Você está na página 1de 42

Analisa kecepatan adalah upaya untuk memprediksi kecepatan gelombang seismik sampai kedalaman

tertentu. Analisa kecepatan dilakukan didalam proses pengolahan data seismik pada data CMP (Common
Mid Point) gather.
Terdapat empat macam analisa kecepatan:
1. Analisa t^2-x^2 (^2 adalah simbol untuk kuadrat)
2. CVP (Constant Velocity Panels)
3. CVS (Constant Velocity Stacks)
4. Analisa Velocity Spectra: Amplitudo Stacking, Amplitudo Stacking yang dinormalisasi, Semblance.

Analisa t^2-x^2
Jika informasi waktu (t^2) dan offset (x^2) pada sebuah hiperbola refleksi (sebelum dilakukan koreksi
NMO) diplot, maka akan menghasilkan garis linear. Kemiringan garis linear ini mencermikan kecepatan
bumi (v^2) dari permukaan sampai batas refleksi yang bersangkutan. Akar dari v^2 adalah kecepatan
bumi yang diprediksi melalui analisis ini.

CVP (Constant Velocity Panels)


Beberapa kecepatan (dari permukaan bumi sampai kedalaman sebuah reflektor tertentu) di-tes untuk
melakukan koreksi NMO pada gather CMP. Kecepatan yang menghasilkan reflektor horisontal adalah
kecepatam CVP.

CVS (Constant Velocity Stacks)


Mirip dengan CVP akan tetapi metoda CVS diterapkan pada CMP gather kemudian dilakukan Stacking.
Kecepatan yang menghasilkan amplitudo stacking yang terbaik (amplitudo tertinggi) adalah kecepatan
CVS yang dipilih.

Analisa Velocity Spectra


Analisis ini dilakukan jika hasil stacking untuk beberapa kecepatan diplot dalam sebuah panel untuk
masing-masing kecepatan. Hasilnya dapat diplot sebagai tras maupun kontur amplitudo.

[Beberapa gambar diatas courtesy Yilmaz, 1987]

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 1 0 : 0 1 P M 2 C O M M E N T S :
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

Stacking
Stacking adalah proses menjumlahkan tras-tras seismik dalam satu CDP setelah koreksi NMO (Normal
Move Out).
Proses stacking memberikan keuntungan untuk mengingkatkan rasio signal terhadap noise (S/N ratio).

Gambar diatas menunjukkan prinsip


koreksi NMO, hiperbola refleksi di-adjust dengan menggunakan model kecepatan (kecepatan rms atau
kecepatan stacking) sehingga berbentuk lapisan horizontal, selajutnya tras-tras NMO dijumlahkan
(stacking).
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 9 : 2 4 P M N O C O M M E N T S :
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

Semblance, Amplitude Stacking, ...


Perhatikan tras-tras seismik dalam sebuah CDP (Common Depth Point) setelah koreksi NMO diterapkan.
Asumsikan jumlah tras seismik tersebut adalah n dan amplitudo masing-masing tras dalam waktu (t)
tertentu adalah w. Maka Amplitudo Stacking dan Semblance dapat dituliskan sbb:

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 4 : 1 8 P M 2 C O M M E N T S :
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

F R I D A Y, J U N E 2 9 , 2 0 0 7

NMO (Normal Move Out)


NMO adalah perbedaan antara TWT (Two Way Time) pada offset tertentu dengan TWT pada zero offset.
Koreksi NMO dilakukan untuk menghilangkan efek jarak (ingat penampang seismic yang anda
interpretasi adalah offset nol (zero offset)).
Untuk model perlapisan horizontal, Koreksi NMO dirumuskan sbb:

Didalam melakukan koreksi NMO, pemilihan model kecepatan (Vrms maupun Vstack) merupakan hal
yang sangat penting.
Gambar berikut menunjukkan efek pemilihan model kecepatan: (a) sebelum koreksi NMO (b) model
kecepatan yang tepat (c) kecepatan terlalu rendah (d) kecepatan terlalu tinggi.

Koreksi NMO akan menghasilkan


efek 'stretching' yaitu penurunan frekuensi gelombang seismik. Oleh karena itu langkah 'muting'
dilakukan untuk menghilangkan efek ini.

[Gambar diatas courtesy Yilmaz,


1987]
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 1 0 : 2 2 P M N O C O M M E N T S :
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

Kecepatan Interval
Kecepatan lapisan ke-n dapat dihitung berdasarkan rumus Dix (Dix Formula), yang diturunkan dari
kecepatan rms.

Gambar diatas menunjukkan perbedaan


kurva kecepatan rms dan kecepatan interval.

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 9 : 4 1 P M N O C O M M E N T S :
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

Kecepatan RMS (Root Mean Square)


Perhatikan model bumi yang tersusun atas beberapa interval perlapisan batuan yang horizontal. Setiap
lapisan memiliki kecepatan gelombang seismik tertentu.
Setiap lapisan memiliki kecepatan interval (V1, V2, V3,...,Vn), n adalah jumlah lapisan.
Sehingga kecepatan RMS sampai titik tertentu pada lapisan ke-n adalah:

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 9 : 3 0 P M N O C O M M E N T S :

L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

W E D N E S D A Y, J U N E 2 7 , 2 0 0 7

Kecepatan
Didalam seismologi terdapat beberapa macam kecepatan, diantaranya: kecepatan interval (interval
velocity), kecepatan sesaat ( instantaneous velocity), kecepatan semu (apparent velocity), kecepatan rms
(rms velocity), kecepatan rata-rata (average velocity), kecepatan tengah (mean velocity), kecepatan stack
(stacking velocity), kecepatan horisontal (horizontal velocity), kecepatan vertikal (vertical velocity),
kecapatan fasa (phase velocity), kecepatan grup (group velocity),kecepatan gelombang P (P-wave
velocity), kecapatan gelombang S (S-wave velocity), kecepatan migrasi (migration velocity), kecepatan
lapisan lapuk (weathering velocity), dll.

Jenis-jenis kecapatan diatas dibagi menjadi dua: kecepatan fisis (physical velocities) dan
kecepatan pengukuran (velocity measures.).
Kecepatan fisis adalah kecepatan aktual perambatan gelombang, contoh: instantaneous velocity,
P- danS-wave velocities, phase dangroup velocity.
Sedangkan kecepatan pengukuran diturunkan dari analisa data seismik yang memprediksi
kecepatan fisis, diantaranya: average, mean, danrms velocities, interval velocity, stacking
velocity, apparent velocity, dan migration velocity.

Margrave, G. F. (2001)
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 2 : 4 7 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: MISCELLANEOUS

M O N D A Y, J U N E 2 5 , 2 0 0 7

Analisis Fisika Batuan (Rock Physics Analysis)


Untuk memahami karakter dan sifat fisis batuan dan fluida diperlukan sebuah analisis fisika batuan (rock
physics analysis). Dengan tujuan utamanya adalah mencari suatu sifat fisis yang dapat memisahkan
antara zona prospek dengan zona yang tidak prospek.
Sifat-sifat fisis yang dimaksud diantaranya: kecepatan gelombang seismik P (Vp), kecepatan gelombang
seismik S (Vs), Poissons Ratio, Impedansi Akustik, Lambda-Rho, Mu-Rho, dll.
Gambar dibawah adalah contoh analisis fisika batuan untuk memisahkan non-pay, gas-pay, wet-shally,
dll. (click gambar untuk memperbesar)

Data yang ditampilkan dalam plot diatas biasanya diperoleh dari data sumur atau data hasil inversi
seismik.
Plot diatas sangat berguna diantaranya untuk konversi sebuah peta sifat fisis ke peta sifat fisis yang
lainnya.
Courtesy Chopra, CSEG, 2006
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 1 1 : 0 0 P M N O C O M M E N T S :
L A B E L S : S I F AT F I S I S

Coherence
Coherence adalah salah satu atribut seismik yang menampilkan kemiripan satu tras seimsik dengan tras
yang lainnya. Tras-tras seismik yang mirip akan dipetakan dengan koefisien coherence yang tinggi
sedangkan ketidakmenerusan akan terpetakan dengan koefisien coherence yang rendah.
Sebuah zona yang tersesarkan akan menghasilkan ketidakmenerusan yang tajam dengan demikian akan
menghasilkan koefisien coherence yang rendah disepanjang bidang sesar tersebut.
Dalam eksplorasi, atribut coherence digunakan untuk mempertajan kehadiran struktur sesar, perangkap
stratigrafi, delta, channel, reef dll.
Atribut coherence diestimasi berdasarkan kros korelasi tras-tras seimsik yang selanjutnya sembalance
dan algoritma dekomposisi eigen structure diterapkan.
Dalam praktiknya, attribut coherence sering kali ditampilkan bersamaan (overlay) dengan attribut yang
lain (amplitudo, akustik impedance, dll.)
Berikut contoh-contohnya;
Perhatikan coherence yang mempertajam kehadiran sesar dan kekarNW-SE (b) yang kurang terlihat pada
peta amplitudo (a). Gambar (c) adalah coherence di-overlay dengan amplitudo.

Perhatikan batas reef yang ditunjukkan secara lebih tajam oleh coherence (kanan) dibandingkan oleh
amplitudo (kiri).

Overlay coherence dengan impedansi akustik yang melokalisir batas-batas batupasir dalam sistem
channel.

Semua gambar courtesy Chopra, CSEG, 2001


P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 9 : 4 5 P M N O C O M M E N T S :
LABELS: POST PROSESING

Curvature
Curvature adalah kebalikan jari-jari sebuah lingkaran yang menyentuh sebuah bidang atau garis.

Semakin melengkung sebuah garis semakin besar nilai curvature dan sebaliknya.
Sebuah garis yang datar memiliki curvature nol, jika melengkung ke arah yang sebaliknya maka
curvatur akan bernilai negatif.

Didalam geologi, struktur sinklin akan memiliki curvature positif dan struktur antiklin memiliki
curvature negatif.
Didalam eksplorasi migas, curvature memiliki peranan penting untuk meng-highlight keberadaan
atau orientasi rekahan (fracture), sesar, identifikasi batas channel, dll.
Terdapat beberapa jenis curvature: Mean curvature, Gaussian curvature, Dip curvature, strike
curvature, shape-index, most-positive curvature, most-negative curvature.
Mean curvature: rata-rata curvature minimum dan curvature maksimum dan biasanya
didominasi oleh curvature maksimum.
Gaussian curvature: produk dari minimum curvature dan maksimum curvature.
Dip curvature: curvature yang diekstrak sepanjang arah dip (kemiringan struktur).
Strike curvature: curvature yang diekstrak sepanjang arah strike.
Shape-index: bentuk permukaan lokal, dengan biru menunjukkan mangkuk, lembah dengan
cyan, saddle dengan hijau, ridge dengan kuning dan dome dengan merah.
Most-positive curvature: curvature dengan nilai positif tertinggi yang akan memperjelas struktur
antiklin dan domal.
Most-negative curvature: curvature dengan nilai negatif tertinggi yang akan memperjelas
struktur sinklin dan bowl.
gambar dibawah menunjukkan aplikasi curvature untuk mempertajam keberadaan channel dan
interpretasi fracture (click gambar untuk memperbesar). (a) time slice (b) most-positive curvature untuk

mempertajam batas channel (c) most-positive curvature untuk interpretasi fracture (d) diagram rosset
fracture (c).

[Courtesy Chopra dan Marfurt CSEG, 2006]


P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 4 : 2 8 AM 1 C O M M E N T:
LABELS: POST PROSESING

Inversi Reflektivitas Lapisan Tipis


Portniaguine dan Castagna [2005] mengusulkan metoda inversi spektral post stack yang dapat merecover lapisan-lapisan tipis dibawah ketebalan tuning. Metoda yang diusulkan dilakukan dengan
penekanan pada aspek geologi dibanding aspek matematis serta dengan memperhatikan aspek kunci
pada spektrum frekuensi lokal yang diperoleh dengan dekomposisi spektral.
Secara komersial metoda ini dikenal dengan ThinMAN yang berkerja dengan mengekstrak refleksi
secara

detail

dengan

menghilangkanpengaruh

munculnyanoise frekuensi tinggi.

wavelet

seismik

tanpa

menimbulkan

masalah

Gambar dibawah menunjukkan perbedaan sebelum (kiri) dan sesudah(kanan) inversi reflektivitas lapisan
tipis. Sonic log ditunjukkan untuk melihat perbandingannya. Menakjubkan? (click gambar untuk
memperbesar)

[courtesy Chopra et al., CSEG, 2006]

Bacaan lebih lanjut:

Castagna, J.P., S.Sun and R.W. Siegfried, 2003, Instantaneous spectral analysis: Detection of
low-frequency shadows associated with hydrocarbons, The Leading Edge, 22, 120.
Chung, H. -M. and Lawton, D., 1999, A Quantitative Study of the Effects of Tuning on
AVO Effects for Thin Beds: J. Can. Soc. Expl. Geophys., 35, no. 01, 36-42.
Chung, H. and Lawton, D. C., 1995, Frequency characteristics of seismic reflections from thin
beds: J. Can. Soc. Expl. Geophys., 31, no. 1/2, 32-37.
Kallweit, R. S. and Wood, L. C., 1982, The limits of resolution of zero-phase wavelets
Geophysics, Soc. of Expl. Geophys., 47, 1035-1046.
Portniaguine, O. and J. P. Castagna, 2005, Spectral inversion: Lessons from modeling
and Boonesville case study, 75th SEG Meeting, 1638-1641.
Portniaguine, O. and J. P. Castagna, 2004, Inverse spectral decomposition, 74th SEG

Meeting, 1786-1789.
Widess, M.B., 1973, How thin is a thin bed, Geophysics,38, 1176-1180.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 1 2 : 2 6 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: POST PROSESING

S U N D A Y, J U N E 2 4 , 2 0 0 7

Lambda-Rho dan Mu-Rho (LMR)


Lambda-Rho dan Mu-Rho merupakan parameter Lame yang diperoleh dari inversi AVO (Amplitude
Versus Offset) yang berguna untuk mempertajam identifikasi zona reservoar [Goodway et al., 1997].

Lambda-Rho dan Mu-Rho diturunkan dari persamaan reflektivitas impedansi gelombang P dan S [Fatti
et al., 1994].

Berikut turunan persamaan Fatti untuk Lambda-Rho dan Mu-Rho berikut contoh lapangannya (click
gambar untuk memperbesar).

Gambar diatas menunjukkan zona


gas dengan Lambda-Rho yang rendah (biru) dan Mu-Rho yang tinggi (merah dan kuning).
Biasanya inversi AVO untuk Lambda-Rho dan Mu-Rho dilakukan pada reservoar klastik.

Gambar inversi AVO diatas courtesy Satinder Chopra, Core Lab Reservoir Technologies, Calgary,
Canada and Doug Pruden, GEDCO, Calgary, Canada.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 9 : 3 7 P M 3 C O M M E N T S :
LABELS: POST PROSESING

Persamaan Zoeppritz

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 8 : 5 1 P M N O C O M M E N T S :

L A B E L S : M ATE M ATI K A S E I S M I K

S A T U R D A Y, J U N E 2 3 , 2 0 0 7

Komponen Gelombang (Amplitudo dll.)


Gambar dibawah menunjukkan komponen sebuah gelombang (tras seismik): amplitudo, puncak, palung,
zero crossing, tinggi dan panjang gelombang.
Perhatikan perbedaannya satu sama lain.

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 6 : 0 1 AM 4 C O M M E N T S :
LABELS: FISIKA GELOMBANG

Densitas Batuan
Densitas adalah massa batuan per unit volume.
Berikut kisaran densitas meterial bumi:

[courtesy Grand and West]


P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 5 : 3 6 AM N O C O M M E N T S :
L A B E L S : S I F AT F I S I S

Kecepatan Gelombang P
Setiap material bumi memiliki kecepatan gelombang P tertentu.
Secara umum, kecepatan gelombang P (seismik refleksi) semakin meningkat dengan meningkatnya
kekompakakan suatu material.
Lihat karakteristik kecepatan gelombang P untuk berbagai material bumi pada gambar dibawah ini.

[courtesy Grand and West]


P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 5 : 2 6 AM N O C O M M E N T S :
L A B E L S : S I F AT F I S I S

Gelombang Love
Gelombang Love adalah gelombang geser (S wave) yang terpolarisasi secara horizontal (SH). Gelombang
Love termasuk kategori gelombang permukaan.

[courtesy of darylscience]

Nama Love diberikan untuk menghormati Augustus Edward Hough Love (1863-1940), matematikawan
kondang asal Oxford. Beliau dianugrahi Adam prize setelah menemukan model gelombang permukaan
jenis ini.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 5 : 0 7 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: FISIKA GELOMBANG

Gelombang Rayleigh (Groundroll)


Gelombang rayleigh atau groundroll adalah gelombang yang menjalar di permukaan bumi dengan
pergerakan partikelnya menyerupai ellip (lihat gambar). Karena menjalar di permukaan, amplitudo
gelombang rayleigh akan berkurang dengan bertambahya kedalaman.

[courtesy of darylscience]

Nama Rayleigh diberikan untuk menghormati penemunya John William Strutt, 3rd Baron Rayleigh
(1842-1919), Fisikawan berkebangsaan Inggris.

Didalam rekaman seismik, gelombang rayleigh dicirikan dengan amplitudonya yang besar (hampir 2x
amplitudo refleksi) dan dicirikan dengan frekuensi rendah.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 4 : 5 7 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: FISIKA GELOMBANG

Gelombang Geser (S wave)


Jika bumi yang 'tenang' diberikan gangguan, misalnya diganggu dengan diledakannya sebuah dinamit,
maka partikel-partikel material bumi tersebut akan bergerak dalam berbagai arah. Fenomena pergerakan
partikel material bumi ini disebut dengan gelombang.

Jika pergerakan partikel tersebut tegaklurus dengan arah penjalaran gelombang, maka disebut dengan
gelombang geser (gelombang sekunder atau secondary wave atau gelombang S).

Gambar dibawah menunjukkan karakter material sebelum diganggu dan karakter gelombang S.

[courtesy of darylscience]

Sebagai fungsi dari modulus geser (u), dan densitas (r), kecepatan gelombang S (Vs) adalah:

Vs=[u/r]^0.5.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 4 : 4 8 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: FISIKA GELOMBANG

Gelombang Kompresi ( P wave)


Jika bumi yang 'tenang' diberikan gangguan, misalnya diganggu dengan diledakannya sebuah dinamit,
maka partikel-partikel material bumi tersebut akan bergerak dalam berbagai arah. Fenomena pergerakan
partikel material bumi ini disebut dengan gelombang.

Jika pergerakan partikel tersebut sejajar dengan arah penjalaran gelombang, maka disebut dengan
gelombang kompresi (gelombang primer atau primary wave atau gelombang P).

Gambar dibawah menunjukkan karakter material sebelum diganggu dan karakter gelombang P.

[courtesy of darylscience]
Rekaman seismik refleksi suatu eksplorasi migas merupakan rekaman gelombang P yang menjalar dari
sumber

(dinamit,

vibroseis,

dll.)

ke

penerima

(geophone).

Gelombang P menjalar dengan kecepatan tertentu. Jika melewati material yang bersifat kompak atau
keras misalnya dolomit maka kecepatan gelombang P akan lebih tinggi dibanding jika melewati material
yang

'lunak'

seperti

batulempung.

Sebagai fungsi dari modulus bulk(k) , modulus geser (u), dan densitas (r), kecepatan gelombang P (Vp)
adalah:

Vp=[(k+4/3u)/r]^0.5.

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 4 : 2 0 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: FISIKA GELOMBANG

Instantaneous Frequency (Frekuensi Sesaat)


Instantaneous Frequency merupakan turunan fasa terhadap waktu (dt):
IF(t)=2/dt Imag[u(t2)-u(t1)/ u(t2)+u(t1)]

Imag adalah komponen imaginer. Lihat subject Seismik Attributeuntuk memahami simbol-simbol
diatas.
Dalam interpretasi digunakakan untuk melihat anomaly hidrokarbon yang akan ditunjukkan dengan
anomaly frekuensi rendah. Efek ini kadangkala disebabkan oleh batupasir yang tidak terkonsolidasi
dikarenakan kandungan minyak. Instantaneous Frequency digunakan juga untuk melihat zona fraktur
(rekahan) karena zona fraktur akan berasosiasi dengan zona frekuensi rendah. Disamping itu digunakan
juga sebagai indikator ketebalan lapisan. Juga untuk melihat geometri perlapisan yang masif
seperti sand-prone lithologies.
Gambar dibawah menunjukkan perbandingan tras data seismik beserta quadraturenya dengan tras
Instantaneous Frequency. Juga, perbandingan antara data seismik 2D dengan Instantaneous Frequency
2D ditunjukkan pada gambar yang paling bawah.

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 3 : 4 6 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: POST PROSESING

Instantaneous Phase (Fasa Sesaat)


Secara matematis Instantaneous Phase (fasa sesaat) dituliskan sbb:
IP(t)=acrtan[y(t)/x(t)]
Dalam interpretasi digunakakan untuk melihat kontinuitas lapisan secara lateral, ketidakmenerusan,
batas sekuen, konfigurasi perlapisan, dan digunakan untuk menghitung kecepatan fasa.
Gambar dibawah menunjukkan perbandingan tras data seismik beserta quadraturenya dengan tras
Instantaneous Phase. Juga, perbandingan antara data seismik 3D dengan Instantaneous Phase 3D
ditunjukkan pada gambar yang paling bawah.

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 3 : 4 4 AM 1 C O M M E N T:
LABELS: POST PROSESING

Envelope
Envelope merepresentasikan total energi sesaat (instantaneous), nilai ampitudonya bervariasi antara nol
sampai amplitude maksimum tras seismik. Secara matematis envelope dituliskan sbb:

E(t)= (x(t)^2 +y(t)^2)^0.5

Envelope berhubungan langsung dengan kontras impedansi akustik yang bermanfaat untuk
melihat:
Kontras impedansi akustik, bright spot, akumulasi gas, batas sekuen, efek ketebalan tuning,
ketidakselarasan, perubahan lithologi, perubahan lingkungan pengendapan, sesar, porositas, dll.
Gambar berikut menunjukkan perbandingan antara tras data real (x), quadrature (y) dan envelope (E)
serta perbandingan antara data sesmik dengan envelope untuk data lapangan. Data real courtesy U.S.
Department of Energy.

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 2 : 1 9 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: POST PROSESING

F R I D A Y, J U N E 2 2 , 2 0 0 7

Seismik Attribute
Seismik Attribute adalah segala informasi yang diperoleh dari data seismik baik melalui pengukuran
langsung, komputasi maupun pengalaman.

Mengapa seismik attribute perlu dalam explorasi?


Seismik attribute diperlukan untuk memperjelas anomali yang tidak terlihat secara kasat mata
padadata seismikbiasa.
Secara analitiksebuah signal seismik dapat dituliskan sbb:
u(t) = x(t) + i y(t)

dimana x(t) adalah data seismik itu sendiri (data yang biasa anda gunakan untuk interpretasi
geologi). Sedangkan y(t) adalah quadraturenya, yakni fasa gelombang x(t) digeser 90 derajat.
u(t) dapat diperoleh dengan menggunakan tranformasi Hilbertpada data seismik, dimana
komponen realnya adalah data seismik itu sendiri dan quadratur-nya merupakan komponen
imaginer.

Terdapat beberapa macam seismik attribute: instantaneous energy (envelope), instantaneous


phase, instantaneous frequency, dll. (Jenis-jenis attribut tersebut dijelaskan lebih lanjut pada blog
ini dengan masing-masing subject). Gambar diatas milik Taner [1979] dengan sedikit
modifikasi.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 1 1 : 5 3 P M 2 C O M M E N T S :
LABELS: POST PROSESING

T H U R S D A Y, J U N E 2 1 , 2 0 0 7

Seismik Inversi
Seismik inversi adalah proses pemodelan geofisika yang dilakukan untuk memprediksi informasi sifat
fisis bumi berdasarkan informasi rekaman seismik yang diperoleh.

Upaya inversi merupakan kebalikan (inverse) dari upaya pengambilan data seismik (forward modeling).

Sebagaimana yang kita ketahui forward modeling adalah operasi konvolusi antara wavelet sumber dengan
kontras impedansi akustik bumi (koefisien refleksi).

Proses inversi merupakan proses 'pembagian' rekaman seismik terhadap wavelet sumber yang diprediksi.

Berdasarkan gambar diatas kita melihat bahwa secara bebas dapat


dikatakan bahwa impedansi akustik (hasil inversi) merepresentasikan sifat fisis 'internal' batuan
sedangkan rekaman seismik merepresentasikan 'batas batuan'.

Sehingga hasil inversi dapat digunakan untuk menginterpretasi peru bahan fasies dalam suatu h orizon geol ogi.

(Sebenarnya bagi ahli

geofisika, sifat fisis internal pun dapat 'dilihat' berdasarlam karakter amplitudo atau frekuensi
rekaman seismiknya, anda setuju?).

Pemilihan 'wavelet yang diprediksi' pada proses inversi merupakan prosedur yang sangat penting, anda
harus yakin betul bahwa sifat 'wavelet yang diprediksi' mencerminkan horizon yang menjadi target
anda. Caranya ? diantaranya dengan mengekstrak wavelet pada horizon yang menjadi target
inversi. Inipun tidak ada jaminan...karena sifat wavelet yang tergantung terhadap fasa dan attenuasi.

Dikarenakan bandwith frekuen si gel ombang seismik terbatas (ban d limited), maka kontri busi impedan si akustik (IA) dari komponen frekuensi rendah di perlukan. Secara praktis, komponen frekuensi rendah ini di perol eh dari informasi sumur (well) dan di tambahkan untuk mendapatkan impedan si akustik absolut.

IA absolut = IA seismik (band limited: 10-70Hz) + IA sumur (freku ensi rendah : <10h z).> 8200. Dengan l ogika ini ki ta dapat menampil kan IA den gan nilai > 8200 untuk melihat karakter penyebaran batu pasir tersebut (lihat gambar di bawah ini ).

Gambar di bawah merupakan penampang IA (slice). Perhatikan interpretasi batupasir dalam 'chann eling system' berdasarkan kon tras IA .

Gambar data real dan 'hasil inversi' diatas adalah courtesy Ashley Francis, Earthworks Environment &
Resources Ltd. - U.K

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 7 : 1 5 P M 5 C O M M E N T S :
LABELS: POST PROSESING

Polaritas Normal Polaritas 'Reverse'


Saat ini terdapat dua jenis konvesi polaritas: Standar SEG (Society of Exporation Geophysicist) dan
Standar Eropa. Keduanya berkebalikan.

Gambar dibawah ini menunjukkan Polaritas Normal dan Polaritas 'Reverse' untuk sebuah wavelet fasa
nol (zero phase) dan fasa minimum (minimum phase) pada kasus Koefisien Refleksi atau Reflection
Coefficient (KR atau RC) meningkat (RC positif) yang terjadi pada contoh batas air laut dengan dasar
laut/lempung.

Contoh penentuan polaritas pada


data seismik real, seabed ditunjukkan dengan trough (merah), hal ini berarti polaritas seismik yang
digunakan adalah normal SEG.

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 6 : 0 9 P M 2 C O M M E N T S :
L A B E L S : I N T E R P R E TAS I S E I S M I K

W E D N E S D A Y, J U N E 2 0 , 2 0 0 7

Fasa Nol, Minimum, Maksimum

Sebuah wavelet memiliki panjang yang terbatas dengan fasa tertentu. Didalam istilah eksplorasi seismik,
fasa sebuah wavelet dikenal sebagai:fasa minimum, fasa nol dan fasa maksimum.

Sebagaimana ditunjukkan oleh gambar di atas, fasa


minimum dicirikan jika sebagian besar energi amplitudo wavelet berada diawal, fasa nol dengan simetris
di tengah-tengah dan fasa maksimum diakhir wavelet.

Untuk mengubah fasa diatas dilakukan pendekatan matematis sbb:

P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 7 : 5 3 AM 1 C O M M E N T:
LABELS: MISCELLANEOUS

Pengolahan Data Seismik


Beberapa tahapan yang biasa dilalui didalam pengolahan data seismik:

1.Edit Geometri
Data sebelumnya di-demultiplex dan mungkin di-resampel kemudian di-sorting didalam CDP
(common depth point) atau CMP (common mid point). Informasi mengenai lokasi sumber dan
penerima, jumlah penerima, jarak antara penerima dan jarak antara sumber di-entry didalam
proses ini.
2. Koreksi Statik
Koreksi statik dilakukan untuk mengkoreksi waktu tempuh gelombang seismik yang ter-delay
akibat lapisan lapuk atau kolom air laut yang dalam.
3. Automatic Gain Control (AGC)
Kompensasi amplitudo gelombang seismik akibat adanya divergensi muka gelombang dan sifat
attenuasi bumi.
4.Dekonvolusi (Pre-Stack)
Dekonvolusi dilakukan untuk meningkatkan resolusi vertikal (temporal) dan meminimalisir efek
multiple.
5. Analisis Kecepatan (Velocity Analysis) dan Koreksi NMO
Analisis kecepatan melibatkan semblance, gather, dan kecepatan konstan stack. Informasi
kecepatan dari velocity analysis digunakan untuk koreksi NMO (Normal Move Out)

6. Pembobotan tras (Trace Weighting)


Teknik ini dilakukan untuk meminimalisir multiple yang dilakukan dalam koridor CMP sebelum
stacking. Proses ini menguatkan perbedaan moveout antara gelombang refleksi dengan
multiplenya sehingga dapat mengurangi kontribusi multiple dalam output stack.

7. Stack
Penjumlahan tras-tras seismik dalam suatu CMP tertentu yang bertujuan untuk mengingkatkan
rasio sinyal terhadap noise. Nilai amplitudo pada waktu tertentu dijumlahkan kemudian dibagi
dengan akar jumlah tras.

8. Post-Stack Deconvolution
Dekonvolusi mungkin dilakukan setelah stacing yang ditujukan untuk mengurangi efek ringing
atau multipel yang tersisa.
9. Migrasi F-K (F-K Migration)
Migrasi dilakukan untuk memindahkan energi difraksi ke titik asalnya. Atau lapisan yang sangat
miring ke posisi aslinya. Mingrasi memerlukan informasi kecepatan yang mungkin memakai
informasi kecepatan dari velocity analysis. Gambar dibawah menunjukkan karakter rekaman
seismik sebelum dan sesudah migrasi. Bisakah anda melihat perbedaannya?

10. Data Output

Rekaman seismik di atas adalah courtesy USGS


P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 7 : 0 3 AM N O C O M M E N T S :
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

Filtering
Adalah upaya untuk 'menyelamatkan' frekuensi yang dikehendaki dari gelombang seismik dan
'membuang' yang tidak dikehendaki. Terdapat beberapa macam filtering: band pass, low pass (high cut)
dan high pass (low cut).

Didalam pengolahan data seismik band pass filter lebih umum digunakan karena biasanya gelombang
seismik terkontaminasi noise frekuensi rendah (seperti ground roll) dan noise frekuensi tinggi (ambient
noise).

Gambar dibawah ini menunjukkan ketiga jenis filtering, baik dalam kawasan waktu (time domain)
maupun frekuensi domain (frequency domain).

Tanda A, B, C, D pada band pass filter


merupakan frekuensi sudut (corner frequency).

Secara matematis, operasi filtering merupakan konvolusi dalam kawasan waktu antara gelombang
'mentah' dengan fungsi filter diatas dan perkalian dalam kawasan frekuensi.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 2 : 1 6 AM 1 C O M M E N T:
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

M O N D A Y, J U N E 1 8 , 2 0 0 7

Zona Fresnel (Fresnel Zone)


Adalah lebar bidang benda anomali yang mampu 'dilihat' oleh gelombang seismik (lihat Resolusi
Seismik).

Lebar sempitnya Zona Fresnel (B-B') tergantung pada panjang gelombang dan frekuensi gelombang
seismik yang digunakan. Semakin tinggi frekuensi seismik yang digunakan, semakin sempit Zona Fresnel
dan sebaliknya. Artinya untuk melihat benda-benda anomali kecil di bawah perut perlu digunakan
frekuensi gelombang yang tinggi. Sayangnya karena adanya attenuasi, frekuensi tinggi hanya mampu
melihat anomali-anomali dangkal.

Istilah 'Fresnel' digunakan untuk menghormati Fisikawan perancis


Augustin Jean Fresnel (1788-1827) yang menemukan teori gelombang optik.
(Foto Augustin Jean Fresnel diambil dari wikipedia)
P O S T E D B Y A G U S A B D U L L A H , P H D A T 4 : 4 6 P M 1 C O M M E N T:
LABELS: FISIKA GELOMBANG

Noise dan Data


Noise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman seismik sedangkan data adalah
gelombang yang dikehendaki. Dalam seismik refleksi, gelombang refleksilah yang dikehendaki sedangkan
yang lainya diupayakan untuk diminimalisir.

Gambar diatas menunjukkan sebuah rekaman dengan data gelombang refleksi dan noise (gelombang
permukaan / ground roll) dan gelombang langsung (direct wave).

Noise terbagi menjadi dua kelompok: noise koheren (coherent noise) dan noise acak ambient (random
ambient noise).

Contoh noise keheren: ground roll (dicirikan dengan amplitudo yang kuat dan frekuensi rendah), guided
waves atau gelombang langsung (frekuensi cukup tinggi dan datang lebih awal), noise kabel, tegangan
listrik (power line noise: frekuensi tunggal, mudah direduksi dengan notch filter), multiple (adalah
refleksi sekunder akibat gelombang yang terperangkap). Sedangkan noise acak diantaranya: gelombang
laut, angin, kendaraan yang lewat saat rekaman, dll.

Gambar diatas diambil dari Kennett [1983] dengan beberapa modifikasi.


P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 5 : 3 0 AM N O C O M M E N T S :
LABELS: MISCELLANEOUS

Gain
Gain adalah penskala-an amplitudo gelombang seismik untuk menampilkan amplitudonya yang menurun
akibat geometrical spreading.

Secara matematis, operasi gain merupakan


perkalian antara tras seismik dengan fungsi gain.

Untuk membuat fungsi gain yang akan diterapkan pada tras seismik yang belum dilakukan koreksi
geometrical spreading, persamaan gain berikut dapat digunakan:

g(t)=(v(t)/v(0))^2 (t/t0), dimana t adalah TWT (two way traveltime) dan v(t) adalah kecepatan rms dan
v(0) adalah kecepatan rms pata waktu t0.
P O S T E D B Y A G U S AB D U L L A H , P H D AT 5 : 0 1 AM N O C O M M E N T S :
L A B E L S : P E N G O L A H A N D A TA S E I S M I K

Você também pode gostar