Você está na página 1de 35

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Anak N Usia 1 Tahun Dengan Diare Tanpa Dehidrasi

Disusun Oleh:
FARA SULVIANA
(09154010017)

AKBID NGUDIA HUSADA MADURA


TAHUN AJARAN 2011 2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan
yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan
anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan
anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan
ibu (Hidayat, 2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada
semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi
setelah pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724,
dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %,
sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses
belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang
bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang anak sakit dengan diare, macam, serta
penanganannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada anak sakit dengan diare.
2. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera
5. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan diagnosa
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan
1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program studi dari
pendidikan. Tempat praktek yang dituju adalah BPS Devi Noer,amd.keb

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Diare
2.1.1

Pengertian Diare
Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja.
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari
7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak
normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan
sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi
berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)

2.1.2

Penyebab Diare / Etiologi


Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Enternal

: Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab


utama diare pada anak.

Infeksi Enternal ini meliputi :


Infeksi Bakteri

: E.coli,

salmonella,

shigella,

vibria

cholerae,

aeromonas, dll.
Infeksi Virus

: Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.

Infeksi Parasit

: Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis),


Jamur (candida algicans).

b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)
Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
2. Faktor Malarbsorbsi
a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan
diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah
perut.
b. Malarbsorbsi Lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan
kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus.
Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi.
Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
c. Malarbsorbsi Protein
3. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,


beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.
4. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.
2.1.3

Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat
menjadi berat.
Penyebabnya sebagai berikut :
Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah
melewati berbagai rintangan asam lambung
Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus
Racun yang dikeluarkan oleh bakteri
Kelebihan cairan usus akibat racun
2. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya
terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan
berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :
Gangguan bakteri jamur dan parasit
Malarbsorbsi kalori dan lemak

Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi
akut.
2.1.4

Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare
juga.
4. Patogenesis Diare Kronis
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit,
malarbsorbsi, malnutrisi, dll.

2.1.5

Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya


gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran
bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
2.1.6

Gejala / Gambaran Klinis


1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)

2.1.7

Komplikasi
1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida,
perubahan elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
6. Kejang
2.1.8

Klasifikasi Diare

Klasifikasi
Diare
1. Dehidrasi

Gejala

Klasifikasi

Terdapat dua / lebih tanda- a.


tanda berikut :

Tindakan / Pengobatan

Diare Dehidrasi Jika tidak ada klasifikasi


Berat

Latergis / tidak sadar

berat lain
Berikan

cairan

untuk

dehidrasi berat (rencana


Mata cowong / cekung

terapi c) dan tablet zink

Tidak bisa minum /

Jika anak juga mempunyai

malas minum
Cubitan

kulit

klasifikasi berat lain :


perut

Rujuk segera

kembali sangat lambat


Jika masih bisa minum,
berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan
Jika ada kolera didaerah
tersebut, berikan antibiotik
untuk kolera
Terdapat dua / lebih tanda- b.
tanda berikut :

Diare Dehidrasi Berikan cairan dan makanan


Ringan / Sedang

sesuai rencana terapi b dan

Gelisah, rewel / marah

tablet zink (10 hari berturutturut)

Mata cowong / cekung


Jika anak juga mempunyai
Haus, minum dengan

klasifikasi berat lain :

lahap
Rujuk segera
Cubitan

kulit

perut

kembali sangat lambat

Jika masih bisa minum,


berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan
Nasehati

kapan

kembali

segera
Kunjungan ulang 3 hari jika
tidak ada perbaikan
Tidak cukup tanda-tanda c.
untuk
sebagai

di

klasifikasikan

diare

Diare

Tanpa Beri cairan dan makanan

Dehidrasi

dehidrasi

sesuai rencana terapi a dan


tablet zink (10 hari berturut-

berat atau ringan / sedang

turut)
Nasehati

kapan

kembali

segera
Kunjungan ulang 3 hari jika
tidak ada perbaikan
2. Jika Diare Ada Dehidrasi
14 hari /
Lebih

a.

Diare
Berat

Persisten Atasi
dirujuk,

dehidrasi
kecuali

klasifikasi berat lain

sebelum
ada

Rujuk
Tanpa Dehidrasi

b.

Diare Persisten

Nasehati pemberian untuk


diare persisten
Beri tablet zink (10 hari
berturut-turut)
Kunjungan ulang 5 hari

3. Darah

Ada darah dalam tinja

a.

Disentri

Beri antibiotic yang sesuai

Dalam
Beri tablet zink (10 hari

Tinja

berturut-turut)
Nasehati

kapan

kembali

segera
Kunjungan ulang 2 hari
2.1.9

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika
diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare
persisten).
2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal

4. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif


terutama pada diare kronik
2.1.10 Penanganan
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian Cairan
a. Cairan peroral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa
Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium
90 mg/l
Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar
Natrium 50-90 mg/l
Formula lain yang disebut oralit
Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi
garam dan gula
b. Cairan Perenteral / Infuse
Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)
Cara memberikan cairan :
Belum ada dehidrasi
Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi

Dehidrasi Ringan
1 jam pertama

: 25 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)

Selanjutnya

: 125 ml / kg BB / hari ad libitum

Dehidrasi Sedang
1 jam pertama

: 50 100 ml / kg BB / peroral / intragastric


(sonde)

7 jam berikutnya

: 10 12 ml / kg BB / jam dengan 3 5 tetes /


menit

16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric


2. Pengobatan Dietelik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanannya adalah :
a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
3. Obat Obatan
a. Obat anti sekresi
Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg
Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari

b. Obat spasmolitik
Papaverihn
Ekstra bveladona
Opium loperamid
c. Obat pengeras tinja
Kaolin
Dektini
Chorcool
Tahurol
d. Antibiotika
Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali
bila penyebabnya jelas, seperti :
Kolera

: Terosiktin 25 50 mg / kg BB / hari

Compylohectar

: Eritromycin 40 50 mg / kg BB / hari

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien atau
pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
Bertahap dan Sistematis
Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 :


1. Pengertian
Proses pemecahan masalah
Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
Langkah I

: Tahap Pengumpulan Data Dasar / Pengkajian

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data
subjektif

data

objektif.

Data

subjektif

adalah

yang

menggambarkan

pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang


termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan
baru dan sebelumnya).
Langkah II

: Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial & Mengantisipasi
Penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan

Kebutuhan

Terhadap

Tindakan

Segera

untuk

Melakukan Konsultai, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain


berdasarkan kondisi klien.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
Langkah V

: Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh / Intervensi

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah


sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosa yang telah di identifikasi atau di antisipasi.
Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman /
Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Langkah VII : Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi
didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang
benar dalam pelaksanaannya.
(Saminem, 2008)

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal

: 08 desember 2011

Tempat

: BPS Devi Noer,amd.keb

Jam : 16.00 WIB

3.1.1 DATA SUBYEKTIF


1. Biodata
1.1

Bayi / Anak
Nama

: An. N

Tanggal / Jam Lahir

: 14 September 2011 / 21.00 WIB

Usia

: 1 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan ( )

Anak Ke

: 1 (satu)

Jumlah Saudara Kandung : -

1.2

Orang Tua
Nama
Umur
Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat

: Ny. N
: 23 th
: Indonesia
: Islam
: SMA
: IRT
:: Pangarengan

Nama Suami: Tn. S


Umur
: 25 th
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Alamat
: Pangarengan

2. Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utama


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak
encer dan berampas 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
3. Riwayat Antenatal
Penyakit / Infeksi Saat Hamil
:
Tempat & Frekuensi ANC
:
Imunisasi yang diperoleh saat ANC & Frekuensi:
Kebiasaan ibu selama hamil
:
Obat / Jamu yang diminum selama hamil
:

Tidak ada
BPS, 4x ANC
Imunisasi TT1 dan TT2
Melakukan pekerjaan RT
Tidak ada

4. Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir dan Penolong

: BPS dan penolong Bidan

Cara dan Lama Kelahiran

: Spontan B. dan lamanya 20 menit

Komplikasi Persalinan

: Tidak ada

Kondisi saat lahir

: Baik

5. Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi

BCG

Hepatitis

DPT

Polio

Campak

DT

Lain-lain

Terakhir sekali 10 / 08
di berikan
2011
Frekuensi
pemberian

1x

28 / 11

27 / 12

27 / 12

23 / 05

2011

2011

2011

2011

3x

3x

4x

1x

6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Perkembangan Anak
Ibu mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun sudah mendapatkan imunisasi
yang lengkap dan berkembang sesuai dengan usianya.
b. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)
Pasien

: Ibu mengatakan bahwa anaknya sedang menderita penyakit


diare dan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular
seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun
seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun
seperti (Jantung, Ginjal).

Orang Tua

: Ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak pernah


menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma)
dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

Keluarga

: Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang


menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma)
dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

c. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sakit dan sedang menderita
penyakit diare.
d. Penyuluhan yang pernah didapat oleh orang tua / keluarga terdekat
Ibu mengatakan bahwa dirinya pernah mendapatkan penyuluhan tentang
merawat bayi, pemberian ASI eksklusif serta pemberian nutrisi yang tepat dan
seimbang bagi anak.
7. Riwayat Psiko-Sosial-Budaya Keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat senang atas kehadiran anak
pertamnya yang sudah mulai beranjak besar.
8. Pola Kehidupan Sehari-hari
a.

Pola Nutrisi
Lama pemberian ASI 3bulan,Nasi 3 x sehari,Nafsu makan Sedikit berkurang

b.

Pola Eliminasi
BAK

Ibu mengatakan bahwa anaknya BAK 5-8 x perhari, warna khas,


bau khas dan tidak ada nyeri

BAB

Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelum sakit BAB 1-2 x


perhari warna khas, bau khasdan konsistensi lembek. Pada saat
sakit anaknya BAB 4 x perhari warna khas, bau khas dan
konsistensi encer.

c.

Pola Aktivitas

Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah berkembang sesuai dengan usianya


saat ini dan aktivitas anak sehari-hari hanya bermain
d.

Pola Istirahat / Tidur


Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang 4 jam (12.00 16.00 WIB) dan
tidur malam 10 jam (21.00 07.00 WIB)

e.

Personal Hygiene
Ibu mengatakan bahwa anaknya mandi 2x sehari, menggosok gigi 3x sehari,
mencuci rambut 2x sehari dan mengganti popok / pakaian 2x sehari atau jika
basah dan kotor

3.1.2 DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran

: Composmentis

b. Keadaan Umum : Cukup


c. Antropometri

: BBL / TBL

: 2400 gram / 48 cm

BB (k/p sebelum / sesudah) : 10 kg TB


Lingk. Lengan Atas:10 cm

Lingk. Dada:30 cm

Lingk. Kepala:45 cm
d. Tanda-Tanda Vital :
Nadi : 96 x/menit
RR : 35 x/menit

Suhu

:75 cm

37,1 C

2. Pemeriksaan Fisik
a.

Inspeksi
Kepala: Bersih dan tidak ada ketombe,Tidak Rontok
Muka :Tidak pucat,tidak oedem
Mata :Tidak cowong,Tidak anemis,Tidak ikterus,Tidak oedema
Hidung :Bersih,pernafasan cuping hidung tidak ada,tidak ada polip
Telinga :Simetris,tidak serumen
Mulut :simetris, tidak ada labio skisis / palato skisis
Leher :tidak ada pembesaran kel.limfe,thyroid dan vena jagularis
Aksilla :tidak ada Pembesaran kel. limfe
Abdomen :tidak ada pembesaran abnormal
Genetalia: perempuan
Ekstermitas atas & bawah
Akral hangat,jari lengkap
b. Palpasi
Dada & payudara
Nyeri tekan tidak ada,Tumor / benjolan tidak ada
Leher
Pembesaran kel. Tyroid tidak ada,Pembesaran vena jugularis tidak ada
Abdomen
Tidak ada nyeri Tekan,ada kembung
c. Auskultasi
Dada
Ronchi / Whezing
: Tidak ada
Abdomen
Bising Usus
: Positif
d. Perkusi
Refleks patella
: Tidak dilakukan
3. Tumbuh Kembang
a. Tumbuh (Antropometri)
BB

: 10 kg

Lingk. Dada

: 30 c

Lingk. Kepala

: 45 cm

b. Kembang

TB

Lingk. Lengan Atas

75 cm
: 10 cm

Motorik Halus

: Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mampu


memasukkan

mainan

kedalam

cangkir

dan

meletakkan benda ke tangan orang lain


Motorik Kasar

: Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah bisa berdiri


tanpa berpegangan, sudah bisa melangkah sendiri dan
duduk sempurna

c. Sistem Neurologi
Reflek Moro

: Positif / Kuat

Reflek Rooting

: Positif / Kuat

Reflek Graphs / Plantar : Positif / Kuat


Reflek Sucking

: Positif / Kuat

Reflek Tonic Neck

: Positif / Kuat

Reflek Babynsky

: Positif / Kuat

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Hemoglobin
: Tidak dilakukan
b. Urine
Albumin
: Tidak dilakukan
Reduksi
: Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Laboratorium lain-lain
Tidak dilakukan
3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAH
Tanggal

Jam

Diagnosa / Masalah

Data Dasar

08-10-2010

16.1

Anak N usia 1 tahun DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas

dengan

diare

tanpa

6x dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1

dehidrasi

hari
DO : Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum : Cukup


TTV

: Suhu : 37,1 C
Nadi

: 96 x/menit

RR

: 35 x/menit

Mata

: Tidak cowong

Turgor Kulit

: Menurun

Abdomen

: Kembung (+), Bising Usus (+)

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Potensial terjadinya dehidrasi ringan
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral
3.5 INTERVENSI
Tanggal

: 08 Desember 2011

Jam

Diagnosa

: Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

:16.15 WIB

Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan 30 menit diharapkan ibu mengerti


dan memahami tindakan yang akan dilakukan, serta memahami penjelasan
petugas.

Kriteria Hasil : Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum

: Baik

TTV dalam Batas normal

: Suhu : 36,5 37,5 C


Nadi : 60 100 x/menit
RR : 40 60 x/menit

Turgor Kulit

: Baik

Abdomen

: Kembung (-), Bising Usus (+)

Tidak terjadi dehidrasi

INTERVENSI

RASIONAL

1. Lakukan pemeriksaan pada anak

1.

Dengan melakukan pemeriksaan pada anak


diharapkan dapat mengetahui kondisi yang

2. Observasi keadaan umum, kesadaran dan 2.


tanda-tanda vital

dialami oleh anak saat ini


Diharapkan dengan dilakukan

observasi

keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda


vital, keadaan pasien dapat dipantau

3. Observasi tanda-tanda dehidrasi

3.

Diharapkan dengan dilakukan observasi tandatanda

dehidrasi

pasien

tidak

mengalami

dehidrasi ke tingkat yang lebih tinggi


4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu 4.
dan keluarga

Diharapkan ibu dan keluarga dapat mengerti


tentang kondisi anaknya saat ini

5. Lakukan rehidrasi dengan memberikan 5.

Diharapkan keadaan anak dapat membaik dan

oralit
6. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi

tidak terjadi dehidrasi

dan personal hygiene

6.

a. Nutrisi
Lakukan pengenceran pada pemberian susu
formula.
b. Personal Hygiene
Jaga kebersihan badan terutama pada
kebersihan kuku dan jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan
standart (sterilisasi).

7. Berikan terapi kepada pasien

7.

Diharapkan untuk mempercepat kesembuhan


pasien

3.6 IMPLEMENTASI
Diagnosa

: Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

Tanggal

Jam

Implementasi / Tindakan

08-10-2010

16.2

1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang

5
16.3

dialami oleh anak saat ini


2. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

0
Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV

: Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR : 35 x/menit

16.3

3. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

16.4
0
16.4

Mata

: Tidak cowong

Turgor Kulit

: Menurun

Abdomen

: Kembung (+), Bising usus (+)

4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk


mengetahui kondisi pasien saat ini
5. Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit

5
16.5
0

6. Memberikan HE kepada ibu tentang :


a. Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada
pembuatan susu formula.
b. Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan
jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu
dengan cara merebus botol kedalam air mendidih 20 menit

untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal didalam


botol susu.
16.5

7. Memberikan terapi puyer diare :

Metronidazol

3 x tablet

Diaform

: 3 x tablet

Coludium

: 2 x tablet

Antasid

: 2 x tablet

Ratrim

: 2 x tablet

CTM

: 3 x tablet

Vosea

: 3 x 1 sendok the

Puyer terdiri dari


10 bungkus

3.7 EVALUASI
Tanggal
S

: 08 Desember 2011

Jam

Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan
ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas

17.00 WIB

Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum : Cukup


TTV

: Nadi

: 96 x/menit

Suhu : 37,1 C
RR

: 35 x/menit

Mata

: Tidak cowong

Turgor Kulit

: Menurun

Abdomen

: Kembung (+), Bising usus (+)

Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

Memberikan HE pada ibu tentang :


Personal Hygiene
Nutrisi
Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol
Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak
Minum obat secara teratur
Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika
ada keluhan

BAB IV
PENUTUP

Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Anak N dengan diare tanpa
dehidrasi di BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
dan saran sesuai uraian dibawah berikut :
4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian
DS

: Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak


berak encer dan berampas 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1
hari.

DO :

Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum : Cukup


TTV

: Nadi

: 96 x/menit

Suhu : 37,1 C
RR

: 35 x/menit

Mata

: Tidak cowong

Turgor Kulit

: Menurun

Abdomen

: Kembung (+), Bising usus (+)

2. Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah


Diagnosa

: Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

3. Identifikasi Diagnosa Potensial


Potensial terjadinya dehidrasi ringan

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral
5. Intervensi
Diagnosa

: Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

1. Lakukan pemeriksaan pada anak


2. Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital
3. Observasi tanda-tanda dehidrasi
4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
5. Lakukan rehidrasi dengan memberikan oralit
6. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene
7. Berikan terapi kepada pasien
6. Implementasi
Diagnosa

: Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh
anak saat ini
2. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital
Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum : Cukup


TTV

: Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR

: 35 x/menit

3. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital


Mata

: Tidak cowong

Turgor Kulit

: Menurun

Abdomen

: Kembung (+), Bising usus (+)

4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui
kondisi pasien saat ini
5. Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit
6. Memberikan HE kepada ibu tentang :
a. Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu
formula
b. Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu dengan
cara merebus botol kedalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan
kuman / bakteri yang tertinggal didalam botol susu
7. Memberikan terapi puyer diare :

Metronidazol

3 x tablet

Diaform

3 x tablet

Coludium

2 x tablet

Antasid

2 x tablet

Ratrim

2 x tablet

CTM

3 x tablet

Vosea

3 x 1 sendok teh

Puyer terdiri dari


10 bungkus

7. Evaluasi
S :

Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas
dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas

O :

Kesadaran

: Composmentis

Keadaan Umum : Cukup


TTV

: Nadi

: 96 x/menit

Suhu : 37,1 C
RR
Mata

: 35 x/menit

: Tidak cowong

Turgor Kulit

: Menurun

Abdomen

: Kembung (+), Bising usus (+)

A :

Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

P :

Memberikan HE pada ibu tentang :


Personal Hygiene
Nutrisi
Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol
Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak
Minum obat secara teratur
Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu
jika ada keluhan

4.2 Saran
4.2.1

Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat
praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.

4.2.1

Bagi Instansi Pelayanan


Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang
yang telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami
sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara optimal.

4.2.3

Bagi Instansi Pendidikan

Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun
keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan
mandiri dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap
yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan
Pustaka

Você também pode gostar