Você está na página 1de 15

AUDIT LANJUTAN

AUDIT PLANNING AND ANALITICAL


PROSEDUR

Abstract

Kompetensi

Pada pokok bahasan ini akan dijelaskan :


Mahasiswa diharapkan mampu
Dapat memahamI tentang perencaaan audit dan prosedur menjelaskan :
analitis
1; Precancanaan audit.
2; Prosedur analitis.

PERENCANAAN AUDIT
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan
audit yang dibuat oleh auditor.

1; Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik (SPAP)


mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai yaitu:
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.

2; Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya Auditing, menerangkan bahwa:


Perencanaan dan supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor
sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan sebagian
fungsi perencanaan dan supervise auditnya dalam kantor akuntannya (asisten).

3; Menurut Standar Auditing 316

dalam

Standar

Profesional

Akuntan

Publik mensyaratkan agar


audit dirancang untuk memberikan keyakinan memadai atas pendeteksian salah
saji yang material dalam laporan keuangan.

4; Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa:
Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu dan biaya yang
wajar .
Standar pertama dari Generally Accepted Auditing Standart (GAAS) - di Indonesia, SPAP
untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.
Tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja
yang tepat sehingga auditor dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten untuk kondisi
yang ada, membantu manjaga agar biaya audit yang dikelurkan tetap wajar, seta
menghindari kesalahpahaman dengan kliennya.
Memperoleh bukti yang cukup kompeten merupakan hal yang sangat penting jika KAP ingin
meminimalkan kewajiban hukum dan memelihara suatu reputasi yang baik dalam komunitas
bisnis. Menjaga biaya audit yang dikeluarkan tetap dalam batas yang wajar akan membantu
KAP tetap kompetitif dan selanjutnya dapat mempertahankan bahkan memperluas jumlh
kliennya, dengan asumsi bahwa KAP tersebut memiliki reputasi untuk melakukan pekerjaan
yang berkualitas tinggi. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Dalam perencanaan audit,auditor harus
mempertimbangkan antara lain :
a; Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri dimana
satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.

b; Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.


c; Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan,termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
d; Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
e; Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f;

Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).

g; Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,


seperti risiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi
antar pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
h; Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas (sebagai
contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk
menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak / perjanjian.

PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan
supervise biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan
satuan usaha dan diskusi dengan staff lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan
usaha tersebut.
Contoh prosedur tersebut meliputi :
a; Mereview arip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan
laporan audit tahun lalu.
b; Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staff kantor
akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha.
c; Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak
terhadap satuan usaha.
d; Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
e; Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris,
atau komite audit.
f;

Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan


standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru.

g; Mengkoordinasikan bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data.


h; Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada konsultan, spesialis, dan auditor intern.
i;

Membuat jadwal pekerjaan audit (time schedule).

j;

Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staff audit.

k; Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan


informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat
mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang
dipandang perlu.
Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya (understanding client
business), termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur
permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dan lain-lain.
Pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha biasanya diper oleh auditor melalui
pengalaman dengan satuan usaha atau industrinya serta pengajuan pertanyaan kepada
pegawai perusahaan. Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya dapat berisi informasi
yang bermanfaat mengenai sifat bisnis, struktur organisasi, dan karekteristik operasi,
serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus. Sumber lain yang dapat
digunakan oleh auditor adalah publikasi yang dikeluarkan oleh industri, laporan
keuangan satuan usaha lain dalam industri, buku teks, majalah, dan perorangan yang
memiliki pengetahuan mengenai indutri.
Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam :
a; Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b; Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, direview dan
dikumpulkan dalam organisasi.
c; Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persedian, depresiasi, penyisihan
piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.
d; Menilai kewajaran representasi manajemen.
e; Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang diterapkan dan kecukupan
pengungkapannya.

Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan
audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervise adalah
memberikan instruksi kepada asisiten, tetap menjaga penyampain informasi masalahmasalah penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang dilaksanakan,
dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya
supervisi yang memadai bagi suatu keadaan tergantung atas banyak factor, termasuk
kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit.
Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur audit yang
mereka laksankan. Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh
4

terhadap sifat,luas, dan saat prosedur harus dilaksanakan, seperti bisnis satuan usaha
yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit.
Auditan dengan tanggung jawab akhir unutk setiap audit harus mengarahkan asisten
untuk mengemukakan pertanyaan akuntansi dan auditing signifikan yang muncul dalam
audit sehingga auditor dapat menetapkan seberapa signifikan masalah tersebut.

PROSEDUR PENYUSUNAN PERENCAAAN AUDIT


Auditor harus menyususn Audit Plan, segera setelah Engagement Letter disetujui oleh
klien,yang isinya mencakup :
1; Hal hal Mengenai Klien
a; Bidang Usaha Klien, Alamat, Nomor Telepon, Facsimile dan lain-lain.
b; Status Hukum Perusahaan ( berdasarkan Akta Pendirian )
1; Nama Pemilik
2; Permodalan
c; Accounting Policy ( Kebijakan Akuntansi )
1; Buku buku yang digunakan :

Buku Penjualan

Buku Pembelian

Buku Kas / Bank

Buku Memoria

2; Metode Pembukuan

Manual : tulis tembus, biasa

Komputer

Mesin Pembukuan

3; Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum ( membantu dalam


menyusun budget dan pemilihan tenaga-tenaga yang akan ditugaskan diklien
tersebut )
d; Neraca ( Laporan Posisi Keuangan ) Komparatif dan perbandingan Penjualan,
Laba / Rugi tahun lalu dan sekarang. Perbandingan antara Neraca tahun lalu dan
Neraca tahun sekarang / bulan terakhir tahun sekarang agar diperoleh gambaran
mengenai ukuran besar kecilnya perusahaan.
e; Client Contact yaitu mengenai dari orang-orang yang akan sering dihubungi
auditor. MIsalnya :

Presiden Direktur

Controller, Chief Accountant.

Dewan Komisaris dan Komite Audit.


5

Selain itu perlu diketahui penasihat hukumnya siapa berikut alamat,


nomor telepon, faks, dan email address.
f;

Accounting, Auditing & Tax Problem


Harus dijelaskan persoalan-persoalan yang (mungkin) akan dihadapi oleh klien,
seperti :
1; Accounting Problem , misalnya:

Perubahan metode pencatatan dari manual ke computer.

Revaluasi fixed asset.

Perubahan metode atau tarif penyusutan.

2; Auditing Problem, misalnya :

Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan.

Perubahan Accounting Policy

3; Tax Problem, misalnya :

Masalahnya restitusi, kekurangan penyetoran.

Adanya 2 pembukuan di dalam perusahaan.

2; Hal - hal yang Mempengaruhi Klien


Bisa didapat dari majalah - majalah ekonomi / surat kabar, antara lain : Business
News, Ekonomi Keuangan Indonesia. Contoh : adanya peraturan peraturan baru
yang dapat mempengaruhi klien.

3; Rencana Kerja Auditor


Hal hal yang penting antara lain :
a; Staffing
;

Nama partner

Nama manager

Nama supervisor

Nama senior

Nama asisten

b; Waktu Pemeriksaan
1; Waktu dimulainya suatu pemeriksaan
2; Berapa lama waktu pemeriksaan
3; Dead line, dalam arti laporan pemeriksaan :
;

Selesai kapan ?

Dikirim ke mana dan waktu sampainya kapan?

Kepada siapa report itu dikirim?

4; Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan.


c; Jenis Jasa yang Diberikan
1; General Audit
2; Special Audit
3; Bantuan Administrasi
4; Menyususn

Laporan

Posisi

Keuangan

(Neraca)/Laba

Rug

(L/R

Komprehensif)
5; Perpajakan
Hal hal tambahan :
d; Bantuan bantuan yang diberikan klien.
1; Mengisi Formulir piutang, utang
2; Membuat schedule-schedule:

Aging Schedule.

Rincian aset tetap.

Rincian utang dan piutang.

Rincian biaya yang masih harus dibayar.

e; Time Schedule
Misal :
Bulan November :

Review Internal Control.

Tentative Audit Program (audit program sementara).

Bulan Desember :

Cash count.

Observasi persediaan.

Dan lain-lain

Pada time schedule juga ditulis siapa yang mengerjakan dan beberapa jam kirakira waktu yang dibutuhkan.
Pada akhir audit plan dituiskan :

Dibuat oleh :

Review oleh :

Approved oleh :

AUDIT PROGRAM
Setelah audit plan disusun, dan sebelum pemeriksaan laporan keuangan dimulai, auditor
harus menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedurcaudit yang akan
dijalankan dan dibuat secara tertulis.
Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai
pekerjaan yang harus dilaksanakaan.
Audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan
auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.
Audit program yang baik harus mencantumkan :
;

Tujuan pemeriksaan

Prosedur audit yang dijalankan

Kesimpulan pemeriksaan

Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distarndarisasi dan digunakan di
setiap kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai kondisi dan
situasi di perusahaan ( tailor made). Dan akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah
untuk Compliance Test dan Substantive Test.
Audit Procedures dan Audit Teknik
Audit

procedures

adalah

langkah-langkah

yang

harus

dijalankan

auditor

dalam

melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan
penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence)
yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran lapotran keuangan.Untuk
diperlukan audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh audit evidence seperti :
konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry) dan lain-lain.
Risiko Audit dan Materialitas

Dalam PSA No. 25, diberikan pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan resiko dan
materialitas pada saat perncanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan
berdasarkan standart auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia :
1; Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standart auditing, khususnya
standart pekerjaan la[angan dan standart pelaporan, serta tercermin dalam laporan
audit bentuk baku. Risiko audit dan materialitas, bersama dengan hal-hal lain, perlu
dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit serta dalam
mengevaluasi hasil prosedur tersebut.
2; Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang tanggung
jawab dan fungsi auditor independen.
3; Konsep materialitas mangakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau
keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai
dengan standart akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sedangkan beberapa
hal lainnya adalah tidak penting.
4; Laporan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut
mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan, salah
saji dapat disebabkan akibat dari kekeliruan atau kecurangan.
5; Dalam perencanaan audit, auditor berkepentingan dengan masalah-masalah yang
mungkin material terhadap laporan keuangan, auditor tidak bertanggung jawab untuk
merencanakan audit untuk memperolehj keyakinan memadai bahwa salah saji
disebabkan karenba kekeliruan atau kecurangan.
6; Istilah kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yang tidak sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan.
7; Meskipun kecurangan merupakan pengertian yang luas dari segi hukum,
kepentingan auditor secara khusus berkaitan dengan tindakan curang yang
menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan.
8; Pada waktu mempertimbangkan tanggung jawab auditor memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas salah saji material, tidak ada perbedaan
penting antara kekelirun dan kecurangan.
9; Pada waktu menyimpulkan apakah dampak salah saji, secara individual atau secara
gabungan, material, auditor biasanya harus mempertimbangkan sifat dan jumlah
dalam kaitannya dengan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit.
10; Pertimbangan auditor mengenati materialitas merupakan pertimbangan profesional
dan dipengaruhi oleh presepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki
pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan.
11; Auditir harus mempertimbangkan rasio audit dan materialitas dalam :
-

Merencanakan audit dan merancang prosedur audit,


9

Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara


wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan standart akuntansi yang
berlaku umum diIndonesia.

12; Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat
dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya,
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Risiko audit dapat
ditentukan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif.
13; Dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam
menentukan tingkat risiko audit yang cukup rendah dan pertimbangan awal
mengenai

tingkat

materialitas degan suatu

cara

yang diharapkan,

dalam

keterbatasan bawaan dalam proses audit, dapat memberikan bukti audit yang cukup
untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material.
14; Auditor merencaknakan audit untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi
salah saji yang diyakini jumlahnya cukup besar, secara individual atau keseluruhan,
yang secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan
15; Dalam situasi tertentu, untuk perncanaan audit, auditor mempertimbangkan
materialitas sebelum laporan keuangan yang akan diauditnya secara disusun.
16; Pada tingkat saldo akun ata golongan transaksi, risiko audit terdiri atas :
-

Risiko Bawaan

Risiko pengendalian

Risiko deteksi

PROSEDUR ANALITIS
Standar Audit (SA Seksi 329 ) mendefinisikan prosedur analitis sebagai evaluasi terhadap
informasi keuangan yang dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data
keuangan yang 1 dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data
non keuangan. Aspek penting dari definisi prosedur analitis adalah bahwa prosedur analitis
melibatkan perbandingan antara nilai yang dicatat dengan ekspektasi yang dikembangkan
oleh auditor.
Tujuan Prosedur analitis :
1; Prosedur Analitis Awal digunakan untuk membantu auditor memahami dengan lebih
baik mengenai bisnis klien dan untuk merencanakan sifat, saat dan luas prosedur
audit.

10

2; Prosedur Analitis Subtantif digunakan sebagai prosedur substantif untuk memperoleh


kejelasan mengenai asersi tertentu yang berkaitan dengan saldo akun atau
kelompok transaksi.
3; Prosedur Analitis Akhir digunakan sebagai review

menyeluruh atas informasi

keuangan dalam tahap review akhir audit.


Tujuan Prosedur analitis serta fakta dan keadaan akan menentukan jenis prosedur analitis
yang digunakan untuk menyusun ekspektasi dan tekhnik yang digunakan dalam
penyelidikan dan evaluasi perbedaan yang signifikan. Ada 3 jenis prosedur analitis :
1; Analitis tren : Pemeriksaan perubahan diakun selama waktu tertentu
2; Analistis Rasio : perbandingan selama waktu tertentu atau tolak ukur, dari hubungan
antara akun-akun laporan keuangan atau antara akun dan data non keuangan.
3; Analitis kewajaran : Pengembangan suatu model untuk membentuk suatu ekspektasi
menggunakan data keuangan, data nonj keuangan atau keduanya, untuk menguji
saldo akun atau perubahan pada saldo akun diantara periode akuntansi.
Proses Keputusan Prosedur Analitis Subtantif
Tahap pertama dalam proses keputusan adalah mengembangkan ekspektasi untuk jumlah
atau saldo akun. Hal ini merupakan tahap yang paling penting dalam melakukan prosedur
analitis. Standart audit mensyaratkan auditor untuk memiliki ekspektasi ketika prosedur
analitis diberikan. Suatu ekspektasi dapat dikembangkan dengan menggunakan tiap jenis
prosedur analitis yang dibahas sebelumnya dengan menggunakan informasi yang tersedia
dari berbagai sumber, seperti :
-

Data Keuangan dan Operasi

Ramalahn dan Anggaran

Publikasi Industri

Informasi Pesaing

Analisis Manajemen

Laporan Analis

Rasio keuangan terpilih berguna sebaga Prosedur Analitis


Sejumlah rasio keuangan dugunakan oleh auditor sebagai prosedur analitis. Rasio ini dibagi
menjadi tiga kategori : rasio likuditas jangka endek, aktivitas profitabilitas, dan cadangna
terhadap aktiva produktif (coverage). Meskipun rasio yang dibahas dapat diterapkan
dikebanyakan entitas, auditor dapat juga menggunakan rasio spesifik industri.

11

Beberapa hal yang layak diberikan sebelum rasio keuangan didiskuisikan. Pertama, dalam
banyak kasus, auditor dapat membandingkan rasio klien dengan rata-rata industri.
Sementara rata-rata industri bertindak sebagai tolak ukur yang bermanfaat, pembatasan
tertentu harus dikenali. Karena rasio industri adalah rata-rata, rasio tidak menangkap faktor
operasi atau geogafri yang mungkin spesifik bagi klien.
Kedua, riset audit memperlihatkan bahwa salah saji material tidak mempengaruhi secara
signifkan rasio tertentu. Hal ini terutama berlaku untuk rasio aktivitas. Ketiga, auditor harus
berhati-hati untuk tidak mengevaluasi rasio keuangan dalam isolasi. Dalam kasus tertentu,
suatu rasio mungkin menguntungkan karena kompenannya tidak menguntungkan. Jika rasio
terkait tidak diperiksa, auditor dapat menarik kesimpulan yang salah.
Kualitas ekspektasi disebut sebagai ketepatan dari ekspektasi. Ketepatan adalah ukuran
bagi efektivitas prosedur analitis, kualitas ini mewakili derajat keandalan yang ditempatkan
pada prosedur. Ketepatan adala ukuran seberapa dekat ekspektasi memperkirakan yang
benar tetapi jumlah yang tidak diketahui. Derajat ketepatan yang diinginkan akan berbeda
dengan tujuan spesifik prosedur analitis. Ketepeatan atas ekspektasi adalah fungsi dari
materialitis dan risiko deteksi yang diinginkan untuk asersi yang sedang diuji membutuhkan
risiko deteksi tingkat rendah, ekspektasi harus sangat tepat. Tetapi, semakin tepat
ekspektasi,

semakin

luas

dan

mahal

prosedur

audit

yang

digunakan

untuk

mempertimbangkan, yang menghasilkan pertukaran (trade off) biaya-manfaat. Empat


berikut mampengaruhi ketepatan prosedur analitis.
-

Pemecahan
Semakin rinci tingakat ekpsektasi dibentuk, semakin besar ketepatannya. Sebagai
contoh, ekspektasi yang dibentuk menggunakan data bulanan akan lebih tepat
daripada ekspektasi yang dibentuk menggunakan data tahunan.

Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan


Sebagaimana disebutkan sebelumnya, prosedur analitis dibuat dengan mempelajari
hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan
lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Pertimbangan utama
kelayakan suatu hubungan adalah apakah hubuangan yang digunakan untuk
menguji asersi adalah layak. Sebagai contoh, adalah suatu hal yang layak untuk
mengharapkan bahwa peningkatan penjualan akan meningkatkan peningkatan
piutang dagang.

Keandalan data
Kemampuan untuk mengembangkan ekspektasi yang tepat dipengaruhi oleh
keandalan data yang tersedia. Keandalan data untuk mengembangkan ekspektasi

12

tergantung

dari tiga faktor yaitu : independensi sumber bukti, efektivitas

pengendalian internal, dan pengetahuan langsung auditor.


-

Jenis prosedur analitis yang digunakan untuk membentuk ekspektasi


Secara umum, analisis tren adalah metode yang kurang tepat digunakan dan analisis
kewajaran adalah yang paling tepat.

Prosedur Analitis Final


Tujuan prosedur anlitis pada tahap review menyeluruh dari audit adalah untuk membantu
auditor dalam menentukan kesimpulan yang dicapai dan mengevaluasi penyajian laporan
keuangan secar keseluruhan. Hal ini membutuhkan review terhadap neraca saldo, laporan
keuangan, dan catatan kaki dalam rangka untuk (1) mempertimbangkan kecukupan bukti
yang dikumpulkan untuk mendukung saldo yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang
diselidiki selama audit dan (2) menentukan apakah ada saldo atau hubungan yang tidak
biasa lainnya yang belum diselidiki.

Rasio Likuiditas jangka pendek


Rasio Likuiditas jangka pendek menunjukan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban
lancarnya.Tiga rasio yang biasa dipakai unutk tujuan ini adalah:
Rasio lancar = Aktiva lancar : Kewajiban Lancar
Rasio Cepat = Aktiva likuid : Kewajiban Lancar
Rasio Arus kas Operasi = Arus Kas Operasi : Kewajiban Lancar
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukan bagaimana aktiva entitas dikelola secara efektif. Hanya rasio
yang berkaitan dengan piutang dan persediaan yang dibahas disini karena untuk
kebanyakan pedagang besar, pedagang eceran atau perusahaan manufaktur, 2 akun ini
mewakili aktiva yang memiliki aktivitas tinggi.
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit : Piutang
Hari Piutang dagang beredar = 365 hari : Perrputaran piutang dagang
Perputaran Persediaan = Harga pokok penjualan : persediaan
Hari Pesediaan ditangan = 365 hari : perputaran persediaan
13

Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukan keberhasilan atau kegagalan entitas unutk perode tertentu.

Persentase laba kotor = Laba bersih : Penjualan bersih


Margin Laba = Pendapatan bersih : penjualan bersih
Rasio laba terhadap aktiva = laba bersih : Total Aktiva
Rasio laba terhadap ekuitas = laba bersih : ekuitas pemegang saham

Rasio Cadangan terhadap aktiva produktif


Utang terhadap ekuitas = (Utang jangka pendek + utang jangka panjang) : Ekuitas
pemegang saham
Kelipatan pembayaran bunga = (Laba bersih + beban bunga) : beban bunga.

14

Daftar Pustaka
1;

Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Auditing and Assurance Service, 15
th Edition, 2013.

2;

Standar Profesional Akuntan Publik, IAPI (SPAP).

3;

Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).

4;

Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).

5;

Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006 (BY).

15

Você também pode gostar