Você está na página 1de 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Amandemen UUD 1945


Amandemen adalah perubahan terhadap UUD dengan tujuan untuk memperkuat
fungsi

dan posisi dari UUD dengan cara mengakomodasi aspirasi politik yang

berkembang untuk mencapai tujuan Negara seperti halnya dirumuskan oleh konstitusi itu
sendiri.

B. Latar Belakang Lahirnya Amandemen


Berhentinya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 menjadi awal
dimulainya era reformasi di Indonesia. Era reformasi memberikan harapan besar
terjadinya perubahan menuju penyelenggaraan Negara yang lebih demokratis. Selain itu,
reformasi juga diharapkan menjadi titik tolak perubahan mental bangsa Indonesia
sehingga menjadi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan,
kejujuran, tanggung jawab, persamaan dan persaudaraan.
Salah satu tuntutan yang berkembang di masyarakat adalah dilakukannya
Amandemen (Perubahan) UUD 1945. Tuntutan itu didasarkan pada pandangan bahwa
UUD 1945 belum cukup memuat landasan kehidupan yang demokratis, pemberdayaan
rakyat dan penghormatan pada hak asasi manusia, pasal-pasalnya bersifat multi tafsir dan
membuka peluang terjadinya penyelenggaraan negara yang sentralistik, otoriter, tertutup
dan sarat perilaku KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Tuntutuan itu dalam
perkembangannya menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Kemudian, tuntutuan
itu diwujudkan secara menyeluruh, bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan
UUD 1945, yaitu perubahan pertama, perubahan kedua, perubahan ketiga, dan perubahan
keempat. Perubahan perubahan itu tetap merupakan satu rangkaian dan satu sistem
kesatuan. Amandemen merupakan salah satu upaya inovasi dan kreativitas bangsa
Indonesia dalam bernegara.

C. Dasar Hukum Perubahan UUD 1945


UUD 1945 itu sendiri, yaitu pasal 37, yang berbunyi:
(1) untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurangkurangnya 2/3 daripada jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir;
(2) putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya
2/3 daripada jumlah anggota yang hadir.
D. Tujuan Perubahan UUD 1945
Adapun tujuan dilakukannya perubahan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai tujuan
nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia
c. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern melalui pembagian kekuasaan yang Iebih tegas, saling mengawasi dan
mengimbangi (checks and balances) yang lebih ketat dan transparan dan
pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru sesuai dengan kebutuhan dan
tantangan zaman.
d. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban
negara terhadap warga negara
e. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara yang
demokratis.
f. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai
dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan dan kepentingan bangsa dan negara.

E. Perubahan UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR

a) Perubahan pertama yang ditetapkan dalam Sidang Umum MPR 1999 mencakup sembilan
pasal. Dalam sidang yang ditutup pada 19 Oktober 1999 MPR menetapkan sebagai
berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia,
Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan saksama dan
sungguhsungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan
negara, serta dengan kewenangannya berdasarkan pasal 37 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia mengubah pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2),
Pasal 14, pasal 15, pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan pasal 21.
b) Perubahan kedua dilaksanakan dalam Sidang Tahunan MPR 2000 menyangkut tujuh bab
mendasar. Dalam sidang yang ditutup pada tanggal 18 Agustus 2000 MPR menetapkan
sebagai berikut:
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia, Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan saksama dan
sungguhsungguh .hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan
negara, serta dengan kewenangannya berdasarkan pasal 37 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18 A,Pasal
18B. Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab. IXA, Pasal 25E,
Bab X, Pasal 26 Ayat (2) dan Ayat (3), Pasal 27 Ayat (3), Bab XA, Pasal 28 A, Pasal 28B,
Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28 E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28 H,Pasal 28 I, Pasal 28
J, Bab XII.

BAB II
IDENTIFIKASI PERUBAHAN KELEMBAGAAN
3

Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen


Setelah UUD 1945 mengalami amandemen kedudukan MPR disejajarkan dengan
lembaga-lembaga tinggi lainnnya, seperti DPR, MA, DPA, BPK, dan Presiden. Disamping itu
juga dibentuk lembaga-lembaga tinggi negara lain.
Lembaga negara yang memegang kekuasaan menurut UUD 1945 hasil amandemen adalah MPR,
DPR, presiden, DPD, KY, MA, MK, dan BPK.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan
umum. Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan presiden. Masa jabatan anggota MPR
lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan
sumpah/janji.
Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi
negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak ada yang ada hanya
lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen maka
MPR termasuk lembaga negara. Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen
mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;


melantik presiden dan wakil presiden;
memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undangundang dasar.

Menurut pasal 2 ayat 1 UUD 1945, anggota MPR terdiri dari :


Anggota DPR Utusan dari daerah-daerah dan Golongan-golongan jumlahnya 692

MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. Dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak berikut ini:

mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;


menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
memilih dan dipilih;
membela diri;
imunitas;
protokoler;
keuangan dan administratif.

Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:

mengamalkan Pancasila;
melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan nasional;
mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara.
Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil
pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut
DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan
UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:

jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;


jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak-banyak 100

orang;
jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-banyaknya 50
orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili di

ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota
DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini:
5

Fungsi Legislasi.
Fungsi legislasi artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-undang.
Fungsi Anggaran.
Fungsi anggaran artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Fungsi Pengawasan.
Fungsi pengawasan artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap
pemerintahan yang menjalankan undang-undang.

DPR memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan

bersama;
membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang;
menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD yang

berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan;


memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan

undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;


menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD;
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, anggaran pendapatan

dan belanja negara, serta kebijakan pemerintah;


membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap
pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;


memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan

DPD;
membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan

negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan;


memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota

Komisi Yudisial;
memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk

ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden;


memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada presiden
untuk ditetapkan;

memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima


penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti

dan abolisi;
memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian internasional
lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang

terkait dengan beban keuangan negara dan/atau pembentukan undang-undang;


menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat; dan
Melaksanakan pengawasan terhadap :
a) pelaksanaan Undang-undang
b) pelaksanaan APBN
c) kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945 dan Ketetapan

DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.

Hak Interpelasi. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak

luas bagi kehidupan masyarakat.


Hak Angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundangundangan.

Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa
yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai
tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang sebelumnya
tidak ada. DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyakbanyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR.
7

Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPD berdomisili di daerah
pemilihannya, tetapi selama bersidang bertempat tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa
jabatan anggota DPD adalah lima tahun. Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka
kewenangan DPD, antara lain sebagai berikut:

Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan


otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

perimbangan keuangan pusat dan daerah.


Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan

daerah.
Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan undang-

undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.


Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang
otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan agama.

Presiden dan Wakil Presiden


Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif. Presiden
mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara.
Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi
setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau
mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden
dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan
sendiri.
8

Kekuasaan Presiden dibedakan atas 2 macam, yaitu :


A.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kekuasaan tanpa persetujuan DPR


Kekuasaan tanpa persetujuan DPR antara lain,
kekuasaan eksekutif atau kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan.
kekuasaan untuk menetapkan peraturan pemerintah.
kekuasaan untuk memegang kekuasaan tertinggi atau angkatan bersenjata.
kekuasaan untuk menyatakan negara dalam keadaan bahaya.
Kekuasaan untuk mengangkat / menerima duta dan konsul.
Kekuasaan untuk memberikan hak prerogatif.
Kekuasaan untuk memberi gelar, tanda-tanda jasa dan tanda-tanda kehormatan.
Kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

B. Kekuasaan dengan persetujuan DPR


Kekuasaan dengan persetujuan DPR anatara lain,
1. kekuasaan legislatf
2. kekuasaan untuk menyatakan perang, membuat perdamaian atau membuat perjanjianperjanjian dengan negara lain
3. kekuasaan untuk membuat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

Mahkamah Agung (MA)


Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara
kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan
agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN). Kewajiban dan wewenang
Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:

berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di


bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya

yang diberikan oleh undang-undang;


mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

Lembaga ini terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera, dan seorang sekretaris.
Pimpinan dan hakim anggota Mahkamah Agung adalah hakim agung. jumlah hakim agung
paling banyak 60 (enam puluh) orang.

Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi adalah lembaga baru setelah adanya perubahan UUD 1945.
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Mahkamah Konstitusi berkedudukan di ibu kota negara.
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim kontitusi yang
ditetapkan dengan keputusan presiden. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang ketua
merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota dan tujuh orang anggota hakim.
Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan selama tiga
tahun. Hakim konstitusi adalah pejabat negara. Sesuai dengan Pasal 24 C UUD 1945 maka
wewenang dan kewajiban Mahkamah Konstitusi, antara lain sebagai berikut:

mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk

menguji undang-undang terhadap UUD;


memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh

UUD;
memutuskan pembubaran partai politik;
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UUD.
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang

ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga
10

orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden. Ketua dan Wakil Ketua
Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi.

Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:
a. mengusulkan pengangkatan hakim agung;
b. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Tujuan Komisi Yudisial:

Agar dapat melakukan monitoring secara intensif terhadap penyelenggaraan kekuasaan

kehakiman dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat.


Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kekuasaan kehakiman baik yang menyangkut

rekruitmen hakim agung maupun monitoring perilaku hakim.


Menjaga kualitas dan konsistensi putusan lembaga peradilan, karena senantiasa diawasi

secara intensif oleh lembaga yang benar-benar independen.


Menjadi penghubung antara kekuasaan pemerintah dan kekuasaan kehakiman untuk
menjamin kemandirian kekuasaan kehakiman.
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang

hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial
diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas
dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan negara.
11

Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden. BPK berkedudukan di
ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

Keanggotaan BPK diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1975, Menurut UU tersebut susunan BPK
sebagai berikut :
a) Ketua merangkap anggota.
b) Wakilketua merangkap anggota.
c) Anggota-anggota BPK.
Dalam UU 1945 hasil amandemen, keanggotaan BPK telah diatur dengan jelas dalam pasal 23F
sebagai berikut :
1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
dan diresmikan oleh Presiden.
2) Pimpinan BPK dipilih dari dan olah anggota.
BPK mempunyai 9 orang anggota, dengan susunan 1 orang Ketua merangkap anggota, 1
orang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang anggota. Anggota BPK memegang jabatan
selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.

12

BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil yang sudah tertera dihalaman sebelum-sebelumnya mungkin saya dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
a. Amandemen UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali dan mengarah kepada
kontitusi yang lebih demokratis, Namun dalam praktennya belum mampu merespon
tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan negara.
b. Fenomena yang muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah kurang adanya
koordinasi antar daerah sehingga menciptakan disharmoni pembangunan antar
daerah.
c. Muncul ketidakseimbangan kewenangan antara eksekutif dan legislatif yang
disebabkan adanya dominasi kewengan legislatif.
d. Belum tercapainya tujuan pembangunan nasional sperti yang dirumuaskan dalam
pembukaan UUD 1945. Hal tersebut disebabkan adanya pelanggaran etika
penyelenggaran pemerintahan yang melahirkan tingginya angka korupsi.
Kebijakan pembangunan Sistem Administrasi Negara berdasarkan konstitusi diarahkan pada :
a. Pengembangan sistem pemerintahan yang demokratis berbasis nilai nilai yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
b. Pengembangan sistem check and balances antar lembaga-lembaga negara sehingga
tercipta keseimbangan kewenangan.
c. Penataan sistem otonomi daerah yang mengarah kepada kemandirian, pemberdayaan
daerah dan sikronisasi pembangunan antar daerah.
d. Pengembangan etika penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah kepada
terwujudnya good governance.

13

DAFTAR PUSTAKA

Denny Indrayana, Ph.D, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran,

Mizan, Bandung, 2007.


Rohdewohld Rainer; Public Administration in Indonesia; Montech PTY, Australia;
1995. LAN, Sistem Administrasi Negara Buku III, Lembaga Administrasi Negara;
Jakarta; 2004. Inu Kencana Syafiie, Drs, Msi; Sistem Pemerintahan Indonesia;

Rieneka Cipta; Jakarta; 2002


Undang-Undang Dasar 1945 revisi 1 sampai dengan 4
http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/implikasi-perubahan-uudnegara-republik-indonesia-tahun-1945-terhadap-lembaga-kepresidenan/
Sukadi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X
SMA/MA-SMK Wajib, SEWU, Jakarta, 2013
Budiyanto, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII, Erlangga, Jakarta,
2007

14

Você também pode gostar