Mas sudah dapat obat dari dokter?
Berapa macam obat yang Mas minum? Warnanya apa saja? Bagus!
Jam berapa Mas minum? Bagus!
Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya kuning namanya
Clozapin gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya
THP(Ttihexyphenidyl) agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah
jambu ini namanya Resperidon agar pikiran teratur dan rasa marah
berkurang.. Obat warna kuning diminum 1x sehari, yang warna
kuning diminum malam hari. Sedangkan yang warna putih dan merah
jambu diminum 2x sehari, yaitu pagi dan malam hari
Bila nanti setelah minum obat mulut Mas terasa kering, untuk
membantu mengatasinya Mas bisa mengisap-isap es batu.
Bila terasa mata berkunang-kunang, Mas sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu
Nanti di rumah sebelum minum obat ini Mas lihat dulu label di
kotak obat apakah benar nama Mas tertulis disitu, berapa dosis yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah
nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya!
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya Mas, karena dapat terjadi kekambuhan.
2) Susun jadwal minum obat secara teratur
Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya
Mas.
e. Fase Terminasi
1) Evaluasi