Você está na página 1de 6

TATALAKSANA PEMELIHARAAN

AYAM KAMPUNG PETELUR

1. Penentuan Lokasi
Dalam beternak ayam kampung petelur, peternak wajib memikirkan lokasi yang akan
dipilih untuk membangun kandang. Beberapa kriteria lokasi kandang yang baik untuk
pemeliharaan ayam kampung petelur unttuk mencapai produksi yang maksimal ialah :
a. Lokasi tidak jauh dari jalan transportasi
Faktor jalan yang tidak jauh dari peternakan memudahkan peternak untuk menjual
hasil ternaknya ke pasar ataupun konsumen. Selain memudahkan pemasaran hasil
ternak (telur), dekatnya jalur transportasi dapat memudahkan ditributor atau sales
untuk memberikan/menjual obat dan vaksin kepada peternak. Dekatnya akses jalan
transportasi juga membuat peternak dengan mudah membeli pakan ternak. Faktorfaktor tersebut perlu dipikirkan sebelum membangun kandang agar kemajuan usaha
peternakan ayam kampung petelur dapat berjalan lancar.
b. Lokasi jauh dari keramaian
Untuk beternak ayam kampung petelur, peternak harus menjauhkan faktor-faktor
yang dapat membuat ayam stress. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh ialah
keramaian yang ditimbulkan dari aktivitas warga. Apabila kandang yang di bangun
berdekatan dengan lokasi warga, produktivitas ayam tidak akan maksimal serta
ayam rentan terkena penyakit. Selain merugikan bagi hewan ternak yang dipelihara,
lokasi kandang yang dekat dengan aktivitas warga akan merugikan bagi warga
sekitar. Bau dari proses pemeliharaan akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi
warga sekitar.
c. Lokasi dekat dengan sumber air bersih
Air merupakan salah satu unsur penting berjalannya proses pemeliharaan ayam
kampung petelur. Sumber air yang dekat dengan lokasi kandang akan membantu
proses pemeliharaan.
d. Lokasi terjangkau aliran listrik
Sebelum membangun kandang perlu diperhatikan apakah wilayah tersebut
terjangkau aliran listrik atau tidak. Pada peternakan modern, listrik merupakan faktor
yang menunjang berlangsungnya kegiatan usaha. Pencahayaan saat malam hari
menggunakan bantuin listrik dapat membantu meningkatkan produktivitas ayam
kampung petelur.
e. Lokasi kandang memiliki suhu dan kelembaban yang nyaman bagi ternak
Faktor yang mempengaruhi suhu dan kelembaban ialah ketinggian dan cuaca lokasi.
Suhu yang nyaman bagi ayam kampung petelur yakni 22-32C. Suhu kandang yang
terlalu panas ataupun terlalu dingin akan membuat ayam stress dan menyebabkan
nafsu makan berkurang serta menurunnya daya tahan tubuh ayam. Kelembaban yang
nyaman untuk beternak ayam kampung petelur ialah 55-65%.
2. Pemilihan Bibit

Pemilihan bibit dilakukan agar hasil yang di dapat saat memasuki fase produksi
maksimal. Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan memilih calon
indukan dan seleksi DOC.
Pemilihan calon indukan yang baik dapat diukur dengan beberapa kriteria seperti :
a. Tidak cacat
b. Kondisi fisik prima
c. Pertumbuhannya baik
d. Aktif bergerak
e. Nafsu makan baik
f. Produktivitas telur baik
g. Mata terlihat ceria, terbuka lebar dan warnanya cerah
h. Dubur/anus terbuka lebar, kering dan lembab seperti ada cairan pelumasnya
Dengan terpenuhinya kriteria-kriteria tersebut maka bibit yang diperoleh akan
terjamin kualitasnya. Produktivitas bibit ayam saat memasuki fase bertelur sangat
dipengaruhi dengan kualitas indukannya. Beberapa ciri bibit ayam yang berkualitas baik
ialah :
a. Bulu berwarna cerah dan mengkilap
b. Bagian tubuhnya tidak ada kelainan atau selaras dengan jenis ayamnya
c. Tulang kuat dan normal
d. Aktif bergerak dan lincah
e. Nafsu makan tinggi
f. Aktif mengeluarkan suara
g. Mata terlihat ceria, terbuka lebar dan warnanya cerah
h. Sayap tidak lemas
i. Dubur/anus terbuka
Seleksi DOC juga merupakan salah satu cara memilih bibit yang baik untuk
dipelihara. Saat baru dikeluarkan dari dalam box akan terlihat DOC kualitas baik dan
buruk. DOC dengan kualitas baik akan terlihat sehat dan lincah sedangkan yang
berkualitas buruk pergerakannya pasif serta mata yang sering tertutup. DOC yang
berkualitas buruk harus dipisahkan dan diberi perlakuan khusus. Apabila beberapa
minggu tidak ada peningkatan lebih baik dibunuh untuk mencegah penularan kepada
DOC yang sehat dan berkualitas baik.
3. Perkandangan
Ada 3 macam sistem kandang yang digunakan selama proses pemeliharaan ayam
kampung petelur, yaitu :
a. Brooding (umur 0 8 minggu)
Sistem kandang brooding dipergunakan untuk ayam DOC atau fase starter. Kandang
brooding sendiri dibuat dengan bentuk melingkar. Diameter lingkaran disesuaikan
dengan banyaknya ayam. Pembatas dibuat dari seng dengan tinggi 1 1,5 meter.
Sedangkan alas menggunakan sekam untuk menjaga kehangatan kandang. Atap
kandang diberi kanopi untuk menjaga suhu di dalam kandang saat malam hari.
Kandang brooding diberi tirai melingkar untuk menjaga kestabilan suhu di dalam
kandang.
b. Koloni (umur 9 16 minggu)
Saat ayam memasuki umur 9 minggu (fase gower) akan dipindahkan ke kandang
koloni. Seperti halnya nama koloni, kandang dibuat dengan petak-petak persegi.

Sistem kandang koloni bertujuan untuk memudahkan pengontrolan pertumbuhan


bobot badan ayam agar ideal (uniformity baik). Bagi ayam yang bobot badannya di
bawah standar atau melebihi standar akan dipisahkan dan diberi perlakuan khusus
sampai bobot badannya seragam. Untuk ayam yang bobot badannya di bawah
standar akan diberi penambahan pakan. Ayam yang berbobot badan diatas standar
akan dikurangi kandungan proteinnya. Diharapkan dengan perlakuan ini saat ayam
memasuki fase produksi memiliki uniformity yang baik sehingga produktivitasnya
maksimal. Untuk sekedar informasi, alas kandang yang sebelumnya diberi kapur
akan ditumpuk dengan sekam. Tempat pakan dan minum digantung sesuai tinggi
ayam dan dibersihkan minimal 2x sehari. Setiap seminggu sekali harus dilakukan
penimbangan bobot badan untuk mengontrol pertumbuhannya.
c. Kandang Baterai (umur 16 minggu afkir)
Saat umur ayam kampung petelur memasuki minggu ke-16, ayam dipindahkan ke
kandang baterai. Kandang baterai lebih efektif dipakai saat fase produksi. Telur yang
dihasilkan memiliki resiko kecil untuk pecah. Selain menurunkan resiko pecahnya
telur, penggunaan kandang baterai juga bertujuan menghilangkan sifat mengeram
induk ayam kampung.

PROGRAM PAKAN

Program Pakan Fase Starter (umur 0 8 minggu)

Masa/Umur
Kebutuhan Protein
Jenis Pakan
(Minggu)
(%)
(Pakan Jadi Butiran)
Pre-Starter
23%
511/BR1
(0 2 minggu)
(Selalu Tersedia)
Starter
21%
512/BR2
(3 8 minggu)
(Selalu Tersedia)
Sedangkan pemberian pakan dibedakan berdasarkan pertumbuhan umur ayam
- 7 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 1 minggu
- 19 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 2 minggu
- 34 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 3 minggu
- 47 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 4 minggu
- 58 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 5 minggu
- 66 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 6 minggu
- 72 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 7 minggu
- 74 gram/hari untuk ayam kampung petelur umur 8 minggu
Program Pakan Fase Grower (umur 9 12 minggu) dan Fase Developer (umur 13
16 minggu)
Masa/Umur
(Minggu)

Kebutuhan Protein
(%)

9 - 12
minggu
13 - 16
minggu

14-15 %
Pemberian
14%
Pemberian

Campuran Pakan (%)


Jagung
Bekatul
Konsentrat
Giling
Halus
25%
40%
35%
30 - 50 gram/hari
20%
40%
40%
60 - 75 gram/hari

Program Pakan Fase Finisher/Produksi (umur 16 minggu afkir)


Bahan Pakan
Konsentrat Ayam
Phokphand Kode :

Jumlah
Bagian

Kandungan
Protein (%)

Kandungan Campuran
Protein (%)

35%

35%

(35 x 35%) = 12,25%

124 P
Jagung Giling
(Pecah 5 - 6 butir)
Bekatul (Dedak
Halus)
Campuran Pakan

45%

9%

(9 x 45%) = 4,05%

20%

10%

(10 x 20%) = 2,00%

100%

18,30%

Pemberian

80 - 90 gram/hari

Tabel Produktivitas dan Konsumsi Pakan Jenis Induk Ayam Buras Petelur
Produksi
Telur/Tahun
112

Rataan Bobot
Telur
(gram/butir)
43,6

Konsumsi
Pakan
(gram/hari)
88

Bobot Badan
(gram)
1300-1500

Sifat
Mengera
m
Tinggi

PROGRAM KESEHATAN

Hama
No

Jenis
Hama

Akibat yang
ditimbulkan

Pencegahan

Pengobatan

1.

Lalat

Menularkan

bibit penyakit
seperti malaria
unggas

2.

Nyamuk

Menularkan

bibit penyakit

seperti
Culicoides sp.

3.

Kutu

Gatal
Menurunkan
pertumbuhan
Menurunkan
produksi telur

Penanganan ekskreta
dengan baik
Membersihkan ekskreta
seminggu sekali
Penambahan batu kapur,
abu atau zeolit pada litter
Pemberian ransum yang
seimbang agar ekskreta
yang dihasilkan tidak
basah
Membersihkan ransum
yang tumpah dengan
segera
Pembersihan dan
disinfeksi kandang dan
peralatan secara rutin
dengan Antisep, Neosep
dan Medisep
Pembersihan areal sekitar
kandang
Disenfeksi kandang dan
peralatan secara rutin
Pencegahan genangan air
yang terbuka
Menjaga kebersihan
kandang

Larvatox

Penyemprotan
Insektisida
(fogging)

Ivermectin

Você também pode gostar