Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
FARA SULVIANA
(09154010017)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan
yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan
anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan
anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan
ibu (Hidayat, 2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada
semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi
setelah pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724,
dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %,
sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses
belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang
bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang anak sakit dengan diare, macam, serta
penanganannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada anak sakit dengan diare.
2. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera
5. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan diagnosa
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan
1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program studi dari
pendidikan. Tempat praktek yang dituju adalah BPS Devi Noer,amd.keb
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Diare
2.1.1
Pengertian Diare
Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja.
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari
7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak
normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan
sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi
berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)
2.1.2
: E.coli,
salmonella,
shigella,
vibria
cholerae,
aeromonas, dll.
Infeksi Virus
Infeksi Parasit
b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
2. Faktor Malarbsorbsi
a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan
diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah
perut.
b. Malarbsorbsi Lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan
kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus.
Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi.
Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
c. Malarbsorbsi Protein
3. Faktor Makanan
Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat
menjadi berat.
Penyebabnya sebagai berikut :
Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah
melewati berbagai rintangan asam lambung
Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya
terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan
berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :
Gangguan bakteri jamur dan parasit
Malarbsorbsi kalori dan lemak
Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi
akut.
2.1.4
Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare
juga.
4. Patogenesis Diare Kronis
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit,
malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
2.1.5
Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
2.1.7
Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida,
perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
6. Kejang
2.1.8
Klasifikasi Diare
Klasifikasi
Diare
1. Dehidrasi
Gejala
Klasifikasi
Tindakan / Pengobatan
berat lain
Berikan
cairan
untuk
malas minum
Cubitan
kulit
Rujuk segera
lahap
Rujuk segera
Cubitan
kulit
perut
kapan
kembali
segera
Kunjungan ulang 3 hari jika
tidak ada perbaikan
Tidak cukup tanda-tanda c.
untuk
sebagai
di
klasifikasikan
diare
Diare
Dehidrasi
dehidrasi
turut)
Nasehati
kapan
kembali
segera
Kunjungan ulang 3 hari jika
tidak ada perbaikan
2. Jika Diare Ada Dehidrasi
14 hari /
Lebih
a.
Diare
Berat
Persisten Atasi
dirujuk,
dehidrasi
kecuali
sebelum
ada
Rujuk
Tanpa Dehidrasi
b.
Diare Persisten
3. Darah
a.
Disentri
Dalam
Beri tablet zink (10 hari
Tinja
berturut-turut)
Nasehati
kapan
kembali
segera
Kunjungan ulang 2 hari
2.1.9
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare
persisten).
2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal
Dehidrasi Ringan
1 jam pertama
: 25 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)
Selanjutnya
Dehidrasi Sedang
1 jam pertama
7 jam berikutnya
b. Obat spasmolitik
Papaverihn
Ekstra bveladona
Opium loperamid
c. Obat pengeras tinja
Kaolin
Dektini
Chorcool
Tahurol
d. Antibiotika
Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali
bila penyebabnya jelas, seperti :
Kolera
: Terosiktin 25 50 mg / kg BB / hari
Compylohectar
: Eritromycin 40 50 mg / kg BB / hari
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data
subjektif
data
objektif.
Data
subjektif
adalah
yang
menggambarkan
Kebutuhan
Terhadap
Tindakan
Segera
untuk
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal
: 08 desember 2011
Tempat
Bayi / Anak
Nama
: An. N
Usia
: 1 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan ( )
Anak Ke
: 1 (satu)
1.2
Orang Tua
Nama
Umur
Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
: Ny. N
: 23 th
: Indonesia
: Islam
: SMA
: IRT
:: Pangarengan
Tidak ada
BPS, 4x ANC
Imunisasi TT1 dan TT2
Melakukan pekerjaan RT
Tidak ada
4. Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir dan Penolong
Komplikasi Persalinan
: Tidak ada
: Baik
5. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi
BCG
Hepatitis
DPT
Polio
Campak
DT
Lain-lain
Terakhir sekali 10 / 08
di berikan
2011
Frekuensi
pemberian
1x
28 / 11
27 / 12
27 / 12
23 / 05
2011
2011
2011
2011
3x
3x
4x
1x
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Perkembangan Anak
Ibu mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun sudah mendapatkan imunisasi
yang lengkap dan berkembang sesuai dengan usianya.
b. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)
Pasien
Orang Tua
Keluarga
c. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sakit dan sedang menderita
penyakit diare.
d. Penyuluhan yang pernah didapat oleh orang tua / keluarga terdekat
Ibu mengatakan bahwa dirinya pernah mendapatkan penyuluhan tentang
merawat bayi, pemberian ASI eksklusif serta pemberian nutrisi yang tepat dan
seimbang bagi anak.
7. Riwayat Psiko-Sosial-Budaya Keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat senang atas kehadiran anak
pertamnya yang sudah mulai beranjak besar.
8. Pola Kehidupan Sehari-hari
a.
Pola Nutrisi
Lama pemberian ASI 3bulan,Nasi 3 x sehari,Nafsu makan Sedikit berkurang
b.
Pola Eliminasi
BAK
BAB
c.
Pola Aktivitas
e.
Personal Hygiene
Ibu mengatakan bahwa anaknya mandi 2x sehari, menggosok gigi 3x sehari,
mencuci rambut 2x sehari dan mengganti popok / pakaian 2x sehari atau jika
basah dan kotor
: Composmentis
: BBL / TBL
: 2400 gram / 48 cm
Lingk. Dada:30 cm
Lingk. Kepala:45 cm
d. Tanda-Tanda Vital :
Nadi : 96 x/menit
RR : 35 x/menit
Suhu
:75 cm
37,1 C
2. Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Kepala: Bersih dan tidak ada ketombe,Tidak Rontok
Muka :Tidak pucat,tidak oedem
Mata :Tidak cowong,Tidak anemis,Tidak ikterus,Tidak oedema
Hidung :Bersih,pernafasan cuping hidung tidak ada,tidak ada polip
Telinga :Simetris,tidak serumen
Mulut :simetris, tidak ada labio skisis / palato skisis
Leher :tidak ada pembesaran kel.limfe,thyroid dan vena jagularis
Aksilla :tidak ada Pembesaran kel. limfe
Abdomen :tidak ada pembesaran abnormal
Genetalia: perempuan
Ekstermitas atas & bawah
Akral hangat,jari lengkap
b. Palpasi
Dada & payudara
Nyeri tekan tidak ada,Tumor / benjolan tidak ada
Leher
Pembesaran kel. Tyroid tidak ada,Pembesaran vena jugularis tidak ada
Abdomen
Tidak ada nyeri Tekan,ada kembung
c. Auskultasi
Dada
Ronchi / Whezing
: Tidak ada
Abdomen
Bising Usus
: Positif
d. Perkusi
Refleks patella
: Tidak dilakukan
3. Tumbuh Kembang
a. Tumbuh (Antropometri)
BB
: 10 kg
Lingk. Dada
: 30 c
Lingk. Kepala
: 45 cm
b. Kembang
TB
75 cm
: 10 cm
Motorik Halus
mainan
kedalam
cangkir
dan
c. Sistem Neurologi
Reflek Moro
: Positif / Kuat
Reflek Rooting
: Positif / Kuat
: Positif / Kuat
: Positif / Kuat
Reflek Babynsky
: Positif / Kuat
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Hemoglobin
: Tidak dilakukan
b. Urine
Albumin
: Tidak dilakukan
Reduksi
: Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Laboratorium lain-lain
Tidak dilakukan
3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAH
Tanggal
Jam
Diagnosa / Masalah
Data Dasar
08-10-2010
16.1
Anak N usia 1 tahun DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas
dengan
diare
tanpa
dehidrasi
hari
DO : Kesadaran
: Composmentis
: Suhu : 37,1 C
Nadi
: 96 x/menit
RR
: 35 x/menit
Mata
: Tidak cowong
Turgor Kulit
: Menurun
Abdomen
: 08 Desember 2011
Jam
Diagnosa
:16.15 WIB
Tujuan
: Composmentis
Keadaan Umum
: Baik
Turgor Kulit
: Baik
Abdomen
INTERVENSI
RASIONAL
1.
observasi
3.
dehidrasi
pasien
tidak
mengalami
oralit
6. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi
6.
a. Nutrisi
Lakukan pengenceran pada pemberian susu
formula.
b. Personal Hygiene
Jaga kebersihan badan terutama pada
kebersihan kuku dan jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan
standart (sterilisasi).
7.
3.6 IMPLEMENTASI
Diagnosa
Tanggal
Jam
Implementasi / Tindakan
08-10-2010
16.2
5
16.3
0
Kesadaran
: Composmentis
TTV
: Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR : 35 x/menit
16.3
16.4
0
16.4
Mata
: Tidak cowong
Turgor Kulit
: Menurun
Abdomen
5
16.5
0
Metronidazol
3 x tablet
Diaform
: 3 x tablet
Coludium
: 2 x tablet
Antasid
: 2 x tablet
Ratrim
: 2 x tablet
CTM
: 3 x tablet
Vosea
: 3 x 1 sendok the
3.7 EVALUASI
Tanggal
S
: 08 Desember 2011
Jam
Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan
ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas
17.00 WIB
Kesadaran
: Composmentis
: Nadi
: 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR
: 35 x/menit
Mata
: Tidak cowong
Turgor Kulit
: Menurun
Abdomen
BAB IV
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Anak N dengan diare tanpa
dehidrasi di BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
dan saran sesuai uraian dibawah berikut :
4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian
DS
DO :
Kesadaran
: Composmentis
: Nadi
: 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR
: 35 x/menit
Mata
: Tidak cowong
Turgor Kulit
: Menurun
Abdomen
1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh
anak saat ini
2. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital
Kesadaran
: Composmentis
: Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR
: 35 x/menit
: Tidak cowong
Turgor Kulit
: Menurun
Abdomen
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui
kondisi pasien saat ini
5. Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit
6. Memberikan HE kepada ibu tentang :
a. Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu
formula
b. Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu dengan
cara merebus botol kedalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan
kuman / bakteri yang tertinggal didalam botol susu
7. Memberikan terapi puyer diare :
Metronidazol
3 x tablet
Diaform
3 x tablet
Coludium
2 x tablet
Antasid
2 x tablet
Ratrim
2 x tablet
CTM
3 x tablet
Vosea
3 x 1 sendok teh
7. Evaluasi
S :
Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas
dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas
O :
Kesadaran
: Composmentis
: Nadi
: 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR
Mata
: 35 x/menit
: Tidak cowong
Turgor Kulit
: Menurun
Abdomen
A :
P :
4.2 Saran
4.2.1
Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat
praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.
4.2.1
4.2.3
Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun
keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan
mandiri dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan
Pustaka