Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
dipantau
perubahan-perubahan
yang
terjadi pada ekosistem mangrove pada
suatu daerah dengan koordinat lokasi yang
tepat
dan
catatan
waktu
yang
berkesinambungan. Dari gambaran yang
didapatkan tersebut maka selanjutnya
dapat dianalisis dan dievaluasi kondisi real
saat itu dan prediksi yang akan dating,
serta rekomendasi dalam kegiatan-kegiatan
terkait mangrove selanjutnya.
3. Pengelolaan berkelanjutan,
Mangrove sangat penting artinya dalam
pengelolaan sumber daya pesisir di
sebagian besar wilayah Indonesia. Fungsi
mangrove yang terpenting bagi daerah
pantai adalah menjadi penghubung antara
daratan dan lautan. Tumbuhnya kesadaran
akan fungsi perlindungan, produktif dan
sosio-ekonomi dari ekosisitem mangrove
di daerah tropika, dan akibat semakin
berkurangnya sumber daya alam tersebut,
mendorong
terangkatnya
masalah
kebutuhan konservasi dan kesinambungan
pengelolaan terpadu sumber daya-sumber
daya
bernilai
tersebut.
Tindakan
pengelolaan
ekosistem
mangrove
mempunyai
tujuan
utama
untuk
menciptakan ekosistem yang produktif dan
berkelanjutan untuk menopang berbagai
kebutuhan pengelolaannya. Oleh karena
itu pengelolaan ekosistem mangrove harus
diarahkan agar : a. Praktek pengelolaan
ekosistem mangrove harus meliputi
kegiatan eksploitasi dan pembinaan yang
tujuannya mengusahakan agar penurunan
daya produksi alam akibat tindakan
eksploitasi dapat diimbangi dengan
tindakan peremajaan dan pembinaan.
Maka diharapkan manfaat maksimal dari
ekosistem mangrove dapat diperoleh
secara terus menerus. b. Dalam
pengelolaan ekosistem mangrove yang
berkelanjutan, pertimbangan ekologi dan
ekonomi harus seimbang, oleh karena itu
pemanfaatan berbagai jenis produk yang
diinginkan oleh pengelola dapat dicapai
dengan
mempertahankan
kelestarian
ekosistem
mangrove
tersebut
dan
lingkungannya. Dengan demikian secara
filosofis, pengelolaan ekosistem mangrove
berkelanjutan
dipraktekan
untuk
memenuhi kebutuhan saat ini dari
pengelola, dengan tanpa mengabaikan
pemenuhan kebutuhan bagi generasi yang
akan datang, baik dari segi keberlanjutan
hasil maupun fungsi.
4. Rehabilitasi, secara umum
ekosistim mangrove cukup tahan terhadap
berbagai
gangguan
dan
tekanan
lingkungan. Namun sangat dipengaruhi
oleh pengendapan atau sedimentasi,
ketinggian rata-rata permukaan laut dan
pencemaran perairan itu sendiri. Hal ini
akan mengakibatkan terjadinya penurunan
oksigen dengan cepat yang selanjutnya
akan menyebabkan kerusakan. Secara
umum dengan kondisi semakin rusaknya
mangrove, maka sangat diperlukan upaya
pemulihan atau rehabilitasi agar mangrove
dapat hijau dan lestari kembali. Usaha
penghijauan atau reboisasi hutan mangrove
di beberapa daerah, baik di pulau Jawa,
Sumatra, Sulawesi, maupun Irian Jaya
telah berulangkali dilakukan. Upaya ini
biasanya berupa proyek yang berasal dari
Departemen Kelautan dan Perikanan,
maupun Departemen Kehutanan bahkan
dari Pemda setempat. Namun hasil yang
diperoleh relatif tidak sesuai dengan biaya
dan tenaga yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
Padahal
dalam
pelaksanaannya tersedia biaya yang cukup
besar, tersedia tenaga ahli, tersedia bibit
yang cukup, pengawasan cukup memadai,
dan berbagai fasilitas penunjang yang
lainnya. Mengapa hasilnya kurang
memuaskan? Salah satu penyebabnya
adalah kurangnya peran serta masyarakat
dalam ikut terlibat upaya pengembangan
wilayah, khususnya rehabilitasi hutan
mangrove
dan
masyarakat
masih
cenderungd ijadikan obyek dan bukan
subyek dalam upaya pembangunan. Untuk
itu perlu pelibatan masyarakat setempat
agar lebih tepat sasaran. Dengan
memberdayakan
potensi
masyarakat
pesisir, tentunya masyarakat juga merasa
bertanggung jawab. Artinya masyarakat
merasa ikut memiliki (tumbuh sense of
belonging) hutan mangrove yang telah