Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
id
digilib.uns.ac.id
Skripsi
Oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Purwadi.
NIP 195401031981031003
NIP 196303091988032001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Tanda Tangan
Ketua
_______
________
_______
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
commit to user
iv
________
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Bangkit Sugeng Subagyo. X1207006. ANALISIS KOHESI DAN
KOHERENSI RUBRIK TAJUK RENCANA PADA SURAT KABAR
SOLOPOS
DAN
RELEVANSINYA
SEBAGAI
BAHAN
AJAR
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Desember 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kohesi dan koherensi dalam
wacana tajuk rencana harian SOLOPOS dan relevansinya sebagai bahan ajar
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif dengan sumber data utama adalah tajuk rencana harian SOLOPOS edisi
bulan Maret sampai dengan Mei 2011. Teknik sampling penelitian ini
menggunakan purposive sampling dan menggunakan teknik analisis mengalir
dalam menganalisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa tajuk rencana harian
SOLOPOS menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Aspek kohesi
gramatikal yang digunakan meliputi pengacuan, substitusi, dan konjungsi. Dalam
hal ini, aspek pengacuan persona yang digunakan adalah pengacuan persona I
Jamak, yaitu kami dan kita. Pengacuan waktu yang digunakan adalah pengacuan
untuk waktu kini dan waktu lampau. Penggunaan substitusi dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tidak memiliki peran khusus, sedangkan penggunaan konjungsi
secara langsung menunjukkan bahwa terdapat kepaduan antara bagian-bagian
yang dihubungkan dengan konjungsi. Kohesi leksikal yang digunakan dalam tajuk
rencana harian SOLOPOS meliputi repetisi, hiponimi, dan ekuivalensi.
Penggunaan repetisi epizeuksis mendominasi dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS. Kata-kata yang mengalami repetisi epizeuksis juga merupakan kata
kunci dalam tajuk rencana. Koherensi tajuk rencana harian SOLOPOS ditunjukan
dengan sistematika penulisan yang runtut. Peran konjungsi dan repetisi epizeuksis
juga menjadi penanda koherensi tajuk rencana harian SOLOPOS. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan makna antara pembahasan sebelum dengan
setelah konjungsi, baik berupa kata maupun klausa. Repetisi yang ada menjadi
penanda kepaduan konteks tajuk rencana harian SOLOPOS. Dalam hal ini aspek
dari kohesi, baik kohesi gramatikal maupun kohesi leksikal memiliki peran dalam
pembentukan teks dalam wacana, sehingga tajuk rencana menjadi koheren. Tajuk
rencana harian SOLOPOS memiliki relevansi untuk digunakan dan dikembangkan
sebagai bahan ajar pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA dilihat dari kesesuaian
unsur-unsur penyusun tajuk rencana dengan beberapa kompetensi dasar yang ada
di tingkat pendidikan SMA, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan
keberadaan harian SOLOPOS yang memasyarakat.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah bagi Allah atas segalanya yang telah diberikan kepada
peneliti, termasuk atas kehendak-Nya peneliti masih diberikan kesempatan
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi disusun untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan banyak dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Dr Muhammad Rohmadi, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni FKIP-UNS yang telah memberi izin penelitian skripsi kepada
peneliti;
3. Dr. Andayani, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah yang telah memberi izin penelitian skripsi;
4. Dra. Raheni Suhita, M. Hum., selaku Pembimbing Akdemik dan Pembimbing
II yang dengan sabar membimbing dan menasihati peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini;
5. Drs. Purwadi.,
Peneliti
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...........................................................................................................
PENGAJUAN ................................................................................................
ii
PERSETUJUAN ...........................................................................................
iii
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
MOTTO .........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ..........................................................................................
vii
PENGANTAR ...............................................................................................
viii
ix
xi
xii
A.
B.
C.
D.
A.
11
16
18
23
ix
26
perpustakaan.uns.ac.id
C.
digilib.uns.ac.id
Kerangka Pemikiran......................................................................
27
29
A.
29
B.
29
C.
30
D.
30
E.
30
F.
31
G.
31
H.
32
33
A.
33
33
68
B.
70
Pembahasan ...............................................................................
72
72
73
74
78
A.
Simpulan ....................................................................................
78
B.
Implikasi .....................................................................................
79
C.
Saran ..........................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
23
2. Jadwal Penelitian................................................................................
29
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
27
31
commit to user
xii
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disampaikan. Oleh karena itu tajuk rencana harus memenuhi persyaratan kohesi
dan koherensinya. Kohesi adalah pengungkapan keserasian hubungan bentuk
(struktur lahir) antara unsur yang satu dengan unsur lain secara verbal dalam
wacana. Dan yang dimaksud koherensi adalah merupakan pertalian makna atau isi
sehingga memiliki gagasan atau stuktur wacana yang teratur dan amanatnya yang
terjalin rapi, akan mempermudah pendengar atau pembaca untuk memahaminya.
Kajian analisis wacana khususnya tajuk rencana terdapat pula di dalam
silabus pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kelas XI SMA. Di Dalam
silabus kurikulum KTSP 2006 terdapat sebuah kompetensi dasar yang
menyatakan bahwa membedakan fakta dan opini pada editorial atau tajuk rencana
dengan membaca intensif dengan demikian analisis wacana pada tajuk rencana
menjadi bagian yang penting dalam kompetensi dasar yang harus di kuasai oleh
peserta didik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji tajuk rencana
dalam harian SOLOPOS ditinjau dari aspek kohesi dan koherensinya. Hal ini
sangat penting untuk dikaji karena tajuk rencana dalam harian SOLOPOS dapat
digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta didik sehingga tajuk rencana dalam
koran harian SOLOPOS harus memenuhi kriteria yang baik untuk dijadikan bahan
belajar peserta didik.
Penelitian ini mengkaji wacana teks tajuk rencana pada harian SOLOPOS
yang merupakan wacana yang berisi pokok pikiran, pandangan, dan gagasan dari
seorang penulis berita atau redaktur terhadap sebuah permasalahan atau kejadian
aktual. Dalam penyajiannya, seorang penulis tajuk rencana harus memperhatikan
aspek pemahaman pembaca sehingga pesan yang disampaikan pun dapat diterima
oleh pembaca dengan tepat. Penelitian yang mendalam terhadap wacana tajuk
rencana pada harian SOLOPOS dilakukan dengan menggunakan kajian secara
linguistik. Kajian linguistik yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah
analisis wacana. Analisis wacana tajuk rencana pada harian SOLOPOS ini
menggunakan
pendekatan
mikrostruktural.
Pendekatan
mikrostruktural
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harian
SOLOPOS?
2. Bagaimanakah koherensi dalam wacana tajuk rencana pada harian
SOLOPOS?
3. Bagaimanakah
relevansinya
Tajuk
rencana
sebagai
bahan
ajar
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Secara teoritis hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu dan
pengetahuan mengenai praktik analisis wacana danpenelaah kohesi dan
koherensi sebuah wacana yang dalam hal ini adalah Tajuk Rencana.
2) Manfaat praktis dari hasil penelitian ini, yaitu hasil penelitian ini dapat
a. Bagi Redaktur
Dijadikan sebagai rujukan khususnya bagi redaksi untuk meningkatkan
kualitas menulis tajuk rencana.
b. Bagi Guru
Sebagai materi ajar memahami teks tajuk rencana oleh guru
dalam
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinajuan Pustaka
1. Hakikat Wacana
Istilah wacana (discourse) yang berasal dari Bahasa Latin, discursus, telah
digunakan baik dalam arti terbatas maupun luas. Secara terbatas, istilah ini
menunjuk pada aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang mendasari
penggunaan bahasa baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Secara lebih
luas, istilah wacana menunjuk pada bahasa dalam tindakan serta pola-pola yang
menjadi ciri jenis-jenis bahasa dalam tindakan (Ronald, 1997).
Analisis wacana, dalam arti paling sederhana adalah kajian terhadap
satuan bahasa di atas kalimat. Lazimnya, perluasan arti istilah ini dikaitkan
dengan konteks lebih luas yang mempengaruhi makna rangkaian ungkapan
secara keseluruhan. Para analis wacana mengkaji bagian lebih besar bahasa
ketika mereka saling bertautan. Beberapa analis wacana mempertimbangkan
konteks yang lebih luas lagi untuk memahami bagaimana konteks itu
mempengaruhi makna kalimat (Deborah Tannen, 2004).
Sebagaimana telah disebut, analisis wacana tidak hanya mengemukan
dalam kajian bahasa, tetapi juga dalam berbagai lapangan kajian lain. Kalau
dalam linguistik, analisis wacana menunjuk pada kajian terhadap satuan bahasa
di atas kalimat yang memusatkan perhatian pada aras lebih tinggi dari hubungan
ketata-bahasaan (grammatical), dalam sosiologi, analisis wacana menunjuk pada
kajian hubugan konteks sosial dengan pemakaian bahasa. Kalau dalam psikologi
sosial, analisis wacana menunjuk pada kajian terhadap struktur dan bentuk
percakapan atau wawancara, dalam ilmu politik, analisis wacana menunjuk pada
kajian terhadap praktik pemakaian bahasa dan tali-temalinya dengan kekuasaan.
Tampak jelas, digunakan dalam lapangan kajian apa pun, istilah analisis wacana
niscaya menyertakan telaah bahasa dalam pemakaian.
commit to user
6
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Para ahli bahasa umumnya berpendapat sama tentang wacana dalam hal
satuan bahasa yang terlengkap (utuh), tetapi dalam hal lain ada perbedaanya.
Perbedaanya terletak pada wacana sebagian unsur gramatikal tertinggi yang
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap dan
dengan koherensi serta kohesi tinggi. Sebenarnya, wacana utuh harus
dipertimbangkan dari segi isi (informasi) yang koheren, sedangkan kohesif
dipertimbangkan dari keruntutan unsur pendukung (bentuk).
Dalam hubungan dengan penggunaan kohesi, selain teks dalam pengertian
dalam bahasa tertulis, kohesi juga akan berhubungan dengan konsep wacana
yaitu sebagai
kesinambungan
cerita
dengan
bahasa
yang
mudah
dan
kesinambungan ini ditunjang oleh jalinan informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, wacana
didefenisikan sebagai: (1) ucapan, perkataan, tutur; (2) keseluruhan tutur yang
merupakan satu kesatuan; (3) satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada
bentuk karangan utuh seperti novel, buku, atau artikel, atau pada pidato, khotbah,
dan sebagainya.
Anton M. Moeliono (1988:334) menyatakan bahwa wacana adalah rentetan
kalimat yang berkaitan dan menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi
yang lain membentuk satu kesatuan dengan kata lain terbentuklah makna yang
serasi di antara kalimat itu. Di dalam definisi ini unsur kesatuan hubungan antara
kalimat dan keserasian makna merupakan ciri penting atau esensial di dalam
wacana. Kesatuan hubungan antara kalimat dan keserasian makna tersebut harus
didukung dengan adanya hubungan proposisi, yaitu konfigurasi makna yang
menjelaskan isi komunikasi dari suatu pembicaraan. Berdasarkan bahasan itu,
dapat diketahui bahwa suatu pembentuk wacana adalah rentetan kalimat yang
saling berkaitan.
Bambang Kaswanti Purwo (1993:23) mengemukakan bahwa pada umumnya
suatu wacana dipahami sebagai unit bahasa yang lengkap dan lebih besar daripada
kalimat. Unit itu dapat berupa paragrap, undangan tulis, cerita pendek, dan lainlain. Kenyataannya tidak selalu demikian. Wacana lisan lebih sering pedekcommit
to pendek-pendek,
user
pendek dan terdiri drai unit-unit yang
juga
bahkan sering kurang
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lengkap, kurang gramatikal dan informal. Hal ini terjadi karena wacana lisan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktor nonbahasa. Sebaliknya,
wacana tulis biasanya lengkap dan lebih gramatikal, menggunakan bentuk-bentuk
baku, dan penuh informasi penjelas agar tidak disalah tafsirkan oleh pembaca.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana terdapat konsep,
gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam
wacana tulis) dan pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apa pun (Abdul
Chaer, 1994:267). Wacana dikatakan satuan bahasa yang lengkap karena wacana
dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan
persyaratan
kewacanaan
lainya
(kohesi
dan
koherensi).
Wacana
yang
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
peserta yang lain, wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian,
pembicara tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi
itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar atau
sebaliknya), wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika peserta dalam
komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran, maka wacana yang
dihasilkan disebut polilog.
4.
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
a. Kohesi Gramatikal
Segi atau struktur lahir wacana disebut aspek kohesi gramatikal
(Sumarlam, 2003:23). Kohesi gramatikal adalah hubungan semantik antarunsur
yang dimarkahi alat gramatikal, yaitu alat bahasa yang digunakan dalam kaitannya
dengan tata bahasa. Unsur-unsur kohesi gramatikal terdiri dari pengacuan
(reference), penyulihan (substitution), pelesapan (ellipsis), dan perangkaian
(conjuction).
1) Pengacuan atau penunjukkan (Referensi)
Referensi (pengacuan) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal
yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain
(suatu acuan) yang mendahului atau mengikutinya. Pengacuan merupakan
bagian kohesi gramatikal yang berkaitan dengan penggunaan kata untuk
menunjuk kata atau kelompok kata atau satuan gramatikal lainnya (M.
Ramlan, dalam Mulyana 2005:133).
Referensi merupakan ungkapan kebahasaan yang digunakan oleh
seorang pembicara atau penulis untuk mengacu kepada hal-hal yang
dibicarakan atau ditulis. Referensi dibedakan menjadi dua, yaitu referensi
endofora dan referensi eksofora. Referensi endofora adalah pengacuan
pada kalimat atau bagian-bagian dalam konteksnya, sedangkan referensi
eksofora adalah pengacuan yang dilakukan dengan merujuk pada hal-hal
di luar konteksnya. Pengacuan secara endofora bersifat anaforis dan
kataforis. Pengacuan endofora yang anaforis adalah pengacuan terhadap
hal-hal yang telah disebut di depannya. Pengacuan endofora yang kataforis
adalah pengacuan terhadap hal-hal yang akan diebutkan kemudian.
2) Penyulihan (Substitusi)
Substitusi adalah proses atau hasil penggantian unsur bahasa oleh
unsur untuk memperoleh unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu
struktur tertentu (Harimurti kridalaksana, 2001:204). Substitusi terletak
pada gramatikalnya. Substitusi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Substitusi nominal, unsure yang diganti dan yang menggantikan
berupa nominal (kata benda).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
b. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah segi makna atau struktur batin wacana,
maksudnya hubungan antarunsur dalam wacana secara semantik (Sumarlam,
2003:35). Menurut Mulyana (2005:134) bahwa kohesi leksikal adalah
hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan
keserasian struktur secara kohesif.
1) Repetisi (Pengulangan)
Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau
bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah
konteks yang sesuai (Sumarlam, 2003:35)
2) Sinonimi (Padan Kata)
Sinonimi adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama, atau ungkapan
yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain (Abdul Chaer,
1994:85). Hubungan dua kata atau lebih yang pada dasarnya mempunyai
makna yang sama disebut sinonim. Sinonim berfungsi menjalin hubungan
makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual
lainnya.
Berdasarkan wujud satuan lingualnya, sinonimi dapat dibedakan menjadi
lima macam, yaitu (1) sinonimi antar morfem (bebas) dengan morfem
(terikat), (2) kata dengan kata, (3) kata dengan frasa atau sebaliknya, (4) frasa
dengan frasa, (5) klausa/kalimat dengan klausa/kalimat.
3) Antonimi (Lawan kata)
Antonimi secara harafiah dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda
yang lain (Sumarlam, 2003:40). Antonimi dapat disebut sebagai leksem yang
berpasangan secara antonimi yaitu oposisi makna dalam pasangan leksikal
yang dapat dijenjangkan. Berdasarkan sifatnya, antonimi atau oposisi dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu oposisi mutlak (pertentangan makna
secara mutlak), oposisi kutub atau gradasi (tidak bersifat mutlak relatif dan
terdapat tingkatan makna pada kata-kata tersebut), oposisi hubungan atau
relasional (memperlihatkan kesimetrian dalam makna anggota pasangannya
commithirarkial
to user (menyatakan deret jenjang atau
atau bersifat melengkapi), oposisi
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkatan, dan biasanya berupa kata-kata yang menunjuk pada satuan ukuran,
hitungan, penanggalan), dan oposisi majemuk (terjadi pada beberapa kata
yang biasanya lebih dari dua).
4) Kolokasi (Kata sanding)
Kolokasi merupakan asosiasi yang tetap antara kata dengan kata lain yang
berdampingan dalam kalimat (Harimurti Kridalaksana, 2001:113). Kata-kata
yang berkolokasi adalah kata-kata yang cenderung dipakai dalam satuan
domain atau jaringan tertentu.
5) Hiponimi (Hubungan atas bawah)
Hiponimi adalah sama dengan sinonimi, hanya dalam hiponimi unsur
pengulangannya
mempunyai
makna
yang
mencakupi
makna
unsur
perpustakaan.uns.ac.id
17
digilib.uns.ac.id
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ajar,
yakni
antara
lain;
ketersediaan
bahan
sesuai
tuntutan
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dan
bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis
(Bandono, 2009). Sejalan dengan pengertian tersebut, Ahmad Sudrajat (2008)
menambahkan bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
b. Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat bahan ajar dapat diperoleh. Dalam
mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai
dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita
gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
Sumber-sumber menurut Ahmad Sudrajat (2008), yaitu: (a) buku teks
yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks
agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil penelitian yang
diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk
mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal penerbitan
hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai
hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang
telah dikaji kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan
sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran
materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb., (e) Profesional
yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan
misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku kurikulum
penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum
itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.
Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokokcommit to user
pokok materi, (g) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan yang
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diingat,
dalam
menyusun
rencana
pembelajaran
berbasis
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didik
dapat
mengembangkan
potensinya
sesuai
dengan
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
budi
pekerti,
serta
meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan berbahasa;
6) Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia;
Sedangkan ruang lingkup dari mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspekaspek seperti mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada akhir
pendidikan di SMA, diharapkan peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya
lima belas buku sastra dan nonsastra.
Berikut ini beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di
SMA, kelas XI serta yang menyangkut berbagai kemampuan , baik
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan
membaca dan menulis Tajuk Rencana:
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kompetensi Dasar
argumentatif
Indikatornya :
1. Mendaftar topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan menjadi
paragraf argumentasi.
2. Menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu
dengan demikian, oleh sebab itu, dll) dalam paragraf argumentasi.
5) Hakikat Tajuk Rencana
Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan
pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat
surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya
informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi
tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi
akan peran serta pembaca. (Wikipedia bahasa Indonesia: 2011).
Imung pujanarko juga menjelaskan tajuk rencana atau editorial adalah
opni berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan
terhadaap persoalan aktual fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di
masyarakat.
Tajuk rencana atau editorial secara keseluruhan opini yang ditulis dari
redaksi diassumsikan mrwakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan
sikap resmi media yang bersangkutan karena pentingnya masalah yang
berkembang di masyarakat ( Imung,
2008).
commit
to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aspek
sosial,
politik,
ekonomi,
kebudayaan,
hukum,
perpustakaan.uns.ac.id
25
digilib.uns.ac.id
dalam rapat. Dalam Koran harian biasanya tajuk rencana ditulis secara bergantian,
namum semangat isinya tetap mencerminkan suara bersama setiap jajaran
redakturnya. Dalam proses tanggung jawabnya yang terbatas.
Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk
rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal.
Tajuk rencana pers papan atas atau pers yang berkualitas misalnya memiliki ciri
diantaranya :
1. Hati-hati
2. Normatif
3. Cenderung konservatif
4. Sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam
5. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis.
Namun, tajuk rencana dari golongan pers papan tengah ke bawah (middle
low media) berlaku sebaliknya. Berbeda dengan ciri-ciri tajuk rencana pers papan
atas, cirri-ciri dari tajuk rencana pers papan tengah adalah:
1. Lebih berani
2. Atraktif
3. Progresif
4. Tidak tanggung jawab untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam
dan tembak langsung.
5. Lebih memilih pendekatan sosiologis dari pada pendekatan politis
Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas
biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers papan
tengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang
mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu
dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam
tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai
industri padat modal sekaligus padat karya. Kecenderungan perbedaan yang
dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal
hamper di semua negara, yang memiliki latar belakang ideology serta kepentingan
yang berbeda-beda (Imung, 2008).commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Negeri
Yogyakarta
(UNY).
Penelitian
tersebut
berusaha
teaching course using problem as a stimulus and focus student aktivity. Dari
hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan pembentukan konsep-konsep dan keterampilan sosial. Hal ini
tertuang dalam kutipan hasil penelitiannya berikut.
Hasil penelitian tersebut menurut peneliti dapat dikaitkan dengan hasil
penelitian ini. Tajuk rencana harian SOLOPOS dapat dijadikan sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat membentuk kepribadian sosial
karena siswa dapat diajak langsung mengumpulkan dan mengintegrasikan
pembahasan yang ada dalam tajuk rencana.
Sejalan dengan hasil penelitian di atas,
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah menulis dengan menggunakan fakta-fakta. Hal ini tertuang dalam kutipan
di bawah ini.
C. Kerangka Pemikiran
Pada penelitian mengenai Analisis Tekstual Tajuk Rencana, peneliti
akan
kohesi ada dua macam, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Ada empat
unsur dalam kohesi gramatikal yaitu pengacuan (reference), penyulihan
(substitution), pelesapan (ellipsis), dan perangkaian (conjunction). Unsur yang ada
dalam kohesi leksikal dibedakan menjadi enam, yaitu repetisi (pengulangan),
sinonimi (padanan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atasbawah), antonimi (lawan kata), dan ekuivalensi (kesepadanan). Selain
menganalisis dari aspek kohesi, untuk mengetahui kekoherenan sebuah teks juga
dilakukan analisis terhadap aspek koherensi. Analisis koherensi meliputi
koherensi antar kalimat dalam paragraf, antar paragraf satu dengan yang lain,
paragraf dengan judul. Dari analisis kohesi dan koherensi teks, akan diperoleh
sebuah keterpaduan teks. Adapun bagan dari kerangka pemikiran yang
disampaikan peneliti sebagai berikut:
Rubrik Wacana Tajuk
Rencana
Teks
Kohesi
Koherensi
Simpulan
commit to user
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Kegiatan
1.
Pengajuan Judul
--x-
2.
Pembuatan Proposal
---x
3.
4.
Pengumpulan Data
Analisis Data
6.
Penyusunan Laporan
Februari
Maret
April Mei
xx--xxXxxx
xxxx
Xxx
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data berupa dokumen dan informan.
Dokumen yang dimaksud, yaitu rubrik Tajuk Rencana surat kabar harian
SOLOPOS. Data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan teks (terutama
dari aspek kohesi dan koherensi), berasal dari dokumen yakni teks wacana yang
terdapat pada rubrik Tajuk Rencana surat kabar harian SOLOPOS edisi bulan
Februari 2011. Hal tersebut dikarenakan, menurut pengamatan peneliti rubrik
Tajuk Rencana merupakan rubrik yang digemari oleh pembaca yang memuat
Pendapat dari redaktur. Peneliti memilih rubrik Tajuk Rencana karena pada rubrik
tersebut berisikan ungkapan dari redaktur yang menyoroti suatu hal atau peristiwa
yang masih hangat dan rubrik ini paling banyak diminati oleh pembaca
SOLOPOS dipilih sebagai sumber data karena beberapa alasan. Yang
pertama, SOLOPOS memiliki pasar yang luas atau dengan kata lain
keberadaannya sudah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Yang kedua,
surat kabar harian SOLOPOS, berita yang disajikan merupakan berita terkini.
Yang ketiga, surat kabar harian Solpos mudah didapat.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan tujuan atau maksud tertentu.
Purposive sampling dilakukan dengan mengambil sample berupa teks wacana
tajuk rencana Harian SOLOPOS. Cuplikan ini (sampling) bukan mewakili
populasi tetapi mewakili informasinya, sehingga bila generalisasi harus dilakukan,
maka arahnya cenderung sebagai generalisasi teori (Sutopo, 2002: 37). Dalam hal
ini peneliti mengambil sample tajuk rencana harian SOLOPOS bulan Maret, aprli,
dan Mei 2011.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Studi Pustaka.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang ditempuh guna
mendapatkan data yang diperlukan. Sesuai dengan bentuk penelitian, teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
commit to user
dokumen.
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengumpulan Data
Reduksi Data
PRA
POST
Sajian Data
POST
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
POST
ANALISIS
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H. Prosedur Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses, yang terdiri dari rang kaian tahap demi
tahap kegiatan penelitian dari awal sampai akhir. Apapun prosedur penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, meliputi penyusunan proposal penelitian. Peneliti
mengajukan judul penelitian yang kemudian disusul dengan pembuatan
proposal penelitian. Adapun tujuan dari penyusunan proposal ini untuk
membuat rencana penelitian secara global dari keseluruhan penelitian
sehingga penelitian dapat terkontrol. Selain itu untuk memeberikan
gambaran secara praktis tentang tujuan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti pada pembaca dan peneliti lain.
2. Tahap pelaksanaan, meliputi pengkajian yang mendalam yang mengarah
pada tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Kegiatan yang dilakukan pada
tahao ini adalah pengumpulan data dari wacana teks rubrik Tajuk Rencana
dalam surat kabar harian SOLOPOS.
3. Tahap penyusunan laporan, setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul,
direduksi, dianalisis, dan disusun sehingga kesimpulan dapat dibuat. Data
yang dianalisis, kemudian dirumuskan secara cermat guna mendapatkan
landasan yang kuat.
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hal pertama yang akan dibahas dalam hal ini adalah kohesi yang
terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS. Pembentukan kohesi dalam
tajuk rencana harian SOLOPOS meliputi aspek gramatikal dan leksikal. Aspek
gramatikal yang berkaitan dengan aspek bentuk sebagai struktur lahir bahasa.
Penanda aspek gramatikal ini terdiri atas empat jenis, yaitu pengacuan
(referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan (ellipsis), dan perangkaian
(conjunction).
Di samping keempat jenis aspek gramatikal di atas, terdapat pula aspek
leksikal, yaitu hubungan antar unsur dalam wacana secara semantik. Kohesi
leksikal ini terdiri atas pengulangan (repetisi), padan kata (sinonimi), lawan
kata (antonimi), sanding kata (kolokasi), hubungan atas-bawah (hiponimi), dan
kesepadanan (ekuivalensi).
Berikut adalah deskripsi data mengenai pembentukan kohesi pada
tajuk rencana harian SOLOPOS dengan pemanfaatan aspek gramatikal dan
leksikal.
A. Deskripsi Data
1. Kohesi dalam Tajuk Rencana Harian SOLOPOS
Analisis Kohesi Wacana 1
Pertanyaan yang perlu dijawab (Senin Legi, 14 Maret 2011)
Kohesi Gramatikal
a. Pengacuan
Pengacuan Persona
1) Pertanyaan mendasar itu patut kita ajukan, mengingat masalah
kebohongan pemerintah yang digulirkan sejumlah tokoh agama
dan menimbulkan kegeraman luar biasa dari pemerintah belum
juga terselesaikan dengan baik, sudah muncul lagi gempa akibat
isi bocoran kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di
commit
to user
Jakarta, yang dimuat
oleh dua
media Australia, Jumat lalu.
33
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
satuan
lingual
dengan
kata
Jumat
lalu,
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Amerika
Serikat,
saat
partai
berkuasa
dan
pada
kutipan
wacan
(1)
berfungsi
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
waktu
lalu
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan
pada
kutipan
wacan
(1)
berfungsi
tetap menunjukkan
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertamina
segera
merespons
dengan
memperketat
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berkaitan
dengan
masalah
yang
dibahas
atau
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aparat
dalam
menuntaskan
aksi
ini
juga
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Kesigapan
aparat
dalam
menuntaskan
aksi
ini
juga
Olahraga
(Disdikpora)
disatroni
maling
yang
atau
lebih.
Apakah
rentetan
kasus
ini
mengingatkan
kembali
kepada
warga
untuk
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Perangkaian (Konjungsi)
1) Kerugian dalam perampokan di Ngringo, Jaten dan Ngasem,
Colomadu ini ditaksir Rp 19 juta. (P1)
2) Sedangkan di Boyolali, Kantor Dinas Pendidikan Pemuda
dan
Olahraga
(Disdikpora)
disatroni
maling
yang
berani
dan
nekat
para
perampok
ini
atau
lebih.
Apakah
rentetan
kasus
ini
Kesigapan
dan
kecakapan
petugas
dalam
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada
kutipan
wacana
(1)
menunjukkan
adanya
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peningkatan
kewaspadaan,
yaitu
agar
kasus
serupa
pada kutipan-
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tajuk rencana ini. Selanjutnya, pada kutipan wacana (3), kata polisi
diulang karena padakutipan wacana ini berisi tentang saran yang
secara tegas disampaikan kepada polisi terkait permasalahan yang
dibahas dalam tajuk rencana ini.
b. Hiponimi (Hubungan Atasa Bawah)
1) Di sisi lain, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan
secara swadaya, misalnya dengan mengaktifkan kembali pos
ronda kampung, siskamling, atau bentuk pengamanan
internal lainnya. (P7)
Pada kutipan wacana di atas, kata-kata mengaktifkan kembali pos
ronda kampung, siskamling, atau bentuk pengamanan internal lainnya
merupakan hiponim. Ketiga kata-kata tersebut merupakan penjabaran hipernim
atau subordinatnya, yaitu kewaspadaan secara swadaya.
c. Ekuivalensi (Kesepadanan)
1) Kesigapan dan kecakapan petugas dalam menyelesaikan rangkaian
aksi perampokan ini akan memberi pesan tegas kepada para
perampok agar jera dan mengakhiri aksinya. (P5)
Hubungan kesepadanan pada kutipan wacana di atas ditunjukan oleh
kata perampokan dan perampok yang keduanya berasal dari kata dasar
rampok yang mengalami proses afiksasi.
Berdasarkan analisis data pada wacana 3 di atas, dapat dketahui bahwa
wacana 3 telah menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi
gramatikal yang digunakan meliputi pengacuan (persona, demonstratif tempat,,
dan komparatif), substitusi (nominal, verbal, dan
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah
benteng
utama
kita
mencegah
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengacuan Demonstratif
Pengacuan Demonstratif Waktu
1) Kalangan mahasiswa kini menjadi salah satu sasaran utama
rekrutmen anggota baru NII.
Pada kutipan wacana di atas, satuan lingual kini menunjukkan
bahwa penulus mengungkapkan fakta yang sedang terjadi dalam
menyusun tajuk rencana ini. Pemilihan fakta atau peristiwa yang
sedang terjadi pada saat ini menunjukkan tajuk rencana ini membahas
peristiwa atau kasus yang sedang hangta dibicarakan di masyarakat.
Pengacuan Demonstratif Tempat
1) Contoh kasus terjadi di Klaten.
Pada kutipan wacana di atas, satuan lingual di Klaten secara
langsung
penulis
tajuk
rencana
menunjukkan
tempat
yang
pemerintah
melalui
aparat
keamanan
dalam
menyikapi
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah
benteng
gerakan
utama
radikal.
kita
Pemahaman
mencegah
tentang
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara
koordinatif
antara
dua
klausa
yang
melihat,
dan
membaca...
menunjukkan
adanya
pada
...meninggalkan
kutipan
keluarga
wacana
dan
(1),
masuk
kata
ke
dan
komunitas
pada
NII.
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan kutipan wacana (2) juga ditemukan dalam kutipan wacana (3)
pada Pemahaman tentang kemajemukan, saling menghargai, dan
tenggang rasa..., dalam kutipan wacana (4) pada ...gerakan dan
aksi... dan ... gerakan makar dan musuh negara..
Kohesi Leksikal
a. Repetisi (Pengulangan)
Repetisi Epizeuksis
1) Sejak diproklamasikan pada Agustus 1949, NII yang dulunya
dikenalsebagai Darul Islam (DI) dengan tegasnya menolak
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka
ingin mendirikan negara sendiri dengan sebutan NII. (P2)
2) Kita telah mendengar, melihat, dan membaca berbagai cara
yang digunakan oleh NII untuk menyeret masuk anggota
baru. Salah satunya adalah dengan mencuci otak calon
anggota baru sehingga mereka mau meninggalkan keluarga
dan masuk ke komunitas NII. Kalangan mahasiswa kini
menjadi salah satu sasaran utama rekrutmen anggota baru
NII. (P3)
3) Keluaraga
berkembangnya
adalah
benteng
gerakan
utama
radikal.
kita
Pemahaman
mencegah
tentang
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada kutipan-
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Perangkaian (Konjungsi)
1) Hardiknas identik dengan sosok Ki Hajar Dewantara yang
punya keyakinan hanya generasi yang pandai dan cakap yang
mampu membangun bangsa dan negara. (P1)
2) Masih banyak sekolah di kawasan Soloraya (dan banyak tempat
di Tanah Air) dalam kondisi rusak, sebagian bahkan tidak bisa
dipakai sama sekali. (P2)
3) Kasus serupa juga banyak terjadi di banyak tempat di Soloraya.
Di Karanganyar, 637 ruang kelas sekolah dasar (SD) rusak,
213 kelas termasuk kategori rusak berat dan sisanya rusak
ringan. Kerusakan itu merata di semua SD di kecamatan itu
meliputi. Kerusakan itu meliputi bagian dinding dan atap. (P3)
4) Ratusan sekolah di Sukoharjo juga bernasib serupa. Di SMPN
Baki para siswa harus belajar di aula karena ruang kelas rusak
parah dan tidak bisa digunakan. Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukoharjo mencatat 360 ruang kelas SMPN dan swasta dalam
kondisi rusak. (P4)
5) Ada kelas yang atapnya harus disangga dengan bambu, ada
dinding yang retak menganga, genteng bocor, dan lain
sebagainya. (P5)
6) Pendidikan berkualitas tidak hanya didukung sistem yang baik
namun juga infrastruktur yang memadai. Bagaimana siswa
bisa berkonsentrasi belajar jika mereka harus kehujanan di
dalam kelas? Sehebat apapun kemampuan seorang pelajar, tak
kan bisa memaksimalkan kemampuan otak jika setiap hari
diliputi rasa waswas lantaran atap ruang belajar mereka
terancam runtuh. (P6)
7) Bertepatan momen Hardiknas kali ini, alangkah baik dan
bijaksana bila pusat maupun daerah melihat kembali
bagaimana kondisi bangunan sekolah yang rusak itu. (P7)
commit to user
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kerusakan
sebuah
bangunana
sekolah.
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kohesi Leksikal
a. Repetisi (Pengulangan)
Repetisi Epizeuksis
1) Senin (2/5) ini bangsa Indonesia memperingati Hari
Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hardiknas identik dengan
sosok Ki Hajar Dewantara yang punya keyakinan hanya
generasi yang pandai dan cakap yang mampu membangun
bangsa dan negara. (P1)
2) Kerusakan itu merata di semua SD di kecamatan itu meliputi.
Kerusakan itu meliputi bagian dinding dan atap. (P3)
3) Di SMPN Baki para siswa harus belajar di aula karena ruang
kelas rusak parah dan tidak bisa digunakan. Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukoharjo mencatat 360 ruang kelas SMPN dan
swasta dalam kondisi rusak. (P4)
4) Pemerintah harus memprioritaskan perbaikan gedung sekolah
yang rusak. Perbaikan itu harus jadi prioritas utama. (P8)
Pengulangan satuan lingual yang terdapat
pada kutipan-
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bagian akhir tajuk rencana, yaitu pada kutipan wacana (4) ditemukan
pengulangan kata perbaikan. Kata tersebut mengalamipengulangan
sebagai tanda penegasan saran dari penulis tajuk rencana berkaitan
dengan penekanan masalah pada paragraf sebelumnya
yang
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada
perpustakaan.uns.ac.id
68
digilib.uns.ac.id
dalam tajuk rencana ini. Pada bagian akhir wacana ini terdapat
pengulangan kata sepak bola tanah Air yang ditunjukkan pada kutipan
wacana (3) di atas.
Berdasarkan analisis data pada wacana 6 di atas, dapat dketahui bahwa
wacana 6 telah menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi
gramatikal yang digunakan meliputi pengacuan (persona dan demonstratif
waktu),, substitusi (nominal dan verbal), dan konjungsi. Selanjutnya, kohesi
leksikal yang digunakan meliputi repetisi epizeuksis.
2. Koherensi Wacana Tajuk Rencana Harian SOLOPOS
Wacana I
Wacana I dengan judul Pertanyaan yang perlu dijawab sudah
koheren. Koherensi pada wacana I ditunjukkkan dengan konsistensi
pembahasan terkait dengan judul tersebut. Fokus atau konteks pembahasan
wacana ini adalah tentang kebenaran ini kawat yang bocor.konsistensi
pembahasan ini selain ditunjukkan dengan konteks pembicaraan yang fokus
juga didukung dengan adanya pengulangan bagian-bagian terpenting yang
ditekankan oleh penulis terkait masalah ini, seperti yang telah dibahas dalam
analisis kohesi pada bagian sebelumnya.
Wacana II
Koherensi pada wacana II dengan judul Hentikan truk BBM
kencing! ditunjukkan dengan adanaya konsistensi pembahasan berkaitan
dengan judul wacana ini. Pengulangan satuan lingual-satuan lingual seperti
yang dibahas dalam analisi kohesi pada bagian sebelumnya menunjukkan
adanya konsistensi pembahasan tentang truk BBM kencing dan pihak-pihak
yang berkaitan dengan masalah utama pembahasan ini.
Wacana III
Koherensi pada wacana III dengan judul Beri kami rasa aman
sudah memiliki koherensi yang baik. Keruntutan pembahasan (sistematika)
yang baik menjadi salah satu penanda bahwa wacana ini koherensi yang baik.
Selain itu, konsistensi pembahasan (konteks) dan adanya pengulangancommit to user
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
70
digilib.uns.ac.id
Arif
beberapa kompetensi dasar (KD) yang berkaitan dengan apa yang dimaksud
oleh narasumber dan KD lain yang dapat didukung dengan materi
pembelajaran tajuk rencana harian SOLOPOS. Kompetensi dasar-kompetensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
71
digilib.uns.ac.id
dasar yang dapat didukung dengan tajuk rencana harian SOLOPOS sebagai
berikut.
Kelas X Semester I
- Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca
cepat (250 kata/menit)
- Mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari berbagai sumber melalui
teknik membaca ekstensif
- Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk
paragraf Argumentatif
- Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap
atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif
Kelas XI Semester I
- Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (artikel
atau buku)
- Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per
menit
- Membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif
Kelas XII
- Menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca cepat 300-350 kata per
menit
- Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf
induksi, deduksi dengan membaca intensif
Berdasarkan kutipan wacana di atas, dapat diketahui bahwa tajuk
rencana harian SOLOPOS menurut nara sumber dapat digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia untuk kompetensi dasar menganalisis tajuk
rencana, menemukan gagasan utama, menentukan pokok permasalahan,
dan menentukan fakta dan opini.
Berdasarkan hasil analisis pada hasil wawancara di atas, dapat
diketahui bahwa tajuk rencana harian SOLOPOS memiliki relevansi untuk
digunakan sebagai bahan ajarcommit
BahasatoIndonesia
di SMA. Tajuk rencana dapat
user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan
berupa
fakta
sedangka
pengacuan
waktu
kini
perpustakaan.uns.ac.id
73
digilib.uns.ac.id
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh
pembaca.
Keberadaan
harian
SOLOPOS
yang
bahasa
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil temuan penelitian tentang kohesi dan koherensi pada tajuk
rencana harian SOLOPOS diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Harian SOLOPOS menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang
tepat sehingga mampu membentuk sebuah wacana yang memiliki kepaduan
bentuk. Aspek kohesi gramatikal yang digunakan meliputi pengacuan,
substitusi, dan konjungsi. Dalam hal ini, aspek pengacuan persona yang
digunakan adalah pengacuan persona I Jamak, yaitu kami dan kita.
Selanjutnya, jenis pengacuan waktu yang digunakan adalah pengacuan untuk
waktu kini dan waktu lampau. Penggunaan substitusi dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tidak memilki peran khusus, sedangkan penggunaan
konjungsi secara langsung menunjukkan bahwa ada kepaduan antara bagianbagian yang dihubungkan dengan konjungsi. Kohesi leksikal yang digunakan
dalam tajuk rencana harian SOLOPOS meliputi repetisi, hiponimi, dan
ekuivalensi. Repestsi epizeuksis mendominasi dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS dan secara langsung menunjukkan bahwa bagian yang mengalami
pengulangan tersebut merupakan bagian yang ditekankan pembahasannya
oleh penulis tajuk rencana. Kata-kata yang mengalami repetisi epizeuksis juga
merupakan kata kunci-kata kunci dalam tajuk rencana harian SOLOPOS.
2. Koherensi dalam tajuk rencana harian SOLOPOS ditunjukan dengan
sistematika penulisan tajuk rencana yang runtut. Selain itu, penggunaan
konjungsi dan repetisi epizeuksis juga menjadi penanda koherensi tajuk
rencana harian SOLOPOS. Hal ini menunjukkan adanya hubungan makna
antara pembahasan sebelum konjungsi dengan pembahasan setelahnya, baik
berupa kata maupun klausa. Pengulangan-pengulangan yang ada menandakan
adanya kepaduan konteks pembahasan dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS. Dalam hal ini masing-masing aspek dari kohesi, baik kohesi
commit to user
78
79
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id