Você está na página 1de 19

PENINGKATAN HASIL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI


PEMANFAATAN MEDIA MASSA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANAWA
Oleh
Dra. Rosteni

ABSTRAK
Pada saat ini antusias siswa dalam belajar mata pelajaran PKn masih rendah. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Banawa, siswa masih menganggap pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang
membosankan karena banyaknya materi-materi yang harus mereka pahami dan penuh
dengan hafalan-hafalan. Sebagai dampak dari proses kegiatan pembelajaran di atas
mengakibatkan hasil belajar PKn siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa menjadi rendah.
Kurangnya motivasi belajar siswa juga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar yang
diperoleh. Oleh karena itu, dengan adanya kenyataan yang ditemukan, maka diperlukan
suatu inovasi dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn yang diharapkan
lebih efektif dan efisien sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar. Salah satunya
adalah pemanfaatan media massa dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti
memfokuskan penelitian terkait penggunaan media massa jenis koran yang diharapkan
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa
dalam mata pelajaran PKn. Media massa sebagai strategi pembelajaran menuntut guru
Pendidikan Kewarganegaraan untuk dapat menjadikan para siswanya mampu
menghubungkan isi materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, sekaligus
memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan tersebut dengan aplikasinya dalam
kehidupan nyata. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan apakah pemanfaatan media massa dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa, (2) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan
apakah pemanfaatan media massa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banawa pada siswa kelas XI dengan jumlah
siswa sebanyak 22 siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dua siklus. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media massa dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan hasil dan motivasi
belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa. Hal ini tampak pada perolehan hasil
dan motivasi belajar siswa yang terus mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Dari
segi motivasi belajar, pada siklus terakhir yakni siklus II, diperoleh hasil motivasi belajar
siswa yakni pada indikator senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal adalah
81% dan berada dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator antusias dalam mengikuti
pembelajaran adalah 90% dan berada dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator dapat
mempertahankan pendapatnya diperoleh persentase sebesar 83% atau berada dalam
kategori sangat tinggi. Pada indikator ulet menghadapi kesulitan, diperoleh persentase
sebesar 81% atau dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator tekun mengerjakan tugas,
diperoleh persentase sebesar 77% dan berada dalam kategori tinggi. Pada indikator
senang dalam mengikuti pembelajaran adalah 94% dan berada dalam kategori sangat
tinggi. Dari segi hasil belajar, pada prasiklus, nilai rata-rata siswa secara klasikal yakni
hanya 68,31 dan berada dalam kategori rendah. Pada siklu I, mengalami peningkatan
sehingga menjadi 78,24 dengan kategori sedang. Pada siklus II, menjadi 87,14 dengan
kategori tinggi.
Kata Kunci : Hasil, Motivasi Belajar, Pendidikan Kewarganegaraan, Media Massa

ABSTRACT
At this time the enthusiasm of students in learning subjects Civic Education is still low.
Based on the results of observations made by researchers, in this case the class XI
student of SMAN 1 Banawa, students still consider the lessons Civic Education as a
boring subject because of the materials they need to understand and full of rotememorization. As a result of the process of learning activities above lead to the learning
outcomes Citizenship Education class XI student of SMAN 1 Banawa be low. The lack of
student motivation also be a cause of low learning results obtained. Therefore, by the fact
that is found, it required an innovation in learning, especially on the subjects of Civic
Education are expected to be more effective and efficient alternative to the learning
process. One of them is the use of the mass media in learning. In this study, researchers
focused research related to the use of the media type of paper that is expected to improve
motivation and learning outcomes of students of class XI SMA Negeri 1 Banawa in the
subjects of Civic Education. The mass media as a learning strategy Citizenship
Education requires teachers to be able to make the students capable of linking the
contents of the subject matter with students real-world situations, while motivating
students to link this knowledge with its application in real life. Goals to be achieved in
this study are (1) To determine and describe whether the use of mass media in the
subjects of Civic Education may improve learning outcomes in class XI SMA Negeri 1
Banawa, (2) To determine and describe whether the use of mass media in the eye Civics
lesson can increase motivation to learn in class XI student of SMAN 1 Banawa. This
research was conducted in SMA Negeri 1 Banawa in class XI student number as many as
22 students. The study was conducted using the method of classroom action research
which consisted of two cycles. Based on the research that has been done, it can be
concluded that the use of the mass media in the subjects of Civic Education can improve
outcomes and motivation to learn in class XI student of SMAN 1 Banawa. This is evident
in the acquisition results and students' motivation is constantly increasing in each cycle.
In terms of motivation to learn, the last cycle the second cycle, the result of students'
motivation that the indicators happy locate and troubleshoot problems was 81% and are
in very high category. In indicator of enthusiasm in the following study was 90% and are
in very high category. On indicators can hold his obtained percentage of 83% or be in
very high category. In the face of adversity tenacious indicators, obtained a percentage
of 81% or in very high category. On indicators diligent task, obtained a percentage of
77% and is in the high category. In the following study glad indicator is 94% and are in
very high category. In terms of learning outcomes, in prasiklus, the average value of
students in the classical style that is just 68.31 and are in a lower category. In siklu I,
increased to become 78.24 with the medium category. In the second cycle, into 87.14
with high category.
Keywords: Results, Motivation, Citizenship Education, Mass Media

PENINGKATAN HASIL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI
PEMANFAATAN MEDIA MASSA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANAWA

PENDAHULUAN
Pada dasarnya, upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas proses
belajar mengajar haruslah terus diarahkan kepada peningkatan kemampuan guru untuk
melibatkan siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat
memanfaatkan sarana yang ada, salah satunya dapat menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Melalui mata pelajaran PKn,
siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan serta pemahaman konsep yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menjadi warga negara Indonesia
seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan
didesain guna memberikan pemahaman dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa)
dengan

menggunakan alat bantu pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran dan terkuasainya materi yang diajarkan.


Pada saat ini antusias siswa dalam belajar mata pelajaran PKn masih rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Banawa, siswa menganggap pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang
membosankan karena banyaknya materi-materi yang harus mereka pahami. Observer
mengamati sebagian besar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa kurang menyenangi pelajaran
PKn karena menurut siswa banyak materi pelajaran yang membosankan dan penuh dengan
hafalan-hafalan. Dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran siswa cenderung pasif dan
langsung menerima materi secara mentah begitu saja, sehingga siswa hanya mendapatkan
pengetahuan dasar saja. Semua itu dapat disebabkan karena proses belajar mengajar yang
terkesan kaku dan kurang fleksibel. Pendidikan yang ada selama ini hanya mengembangkan
kemampuan peserta didik pada segi kognitif saja, sedangkan segi afektif dan psikomotorik
kurang begitu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran konvensional juga
kurang begitu memperhatikan proses ataupun perencanaan dalam proses belajar mengajar
dikarenakan hanya mementingkan hasil akhirnya saja.
Sebagai dampak dari proses kegiatan pembelajaran di atas mengakibatkan hasil belajar
PKn siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa menjadi rendah. Kurangnya motivasi belajar siswa
juga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar yang diperoleh. Motivasi merupakan penggerak
4

atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Seseorang akan berhasil dalam
belajar, apabila pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Inilah prisip dan hukum pertama dalam
kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Motivasi juga berfungsi menentukan arah perbuatan

artinya dengan motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuan yaitu mencapai prestasi belajar. Selain memberikan dorongan dan
menentukan arah perbuatan, motivasi juga berfungsi menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Dari kenyataan
tersebut, maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa, harus ditimbulkan atau dimunculkan
adanya motivasi pada diri siswa. Semakin tinggi atau besar motivasi belajar dalam diri siswa
maka semakin besar kemungkinan peningkatan hasil belajar siswa tersebut.
Oleh karena itu, dengan adanya kenyataan yang ditemukan, maka diperlukan suatu
inovasi dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn yang diharapkan lebih efektif
dan efisien sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dengan menekankan
pada peserta didik ini perlu ditunjang oleh sarana atau media penunjang proses belajar mengajar
yang salah satu diantaranya ialah media massa. Media massa adalah segala media alat bantu yang
bersifat elektronika seperti radio, televisi, internet, video, dan lain-lain serta media pembantu
lainnya yang bersifat cetak seperti koran, majalah, bulletin, dan sebagainya. Dalam penelitian
ini, peneliti memfokuskan penelitian terkait penggunaan media massa jenis koran yang
diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa
dalam mata pelajaran PKn.
Media massa sebagai sumber belajar atau pengajaran menjadi penting dalam proses
pembelajaran. Pentingnya media massa dalam pembelajaran dikarenakan media massa dapat
memberikan fakta, berita, opini, hiburan, dan berbagai informasi lainnya. Selain itu berfungsi
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui informasi yang disampaikan,
sehingga dapat menjadikan kreativitas dan cara berfikir siswa menjadi lebih komplek. Dengan
memahami pemanfaatan media massa, maka akan mempengaruhi motivasi siswa dalam proses
belajar. Hal ini sesuai pernyataan Uno (2008: 29) bahwa keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar, seperti pemanfaatan media massa mempunyai peranan besar dalam proses motivasi
belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran bukan sekadar upaya untuk membantu guru dalam
mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha memudahkan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran. Akhirnya media pembelajaran memang pantas digunakan oleh guru, tidak hanya
sebagai alat bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa
5

media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan, sehingga dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu kelancaran bidang tugas yang diemban
untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik. Anak sebagai subyek pembelajaran
memiliki kekuatan psikopisik, jika memperoleh sentuhan tepat akan mendorong anak
berkembang dalam kapasitas mengagumkan. Oleh karena itu, pendidik harus membangun
kemampuan pada dirinya agar dapat merubah gaya-gaya mengajar dari yang bersifat tradisional
menjadi gaya mengajar modern, sehingga guru mengajar dengan luwes dan gembira (Oemar
Hamalik, 1986 : 13-14).
Media massa sebagai strategi pembelajaran menuntut guru Pendidikan Kewarganegaraan
untuk dapat menjadikan para siswanya mampu menghubungkan isi materi pelajaran dengan
situasi dunia nyata siswa, sekaligus memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan
tersebut dengan aplikasinya dalam kehidupan nyata. Media massa jenis koran ini terdiri dari
lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar atau foto dengan tata warna dan halaman putih.
Media koran merupakan dokumen atas segala yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa
yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya.
Berita di koran merupakan bentuk kerja intelektual dalam budaya tulis dan komunikasi yang
harus dapat meningkatkan kualitas dari cerita, membuat khalayak mendapatkan pengalamanpengalaman kaya atas fakta-fakta baru dan menjadi lebih mendalam dalam analisis dan
penjelasan terhadap isu-isu yang kompleks.
Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan di atas, maka judul penelitian ini adalah
Peningkatan Hasil dan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) Melalui Pemanfaatan Media Massa pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Banawa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah pemanfaatan media massa
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan hasil belajar
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa?, (2) Apakah pemanfaatan media massa dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Banawa?. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1)
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah pemanfaatan media massa dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Banawa, (2) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah pemanfaatan media massa
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan motivasi belajar
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa.
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
meningkatkan kualitas prosesdan

hasil

pembelajaran
6

pada

mata

pelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn). Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai


pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Adapun manfaat
praktis dari penelitian ini adalah (a) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan
kemampuan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi lebih baik dan
tindakan yang diterapkan guru di kelas dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar
khususnya dalam mata pelajaran PKn. (b) Bagi guru (dalam hal ini juga sebagai peneliti),
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk menciptkan situasi pembelajaran yang
menarik dan interaktif serta memberikan alternatif penggunaan media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan
penelitian ini, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dengan pemanfaatan media yang
digunakan dalam pembelajaran. (c) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat mendorong sekolah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945. Civic Education adalah pembelajaran, dimana guru dan siswa harus
mampu mengawasi kebijakan pemerintah. Ada tiga kompetensi yang harus diperhatikan guru
dalam PKn yang mampu mengotrol kebijakan pemerintah, yaitu (1), peserta didik mampu
berpikir kritis, rasional dan kreatif, dalam merespon isu-isu Kewarganegaraan, (2), peserta didik
mampu berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dan (3), peserta didik mampu membentuk diri berdasakan kepada
karakter-karakter positif masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia yang demokratis.
Sebagai mana lazimnya semua mata pelajaran, mata pelajaran PKn memiliki visi, misi,
tujuan dan ruang lingkup isi. Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu pelajaran yang
berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (Nation and Character Building) dan
pemberdayaan warga negara. Adapun misi pelajaran PKn adalah membentuk warga negara yang
baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
berbangsa, dan bernegara sesuai dengan UUD 1945. Sementara tujuan PKn adalah (1) peserta
didik memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif sehingga mampu
7

memahami berbagai wacana kewarganegaraan, (2) peserta didik memiliki keterampilan


intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab, (3) peserta
didik memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Sejalan dengan tujuan PKn, aspek-aspek kompetensi yang hendak dikembangkan dalam
Pembelajaran

PKn

menyangkut

berbagai

mencakup

Kewarganegaraan (civic

teori

Pengetahuan

dan

sklils),

konsep

meliputi

Kewarganegaraan (civic

politik,

hukum,

keterampilan

dan

intelektual

knowledge) yang

moral.

Keterampilan

(intelectual

skills),

keterampilan berpartisipasi (paticipatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Karakter Kewarganegaraan (civic disposition) ini merupakan dimensi yang paling substansif dan
esensial dalam pembelajaran PKn, karena dengan menguasai pengetahuan kewarganegaraan dan
keterampilan kewarganegaraan akan membentuk watak/karakter, sikap, dan kebiasaan hidup
sehari-hari yang mencerminkan warga negara yang baik. Misalnya, religius, jujur, adil,
demokratis, menghargai perbedaan, menghormati hukum, menghormati HAM, memiliki
semangat kebangsaan yang kuat, rela berkorban, dan sebagainya.

Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Belajar bukan hanya mengingat tapi juga mengalami. Bukti bahwa sesorang telah
melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku (Oemar, 2003). Hal tersebut
senada dengan pernyataan Slameto (2003) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Proses pembelajaran dianggap berhasil jika siswa mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Hamalik, 2003).
Mulyono (2003) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan
siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang diajarkan. Hasil belajar siswa dapat
diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah suatu tes yang
dapat mengukur prestasi seseorang dalam bidang tertentu sebagai hasil dari proses belajar yang
dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap
(Masidjo, 2005). Kemampuan menjawab hasil tes sebagai hasil pengukuran (dapat berupa skor
8

atau nilai) merupakan salah satu indikator keberhasilan yang dapat dicapai seseorang dalam
usaha belajarnya. Jadi, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa
dalam mata pelajaran PKn selama mengikuti proses belajar mengajar. Nilai tersebut adalah skor
yang diolah dari hasil pemberian tes. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Sudjana, 1995), ranah
dalam penilaian hasil belajar meliputi berbagai ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik.
Nawawi (1981:127) membedakan hasil belajar menjadi tiga macam yaitu: (1) hasil
belajar yang berupa kemampuan, keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau
mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat, (2) hasil
belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, dan
(3) hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Motivasi Belajar
Berbagai ahli memberikan definisi tentang motivasi. Motivasi berasal dari kata motif
yang berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek. Motif juga berari kesiap-siagaan.
(Sardiman, 2006: 73). Motivasi merupakan proses membangkitkan, mempertahankan, dan
mengontrol minat-minat (Oemar Hamalik, 1996: 173). Pengertian motivasi yang lebih lengkap
menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan,
semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling
tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik
internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
Peranan Motivasi dalam Belajar
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan.
Perbuatan belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan perbuatan belajar.
Motivasi dipandang berperan dalam belajar karena motivasi mengandung nilai-nilai sebagai
berikut :
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar
tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

2. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan


dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
3. Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas pada guru untuk
berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar
siswa-siswa pada akhirnya memiliki (self motivation) yang baik.
4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam
pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan
dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.
5. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar.
Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi
juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran
yang berasaskan motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.
Siswa dalam belajar hendaknya merasakan adanya kebutuhan psikologis yang normatif.
Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang
menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Siswa yang memiliki
motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha
menghindar dari kegiatan belajar. Disimpulkan bahwa motivasi menentukan tingkat berrhasil
tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi menjadi salah satu faktor yang menentukan belajar
yang efektif.

Pemanfaatan Media Massa Jenis Koran dalam Pembelajaran


Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dari segi
atau konsep maupun faktanya, tetapi belajar sering pula bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat
kompleks, maya, dan berada di balik realitas. Demikian juga dalam proses belajar-mengajar
untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat konkret dan abstrak tersebut tidak bisa hanya
mengandalkan beberapa metode yang sering dilakukan pada umumnya, seperti metode ceramah,
dan sebagainya, tapi dituntut juga adanya peran media yang dapat menyampaikan pesan yang
ingin disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian juga karena pada dasarnya belajar
10

merupakan interaksi dan komunikasi dan hal itu tidak akan terjadi tanpa adanya perantaradalam
hal ini adalah media pembelajaran.
Terdapat beberapa penjelasan tentang fungsi media massa tersebut, di antaranya menurut
Nana Sudjana (1991) yaitu: (a) penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif (b) penggunaan media pengajaran
merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi belajar. Ini berarti bahwa media
pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. (c) media dalam
pengajaran, penggunaanya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran. (d) penggunaan
media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar
melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. (e) penggunaan media
pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa
dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. (f) penggunaan media dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Media massa jenis koran ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar
atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media koran merupakan dokumen atas segala
yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam
bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya. Dalam teori jurnalistik, pembagian koran
didasarkan pada waktu terbitnya. Koran yang terbit pada pagi hari biasanya menggunakan format
broadsheet, memuat peristiwa berita secara analitis, ekstensif dan komprehensif. Pembaca
mereka biasanya berpendidikan menengah dan tinggi (weel educated ), bekerja pada level
menengah keatas. Koran harian menyajian informasi yang bernilai dan membentuk opini dan
perilaku yang berbeda ke pembacanya. Para pembaca berharap koran harian (broadsheet )
menyajikan informasi yang seimbang, analitis dan reportase yang tidak bias. Berita di koran
merupakan bentuk kerja intelektual dalam budaya tulis dan komunikasi yang harus dapat
meningkatkan kualitas dari cerita, membuat khalayak mendapatkan pengalaman-pengalaman
kaya atas fakta-fakta baru dan menjadi lebih mendalam dalam analisis dan penjelasan terhadap
isu-isu yang kompleks.
Peranan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran PKn
Media massa memiliki peranan sebagai sumber pembelajaran PKn, karena media massa
pada hakikatnya merupakan representasi audio-visual masyarakat itu sendiri, sehingga fenemona
faktual yang terjadi di masyarakat, dapat secara langsung (live) diliput dan ditayangkan media
massa (dalam hal ini media massa jenis koran). Pemanfaatan media massa artinya penggunaan
11

bentuk media massa untuk tujuan tertentu yang dalam kajian ini disebut sebagai sumber
pembelajaran PKn.
Peranan media massa merupakan sumber pembelajaran PKn yang optimal dan efektif,
sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran PKn melalui tiga cara, yaitu (1) media
massa dapat memperbaiki bagian konten dari kurikulum PKn (2) media massa dapat dijadikan
alat pembelajaran yang penting bagi mata pelajaran PKn; dan (3) media massa dapat digunakan
untuk menolong siswa mempelajari metodologi ilmu-ilmu sosial, khususnya di dalam
menentukan dan menginterpretasi fakta-fakta sosial.
Sebagai konsekuensi logis dari peranan media massa sebagai sumber pembelajaran PKn di
tingkat persekolahan, maka menurut Rakhmat (1985 : 216-258), terdapat paling tidak empat
buah efek peranan media massa, yaitu : (1) efek kehadiran media massa, yaitu menyangkut
pengaruh keberadaan media massa secara fisik; (2) efek kognitif, yaitu mengenai terjadinya
perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi siswa; (3) efek afektif, yaitu
berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci siswa;
dan (4) efek behavioral, yaitu berkaitan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang mencakup
pola-pola tindakan kegiatan, atau kebiasaan berperilaku siswa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banawa pada siswa kelas XI dengan jumlah
siswa sebanyak 22 siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dua siklus. Peneliti memfokuskan penelitian terkait motivasi
dan hasil belajar siswa.
Untuk hasil belajar siswa yang diperoleh kemudian akan didistribusikan dalam bentuk
tabel rentangan nilai yaitu nilai 86-100 kategori sangat baik, nilai 70-85 kategori baik, nilai 6169 kategori cukup, nilai 45-60 kategori kurang, dan nilai kurang dari 45 kategori sangat kurang.
Untuk mengetahui data awal tentang motivasi, peneliti memberikan angket kepada siswa.
Data hasil angket akan dianalisis secara statistik deskriptif untuk melihat peningkatan motivasi
belajar siswa melalui pemanfaatan media massa

dalam pembelajaran Pkn. Hasil analisis

tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah. Secara kontinum, dapat dibuat kategori sebagai berikut :

12

Tabel 1. Kualifikasi Hasil Observasi dan Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Persentase skor yang diperoleh
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Motivasi Belajar Siswa

Tabel 2. Perbandingan Hasil Angket Motivasi Prasiklus dengan Hasil Angket Motivasi
Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No

Indikator

Motivasi
Prasiklus

Motivasi
Siklus I

1.

Senang mencari dan memecahkan


masalah soal- soal

33%
(Rendah)

59%
(Sedang)

81%
(Sangat Tinggi)

2.

Antusias dalam mengikuti


pembelajaran

37%
(Rendah)

68%
(Tinggi)

90%
(Sangat Tinggi)

3.

Dapat mempertahankan
pendapatnya

45%
(Sedang)

60%
(Sedang)

83%
(Sangat Tinggi)

4.

Ulet menghadapi kesulitan

33%
(Rendah)

59%
(Sedang)

81%
(Sangat Tinggi)

Tekun mengerjakan tugas

35%
(Rendah)

56%
(Sedang)

77%
(Tinggi)

35%

71%
(Tinggi)

94%

5.

6.

Senang dalam mengikuti


pembelajaran

(Rendah)

Motivasi
Siklus II

(Sangat Tinggi)

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar siswa pada indikator
senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal sebelum dikenai tindakan adalah 33% dan
berada dalam kategori rendah. Pada indikator antusias dalam mengikuti pembelajaran adalah
37% dan berada dalam kategori rendah. Pada indikator dapat mempertahankan pendapatnya
diperoleh persentase sebesar 45% atau berada dalam kategori sedang. Pada indikator ulet
13

menghadapi kesulitan, diperoleh persentase sebesar 33% atau dalam kategori rendah. Pada
indikator tekun mengerjakan tugas, diperoleh persentase sebesar 35% dan berada dalam
kategori rendah. Pada indikator senang dalam mengikuti pembelajaran adalah 35% dan berada
dalam kategori rendah. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) masih rendah. Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui pemanfaatan media massa dalam hal ini media massa jenis koran dalam
pembelajaran pada mata pelajaran Pkn.
Setelah dilakukan penelitian dengan pelaksanaan pada siklus I melalui pemanfaatan
media massa jenis koran dalam pembelajaran PKn, diperoleh hasil motivasi belajar siswa yakni
pada indikator senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal adalah 59% dan berada
dalam kategori sedang. Pada indikator antusias dalam mengikuti pembelajaran adalah 68% dan
berada dalam kategori tinggi. Pada indikator dapat mempertahankan pendapatnya diperoleh
persentase sebesar 60% atau berada dalam kategori sedang. Pada indikator ulet menghadapi
kesulitan, diperoleh persentase sebesar 59% atau dalam kategori sedang. Pada indikator tekun
mengerjakan tugas, diperoleh persentase sebesar 56% dan berada dalam kategori sedang. Pada
indikator senang dalam mengikuti pembelajaran adalah 71% dan berada dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil motivasi belajar yang diperoleh pada siklus I, telah menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan perolehan hasil belajar pada
prasiklus. Hal ini terbukti dari adanya indikator yang berada pada kategori tinggi diantaranya
(1) antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan (2) senang dalam mengikuti pembelajaran.
Namun masih ada beberapa indikator yang berada dalam kategori sedang yakni (1) indikator
senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, (2) dapat mempertahankan pendapatnya,
(3) ulet menghadapi kesulitan, dan (4) tekun mengerjakan tugas. Peneliti berupaya
meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan meningkatkan motivasi dari yang sebelumnya
masih berada pada kategori sedang, dapat meningkatkan menjadi kategori tinggi. Oleh karena
itu, peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian hingga ke siklus II.
Pada siklus II, diperoleh hasil motivasi belajar siswa yakni pada indikator senang mencari
dan memecahkan masalah soal-soal adalah 81% dan berada dalam kategori sangat tinggi. Pada
indikator antusias dalam mengikuti pembelajaran adalah 90% dan berada dalam kategori sangat
tinggi. Pada indikator dapat mempertahankan pendapatnya diperoleh persentase sebesar 83%
atau berada dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator ulet menghadapi kesulitan, diperoleh
persentase sebesar 81% atau dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator tekun mengerjakan
14

tugas, diperoleh persentase sebesar 77% dan berada dalam kategori tinggi. Pada indikator
senang dalam mengikuti pembelajaran adalah 94% dan berada dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil motivasi belajar siswa pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan
dari siklus sebelumnya. Satu di antaranya indikator motivasi belajar siswa berada dalam
kategori tinggi. Sementara lima indikator lainnya atau sebagian besar indikator motivasi belajar
siswa berada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, pemanfaatan media massa dalam
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa.

Hasil Belajar Siswa


Peningkatan hasil belajar siswa yang dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur
peningkatan motivasi belajar siswa dilakukan dengan memberikan evaluasi pada setiap akhir
siklus. Hasil belajar pada prasiklus yakni sebelum pemanfaatan media massa dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3. Hasil Belajar Prasiklus Sebelum Pemanfaatan Media Massa dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Banawa
No

Kategori

Rentang
Nilai

Jumlah
Siswa

Persentase

1
2
3
4
5

Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah

86-100
75-85
61-74
45-60
<45

2
5
8
6
1
22 Siswa

9,09%
22,72%
36,36%
27,27%
4,54%
100%

Rata-Rata
Kelas

68,31
(Kategori
Rendah)

Ketuntasa
n
Klasikal

31,81%

Dari hasil belajar seperti yang tercantum dalam tabel 3 di atas pada prasiklus, dapat
diketahui bahwa rata-rata kelas adalah 68,31 dan masih berada dalam kategori rendah.
Ketuntasan klasikal yang diperoleh oleh siswa yakni 31,81% atau dengan kata lain bahwa dari 22
siswa di kelas XI SMA Negeri 1 Banawa, hanya 7 orang siswa yang memperoleh ketuntasan
belajar. Sementara 15 orang lainnya belum tuntas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, maka dalam pembelajaran dimanfaatkan media massa
sebagai sumber pembelajaran.
15

Adapun hasil belajar siswa setelah pemanfaatan media massa jenis koran dalam
pembelajaran PKn dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I Setelah Pemanfaatan Media Massa dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Banawa
No

Kategori

Rentang
Nilai

Jumlah
Siswa

Persentase

1
2
3
4
5

Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah

86-100
75-85
61-74
45-60
<45

7
10
4
1
0
22 Siswa

31,81%
45,45%
18,18%
4,54%
0%
100%

Rata-Rata
Kelas

78,24
(Kategori
Sedang)

Ketuntasa
n
Klasikal

77,27%

Dari hasil belajar seperti yang tercantum dalam tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa
rata-rata kelas adalah 78,24 dan berada dalam kategori sedang. Berdasarkan perolehan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh oleh siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Banawa telah memenuhi nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditentukan yakni 75. Namun, dari perolehan persentase ketuntasan belajar secara
klasikal baru mencapai 77,27%. Sementara standar ketuntasan klasikal yang ditentukan adalah
85%. Oleh karena itu, untuk memenuhi persentase ketuntasan klasikal, maka peneliti
memutusakan untuk melanjutkan penelitian hingga ke siklus II.
Adapun hasil penelitian pada siklus II yakni sesuai dengan tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II Setelah Pemanfaatan Media Massa dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Banawa
No

Kategori

Rentang
Nilai

Jumlah
Siswa

Persentase

1
2
3
4
5

Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah

86-100
75-85
61-74
45-60
<45

13
9
0
0
0
22 Siswa

59,09%
40,90%
0%
0%
0%
100%

16

Rata-Rata
Kelas

87,14
(Kategori
Tinggi)

Ketuntasa
n
Klasikal

100%

Dari tabel 5, diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa di kelas adalah 87,14
atau berada dalam kategori tinggi. Ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus sebelumnya.
Adapun persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal yakni 100% atau dengan kata lain
bahwa dari jumlah siswa di kelas XI SMA Negeri 1 Banawa sebanyak 22 siswa, secara
keseluruhan siswa di kelas tersebut telah memperoleh hasil belajar yang tuntas. Dengan
demikian, pada siklus II ini telah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan dalam
penelitian ini yakni nilai rata-rata siswa telah mencapai bahkan melebihi 75 dan begitu pun
dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah memenuhi bahkan melebihi
standar yang ditentukan dari 85% telah menghasilkan 100%.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa (1)
pemanfaatan media massa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Banawa. Hal ini tampak pada
perolehan hasil motivasi belajar siswa yang terus mengalami peningkatan di setiap siklusnya.
Pada siklus terakhir yakni siklus II, diperoleh hasil motivasi belajar siswa yakni pada indikator
senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal adalah 81% dan berada dalam kategori
sangat tinggi. Pada indikator antusias dalam mengikuti pembelajaran adalah 90% dan berada
dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator dapat mempertahankan pendapatnya diperoleh
persentase sebesar 83% atau berada dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator ulet
menghadapi kesulitan, diperoleh persentase sebesar 81% atau dalam kategori sangat tinggi.
Pada indikator tekun mengerjakan tugas, diperoleh persentase sebesar 77% dan berada dalam
kategori tinggi. Pada indikator senang dalam mengikuti pembelajaran adalah 94% dan berada
dalam kategori sangat tinggi. (2) pemanfaatan media massa dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri
1 Banawa. Hal Ini berdasarkan hasil tes yang telah diberikan kepada siswa. Hasilnya
menunjukkan peningkatan yang signifikan di setiap siklusnya. Pada prasiklus, nilai rata-rata
siswa secara klasikal yakni hanya 68,31 dan berada dalam kategori rendah. Pada siklus I,
mengalami peningkatan sehingga menjadi 78,24 dengan kategori sedang. Pada siklus II,
menjadi 87,14 dengan kategori tinggi.

17

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1)
Pemilihan strategi, metode, dan media dalam pembelajaran PKn harus disesuaikan dengan
materi, kemampuan guru, waktu yang tersedia, kemampuan siswa dan kondisi. (2) Media
pembelajaran sangat penting untuk digunakan dalam proses pembelajaran karena dapat
berpengaruh terhadap hasil maupun motivasi belajar siswa dan proses peran aktif siswa dalam
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
_____________. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Masidjo, Ign. 2005. Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Kanisius.
Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nawawi, Hadari. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Rakhmat, J.1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Radja Karya.
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Bengkulu: PT Rineka
Cipta.
Uno, B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

18

Dra. Rosteni.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
SMA Negeri 1 Banawa
Kabupaten Donggala

19

Você também pode gostar