Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pemilihan Perusahaan
Pada tahun 2004, ADHI menjadi perusahaan konstruksi pertama yang sahamnya
tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sebagai perseroan terbuka, ADHI terdorong untuk
terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan, termasuk bagi
kemajuan industri konstruksi di Indonesia yang semakin pesat. Perusahaan ADHI juga
telah menjadi perusahaan BUMN Kontruksi yang merupakan tulang punggung
pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur.
Menghadapi persaingan antar industri konstruksi yang semakin ketat, Perseroan
melakukan redefinisi visi dan misi yakni Menjadi Perusahaan Konstruksi Terkemuka
di Asia Tenggara. Perseroan juga memperkenalkan tagline Beyond Construction.
Hal ini menegaskan motivasi Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang masih
terkait dengan inti bisnis Perseroan.
ADHI mempersiapkan kemampuan internal untuk meningkatkan daya saing.
Perseroan melihat kesempatan yang tidak terbatas di masa depan, karenaitu ADHI
siap menangkap setiap peluang di masa depan yang sangat menjanjikan.
ADHI terus berkarya untuk meningkatkan nilai-nilai Perusahaan secara terpadu
dengan:
Proaktif menjalankan lima lini bisnis secara profesional, sesuai tata kelola dan
mendukung pertumbuhan perusahaan;
BAB II
PEMBAHASAN
ADHI berawal dari jasa konstruksi sebagai bisnis utama. Seiring berjalannya waktu,
ADHI berhasil melebarkan sayap dengan memasuki sektor Engineering, Procurement
and Construction (EPC), serta berlanjut pada investasi di bidang Infrastruktur. Tahun
2013 ADHI menambah dua lini bisnis lagi yaitu Properti dan Real Estate. Kemudian di
tahun 2014 dibentuklah dua anak perusahaan baru di bidang High-rise Building dan
Precast Concrete untuk mendukung jalannya bisnis Perusahaan.
Selama tahun 2014 tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi dari tahun
sebelumnya oleh PT. Adhi Karya Tbk. Adapun penjabaran beberapa kebijakan
akuntansi ADHI adalah sebagai berikut;
Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomis.
sebesar Rp100 triliun. Kementerian PU melakukan penghematan Rp10,2 triliun dari pagu
anggaran awal yang sebesar Rp84,1 triliun (website Kementerian PU, Juni 2014).
Defisit transaksi berjalan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tidak lepas
dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang masih terus terbebani subsidi BBM,
tenaga listrik, pupuk dan lain sebagainya. Selain jumlahnya tidak kecil, beberapa pos
subsidi tersebut terus membengkak dari tahun ke tahun sejalan dengan kebutuhan dan
konsumsi yang terus meningkat. Di sisi lain, Pemerintah belum dapat menggalang
pendapatan pajak secara optimal.
Angka pertumbuhan sebesar 5,1% masih dikategorikan relatif cukup baik, jika
dibandingkan pertumbuhan ekonomi rata-rata dunia. Namun bagi negara yang sedang
berkembang, angka pertumbuhan di bawah 6,0% menimbulkan tantangan terhadap
keberlanjutan perekonomian. Hal ini antara lain akan menghambat pendanaan
pengembangan infrastruktur, penyediaan lapangan pekerjaan dan program utama
pemerintah, yakni pengentasan kemiskinan.
Keterkaitan berbagai faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perekonomian
dewasa ini dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat hingga penurunan harga
komoditi menggarisbawahi pentingnya untuk memperhitungkan faktor-faktor yang
tidak sepenuhnya bisa dikendalikan oleh Perseroan. Setiap entitas usaha harus siap
mengandalkan kekuatannya sendiri, serta mampu meraih peluang usaha dari penerapan
strategi bisnis yang tepat dan cermat.
Mengantisipasi kegiatan pembangunan infrastruktur yang menurun di tahun 2014,
ADHI memanfaatkannya untuk konsolidasi internal. Hal tersebut dilakukan melalui
pembentukan anak usaha baru di bidang kontraktor spesialis high-rise building (PT Adhi
Persada Gedung) dan beton pracetak (PT Adhi Persada Beton). Saat ini ADHI memiliki
lima lini bisnis, yaitu (i) Jasa Konstruksi, (ii) Jasa EPC, (iii) Pengembangan Properti, (iv)
Pengembangan Kawasan Perumahan (atau real estate) dan (v) Investasi Infrastruktur.
4. Analisis Rasio
PT ADHI KARYA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
2014
Rp'000
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Pihak-pihak Berelasi
Pihak-pihak Ketiga
2013
Rp'000
811.411.723
1.939.959.893
258.397.773
1.695.502.640
216.425.342
1.287.012.809
Piutang Retensi
Pihak-pihak Berelasi
Pihak-pihak Ketiga
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
Pihak-pihak Berelasi
Pihak-pihak Ketiga
Piutang pada Ventura Bersama Konstruksi
Pihak-pihak Berelasi
Pihak-pihak Ketiga
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar di Muka
Pajak Dibayar di Muka
Aset Real Estat
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Aset Pajak Tangguhan
Piutang Lain-lain Jangka Panjang
Aset Real Estat
Investasi pada Ventura Bersama
Properti Investasi
Aset Tetap
Investasi Jangka Panjang Lainnya
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Bank
Utang Pajak
Uang Muka Pemberi Kerja
Pendapatan Diterima di Muka
Beban Akrual
Utang Retensi
Liabilitas Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Retensi
Uang Jaminan Penyewa
Uang Muka Pemberi Kerja
Utang Bank
554.351.047
387.394.876
413.798.248
366.133.955
1.187.417.011
1.429.816.010
1.507.378.794
945.704.631
169.365.730
149.038.801
132.013.517
183.607.504
814.053.430
622.516.778
1.089.412.067
9.484.298.908
267.561.278
154.153.307
161.559.751
226.061.200
219.939.991
497.493.058
896.284.552
9.099.466.807
14.734
36.374.118
5.132.984
45.250.409
356.221.666
496.095.844
7.600.000
27.893.021
974.582.776
10.458.881.684
6.492.999
21.932.353
52.434.185
196.697.458
271.256.911
7.600.000
65.081.051
621.494.957
9.720.961.764
23.150.723
4.900.061.986
692.000.000
279.847.707
494.513.341
77.196.379
348.933.583
220.811.940
33.187.953
7.069.703.612
28.638.025
4.738.781.537
211.800.000
259.695.784
620.342.539
153.557.932
259.600.358
170.368.605
98.872.367
6.541.657.147
7.034.546
8.635.934
301.073
84.532.290
48.155.670
79.500.000
Utang Obligasi
Utang Lain-lain
Liabilitas Imbalan Kerja
Utang Sukuk
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan
kkepada Pemilik Entitas Induk
Modal Saham - Nilai Nominal Rp 100 per Saham
Modal Dasar - 5.440.000.000 Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.801.320.000 Saham
Tambahan Modal Disetor
Selisih Transaksi dengan Pihak Non Pengendali
Saldo Laba
Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Pendapatan Komprehensif Lain
Selisih Penjabaran Laporan Keuangan
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan
kkepada Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
1.247.628.721
400.441
4.915.344
250.000.000
1.637.634.723
8.707.338.335
1.246.976.441
526.425
39.869.662
250.000.000
1.630.841.825
8.172.498.972
180.132.000
180.132.000
50.004.090
3.117.842
50.004.090
1.187.954.751
321.624.141
903.770.990
403.529.580
1.751.502
1.792.021
1.744.584.327
6.959.023
1.751.543.350
10.458.881.684
1.539.228.682
9.234.111
1.548.462.793
9.720.961.764
2013
Rp'000
Rp'000
Pendapatan Usaha
8.653.578.309
9.799.598.396
7.655.376.742
8.606.443.803
998.201.567
1.193.154.594
18.386.699
54.556.791
1.016.588.267
1.247.711.384
33.424.986
32.515.337
183.425
10.164.308
100.096.399
110.166.380
-361.178.822
-328.960.748
-42.597.387
-65.357.862
LABA KOTOR
Pendapatan Bersih Ventura Bersama Konstruksi
LABA KOTOR SETELAH LABA VENTURA
BERSAMA KONSTRUKSI
Pendapatan Bunga
Laba Penjualan Aset Tetap
Laba Selisih Kurs - Bersih
Beban Usaha
Beban Penyisihan Penurunan Nilai Piutang
-8.250.202
-183.536.900
738.266.665
822.701.901
-7.183.776
-418.579
Beban Keuangan
136.530.245
107.918.679
594.552.645
714.364.643
-267.896.084
-305.926.729
326.656.561
408.437.913
-40.519
1.423.988
326.616.041
409.861.902
324.071.362
405.976.801
2.585.198
2.461.112
326.656.561
408.437.913
181,34
226,74
LABA USAHA
Bagian Atas Rugi Bersih Ventura Bersama
Beban Pajak
LABA TAHUN BERJALAN
Pendapatan Komprehensif Lain
Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan
TOTAL LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN
TOTAL LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Nonpengendali
JUMLAH
LABA PER SAHAM
Dalam mengukur tingkat prospek perusahaan maka rasio yang digunakan ialah rasio
profitabilitas dan rasio pasar. Sedangka rasio likuiditas dan rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukur tingkat risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan.
1
.
RASIO LIKUIDITAS
a. Rasio Cepat
b. Rasio Lancar
2014
2013
9.484.298.908
7.069.703.612
1,34
9.099.466.807
6.541.657.147
1,39
(9484298908 13201517)
7.069.703.612
1,32
(9099466807 161559751)
6.541.657.147
1,37
Dari hasil analisis rasio likuiditas PT. Adhi Karya Tbk di atas dapat disimpulkan bahwa
perusahaan ini masih mampu melunasi hutang-hutang jangka pendeknya terlihat dari hasil
perhitungan rasio likuiditas baik dengan rasio cepat maupun rasio lancar menunjukkan angka
yang masih wajar (>1). Meskipun angka yang ditunjukkan dari hasil analisis rasio likuiditas
masih berada di bawah angka aman (2) namun menurut kami hasil rasio likuiditas ADHI
masih menunjukkan hasil yang baik. Hasil perhitungan kedua rasio tersebut sama-sama
menunjukkan angka 1,3 yang berarti bahwa setiap satu hutang jangka pendek yang dimiliki
oleh ADHI akan dijaminkan oleh satu aset lancarnya.
Jika kita membandingkan hasil perhitungan rasio likuiditas antara tahun 2013 dan 2014
maka, baik dengan menggunakan rasio cepat maupun rasio lancar hasil yang diperoleh ialah
terjadi penurunan hasil perhitungan di tahun 2014 sebesa 0,05. Hal itu dapat terjadi karena
penambahan asset ditahun 2014 lebih kecil dari peningkatan utang lancarnya. Nilai aset
lancar di tahun 2014 meningkat sebesar Rp 384.832.101 sedangkan untuk utang lancar
ADHI di tahun yang sama meningkat sebesar Rp 528.046.465.
2
. RASIO AKTIVITAS
7.655.376.742
((132013517 +
161559751)/2)
52,15
8.606.443.803
8.653.578.309
((5831283888 +
5158168364)/2)
1,57
9.799.598.396
228,59
189,49
0,91
1,08
8,88
15,77
a. Inventory turnover
b. Receivable turnover
161.559.751
53,27
5.158.168.364
1,90
a. Perputaran persediaan ADHI ditahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1,12 dari
tahun sebelumnya. Penurunan angka perputaran persediaan ini terjadi karena nilai
cost of goods sold tahun 2014 lebih kecil sedangkan penyebutnya (rata-rata
persediaan) ditahun 2014 lebih besar dari tahun sebelumnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perputaran persediaan ditahun 2014 lebih lambat dari perputaran
persediaan tahun 2013.
b. Perputaran piutang ADHI untuk tahun 2014 juga mengalami penurunan sebesar
0,32 dari tahun 2013. Hal ini dapat terjadi karena ditahun 2014 nilai penjualan ADHI
mengalami penurunan sebesar Rp 1.146.020.087, angka penjualan yang lebih kecil ini
juga dapat mempengaruhi hasil perhitungan perputaran persediaan sehingga ditahun
yang sama nilai perputaran persediaan menjadi lebih kecil pula.
Selain nilai perputaran piutang yang menurun, di tahun 2014 Average collection
period mengalami peningkatan, yang berarti rata-rata pengumpulan/pelunasan piutang
menjadi lebih lama dari tahun 2013.
c. Perputaran aset lancar dan aset tetap ditahun 2014 juga mengalami penurunan
yang berarti telah terjadi penurunan pemanfaatan asset lancar dalam meningkatkan
penjualan ditahun tersebut. Sedangkan untuk perputaran aset tetap juga mengalami
penurunan bahkan dengan selisih yang lebih besar dari penurunan nilai perputaran
aset lancar yaitu sebesar 6,89.
3
.
RASIO SOLVABILITAS
a. Debt to total assets ratio
8.707.338.335
10.458.881.684
0,83
8.172.498.972
9.720.961.764
0,84
8.707.338.335
180.132.000
48,34
8.172.498.972
180.132.000
45,37
738.266.665
136.530.245
5,41
822.701.901
107.918.679
7,62
a. Debt to total assets ratio, hasil dari perbandingan antara total hutang dan total
aset tahun 2014 menunjukkan angka yang lebih kecil dari tahun 2013 meskipun
penurunan tersebut tidak signifikan yaitu dari 0,84 menjadi 0,83. Penurunan nilai
ini dirasa masih wajar dan aman karena hasil perhitungan rasio utang terhadap
aset ini berkisar antara 0 s.d 1 untuk dapat dikatakan perusahaan masih dalam
batas yang aman. Penurunan nilai ini dapat terjadi karena terdapat peningkatan
total utang selama tahun 2014 yang diikuti pula oleh peningkatan aset ditahun
yang sama.
b. Debt to equity (share) ratio menunjukkan angka yang lebih tinggi dari tahun
sebelumnya. Hal ini terjadi karena nilai utang ADHI lebih besar ditahun 2014
sedangkan modal saham untuk tahun 2013 dan 2014 adalah sama nilainya.
c. Time interest earned ratio menunjukkan angka yang lebih rendah dari tahun
2013. Hal ini dikarenakan ditahun 2014 penjualan ADHI menurun dan
berpengaruh pada nilai EBIT ditahun tersebut. Selain itu, karena ditahun 2014
nilai utang ADHI juga mengalami peningkatan maka hal tersebut membawa
pengaruh pada peningkatan beban bunga yang harus dikeluarkan.
Analisis Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
4.
RASIO PROFITABILITAS
a. ROA
326.656.561
10.458.881.684
0,031
408.437.913
9.720.961.764
0,042
b. ROE
326.656.561
1.751.543.350
0,186
408.437.913
1.548.462.793
0,264
Kedua rasio profitabilitas diatas menunjukkan hasil yang lebih kecil untuk tahun 2014. Data
tersebut menggambarkan bahwa profitabilitas ADHI ditahun 2014 memang lebih sedikit dari
tahun 2013 dikarenakan nilai penjualan yang mengalami penurunan dan ditambah dengan
beban bunga yang lebih besar dari tahun sebelumnya sehingga menyebabkan nilai EAT-nya
pun menjadi jauh lebih kecil.
5
.
RASIO PASAR
a. Dividend payout ratio
Rp
121.793.040
326.656.561
0,37
Rp 42.318.078
408.437.913
0,10
Rp
b. Earning per share
181
Rp 3.480
Rp 181
19,19
Rp 227
Rp
1.510
Rp 227
6,66
a. Dividend payout ratio, menunjukkan hasil yang lebih besar dari tahun sebelumnya,
hal ini terjadi karena besarnya nilai dividen tunai yan dibagikan kepada pemegang
saham ditahun 2014 meningkat jumlahnya meskipun nilai laba setelah pajaknya lebih
kecil dari tahun 2013. Dan kemungkinan lain yang dapat terjadi ialah, porsentase
dividen tunai yang dibagikan dari laba tahun 2013 lebih sedikit dan dialokasikan
untuk kegiatan operasioanl tahun 2014. Sehingga ADHI membagikan dividen lebih
banyak ditahun 2014 meskipun nilai EATnya lebih kecil.
b. Earning per share, namun untuk laba perlembar saham tahun 2014 nilainya lebih
kecil dai ahun 2013 dikarenakan nilai EAT yang lebih sedikit sedangkan jumlah
c.
saham yang beredar nilainya sama untuk ahun 2013 dan 2014.
Price earning ratio untuk tahun 2014 memiliki nilai yang lebih besar dari tahun
2013 dengan peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan tersebut dikarenakan
harga saham ADHI yang terus meningkat ditahun 2014 dan ditutup pada angka Rp
3.480 perlembar saham.