Você está na página 1de 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut (Armanto Witjaksono, 2006) Sistem akuntansi biaya dituntut tidak saja
mampu mengukur biaya aktual suatu organisasi dimasa lampau, tapi juga mampu memberi
informasi mengenai proyeksi atau estimasi biaya serupa dimasa mendatang. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebutlah dikembangkan sitem biaya standar, sering disingkat dengan biaya
standar (standard cost).
Secara sederhana, standar biaya didefinisikan sebagai biaya yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah produk dalam periode tertentu.
Standar adalah harga, biaya, atau kuantitas yang ditetapkan dengan cermat yang dinyatakan
atas basis per unit. Suatu standar sebaiknya dianggap sebagai suatu norma untuk input
produksi, seperti unit bahan baku, jam tenaga kerja, dan persentase kapasitas yang digunakan.
Penetuan standar biaya lebih berupa seni dari pada sebuah science. Adapun pihakpihak yang banyak terlibat di lingkungan manufaktur meliputi akuntan, manajer pembelian,
insinyur di bagian produksi, supervisor produksi, manajer lini, dan pekerja. Suatu sistem
biaya standar dapat digunakan dalam hubungannya dengan perhitungan biaya berdasarkan
proses maupun berdasarkan pesanan.
Sedangkan varians adalah perbedaan antara jumlah yang didasarkan pada hasil aktual
dan jumlah yang dianggarkan. Jumlah yang dianggarkan merupakan acuan untuk melakukan
perbandingan. Setiap varians merupakan suatu sinyal yang sebaiknya diidentifikasi dan
dianalisis. Setiap varians merupakan suatu sinyal yang sebaiknya diidentifikasi dan
dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan terulang

kembali, masalah sistematis yang dapat diperbaiki, atau standar yang tidak tepat. Misalnya,
jika proses manufaktur berubah, maka standar fisik juga mungkin berubah. Lebih jelasnya
akan dibahas di bab selanjutnya, lengkap dengan perhitungannya.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka rumusan masalah dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian dari Standar Biaya yang sesungguhnya ?


Apa saja kegunaan dan manfaat dari biaya standar ?
Apa saja kelebihan dan kelemahan dari biaya standar ?
Bagaimana cara penyusunan biaya standar ?
Apa saja prosedur yang dilakukan untuk penentuan biaya standar ?

C. Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka dapat ditentukan tujuan
dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui arti dari biaya standar


Untuk mengetahui kegunaan atau manfaat biaya standar
Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan biaya standar
Untuk mengetahui bagaimana cara penyusunan biaya standar
Untuk mengetahui prosedur penentuan biaya standar

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Biaya Standar

Menurut Kartadinata (2000 : 212) standar adalah suatu norma,


suatu kaidah, dan apa saja yang umumnya yang dianggap normal dapat
diterimadan dapat dipergunakansebagai suatu standar, Contoh, untuk
membuat sebuah lemari dengan bentuk-bentuk desain tertentusecara
normal diperlukan delapan bilah papan, maka delapan bilah papan dapat
digunakan sebagai suatu standar untuk pembuatan sebuah lemari dengan
bentukdan desain tersebut.
Suatu standar harus dilihat sebaga suatu norma yang harus
dinyatakan ukuran-ukuran tertentu,seperti sekian kilogram bahan, sekian
jam kerja langsung, sekian jam mesin dan seterusnya. Tetapi ukuranukuran tersebut mungkin uga menjelakan mutu atau kualitas yang akan
dicapai.
Berikut ini beberapa pengertia biaya standar menurut beberapa
sumber:
1. Menurut Mulyadi biaya standar adalah biaya yang ditentukan
dimuka,yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk

satu

satuan

produk

atau

untuk

membiayai

kegiatan

tertentu,dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisien dan faktor-faktor


lain tertentu.
2. Menurut Abdul Halim Biaya standar dalah biaya yang telah
ditentukan lebih dahulu (diperkirakan akan terjadi) dan apabila
penyimpangan terhadapnya, maka biaya standar ini dianggap
benar.
3. Menurut Carter dan Usry biaya standar adalah biaya yang telah
ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah
unit

tertentu.

Jadi

biaya

standar

merupakan

baiaya

yang

direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi sekarang


atau yang diantisipasi.
4. Menurut Robert N Anthony dan Roger Hhermanson sistem biaya
standar sama dengan sistem biaya aktualkecuali ditambahkan
perkiraan varian. Biaya standar biasanya berbeda dengan biaya
yang benara-benar dikeluarkan dan diperkirakn varian merupakan
tempat penampungan untuk perbedaan ini.

Dari definisi di atas dapat disimulkan bahwa biaya standar dalah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain
tertentu.

B. Manfaat Biaya Standar


Suatu sistem biaya standar dapat digunakan dalam hubungannya
dengan perhitungan berdasarkan proses maupun pesanan. Biaya standar
biasanya lebih dapat beradaptasi dalam lingkungan dengan teknologi
yang stabil dan menghasilkan atas biaya dan laba.
Menurut Mursyidi (2008:250) biaya standar membantu perencanaan dan
pengendalian operasi. Biaya standar memberikan wawasan mengenai
dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba.
Biaya standar digunakan untuk:
a. Menetapkan anggaran
Proses penganggaran akan lebih cepat, dan reliable apabila
menggunakan biaya standar. Cepat, karena penentuan volume yang
lebih rinci dan harga yang lebih akurat sudah tersedia; reliable,
karena, anggaran disusun secara rinci dengan menggunkan hasil
analisis atas biaya yang telah terjadi, dengan memperlihatkan
efisiensi dan penyebab terjadinya selisih.
b. Mengendalikan biaya, dengan cara memotivasi karyawan serta
mengukur efesiensi operasi
Sistem biaya standar memberikan motivasi kepada para tenaga
kerja, kerena tingkat efisiensi akan dan dapat diukur, sehingga
dapat ditetapkan tingkat kinerja yang baik. Melalui analisis selisih,
biaya akan dihitung dan diukur tingkat efisiensi, sehingga dapat
mengetahui

efektifitas

tenaga

kerja,

mana

yang

lebih

memperhatikan sasaran pembiayaan dan mana yang tidak. Dari


sini, sistem biaya standar dapat dijadikan alat pemicu tenaga kerja

untuk melakukan hal yang terbaik dan efisiensi biaya, dengan tetap
mencapai tingkat efektivitas yang tinggi.
c. Menyederhanakan perhitungan biaya dan mempercepat laporan
penyiapan biaya
Sistem biaya standar akan menguraki pekerjaan klerikal. Kalkulasi
biaya dapat dilakukan secara otomatis dan lebih cepat diperoleh
datanya dan secara segera dapat dibuat dan disajikan laporannya,
sehingga

ekspedisi

dapat

segera

dilakukan.

Dari

sini

dapat

dimungkinkan dengan segera diambil kebijakan manajerial apabila


terjadi penyimpangan. Standardisasi prosedur kalkulasi harga pokok
dan sistem pelaporan biaya dapat dengan mudah dikembangkan.
d. Membebankan biaya kepersediaan bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi
Pada kondisi ini, pada umumnya perusahaan tidak menggunakan
biaya

standar

untuk

menentukan

harga

pokok

persediaan-

persediaan tersebut. Padahal sistem biaya standar memberikan


panduan yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam
pekerjaan klerikal akuntansi.
e. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
Adanya biaya standar kontrak yang akan dilakukan dan penentuan
harga akan relative lebih cepat, apalagi harga pasar tidak dapat
diprediksi dan sulit untuk dapat ditemukan, maka sistem biaya
standar merupakan alat yang tepat untuk dijadikan dasar pijakan
dan dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan dengan
harga yang diberikan oleh kompetitor.
Standar berguna dalam membuat anggaran. Dengan biaya standar,
anggaran untuk volume dan bauran produk apapun dapat dibuat dengan
andal dan cepat. Keandalan ditingkatkan karena standar didasarkan pada
analisis dari proses produksi. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat
anggaran berkurang karena kebutuhan produksi didokumentasikan dalam
standar untuk masing-masing produk.
Pengendalian biaya yang efektif bergantung pada pemahaman
manajemen atas proses yang memicu biaya dan memotivasi karyawan
yang

mengendalikan

proses-proses

tersebut,

menyediakan

cita-cita

kinerja bagi karyawan dan sebagai dasar untuk mengevaluasi hasil aktual.
Ketika hasil tersedia dalam bentuk laporan varian biaya standar, maka
manajer eksekutif dan operasi menjadi lebih sadar akan biaya.
Biaya standar menyederhanakan perhitungan biaya dengan cara
mengurangi
kuantitas

pekerjaan.

Pesanan

produksi standar

produksi

operasi

membutuhkan

tenaga

kerja

seumlah

tertentu, beserta

permintaan bahan baku, kartu absen tenaga kerja dan jadwal operasi,
dapat dibuat sebelum produksi biaya standar dapat dikumpulkan. Ketika
proses produksi menjadi lebih terstandarisasi, maka pekerjaan klirikal
menurun.
Beberapa

perusahaan

menggunakan

biaya

standar

untuk

perencanaan dan pengendalian. Masukan biaya standar dalam catatan


akuntansi meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam pekerjaan klerikal.
Penggunaan biaya standar dapat juga menstabilkan biaya produk yang
dilaporkan.
Menentukan kontrak dan menetapkan harga jual diperluas oleh
suatu sistem biaya standar. Menghitung biaya yang akan terjadi untuk
suatu kontrak akan lebih mudah dan lebih

andal menggunakan biaya

standar, atau jika suatu produk yang unik akan diproduksi. Standar
berguna dalam mentetapkan harga jual bila standar tersebut adalah
standar terkini. Ketika harga pasar dari suatu produk tidak dapat dengan
segera diobservasi untuk produk baru atau produk yang berbeda dengan
produk pesaing, maka biaya produk biasanya digunakan sebagai titik awal
dalam menentukan harga jual.
C. Jenis-jenis Standar
Beberapa jenis standar yang dapat diperhitungkan penggunaannya oleh perusahaan harus
didasarkan pada faktor-faktor anggapan sebagai berikut:
1. Faktor tingkat harga
Beberapa konsep tingkat harga yang dapat dipakai untuk menentukan biaya standar adalah:

a. Standar Ideal (Ideal Standard)


Standar ideal untuk harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang paling rendah.
Apabila tidak ada perubahan yang lebih besar terhadap perekonomian, standar
ideal ini jarang dirubah.
b. Standar Normal (Normal Standard)
Standar normal untuk tingkat harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga
rata-rata yang diharapkan terjadi dalam siklus perusahaan. Standar harga ini
umumnya tidak direvisi sebelum skedul perusahaan berakhir.
c. Standar Karen (Current Standard)
Standar karen untuk tingkat harga mendsarkan anggapan kepada tingkat harga yang
diharapkan akan terjadi didalam periode akuntansi pemakaian standar. Standar
harga ini akan direvisi dalam periode akuntansi yang bersangkutan apabila terjadi
perubahan harga yang besar.
d. Standar Dasar (Basic Standard)
Standar dasar untuk tingkat harga menggunakan anggapan kepada tingkat harga
yang diharapkan terjadi pada tahun pertama (permulaan) penggunaan standar.
Standar tersebut tidak direvisi dengan adanya perubahan tingkat harga pada
sesudahnya, akan tetapi hanya dihubungkan sejalan dengan indeks harga yang
berlaku.
2. Faktor Tingkat Prestasi
Dalam menyusun standar harus didsarkan pada konsep tingkat prestasi yang akseptabel atau
pantas dapat dicapai. Penentuan tingkat prestasi standar dapat dipertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Standar prestasi teoritis (theoretical performance standard)
Standar ini didasrkan kepada anggapan bahwa semua pelaksanaan akan dapat
bekerja dengan tingkat yang paling efisien. Sehingga tidak terjadi pemborosan
BB, BTKL maupun BOP sama sekali. Standar ini tidak memperhitungkan

hambatan-hambatan prestasi yang tidak dapat dihindari terjadinya dan akibatnya


sangat sulit dicapai oleh para pelaksana. Apabila standar ini dipakai, pada
umumnya tidak diharapkan untuk dicapai oleh kegiatan seungguhnya tetapi
bertujuan untuk dapat memperbaiki tingkat efisiensi.
b. Standar prestasi terbaik yang dicapai
Standar prestasi ini didasarkan kepada standar prestasi teoritis dengan
mempertimbangkan hambatan-hambatan prestasi yang tidak dapat dihindari
terjadinya. Standar prestasi ini dapat dicapai olh para pelaksana yang bekerja
dengan efisiensi tinggi, sehingga merupakan tingkat prestasi yang banyak
dipakai didalam praktek.
3. Faktor Tingkat Produksi
Tingkat produksi yang dapat dipertimbangkan di dalam penentuan standar adalah ,
sbb :
1. Standar Kapasitas Teoritis
Standar kapasitas teoritis mendasarkan kepada kemampuan produsi suatu
departemen atau pabrik pada kecepatan penuh tanpa henti. Pada standar kapasitas
teoritis tidak memperhitungkan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan
produksi yang tidak dihindari, baik yang disebabkan faktor internal atau eksternal
perusahaan. Seringkali standar ini disebut standar pada kapasitas penuh (full
capacity) atau kapasitas 100%. Standar kapasitas teoritis umumnya tida dipakai
sebagai alat menentukan kapasitas produksi standar, hal ini disebabkan standar
tersebut terlalu tinggi dan tidak unkin untuk dicapai. Manfaat standar ini untuk
menentukan standar tingkat produksi praktis dan normal.
2. Standar Kapasitas Praktis
Standar kapasitas praktis merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang ,
standar kapasitas praktis didasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi
dengan hambatan-hambatan kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari karena
faktor internal perusahaan, jadi didasarkan pada kegiatan pabrik dengan tingkat
efisiensi yang diharapkan dapat dicapai pada kondisi pemakaian standar. Pada
standar kapasitas praktis belum mempertimbangkan pengurangan kapasitas karna
hambatan yang tidak dapat dihindari dari faktor eksternal perusahaan.
3. Standar Kapasitas Normal
Standar kapasitas normal juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang.
Standar Kapasitas normal adalah standar kegiatan produksi yang dihitung dari

standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan hambatan yang tidak dapat dihindari
baik yang datangnya dari faktor internal perusahaan maupun eksternal prusahaan.
Faktor Eksternal tersebut misalnya faktor musiman, siklus atau flukturasi
prekonomian yang dapat berpengaruh terhadap penjualan produk perusahaan.
4. Standar Kapasitas Yang Diharapkan
Standar kapasitas yang diharapkan mendasarkan kepada kegiatan produksi yang
diharapkan dapat dicapai pada periode akuntansi pemakaian standar, sehingga
merupakan pendekatan jangka pendek . Besarnya tingat produksi yang diharapkan
dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan
perubahan persediaan produk yang dikehendaki.
D. Penentuan Standar Biaya Produksi
Penentuan standar biaya produksi terbagi kedalam 3 bagian :
1. Penentuan Standar biaya bahan baku
Standar biaya bahan baku ini terdiri atas 2 unsur yaitu :
a. Standar harga bahan baku
Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada
umumnya digunakan selama tahun berikutnya. Tetapi harga standar ini dapat diubah
bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yag bersifat luar biasa.

Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :


1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akana datang biasanya untuk
jangka waktu satu tahun.
2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
b. Standar kuantitas bahan baku
Penentuan standar kuantitas bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk,
baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakterisitik pengolahan produk, maupujn
mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi
spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk
selesai.
Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan :

1. Penyelidikan teknis.
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
a. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan
yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
b. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu.
c. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik.
2. Penentuan standar biaya tenaga kerja langsung
Standar biaya tenaga kerja ini terdiri atas 2 unsur yaitu, jam kerja standard an tariff upah
standar.

a. Jam kerja standar dapat ditentukan dengan cara :


1. Menghitung rata-rata ja kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu
harga pokok (cost sheet) periode yang lalu.
2. Membuat tes-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapakan.
3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah
keadaan nyata yang diharapkan.
4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pda pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk.
b. Tarif upah standar dapat ditentukan dengan dasar :
1. Perjanjian dengan organisasi karyawan.
2. Data upah masa lalu. Yang dapat digunakan sebgai tarif upah standar adalah : ratarata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan yang lalu.
3. Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
3. Penentuan Standar Biaya Overhead Pabrik
Standar Biaya Overhead Pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi
didalam mengolah satu-satuan produk. Standar biaya overhead pabrik ditentukan dengan
langkah langkah sebagai berikut :
A. Penentuan anggaran biaya overhead pabrik
Awal periode disusun anggaran untuk setiap elemen biaya overhead pabrik yang
digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, dan lebih baik dalam bentuk anggaran
fleksibel.
B. Penentuan dasar pembebanan biaya overhead dengan dasar pembebanan yang akan
dipakai. Dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang dapat dipakai,antara lain :

1)
2)
3)
4)

Pemakaian biaya bahan baku.


Pemakaian biaya tenaga kerja langsung.
Pemakaian jam kerja langsung.
Pemakaian jam mesin.

Penetapan standar overhead pabrik berbeda dengan penentuan standar biaya bahan
baku dan standar biaya tenaga kerja langsung karena overhead pabrik tidak memiliki
hubungan fungsional dalam artian bahwa volume barang produksi tidak memiliki hubungan
secara proporsional dengan biaya pabrik lainnya.
Selain itu penyebab perbedaan ini adalah karena adanya komponen-komponen
overhead pabrik yang bermacam-macam. Overhead pabrik meliputi biaya bahan pembantu,
tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan lain-lain. Masing-masing jenis overhead pabrik
yang membentuk overhead pabrik tersebut berbeda-beda pengaruhnya jika dihubungkan
dengan naik turunnya aktivitas poduksi.
Ada yang berhubungan secara proporsionaL (variabel), ada yang berhubungan secara
tidak proporsional (semi variabel) dan ada pula yang tidak berhubungan (tetap). Keadaan
yang demikian, bila diinginkan pembandingan antara standar dengan sesungguhnya
memerlukan penyesuaian untuk perubahan tingkat kegiatan. Hal ini memerlukan anggaran
fleksibel yang menunjukkan jumlah biaya untuk berbagi tingkat kegiatan (kapasitas).
Contoh anggaran fleksibel dan penentuan tarif biaya overhead pabrik standar.
Nabila Manufacturing Corporation
Departemen Perakitan
Anggaran Fleksibel
Kapasitas
Standar produksi
Jam tk langsung
Overhead pabrik
-variabel
-tetap
Total overhead pabrik

80%
3.840 unit
1.280 jam

90%
4.320 unit
1.440 jam

100%
4.800 unit
1.600 jam

Rp 3.840
Rp 19.200
Rp 23.040

Rp 4.320
Rp 19.200
Rp 23.520

Rp 4.800
Rp 19.200
Rp 24.000

Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Tarif BOP standar

menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat
kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif ini semua BOP di perlakukan sebagai biaya
variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memishkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel,
dan memperlakukan BOP tetap sebagai biaya yang jumlahya tetap dalam volume tertentu.
Dengan asumsi bahwa kolom 100% adalah kapasitas normal, maka tarif Overhead Pabrik
standar untuk Departemen Perakitan terdiri dari bagian variable dan tetap berikut :
Total overhead pabrik / jam tenaga kerja langsung
= Rp 24.000 / 1.600 jam
= Rp 15 per jam TK langsung standar
Pada tingkat 100%, Tarif Overhead Pabrik standar dari Departemen Perakitan terdiri dari
bagian variabel dan tetap berikut ini :
Tarif Overhead Pabrik variabel / jam tenaga kerja langsung :
= Rp 4.800 / 1.600 jam

= Rp 3 per jam TKL standar

Tarif overhead pabrik tetap / jm TK langsung :


= Rp 19.200 / 1.600 jam

= Rp 12 per jam TKL standar

Total tarif overhead pabrik


Pada kapasitas normal ....................................... =Rp 15 per jam TKL standar
E. Analisis varian Biaya Sesungguhnya dan Biaya Standar
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (Variance).
Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki
penyebab terjadinya selisih yang merugikan.
Varian biaya produksi langsung :
Ada 3 model analisis varian biaya produksi langsung :
1. Model satu varian ( The One-Way Model )
Dalam model ini, varian antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak
dipecah kedalam varian harga dan varian kuantitas, tetapi hanya ada satu macam
varian yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.
Hasil perhitungan varian diberi tanda L (selisih Laba) dan R (selisih Rugi). Analisis
selisih dalam model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini :

Vt= ( HSt x KSt )( HSs x KSs)


Diketahui :
Vt : Total Varian
HSt : Harga Standar
KSt : Kuantitas Standar
HSs : Harga Sesungguhnya
KSs : Kuantitas Sesungguhnya
2. Model Dua Varian ( The Two-Way Model )
Varian antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi 2 macam
varian, yaitu varian harga dan varian kuantitas atau efisiensi.
Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :
Perhitungan Varian Harga
VH =( HSsHSt ) x KSs
Diketahui :
VH = Varian Harga
HSt = harga Standar
HS = Harga Sesunguhnya

Perhitungan Varian Kuantitas


Vk=( KSsKSt ) x HSt

VK = Varian Kuantitas
KSt = Kuantitas Standar
KS = Kuantitas Sesungguhnya

3. Model Tiga Varian ( The Two-Way Model )


Varian biaya standar dengan biaya sesungguhnnya dipecah menjadi 3 macam varian
berikut : Varian harga, Varian Kuantitas, Varian Harga/ kuantitas.
Hubungan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan kemungkinan
berikut ini :
Harga dan Kuantitas Standar masing masing lebih tinggi atau lebih rendah dari
harga dan kuantitas sesungguhnya.
a. Apabila selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standard an Kuantitas
Standar masing-masing Lebih Rendah dari Harga Sesungguhnya dan Kuantitas
Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Varian

Perhitungan

Varian Harga

VH = ( HSt HSs ) x KSt

Varian Kuantitas

VK = ( KSt KSs ) x HSt

Varian Gabungan

VHK = ( HSs HSt ) x ( KSs KSt )

b. Apabila selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standard an Kuantitas
Standar masing-masing Lebih Tinggi dari Harga Sesungguhnya dan Kuantitas
Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Varian

Perhitungan

Varian Harga

VH = ( HSt HSs ) x KSs

Varian Kuantitas

VK = ( KSt KSs ) x HSt

Varian Gabungan

VHK = ( HSt HSs ) x ( KSt KSs )

c. Apabila Harga Standar Lebih Rendah dari harga sesungguhnya namun


sebaliknya Kuantitas Standar Lebih Tinggi dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih gabungan yang merupakan selisih harga / kuantitas tidak akan terjadi.
Dengan demikian perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti ini
dengan model 3 selisih dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Varian

Perhitungan

Varian Harga

VH = ( HSt HS ) x KSs

Varian Kuantitas

VK = ( KSt KS ) x HSt

Varian Gabungan

Varian Harga / Kuantitas sama dengan nol

d. Apabila Harga Standar Lebih Tinggi dari Harga Sesungguhnya, namun


sebalikya Kuantitas Standar Lebih Rendah dari kuantitas sesungguhnya.
Varian gabungan tidak akan terjadi. Perhitungan varian dengan model 3 varian
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Varian

Perhitungan

Varian Harga

VH = ( HSt HS ) x KSt

Varian Kuantitas

VK = ( KSt KS ) x HS

Varian Gabungan

Varian Harga / Kuantitas sama dengan


nol

Varian overhead pabrik (factory overhead variance):


Varian biaya ini dibagi menjadi 3 metode selisih yaitu:
a. Metode dua varian (two variance methode)
Dalam metode analisis dua selisih, selisih biaya overhead pabrik digolongkan menjadi
dua macam selisih yaitu:
1) Varian terkendali (controlable variance)
Varian terkendali adalah selisih yang timbulnya disebabkan oleh perbedaan antara
biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan anggaran fleksibel biaya overhead
pabrik sesungguhnya dengan anggaran fleksibel biaya overhead pabrik pada kapasitas
standar.
Selisih terkendali dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

VT=BOPS-AFKSt
Keterangan:
VT: varian terkendali
BOPS: biaya overhead pabrik sesungguhnya
AFKSt: anggaran fleksibel biaya overhead pabrik pada kapsitas standar
Jika:
BOPS>AFKSt maka VT tidak menguntungkan
BOPS<AFKSt maka VT menguntungkan
2) Varian volume (volume variance)
Varian ini merupakan perbedaan yang terjadi antara anggaran fleksibel biaya overhead
pabrik pada kapasitas standar dengan total biaya overhead standar atu biaya overhead
pabrik yang dibedakan kepada produk melalui perkiraan barang dalam proses selisih
volume dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
VV=AFKSt-(KN X T)
Keterangan:
VV: varian volume
AFKSt: anggaran fleksibel biaya overhead pabrik pada kapsitas standar
KN: kapasitas normal
T: tariff total biaya overhead pabrik
KN: kapasitas normal
Jika:
KN > KSt maka VV tidak menguntungkan
KN < KSt maka VV menguntungkan.

b. Metode tiga varian (three variance method)


Dalam metode tiga analisis varian, varian biaya overhead pabrik digolongkan menjadi
tiga macam varian yaitu:
1) Varian anggaran
Selisih anggaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
VA=BPOPS - [(KN X TT) (KS X TV)]
Keterangan:
VA: varian anggaran
BOPS: biaya overhead pabrik sesungguhnya
KN: kapasitas normal

TT: tariff tetap perunit kapasitas


KS: kapasitas sesungguhnya
TV: tariff variable perunit kapasitas
Jika:
BPOPS > AFKS maaka VA tidak menguntungkan
BPOPS < AFKS maka VA menguntungkan
2) Varian kapasitaas
Varian ini umumnya disebabkan oleh factor eksternal yang tidak daapat
dikendalikan oleh manajer pabrik ataupun departemen sehingga tanggung jawab
ada pada manajer puncak. Namun apabila kesalahan terjadi karena kurangnya
pengawasan manajer pabik maka tanggup jawab pada manajer bersangkutan
Rumusnya:
VK=AFKss-(KN X T)
Keterangan:
VK: varian kapasitas
AFKss: anggaran fleksibel BrmalOP pada kapasitas sesungguhnya
KN: kapasitas no
T: tariff total biaya overhead pabrik
3) Varian efisiensi BOP
Merupakan varian efisiensi biaya di pabrik.
VEBOP = (KSs X T). (KSt X T)
Keterangan:
VEBOP :varrian efisiensi BOP
Jika:
KS > KSt maka VBOP tidak menguntungkan
KS > KSt maka VEBOP mengunungkan
c. Metode empat selisih (four variance method)
Metode ini di golongkan menjadi4 macam, yaitu:

Varian anggaran
Varian kapasitas
Varian efisiensi BOP variable
Varian eifisiensi BOP tetap

Metode ini merupakan pengembangan dari metode 3 varian, rumus untuk BOP tetap dan
variable adalah:

VARIAN EFISIENSI BOP VARIABEL


VEBOPV = (KSs X TV KSt X TV)
= (KSs-KSt) TV

Keterangan:
VEBOPV: varian efisiensi biaya overhead pabrik variable
TV: tariff variable BOP setiap unit kapasitas
Jika:
KS > KSt maka VEBOPV tidak menguntungkan
KS< KSt maka VEBOPV menguntungkan

VARIAN EFISIENSI BOP TETAP


VEBOPVT= (KSs X TT KSt X TT)
= (KSs-KSt) TT
Keterangan:
VEBOPT: varian efisiensi BOP tetap
TT: tariff tetap BOP setiap unit kapasitas.
Jika:
KS > KSt maka VEBOPT tidak menguntungkan
KS< KSt maka VEBOPT menguntungkan

BAB III
PEMBAHASAN

CONTOH KASUS
Kasus 1
PT. AZAHRA pada tahun 2011memproduksi produk jadi sebanyak 120.000 unit. Bahan baku
yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.00 kg, sedangakan yang digunakan dalam pross
produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg/unit
dengan standar harga Rp 2150/kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja langsung
3 jam/unit dengan standar tariff upah Rp. 2400/jam. Namun kenyataan yang terjadi, harga
bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2100/kg dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya
selama 365.000 jam denga tariff Rp 2500/jam.
Diminta, carilah :
1.
2.
3.
4.
5.

Varian harga bahan baku


Varian kuantitaas bahan baku
Varian efisiensi tenaga kerja langsung
Varian tariff tenaga kerja langsung
Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian selisih
gaji dan upah dengan mengabiakan pajak atas gaji dan upah

PENYELESAIAN :
Diketahui :
Unsur
Harga BB
Kuantitas BB
Jam Kerja
Upah TKL

Standard
Rp. 2150
6 x 120.000
3 x 120.000
Rp. 2.400

Sesungguhnya
Rp. 2100
700.000
365.000
Rp 2.500

Perhitungan varian sebagai berikut :


1. Varian harga bahan baku :
Varian Harga

= (Harga Ssg Harga Std) x Kuantitas Ssg


= (Rp. 2.100 Rp. 2.150) x 750.000
= Rp. 37.500.000 (Laba)

2. Varian Kuantitas Bahan Baku :


Varian Kuantitas = [Kuantitas Ssg Kuantitas Std] x Harga Std
= [700.000 (6 x 120.000)] x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 (Laba)
3. Varian Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Varian Jam Kerja = [Jam Kerja Ssg Jam Kerja Std] x Tarif upah Std
= [365.000-(3x120.000)]xRp.2.400
= RP 12.000.000 (Rugi)
4. Varian tariff upah tenaga kerja langsung :
Varian tariff upah = [tariff upah ssg - tarif upah std] x jam kerja ssg
= [Rp.2.500 - Rp 2.400] x 365.000
= Rp. 36.500.000 (Rugi)
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus di bayar
Gaji dan Upah (2500 x 365.000)

Rp. 912.500.000

berbagai perkiraan hutang

Rp. 912.500.000

jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :


barang dalam proses (360.000 x 2.400)

Rp. 864.000.000

selisih efisiensi TK langsung

Rp. 12.000.000

selisih tariff TL langsung

Rp. 36.500.000

Gaji dan upah

Rp. 912.500.000

CONTOH KASUS
Kasus 2
PT. PUTRI dalam mengolah produknya menggunakan 2 macam bahan baku untuk produk A.
Berikut data-data mengenai bahan baku X dan Y untuk tahun 2011.
Data-data Harga Standar (STD) dan Harga Sesungguhnya (SSG) :

bulan

Bahan X

Bahan Y

STD

SSG

STD

SSG

Jan

1200

1220

750

770

Feb

1200

1250

750

770

Mar

1225

1250

750

770

Apr

1225

1250

750

770

Mei

1225

1250

750

770

Jun

1225

1250

750

770

Jul

1225

1250

780

810

Ags

1225

1250

780

810

Sep

1225

1250

780

810

Okt

1240

1300

780

810

Nov

1240

1300

780

810

Des

1240

1300

780

810

Data-data Kuantitas Pemakaian Standar (STD) dan Pemakaian Sesungguhnya (SSG) :

bulan

bahan x

bahan y

STD

SSG

STD

SSG

Jan

1500

1550

2700

2850

Feb

1500

1550

2700

2800

Mar

1500

1600

2700

2800

Apr

1500

1570

2700

2825

Mei

1500

1570

2700

2800

Jun

1500

1570

2700

2850

Jul

1500

1600

2700

2825

Ags

1500

1600

2700

2850

Sep

1500

1575

2700

2850

Okt

1500

1550

2700

2870

Nov

1500

1600

2700

2870

Des

1500

1575

2700

2870

Diminta :
1.Hitung varian harga bahan baku X dan Y untuk tahun 2011
2.Hitung varian kuantitas bahan baku X dan Y untuk tahun 2011
JAWAB :
Tabel 1 : Varian Harga Bahan Baku X
kuantitas

Harga

Harga

sesungguhnya

Sesungguhya

sesungguhnya

(kg)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

Jan

1550

1200

1220

31000

Feb

1550

1200

1250

77500

Mar

1600

1225

1250

40000

bulan

Selisih

Apr

1570

1225

1250

39250

Mei

1570

1225

1250

39250

Jun

1570

1225

1250

39250

Jul

1600

1225

1250

40000

Ags

1600

1225

1250

40000

Sep

1575

1225

1250

39375

Okt

1550

1240

1300

93000

Nov

1600

1240

1300

96000

Des

1575

1240

1300

94500

Jumlah (Rugi)

669125

Tabel 2. Varian Harga Bahan Baku Y


kuantitas

Harga

harga

sesungguhnya

Sesungguhya

sesungguhnya

(kg)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

Jan

2850

750

770

57000

Feb

2800

750

770

56000

Mar

2800

750

770

56000

Apr

2825

750

770

56500

Mei

2800

750

770

56000

Jun

2850

750

770

57000

Jul

2825

780

810

84750

Ags

2850

780

810

85500

Sep

2850

780

810

85500

Okt

2870

780

810

86100

Nov

2870

780

810

86100

Des

2870

780

810

86100

bulan

Selisih

Jumlah (Rugi)

852550

2. Varian Kuantitas Bahan Baku


Tabel 3. Varian Kuantitas Bahan Baku X
kuantitas

Harga

harga

sesungguhnya

Sesungguhya

sesungguhnya

(kg)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

Jan

1200

1500

1550

60000

Feb

1200

1500

1550

60000

Mar

1225

1500

1600

122500

Apr

1225

1500

1570

85750

Mei

1225

1500

1570

85750

Jun

1225

1500

1570

85750

Jul

1225

1500

1600

122500

Ags

1225

1500

1600

122500

Sep

1225

1500

1575

91875

Okt

1240

1500

1550

62000

Nov

1240

1500

1600

124000

Des

1240

1500

1575

93000

bulan

Jumlah (Rugi)

Selisih

1115625

Tabel 4. Varian Kuantitas Bahan Baku Y


kuantitas

Harga

Harga

sesungguhnya

Sesungguhya

sesungguhnya

(kg)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

Jan

750

2700

2850

112500

Feb

750

2700

2800

75000

bulan

Selisih

Mar

750

2700

2800

75000

Apr

750

2700

2825

93750

Mei

750

2700

2800

75000

Jun

750

2700

2850

112500

Jul

780

2700

2825

97500

Ags

780

2700

2850

117000

Sep

780

2700

2850

117000

Okt

780

2700

2870

132600

Nov

780

2700

2870

132600

Des

780

2700

2870

132600

Jumlah (Rugi)

1273050

CONTOH KASUS
Kasus 3
PT. ABC menggunakan sistem biaya standar. Perusahaan mengolah satu jenis produk melalui
satu tahap. Kapasitas normal yang dimilki perusahaan sebanyak 10.000 jam kerja langusng
atau sebesar 2.500 unit produk. Besarnya biaya standar untuk mengolah satu unit produk
dalam tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku

: 2 Kg @ Rp. 20

= Rp. 40

Biaya Tenaga Kerja Langsung : 4 Jam @ Rp. 12,5 = Rp. 50


Biaya overhead pabrik :
Variabel

= 4 jam @Rp.10

= Rp.40

Tetap

= 4 jam @Rp.5

= Rp.20

Jumlah

Rp.60
Rp.150

Data biaya produksi dan penjualan dalam bulan januari tahun 2012 adalah sebagi berikut :
a. Perusahaan tidak memiliki persediaan produk dalam proses dan persediaan produk
selesai pada awal bulan januari. Selama bulan januari produk yang dapat diselesaikan
sebanyak 2.400 unit. Pada akhir bulan januari perusahaan tidak memiliki persediaan
produk dalam proses.
b. Bahan baku yang dibeli dengan kredit dan dipakai selama bulan januari sebanyak
4.900 kg @Rp.19 = Rp 93.100
c. Biaya tenaga kerja langsung yang terjadi dalam bulan januari 9.550 jam @Rp.12 =
Rp. 114.600
d. Total biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 145.000
e. Penjualan produk selesai sebesar 2.000 unit @Rp. 250 = Rp 500.000
f. Biaya pemasaran yang terjadi Rp. 50.000 dan baiya administrasi Rp. 30.000
Berdasarkan informasi diatas dapat ditentukan variannya sebagai berikut :
a. Varian biaya bahan baku
By BB sesungguhnya = 4.900 x Rp.19
= Rp. 93.100
By BB standar = 2.400 x 2 x Rp.20
= Rp. 96.000
Varian biaya BB (menguntungkan)
= Rp. 2.900
1. Varian harga bahan baku
VHB
= (HSs-HSt) KSs
= (Rp. 19 Rp. 20) 4.900 = Rp. 4.900 menguntungkan
2. Varian kuantitas bahan baku
VKB
= (KSs - KSt)HSt
= {4.900 - (2.400 x 2) x Rp. 20}

= {4.900 4.800} Rp. 20 = Rp. 2.000 merugikan


b. Varian biaya tenaga kerja langsung
By TKL sesungguhnya
= 9.550 x Rp.12
= Rp. 114.600
By TKL standar
= 2.400 x 4 x Rp.12,50
= Rp. 120.000
Varian biaya tenaga kerja langsung (menguntungkan)
= Rp. 5.400
1. Varian tariff upah langsung
VTU
= (TSs TSt) JSs
= (Rp. 12 Rp. 12,5) 9.550 = Rp. 4.775 menguntungkan
2. Varian efisiensi upah langsung
VEUL
= (JSs - JSt) TSt
= {9.550 (2.400 x 4)} Rp. 12,5
= {9.950 9.600} Rp. 12,5 = Rp. 625 menguntungkan
c. Varian biaya overhead pabrik
BOP sesungguhnya
= Rp. 145.000
BOP standar = (2.400 x 4) x Rp. 15
= Rp. 144.000
Varian biaya overhead pabrik (rugi)
= Rp. 1.000
Metode Analisa Dua Selisih
Dalam hal ini hanya diberikan contoh untuk perhitungan biaya overhead pabrik
dengan menggunakan metode dua selisih saja.
Varian Terkendali
BOP sesungguhnya
= Rp. 145.000
Anggaran Fleksibel pada kapasitas standar :
Tetap = KN x TT
= 10.000 x Rp. 5
= Rp. 50.000
Variabel = KSt x TV
=(2.400 x 4) Rp.10
= Rp.96.000
=Rp. 146.000
Varian terkendalikan (menguntunggkan)
Varian Volume

Rp. 1000

Anggaran fleksibel pada kapasitas


Standar

=Rp. 146.000

Biaya overhead pabrik standar (2.400 x 4) x Rp.15 =Rp. 144.000


Varian volume (merugikan)

=Rp.

2.000

Kasus 4
CV. CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku dan memiliki
2 departemen produksi dimana Bahan Baku hanya dipakai pada Dept. 1dan BOP pada

Dept. II. Biaya standar untuk menentukan biaya produksi, berdasarkan data2 sebagai
berikut :
a. Harga bahan di standarkan Rp. 100,-/kg untuk bahan A dan Rp.400,-/kg untuk
bahan B ditambah biaya penanganan masing-masing 10%. Untuk membuat
satu unit produksi jadi diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2kg bahan B.
b. Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang di
Dept. 1 dan 100 orang di Dept. II, dimana diperkirakan tiap pekerja bisa
bekerja efektif 35 jam/minggu. Upah dan gaji total per minggu Dept. 1 sebesar
280.000 rupia dan Dept.II 875.000 ruiah ditambah 20% sebagai cadangan
premi lembur dan premi lain-lain. Dalam Dept. 1 bahan diolah selama 2,5 jam
dan dalam Dept. II selama 2 jam.
c. Kapasitas normal produksi adalah 1000 unit (100%) atau 4000 jam mesin
dengan batah terendah produksi 80% dan kapasitas penuh 120%.
BOP yang terdiri dari overhead tetap dan variabel pada kapasitas normal
adalah
Variabel

tetap

upah pegawai

Rp.320.000

bahan pembantu

Rp.140.000

lain-lain

Rp.20.000

penyusutan mesin

Rp. 190.000

listrik

Rp. 50.000

pemeliharaan, dll

Rp. 80.000
Rp. 480.000

Rp. 320.000

Dari data-data tersebut anda diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk
jadi dan fleksibel badget untuk BOP pada kapasitas 80%, 100%, 120%.
JAWAB ;
KASUS 4
PT. CAHAYA MENTARI

Penyusunan Biaya Standar Bahan Baku per Unit Produk :


Bahan A

Bahan B

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Harga bahan per unit(kg)


Rp. 100
Rp. 400
Biaya penanganan bahan
10%
10%
Kebutuhan bahan
2,5 kg
2 kg
Harga Standar bahan per kg
Rp. 110
Rp. 440
Biaya Standar bahan
Rp. 275
Rp. 1.100
Biaya standar bahan baku (Rp. 275 + Rp.1.100) = Rp. 1.375

Penyusunan Biaya Standar Upah Langsung per Unit Produk :


Dept. I
1. Tenaga Kerja
40
2. Jam kerja per minggu / orang
35
3. Jumlah jam kerja / minggu (1 x 2)
1.400
4. Jumlah biaya per minggu
Rp. 280.000,5. Biaya per jam (4 : 3)
Rp. 200,6. Cadangan premi 20 %
Rp. 40,7. Biaya per jam total (5 + 6)
Rp. 240,8. Kebutuhan jam kerja
2,5
9. Biaya standar upah
(2, x Rp. 240) + (2 x 300) = Rp. 1.200,-/unit

Dept. II
100
35
3.500
Rp. 875.000,Rp. 250,Rp. 50,Rp. 300,2

Penyusunan Biaya Standar Overhead Pabrik per Unit Produk :


Jenis
Biaya
Biaya variabel :
Upah pengawas
Bahan. pembantu
Lain-lain
Biaya Tetap :
Peny. mesin
Listrik
Pemeliharaan
Jumlah Biaya

80 %
Total
Per
(Rp.)
jam
(Rp.)
256.000
112.000
16.000
384.000
190.000
50.000
80.000
320.000
704.000

80
35
5
120

100 %
Total (Rp.) Per jam
(Rp.)
320.000
140.000
20.000
480.000

80
35
5
120

190.000
50.000
80.000
320.000
800.000

120 %
Total (Rp.)
Per jam (Rp.)

384.000
168.000
24.000
576.000

80
35
5
120

190.000
50.000
80.000
320.000
896.000

Biaya standar overhead pabrik dibuat pada kapasitas normal dimana :


Rp. 480.000
Rp. 320.000
BOP / jam = = Rp. 120,- BOP Tetap = = Rp. 80,4000
4.000
Overhead Standar / jam = Rp. 120 + Rp. 80 = Rp. 200
Biaya overhead pabrik = Rp. 200 x 4 = Rp. 800,-

Biaya Standar Produksi per unit :


Bahan Baku
Upah Langsung
Overhead Pabrik
Biaya Produksi Standar

Rp. 1.375,Rp. 1.200,Rp. 800,Rp. 3.375,- / unit

Você também pode gostar