Você está na página 1de 7

ARTIKEL PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT JEAN PIAGET

1.

PENGERTIAN
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada
waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Istilah Cognitive berasal dari kata
cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam pekembangan
selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi
manusia / satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan,
menyangka,

pertimbangan,

pengolahan

informasi,

pemecahan

masalah,

kesengajaan,

pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang


berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang
bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana
tingkah laku itu terjaadi.
2.

PRINSIP DASAR TEORI PIAGET


Jean Piaget (seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980) dikenal dengan teori
perkembangan intelektual yang menyeluruh, yan g mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi
biologi & psikologis. Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap
lingkungan. contoh: manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari
dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak
mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk
memproduksi pakaian dan kendaraan untuk transportasi. Menurut Piaget tingkat intelegensi anak
dapat dilihat dari 3 aspek yang berbeda, yaitu :
1. Struktur disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur & organisasi terdapat di
lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif.
Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam mental
frameworknya sendiri. Struktur kognitif merupakan mental framework yang dibangun
seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya,
mereorganisasikannya serta mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller, 1993). Ada

~1~

2 hal penting yang harus diingat tentang membangun struktur kognitif: 1) seseorang
terlibat secara aktif dalam membangun proses. 2) lingkungan dimana seseorang
berinteraksi, sangat penting untuk perkembangan struktural.
Piaget tidak melihat struktur kognitif sebagai mekanisme biologis lahiriah. Dia tidak
percaya bahwa anak-anak memasuki dunia dengan piranti dasar untuk memahami
realita. Anak-anak secara perlahan & bertahap membangun cara pandang mereka sendiri
terhadap realita. Pembentukan struktur kognitif mulai pada awal kehidupan segera setelah
bayi mulai memiliki pengalaman dengan lingkungan. Tapi bukankah seorang bayi yang
baru lahir belum memiliki pengalaman apapun terhadap lingkungan? Piaget percaya
bahwa seorang bayi yang tidak berpengalaman penuh memiliki struktur yang sudah
terbentuk yang memprogramkan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan, ini yang
disebut struktur fisik, seperti sistem syaraf & otak manusia serta organ-organ sensorik
spesifik. Dan refleks-refleks yg disebut sebagai automatic behavioral reactions. Bayi
melatih struktur-struktur ini dalam interaksi dengan lingkungan & memulainya dengan
segera untuk mengembangkan struktur kognitif.
2. Isi Disebut juga content.
Yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah.
Merupakan materi kasar, karena Piaget kurang tertarik pada apa yang anak-anak ketahui,
tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir. Piaget melihat isi kurang
penting dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila isi adalah apa dari inteligensi,
sedangkan bagaimana & mengapa ditentukan oleh kognitif atau intelektual.
3. Fungsi Disebut fungtion.
Yaitu suat u proses dimana struktur kognitif dibangun. Semua organisme hidup yang
berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi &
adaptasi. Organisasi cenderung uuntuk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu
bentuk dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang penuh arti, sebagai suatu cara
untuk mengurangi kompleksitas. Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara:
a. Organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa dengan
dirinya. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia
luar & mencocokkannya ke dalam struktur yang sudah ada. contoh: manusia
mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan
yang mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.

~2~

b. organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya.


Proses ini disebut akomodasi. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka
mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal. contoh: tubuh
tidak hanya mengasimilasi makanan tapi juga mengakomodasikannya dengan
mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya & kontraksi lambung
mencernanya secara involunter.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan
berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses
penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan
equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan
pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang
tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan
dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.
3.

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN


Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi
dengan aspek lain dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
1. Periode sensorimotor (usia 02 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 27 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 711 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Berikut akan dibahas periode perkembangan pada anak dari tahap 1 4 sebagai berikut :
1. Periode Sensorimotor.
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain itu juga dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan
tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget
berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial
penting dalam enam sub-tahapan:
a. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan
berhubungan terutama dengan refleks.
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan
dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.

~3~

c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan
bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai
dua belas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu
yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi
objek).
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan
belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai
tujuan.
f. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal
kreativitas.
2. Periode Praoperasional.
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan
permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara
kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget
adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini
adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak
belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.
Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang
orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan
semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara
usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar.
Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan
tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di
dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami
bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk
memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif
di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
3. Periode Operasional Konkrit.

~4~

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai
duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses
penting selama tahapan ini adalah:
- Pengurutan : kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari
-

benda yang paling besar ke yang paling kecil.


Klasifikasi : kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda
menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua

benda hidup dan berperasaan).


Decentering : anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan
untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir

lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility : anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,
kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan

bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi : memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka
akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan

tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.


Penghilangan sifat Egosentrisme : kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai
contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak,
lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci,
setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan
mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak

itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4. Periode Operasional Formal.
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget.
Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut
sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam

~5~

tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak
melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di
antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai
perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif,
penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak
sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
operasional konkrit.
Informasi Umum Mengenai Periode atau Tahapan :
Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu

4.

sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
Universal (tidak terkait budaya).
Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang

berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan.


Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis.
Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan

sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi).


Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan

hanya perbedaan.
KRITIK TERHADAP TEORI PIAGET
Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum Piaget bahwa
pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika
anak-anak itu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang
meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu
menyelesaikan tugas-tugas spesifik.
Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah
mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia
yang diyakini oleh Piaget.
Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru mencapai pemahaman
tentang objek permanence pada usia di atas 6 bulan. Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104
anak diamati sampai mereka berusia 18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional
formal berdasarkan tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian hipotesa.
Mayoritas anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal. Hal ini sesuai
dengan studi-studi McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan DeVos, yang

~6~

menyatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan kemampuan anak-anak kecil dan terlalu
menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua.
Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa mayoritas anak
mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak.

Artikel dari : http://nadhirin.blogspot.com/2010/04/teori-perkembangan-kognitifjean-piaget.html.

~7~

Você também pode gostar