Você está na página 1de 12

AD-ART

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA


ASOSIASI INDUSTRI KREATIF DAN PELAKU USAHA BANTEN
( ASIPA )
Anggaran Dasar
PEMBUKAAN
Bahwa masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar Negara republik Indonesia
tahun 1945 harus diwujudkan melalui perekonomian Nasional berdasarkan demokrasi ekonomi. Kemudian daripada
itu sesuai dengan amanat Tap. MPR-RI tahun 1998 tentang politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi,
Usaha Mikro, kecil dan menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai
kedudukan, peranan, dan potensi strategis untuk mewujudkan perekonomian nasional yang seimbang, berkembang
dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa kemudian pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
segera secara menyeluruh, maksimal dan berkelanjutan melalui pengembangan iklim yang kondusif, kesempatan
berusaha, dukungan, perlindungan, dan pengembangan usaha yang seluas luasnya sehingga mampu meningkatkan
kedudukan dan peran serta potensi usaha Mikro, Kecil dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
dan peningkatan pendapatan rakyat , penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan. Sehubungan dengan
perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis, Kapital yang kuat dan globalisasi yang bisa
menghancurkan sistem perekonomian bangsa , ternyata Pengusaha mikro dan kecil tidak terpengaruh dengan
adanya krisis ekonomi akibat pasar bebas dan globalisasi. Pengusaha mikro dan kecil sangat perlu dilindungi namun
realitas saat ini para pengusaha mikro dan kecil belum terwadahi dalam sebuah perhimpunan khusus pengusaha
mikro dan kecil, oleh karena itu perlu didirikan wadah yang menghimpun, membina dan memberdayakan para
pengusaha mikro dan kecil di Banten.
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama Organisasi ini bernama
ASOSIASI INDUSTRI KREATIF dan PELAKU USAHA
disingkat dengan nama ASIPA Banten .
Pasal 2
WAKTU
ASOSIASI INDUSTRI KREATIF DAN PELAKU USAHA BANTEN (ASIPA ) didirikan pada hari Selasa tanggal 11-06-2013
(Tanggal Sebelas bulan Juni tahun duaribu tiga belas) Di ANEKA BEACH HOTEL BALI, dalam rangkan Study Tour
bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Pasal 3
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten (ASIPA ) Pusat berkedudukan di Banten
BAB II
AZAS
Pasal 4
Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945
Republik Indonesia khususnya pasal 5 ayat (1), Pasal 20, 27 ayat (2) dan 33 UUD 45 serta Undang- Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

BAB III
VISI DAN MISI
Pasal 5
Visi Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) adalah Terwujudnya Pengusaha Mikro dan Kecil yang
mandiri, sejahtera, adil dan produktif guna membangun daya saing dalam dunia Usaha.
Pasal 6
Misi Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten adalah :
1. Memperkuat peran usaha mikro dan kecil sebagai dasar perekomian Nasional.
2. Mengoptimalkan jejaring dan kemitraan dengan lintas sektor, regional maupun Internasional dalam
percaturan ekonomi global serta memfasilitasi partisipasi pengusaha mikro dan kecil Indonesia dalam
expo/pameran berskala Lokal, Nasional dan Internasional.
3. Mengakselerasi pengembangan usaha mikro dan kecil kesemua wilayah dalam mendukung ekonomi wilayah
yang berdampak positif pada regional development.
4. Meningkatkan Kompetensi, keterampilan dan produktifitas serta memberikan perlindungan usaha dan
advokasi sehingga terwujud peluang kerja serta penyerapan tenaga kerja yang lebih luas.
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 7
1. Menumbuh dan mengembangkan serta mewadahi Pengusaha usaha Mikro dan kecil dalam rangka
membangun perekonomian Nasional berdasarkan Demokrasi Ekonomi yang berkeadilan.
2. Menumbuhkan, mengembangkan kemampuan usaha dan meningkatkan kemandirian, kebersamaan,
kekeluargaan dalam daya saing dan kewirausahaan Pengusaha Mikro dan Kecil yang berwawasan
lingkungan, keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi secara Nasional.
3. Meningkatkan peranan Pengusaha Mikro dan Kecil dalam Pembangunan Daerah akan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan tercipta lapangan kerja sehingga terwujud pemerataan pendapatan dan
terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan.
BAB V
SIFAT, FUNGSI dan USAHA
Pasal 8
1. Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten sebagai masyarakat dunia usaha akan ikut berperan serta
secara aktif dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menumbuhkan iklim Usaha, terutama
memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi agar dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga
keuangan bukan Bank.
2. Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) sebagai mitra dari Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah agar terjalin hubungan yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan transaksi usaha
mikro, kecil dan menengah maupun usaha besar. Membantu Pemerintah membentuk struktur pasar yang
akan menjamin tumbuhnya persaingan usaha yang sehat, termasuk membantu untuk mengawasi dan
mencegah terjadinya penguasaan pasar oleh orang perseorangan atau kelompok tertentu yang merugikan
anggota ASIPA

BAB VI
PENDIRI
Pasal 9
Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) didirikan oleh penghadap yaitu :
1. YOSAFAT, sebagai Ketua
2. NANA SUPRIATNA, sebagai Sekretaris
3. Hj. Endoh Mahfudoh S.Pd sebagai Bendahara
4. AGUS NURWANTO, sebagai Penasehat
5. SUHARTA, sebagai Anggota
6. HARJO, sebagai Anggota
7. SOFIE, sebagai Anggota
8. SRI TITIN, sebagai Anggota
Apabila Pendiri meninggal maka dapat diberikan penghargaan yang diterima oleh ahli waris.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Anggota Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) yaitu :
1. Seluruh pengusaha yang memiliki usaha produktif baik perseorangan dan / atau Badan Usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro seperti memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Seluruh Pengusaha yang memiliki usaha produktif baik perseorangan dan/ atau Badan Usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Kecil seperti memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,- (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Pasal 11
Keanggotaan Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten terdiri dari :
A. Anggota biasa.
B. Anggota Luar Biasa.
C. Anggota Kehormatan.
Keanggotaan yang telah mengisi formulir sebagai anggota di Sekretariat ASIPA di Pengurus Pusat atau Pengurus
Daerah dengan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).
Pasal 12
Syarat- syarat menjadi anggota, hak dan kewajiban lebih lanjut diatur dalamAnggaran Rumah Tangga.
BAB VIII
ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 13
SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) terdiri dari :

1. Tingkat Pusat ( Provinsi Banten ) :


a. Dewan Penasehat
b. Dewan Pembina
c. Dewan Pimpinan Pusat
2. Tingkat Daerah ( Kabupaten / Kota ) :
a. Dewan Penasehat
b. Dewan Pembina
c. Dewan Pimpinan Daerah
Pasal 14
Dewan Penasehat terdiri dari cendikiawan, praktisi dan tokoh masyarakat yang mengerti dan memahami tentang
perekonomian Nasional dan Daerah terutama bidang usaha mikro dan Kecil.
Pasal 15
Dewan penasehat mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang antara lain memberikan masukan kepada
Dewan Pimpinan Pusat dan Cabang agar Organisasi dapat maju dan berkembang.
Pasal 16
Susunan Dewan Penasehat terdiri dari :
- Satu orang Ketua.
- Satu orang Sekretaris.
- Satu orang anggota.
- Sedikitnya Dewan Penasehat berjumlah 3 (tiga) orang.
Pasal 17
Dewan Pembina terdiri dari anggota masyarakat yang berpengalaman di lembaga Pemerintah maupun Daerah yang
berhubungan dengan iklim Usaha dengan upaya- upaya pembinaan dan pengembangan.
Pasal 18
Dewan Pembina mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang antara lain dapat menjelaskan masalah dan
memberikan jalan keluar yang terbaik kepada Dewan Pimpinan Pusat maupun Daerah baik diminta maupun tidak.
Pasal 19
Susunan Dewan Pembina terdiri dari :
-

Satu orang Ketua.

Satu orang Sekretaris.

Satu orang anggota.

Sedikitnya Dewan Pembina berjumlah 3 ( tiga) orang.


BAB IX
PENGURUS DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 20

Pengurus Dewan Pimpinan Pusat adalah badan eksekutif tertinggi dari organisasi dalam rangka operasional
organisasi untuk tingkat Provinsi Banten

Pasal 21
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari :
-

Seorang Ketua.

Seorang Sekretaris.

Seorang Bendahara.

Sedikitnya 3 (tiga) orang Kepala Bidang


BAB X
PENGURUS DEWAN PIMPINAN DAERAH
Pasal 22

Pengurus Dewan Pimpinan Daerah adalah Badan Eksekutif tertinggi Organisasi di Tingkat Kabupaten dan atau Kota.
Pasal 23
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari :
-

Seorang Ketua.

Seorang Sekretaris.

Seorang Bendahara.

Beberapa orang Kordinator Bidang.


BAB XI
MASA JABATAN
Pasal 24

Masa Jabatan dari semua Kepengurusan adalah 5 (lima) tahun baik Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan dapat
dipilih kembali sebanyak satu kali pada kedudukan Ketua umum dan Ketua Daerah
BAB XII
RAPAT-RAPAT
Pasal 25
Rapat Organisasi terdiri dari :
MUBES, RAPAT PENGURUS DEWAN PIMPINAN PUSAT, MUSYAWARAH DAERAH, RAPAT PENGURUS DEWAN
PIMPINAN DAERAH.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 26
KEUANGAN ORGANISASI
Keuangan untuk pembiayaan Organisas Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) diperoleh dari :
1. Iuran Anggota biasa.
2. Usaha- usaha- lain yang sah sesuai dengan undang- undang.
3. Sumbangan dari fihak luar yang tidak mengikat.
Pasal 27
PENGGUNAAN DANA KEUANGAN dan PENGELOLAAN HARTA KEKAYAAN ORGANISASI.
Pengurus Harian Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) disetiap tingkatan Organisasi
bertanggung jawab atas penggunaan dana dan Pengelolaan Keuangan serta harta kekayaan Organisasi pada
tingkatannya masing- masing.

BAB XIV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 28
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Perubahan/Penyempurnaan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan MUBES Asosiasi Industri
Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) dan dihadiri anggota sekurang kurangnya 2/3 (dua per tiga) peserta
Kongres yang sah.
Pasal 29
PEMBUBARAN ORGANISASI
1. Pembubaran Organisasi Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ) hanya dapat
diselenggarakan dalam MUBES Luar Biasa yang diadakan khusus untuk itu dan berdasarkan keputusan
mutlak quorum peserta dan setelah mendengarkan pertimbangan serta masukan dari Dewan Penasehat dan
Dewan Pembina.
2. Setelah Organisasi dibubarkan maka MUBES Asosiasi Industri Kreatif dan pelaku Usaha Banten ( ASIPA )
sekaligus menetapkan penghibahan atau menyumbangkan seluruh harta kekayaan Organisasi kepada Badan
Sosial atau Badan lainnya.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 30
1. Hal- hal yang belumdiatur dalamAnggaran Dasar (AD) ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) .
2. Anggaran Rumah Tangga (ART) tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini.
3. Anggaran Dasar (AD) Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA) disahkan dan ditetapkan
dalam Rapat para pendiri di BANTEN hari Sabtu tanggal 24 bulan Agustus tahun 2013 dan berlaku sejak
ditetapkan.
Banten, Sabtu 24 Agustus 2013.
Para pendiri :
1. YOSAFAT
2. NANA SUPRIATNA
3. Hj. ENDOH MAHFUDOH
4. AGUS NURWANTO
5. SUHARTA
6. HARJO
7. SOFIE
8. SRI TITIN

1..........................................
2.............................................
3.........................................
4............................................
5..........................................
6.............................................
7..........................................
8.............................................

ANGGARAN RUMAH TANGGA


ASOSIASI INDUSTRI KREATIF DAN PELAKU USAHA BANTEN
( ASIPA )
BAB I
Pasal 1
KEANGGOTAAN
Ialah setiap orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan sebagai warga negara Republik Indonesia yang
telah berumur minimal 17 tahun sehat rohani telah memiliki usaha produktif.
Pasal 2
ANGGOTA LUAR BIASA
1. Pengusaha yang telah mencatatkan namanya.
2. Pengusaha luar negeri yang berusaha di Indonesia yang telah mencatatkan namanya.
Pasal 3
ANGGOTA KEHORMATAN
Ialah orang yang berjasa kepada Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA) yang telah ditetapkan
oleh Pengurus Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 4
SYARAT KEANGGOTAAN
Setiap yang akan menjadi anggota harus mengajukan permohonan serta menyatakan secara tertulis kesediaan
mengikuti dan menjalankan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) serta pedoman dan peraturan
organisasi.
Pasal 5
MASA KEANGGOTAAN
1. Meninggal dunia.
2. Atas permintaan sendiri atau mengundurkan diri.
3. Diberhentikan atau dipecat.
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota mempunyai hak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pernyataan secara lisan atau
tertulis kepada Pengurus serta mempunyai hak untuk memilih dan dipilih.
2. Anggota luar biasa dan kehormatan mempunyai hak untuk mengajukan saran atau usul dan pertanyaan
kepada pengurus baik lisan maupun tertulis.
Pasal 7
1. Kewajiban anggota membayar uang administrasi pendaftaran dan iuran anggota.
2. Menjaga nama baik organisasi.
3. Berpartisipasi dalam kegiatan Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ).
4. Bagi anggota luar biasa dan kehormatan tidak berlaku ayat (1).
Pasal 8
SKORSING DAN PEMECATAN
1. Anggota dapat diskor/dipecat karena bertindak bertentangan dengan Anggara Dasar(AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) atau ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Asosiasi
Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten ( ASIPA ).

2. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha Banten (
ASIPA ).
3. Mengenai skorsing/pemecatan dan tata cara pembelaan, diatur dalam ketentuan/ peraturan .
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR KEKUASAAN
Pasal 9
MUBES
1. MUBES merupakan musyawarah utusan Daerah- daerah.
2. MUBES memegang kekuasaan tertinggi organisasi.
3. MUBES diadakan 5 (lima) tahun sekali.
4. Dalam keadaan luar biasa, MUBES dapat diadakan menyimpang dari ketentuan pasal 9 ayat (3).
5. Dalam keadaan luar biasa , MUBES dapat diselenggarakan atas inisiatif satu Pengurus Dewan Pimpinan
Daerah dengan persetujuan sekurang kurangnya melebihi separuh dari jumlah Pengurus Dewan Pimpinan
Daerah
Pasal 10
KEKUASAAN/WEWENANG MUBES
1. Menetapkan Anggaran Dasar(AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART), Pedoman- pedoman pokok, Peraturanperaturan, garis- garis umum haluan organisasi dan program kerja Nasional.
2. Menetapkan calon- calon tempat penyelenggaraan MUBES berikutnya.
3. Memilih Pengurus Dewan Pimpinan Pusat dengan sistem Formatur yang dipilih berdasarkan hasil MUBES
yang mengamanahkan agar Ketua Umum demisioner diikut sertakan menjadi anggota formatur.
4. Jumlah formatur sebanyak 5 (lima) orang.
Pasal 11
TATA TERTIB MUBES
1. Peserta MUBES terdiri dari Pengurus Dewan Pimpinan pusat dan utusan Daerah dan undangan Pengurus
Dewan Pimpinan pusat.
2. Pengurus Dewan Pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan MUBES.
3. Peserta utusan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah mempunyai hak suara dan hak bicara.
4. Semua Pengurus Dewan PimpinanPusat mempunyai hak bicara.
5. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat yang mempunyai hak suara meliputi Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
6. Jumlah peserta ditetapkan oleh pengurus pusat.
7. Kongres baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah peserta utusan Pengurus
Dewan Pimpinan Daerah
8. Apabila ayat (7) tidak terpenuhi maka MUBES diundur paling lama 2 x 24 jam dan setelah itu dinyatakan sah.
9. Setelah Pengurus Dewan Pimpinan Pusat menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) di hadapan
peserta MUBES dan dinyatakan sah dan diterima, maka Pengurus Dewan Pimpinan Pusat dinyatakan
Demisioner.

Pasal 12
MUSYAWARAH DAERAH
1. Musyawarah anggota Daerah merupakan musyawarah tertinggi anggota Daerah
2. Musyawarah anggota Daerah satu kali dalam 5 (lima) tahun.
3. Musyawarah Daerah diadakan minimal satu kali dalam satu tahun.
Pasal 13
KEKUASAAN/ WEWENANG MUSYAWARAH DAERAH
1. Menetapkan program kerja .
2. Memilih pengurus Dewan Pimpinan Daerah dengan sistem formatur yang dipilih berdasarkan hasil
Musyawarah Daerah yang meng amanahkan agar Ketua demisioner diikut sertakan menjadi anggota
formatur.
3. Jumlah Formatur sebanyak 5 (lima) orang terdiri Ketua Formatur satu orang Sekretaris dan 3 (tiga) orang
anggota.
Pasal 14
TATA TERTIB MUSYAWARAH ANGGOTA DAERAH
1. Peserta musyawarah Daerah terdiri dari Pengurus Daerah dan anggota- anggota.
2. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah adalah penanggung jawab penyelenggaraan musyawarah Daerah dan
anggota adalah utusan.
3. Semua Pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan Anggota yang hadir mempunyai hak suara , hak bicara dan
hak dipilih maupummemilih.
4. Pimpinan sidang musyawarah Cabang dipilih dari anggota peserta.
5. Musyawarah Cabang dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari separuh jumlah anggota.
6. Apabila ayat (e) tidak terpenuhi maka musyawarah Daerah diundur paling lama 1 x 24 jam dan setelah itu
dinyatakan sah.
7. Setelah Laporan Pertanggung Jawab (LPJ) Pengurus Daerah diterima oleh peserta musyawarah Daerah, maka
Pengurus Dewan Pimpinan Daerah dinyatakan demisioner.
Pasal 15
STRUKTUR PENGURUS DEWAN PIMPINAN PUSAT
1. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan/instansi kepemimpinan tertinggi organisasi.
2. Masa jabatan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat terhitung sejak pelantikan/serah terima jabatan dari
Pengurus Dewan Pimpinan Pusat demisioner.
Pasal 16
PERSONALIA PENGURUS PUSAT
1. Formasi Pengurus Dewan Pimpinan Pusat sekurang kurangnya terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum
dan Bendahara.
Yang dapat menjadi Pengurus Dewan Pimpinan Pusat adalah anggota yang
pernah menjadi Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
2. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Pejabat Ketua Umum oleh
sidang Pleno Pengurus Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 17
TUGAS DAN WEWENANG
1. Selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah MUBES, personalia Pengurus Dewan Pimpinan Pusat harus
sudah dibentuk , dan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat demisioner segera mengadakan serah terima jabatan
dengan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat yang baru.
2. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah serah terima jabatan
dengan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat demisioner.
3. Melaksanakan hasil- hasil ketetapan MUBES.
4. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan ASIPA kepada Pengurus
Dewan Pimpinan ASIPA seluruh BANTEN.
5. Melaksanakan sidang Pleno minimal satu kali setahun atau setidak tidaknya 5 (lima) kali selama priode
berlangsung.
6. Menyelenggarakan MUBES pada akhir Periode kepengurusan.
7. Menyiapkan draft materi MUBES.
8. Mengangkat dan mensahkan Pengurus Dewan Pimpian Daerah dengan tetap memperhatikan hasil
Musyawarah Daerah
9. Menyampaikan Laporan Pertangung Jawaban kepada anggota melalui MUBES.
10. Menghadiri sebagai saksi pengesahan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
11. Dapat menskorsing, memecat dan merehabilitasi secara lansung terhadap anggota/Pengurus.
Pasal 18
PENGURUS DEWAN PIMPINAN CABANG
TUGAS DAN WEWENANG
1. Pengurus Dewan Pimpinan Cabang baru dapat menjalankan tugasnya setelah pelantikan/ serah terima
jabatan dengan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah demisioner.
2. Selambat- lambatnya setelah 20 (dua puluh) hari setelah musyawarah personalia Pengurus Dewan Pimpinan
Daerah harus sudah terbentuk, dan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah demisoiner segera mengadakan
serah terima jabatan dengan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah yang baru.
3. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Daerah, kebijaksanaan Pusat Organisasi serta ketentuanketentuan lainnya.
4. Melaksanakan Pleno sekurang kurangnya 1 (satu) tahun sekali atau sekurang- kurangnya 5 (lima) kali selama
satu periode.
5. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan satu tahun sekali kepada kepada Pengurus Dewan Pimpinan
Pusat.
6. Menyelenggarakan musyawarah Daerah
7. Menyampaikan Laporan Pertangungjawaban kepada anggota melalui musyawarah Daerah.
8. Ketua Pengurus Dewan Pimpinan Daerah merupakan anggota pleno Pusat.
Pasal 19
PENDIRIAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN DAERAH

Anggota ASIPA yang ingin mendirikan Daerah harus mendapatkan pengesahan dari Pengurus Dewan Pimpinan
Pusat.
1. Untuk mendirikan Daerah harus mengajukan permohonan kepada Pengurus ASIPA Pusat untuk
mendapatkan pengesahan, setelah mempunyai anggota sekurang- kurangnya 50 (lima puluh) orang.
2. Masa Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak pelantikan/sejak serah
terima jabatan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah demisioner.
BAB III
Pasal 20
KEUANGAN
1. Besarnya uang pangkal iuran anggota ditetapkan oleh Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
2. Sumber- sumber dana lain yang sah dan tidak bertentangan dengan AD/ART ASIPA serta Perundangan
maupun Peraturan Pemerintah
3. Sumbangan dari Donatur yang tidak mengikat.
4. Usaha- usaha dari perdagangan umum yang sah.
5. Pengelolaan keuangan ASIPA dikelola oleh Pengurus Dewan Pimpinan Daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6. Besarnya jumlah ayat 1 dan ayat 4 ditetapkan 30 perseratus pada Pengurus Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 21
HARTA KEKAYAAN
Harta Kekayaan Organisasi ASIPA diperoleh dari :
1. Iuran anggota.
2. Hasil usaha organisasi.
3. Sumbangan dari dari Lembanga Pemerintah maupun Swasta.
4. Harta yang dihibahkan dari Donatur.
BAB IV
Pasal 22
LAGU, LAMBANG DAN ATRIBUT
Lagu, lambang dan atribut-atribut organisasi ASIPA lainnya diatur dan ditetapkan oleh Kongres.
BAB V
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR /ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 23
1. Perubahan AD/ART hanya dilakukan oleh MUBES
2. Rencana perubahan AD/ART disampaikan kepada Daerah- Daerah selambat- lambatnya satu bulan sebelum
MUBES.
BAB VI
PEMBUBARAN
Pasal 24
Pembubaran ASIPA hanya dapat dilaksanakan oleh MUBES
Pasal 25
Keputusan pembubaran ASIPA sekurang- kurangnya harus disetujui 2/3 (duapertiga) peserta Kongres.

Pasal 26
Harta benda ASIPA sesudah dibubarkan dan telah memenuhi kewajiban finansial harus diserahkan kepada Yayasan
Kemanusiaan atau badan sosial.
BAB VII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 27
Setiap anggota ASIPA dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini setelah
ditetapkan.
Pasal 28
Semua Badan/Instansi dan Lembaga- lembaga yang menggunakan nama/atribut ASIPA diatur dan ditetapkan oleh
MUBES.
Pasal 29
Setiap anggota ASIPA harus mentaati AD/ART ini dan barang siapa melanggarnya akan dikenakan sanksi- sanksi
organisasi sebagaimana yang diatur dalam ketentuan sendiri.
Pasal 30
Apabila Anggota Pendiri Meninggal dunia diberikan penghargaan yang diterima oleh ahli waris.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 31
A. Segala ketentuan dan peraturan organisasi yang belumdiatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dan
diputuskan oleh Kongres.
B. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan dalam Rapat para pendiri ASIPA yang diselengarakan pada hari Rabu
tanggal 24 bulan Agustus tahun 2013 (tanggal dua puluh empat bulan Agustus tahun dua ribu tiga belas) di
BANTEN yang berlaku sejak ditetapkan.
BANTEN, 24 Agustus 2013.
Para Pendiri :
1. YOSAFAT
2. NANA SUPRIATNA
3. Hj. ENDOH MAHFUDOH
4. AGUS NURWANTO
5. SUHARTA
6. HARJO
7. SOFIE
8. SRI TITIN

1.........................................
2............................................
3.........................................
4...........................................
5........................................
6...........................................
7........................................
8...........................................

Você também pode gostar