Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstract
Kompetensi
PERENCANAAN AUDIT
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan
audit yang dibuat oleh auditor.
dalam
Standar
Profesional
Akuntan
4; Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa:
Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu dan biaya yang
wajar .
Standar pertama dari Generally Accepted Auditing Standart (GAAS) - di Indonesia, SPAP
untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.
Tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja
yang tepat sehingga auditor dapat memperoleh bukti yang cukup kompeten untuk kondisi
yang ada, membantu manjaga agar biaya audit yang dikelurkan tetap wajar, seta
menghindari kesalahpahaman dengan kliennya.
Memperoleh bukti yang cukup kompeten merupakan hal yang sangat penting jika KAP ingin
meminimalkan kewajiban hukum dan memelihara suatu reputasi yang baik dalam komunitas
bisnis. Menjaga biaya audit yang dikeluarkan tetap dalam batas yang wajar akan membantu
KAP tetap kompetitif dan selanjutnya dapat mempertahankan bahkan memperluas jumlh
kliennya, dengan asumsi bahwa KAP tersebut memiliki reputasi untuk melakukan pekerjaan
yang berkualitas tinggi. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Dalam perencanaan audit,auditor harus
mempertimbangkan antara lain :
a; Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri dimana
satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan
supervise biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan
satuan usaha dan diskusi dengan staff lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan
usaha tersebut.
Contoh prosedur tersebut meliputi :
a; Mereview arip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan
laporan audit tahun lalu.
b; Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staff kantor
akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha.
c; Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak
terhadap satuan usaha.
d; Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
e; Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris,
atau komite audit.
f;
j;
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan
audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervise adalah
memberikan instruksi kepada asisiten, tetap menjaga penyampain informasi masalahmasalah penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang dilaksanakan,
dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya
supervisi yang memadai bagi suatu keadaan tergantung atas banyak factor, termasuk
kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit.
Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur audit yang
mereka laksankan. Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh
4
terhadap sifat,luas, dan saat prosedur harus dilaksanakan, seperti bisnis satuan usaha
yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit.
Auditan dengan tanggung jawab akhir unutk setiap audit harus mengarahkan asisten
untuk mengemukakan pertanyaan akuntansi dan auditing signifikan yang muncul dalam
audit sehingga auditor dapat menetapkan seberapa signifikan masalah tersebut.
Buku Penjualan
Buku Pembelian
Buku Memoria
2; Metode Pembukuan
Komputer
Mesin Pembukuan
Presiden Direktur
Nama partner
Nama manager
Nama supervisor
Nama senior
Nama asisten
b; Waktu Pemeriksaan
1; Waktu dimulainya suatu pemeriksaan
2; Berapa lama waktu pemeriksaan
3; Dead line, dalam arti laporan pemeriksaan :
;
Selesai kapan ?
Laporan
Posisi
Keuangan
(Neraca)/Laba
Rug
(L/R
Komprehensif)
5; Perpajakan
Hal hal tambahan :
d; Bantuan bantuan yang diberikan klien.
1; Mengisi Formulir piutang, utang
2; Membuat schedule-schedule:
Aging Schedule.
e; Time Schedule
Misal :
Bulan November :
Bulan Desember :
Cash count.
Observasi persediaan.
Dan lain-lain
Pada time schedule juga ditulis siapa yang mengerjakan dan beberapa jam kirakira waktu yang dibutuhkan.
Pada akhir audit plan dituiskan :
Dibuat oleh :
Review oleh :
Approved oleh :
AUDIT PROGRAM
Setelah audit plan disusun, dan sebelum pemeriksaan laporan keuangan dimulai, auditor
harus menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedurcaudit yang akan
dijalankan dan dibuat secara tertulis.
Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai
pekerjaan yang harus dilaksanakaan.
Audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan
auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.
Audit program yang baik harus mencantumkan :
;
Tujuan pemeriksaan
Kesimpulan pemeriksaan
Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distarndarisasi dan digunakan di
setiap kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai kondisi dan
situasi di perusahaan ( tailor made). Dan akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah
untuk Compliance Test dan Substantive Test.
Audit Procedures dan Audit Teknik
Audit
procedures
adalah
langkah-langkah
yang
harus
dijalankan
auditor
dalam
melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan
penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence)
yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran lapotran keuangan.Untuk
diperlukan audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh audit evidence seperti :
konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry) dan lain-lain.
Risiko Audit dan Materialitas
Dalam PSA No. 25, diberikan pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan resiko dan
materialitas pada saat perncanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan
berdasarkan standart auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia :
1; Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standart auditing, khususnya
standart pekerjaan la[angan dan standart pelaporan, serta tercermin dalam laporan
audit bentuk baku. Risiko audit dan materialitas, bersama dengan hal-hal lain, perlu
dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit serta dalam
mengevaluasi hasil prosedur tersebut.
2; Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang tanggung
jawab dan fungsi auditor independen.
3; Konsep materialitas mangakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau
keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai
dengan standart akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sedangkan beberapa
hal lainnya adalah tidak penting.
4; Laporan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut
mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan, salah
saji dapat disebabkan akibat dari kekeliruan atau kecurangan.
5; Dalam perencanaan audit, auditor berkepentingan dengan masalah-masalah yang
mungkin material terhadap laporan keuangan, auditor tidak bertanggung jawab untuk
merencanakan audit untuk memperolehj keyakinan memadai bahwa salah saji
disebabkan karenba kekeliruan atau kecurangan.
6; Istilah kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yang tidak sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan.
7; Meskipun kecurangan merupakan pengertian yang luas dari segi hukum,
kepentingan auditor secara khusus berkaitan dengan tindakan curang yang
menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan.
8; Pada waktu mempertimbangkan tanggung jawab auditor memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas salah saji material, tidak ada perbedaan
penting antara kekelirun dan kecurangan.
9; Pada waktu menyimpulkan apakah dampak salah saji, secara individual atau secara
gabungan, material, auditor biasanya harus mempertimbangkan sifat dan jumlah
dalam kaitannya dengan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit.
10; Pertimbangan auditor mengenati materialitas merupakan pertimbangan profesional
dan dipengaruhi oleh presepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki
pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan.
11; Auditir harus mempertimbangkan rasio audit dan materialitas dalam :
-
12; Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat
dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya,
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Risiko audit dapat
ditentukan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif.
13; Dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam
menentukan tingkat risiko audit yang cukup rendah dan pertimbangan awal
mengenai
tingkat
cara
yang diharapkan,
dalam
keterbatasan bawaan dalam proses audit, dapat memberikan bukti audit yang cukup
untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material.
14; Auditor merencaknakan audit untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi
salah saji yang diyakini jumlahnya cukup besar, secara individual atau keseluruhan,
yang secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan
15; Dalam situasi tertentu, untuk perncanaan audit, auditor mempertimbangkan
materialitas sebelum laporan keuangan yang akan diauditnya secara disusun.
16; Pada tingkat saldo akun ata golongan transaksi, risiko audit terdiri atas :
-
Risiko Bawaan
Risiko pengendalian
Risiko deteksi
PROSEDUR ANALITIS
Standar Audit (SA Seksi 329 ) mendefinisikan prosedur analitis sebagai evaluasi terhadap
informasi keuangan yang dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data
keuangan yang 1 dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data
non keuangan. Aspek penting dari definisi prosedur analitis adalah bahwa prosedur analitis
melibatkan perbandingan antara nilai yang dicatat dengan ekspektasi yang dikembangkan
oleh auditor.
Tujuan Prosedur analitis :
1; Prosedur Analitis Awal digunakan untuk membantu auditor memahami dengan lebih
baik mengenai bisnis klien dan untuk merencanakan sifat, saat dan luas prosedur
audit.
10
Publikasi Industri
Informasi Pesaing
Analisis Manajemen
Laporan Analis
11
Beberapa hal yang layak diberikan sebelum rasio keuangan didiskuisikan. Pertama, dalam
banyak kasus, auditor dapat membandingkan rasio klien dengan rata-rata industri.
Sementara rata-rata industri bertindak sebagai tolak ukur yang bermanfaat, pembatasan
tertentu harus dikenali. Karena rasio industri adalah rata-rata, rasio tidak menangkap faktor
operasi atau geogafri yang mungkin spesifik bagi klien.
Kedua, riset audit memperlihatkan bahwa salah saji material tidak mempengaruhi secara
signifkan rasio tertentu. Hal ini terutama berlaku untuk rasio aktivitas. Ketiga, auditor harus
berhati-hati untuk tidak mengevaluasi rasio keuangan dalam isolasi. Dalam kasus tertentu,
suatu rasio mungkin menguntungkan karena kompenannya tidak menguntungkan. Jika rasio
terkait tidak diperiksa, auditor dapat menarik kesimpulan yang salah.
Kualitas ekspektasi disebut sebagai ketepatan dari ekspektasi. Ketepatan adalah ukuran
bagi efektivitas prosedur analitis, kualitas ini mewakili derajat keandalan yang ditempatkan
pada prosedur. Ketepatan adala ukuran seberapa dekat ekspektasi memperkirakan yang
benar tetapi jumlah yang tidak diketahui. Derajat ketepatan yang diinginkan akan berbeda
dengan tujuan spesifik prosedur analitis. Ketepeatan atas ekspektasi adalah fungsi dari
materialitis dan risiko deteksi yang diinginkan untuk asersi yang sedang diuji membutuhkan
risiko deteksi tingkat rendah, ekspektasi harus sangat tepat. Tetapi, semakin tepat
ekspektasi,
semakin
luas
dan
mahal
prosedur
audit
yang
digunakan
untuk
Pemecahan
Semakin rinci tingakat ekpsektasi dibentuk, semakin besar ketepatannya. Sebagai
contoh, ekspektasi yang dibentuk menggunakan data bulanan akan lebih tepat
daripada ekspektasi yang dibentuk menggunakan data tahunan.
Keandalan data
Kemampuan untuk mengembangkan ekspektasi yang tepat dipengaruhi oleh
keandalan data yang tersedia. Keandalan data untuk mengembangkan ekspektasi
12
tergantung
Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukan keberhasilan atau kegagalan entitas unutk perode tertentu.
14
Daftar Pustaka
1;
Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Auditing and Assurance Service, 15
th Edition, 2013.
2;
3;
4;
5;
15