Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Takdir adalah sebuah ketentuan Allah yang bisa saja diubah, dan juga dapat
tidak bisa diubah.
Ikhtiar adalah terus berdo'a dan meminta kepada Allah.
Do'a adalah meminta pada Allah.
Sedangkan tawakal adalah ketetapan seorang hamba kepada Allah tanpa
ketergantungan.
Jadi hubungan nya adalah (misal) kita sudah ditakdirkan Allah untuk mendapat
nilai 50, tetapi dengan kita berdo'a, berikhtiar, dan tetap bertawakal dengan
Allah serta didukung dengan usaha yang giat, maka kita dapat mendapat nilai
yang lebih baik, seperti 80 atau 90.
a. Takdir Muallaq
Takdir Muallaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Misalnya, seorang
siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanuan. Untuk mencapai cita-citanya itu ia
belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan,
b. Takdir Mubram
Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau
tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan
mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya berkulit putih, dan
sebagainya.
Ihsan itu ialah bahawa kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya,tetapi jika kamu tidak melihat-Nya
maka sesungguhnya Dia melihat kamu.
Ihsan juga adalah melakukan ibadah dengan khusyuk,ikhlas dan yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi apa
yang dilakukannya.
Hadist riwayat muslimdari Umar bin Khatab ia berkata bahwa mengabdikan diri kepada Allah hendaklah dengan
perasaan seolah-olah anga melihat-Nya,maka hendaklah anda merasa bahwa Allah melihatmu.
Ihsan ( I ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti kesempurnaan atau terbaik. Dalam terminologi
agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak
mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat
perbuatannya.
Secara etimologis Mawaris adalah bentuk jamak dari kata miras (), yang merupakan
mashdar (infinitif) dari kata : warasa yarisu irsan mirasan. Maknanya menurut bahasa
adalah ; berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kaum kepada
kaum lain.
Sedangkan maknanya menurut istilah yang dikenal para ulama ialah, berpindahnya hak
kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang
ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik yang legal
secara syari.
Jadi yang dimaksudkan dengan mawaris dalam hukum Islam adalah pemindahan hak milik
dari seseorang yang telah meninggal kepada ahli waris yang masih hidup sesuai dengan
ketentuan dalam al-Quran dan al-Hadis.
Sebabsebab Mendapat Warisan
Sebab-sebab seseorang mendapatkan warisan yang berlaku dalam syariat Islam ada tiga,
yaitu :
1. Adanya ikatan perkawinan, baik pada hakekatnya ataupun pada hukumnya. Disaat sala
seorang dari suami atau istri meninggal maka salah seorang dari suami atau istri tersebut
menerima warisan walaupun belum terjadi percampuran.
2. Kekerabatan yang sebenarnya, yaitu hubungan drah yang mengikat para waris dengan
muwaris, kekerabatan ini dinamakan nasabah hakiki.
3. Ashabah Ushubah Sababiyyah, yaitu waris-waris yang diikat oleh ashubah sabaniyyah
yakni ikatan yang mengikat orang yang memerdekakan dengan orang yang memerdekakan.
1.
Membunuh
Orang
Yang
Akan
Mewariskan
Bila ada orang yang berhak menerima waris, tetapi orang itu membunuh orang yang akan
mewariskan,orang tersebut tidak berhak menerima warisan. Baik membunuh secara sengaja
ataupun tidak Menurut Madzhab Syafii tidak bisa menerima Warisan. Adapun pembunuh
secara tidak sengaja, maka menurut Imam Malik, dia tetap mendapat harta waris.
2. Berlainan Agama Dan Murtad
Ahli waris lain agama, misalnya yang meninggal dunia orang Yahudi, sedangkan ahli
warisnya Muslim, maka ahli waris yang Muslim tersebut tidak boleh mewarisi hartanya. Dan
demikian juga sebaliknya.
3. Anak Li'an
Apabila suami menuduh isterinya berzina dan bersumpah atas nama Allah empat kali, bahwa
tuduhannya benar, dan sumpah yang kelima disertai dengan kata-kata " Laknat Allah atas
diriku bila aku berdusta", kemudian isterinya juga membalas sumpahnya sebagaimana
disebutkan di dalam surat An-Nur ayat 6, maka anaknya dinamakan anak li'an (tidak diakui
oleh suami), maka anak tersebut tidak mendapat warisan bila yang meli'an meninggal dunia.
Demikian pula sebaliknya.
4. Anak Yang Lahir Hasil Zina
Hadits riwayar Amr bin Syuaib dar bapak dari kakeknya bahwasannya Rosululloh bersabda :
Siapa saja lelaki yang berzina baik dengan wanita merdeka ataupun budak, maka anaknya
anak zina tidak mewrisi dan tidak diwarisi. (Shohih, lihat Shohih Turmudli 2113dan Tahqiq
Misykah 3054).
Anak yang dilahirkan hasil zina, maka anak tersebut tidak mendapatkan harta waris dari lakilaki yang menzinai, dan sebaliknya. Tetapi, anak mendapatkan warisan dari ibunya dan juga
sebaliknya. Alasannya, karena anak yang mendapatkan harta waris ialah anak senasab atau
satu darah, lahir denganpernikahan syar'i.