Você está na página 1de 11

Tanggal

Pengumpulan :
15 Desember 2015

APLIKASI BIOKOMPOSIT PADA BIDANG


OTOMOTIF
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Material

Oleh :
Arizka Frans Bahari

(125061100111040)

Dwi Priyo Utomo

(125061101111005)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015/2016

A. Definisi Komposit
Komposit merupakan perpaduan dari dua material atau lebih
yang memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang
memiliki sifat lebih baik dari keduanya. Jika perpaduan ini terjadi
dalam skala makroskopis maka disebut sebagai komposit. Namun,
jika perpaduan ini terjadi secara mikoroskopis (molecular level)
maka disebut sebagai alloy atau paduan.
Dalam
kekakuan

bidang

rekayasa,

merupakan

di

mana

persyaratan

kekuatan

utama,

mekanik

istilah

dan

komposit

dikaitkan dengan campuran filamen yang berfungsi sebagai fasa


penguat

(penguatan).

Komposit

dikembangkan

dari

gagasan

sederhana dan praktis di mana dua atau lebih material homogen


dengan

sifat

yang

berbeda

digabungkan.

Umumnya,

filamen

penguat untuk komposit berdiameter sekitar 10 m. Filamen


tersebut kontinu, dan terbentang sepanjang komponen, atau
pendek (diskontinu) dengan orientasi yang sama atau orientasi acak
bahkan berupa tenunan kain.
Istilah komposit seringkali juga mencangkup material dimana
fasa kedua mempunyai bentuk partikel atau lamina. Pada kasus
seperti ini struktur komposit menjanjikan keuntungan khusus, selain
kekuatan, juga memiliki nilai ekonomi dan ketahanan korosi (contoh:
bahan pengisi dalam plastik, lembaran baja berlapis plastik).
Sejarah perkembangan teknologi komposit mencatat berbagai
temuan yang bersifat inovatif, bahkan ide yang menakjubkan.
Komposit terdiri dari matriks dan penguat / reinforcement. Secara
ideal, matriks dari sebuah komposit seharusnya mampu:
1. menginfiltrasi serat dan cepat membeku pada temperatur dan
tekanan yang wajar,
2. membentuk suatu ikatan koheren, umumnya dalam bentuk
ikatan kimia di semua antarmuka matriks/serat,
3. menyelubungi serat yang biasanya sangat peka-takik, dan
melindunginya dari kerusakan antar-serat berupa abrasi dan

melindungi serat terhadap lingkungan (serangan zat kimia,


kelembaban),
4. mentransfer tegangan kerja ke serat,
5. memisahkan serat sehingga kegagalan serat-individu dibatasi
dan tidak merugikan integritas komponen secara keseluruhan,
6. melepas ikatan (debond) dari serat individu, dengan cara
absorpsi energi regangan, apabila kebetulan terjadi perambatan
retak dalam matriks yang mengenai serat, dan
7. tetap stabil secara fisika dan kimia setelah proses manufaktur.
Ada tiga jenis komposit yang membedakan dari komposit lainnya
yaitu komposit dikuatkan oleh bentuk penguatnya, yaitu partikel,
fiber

dan

struktural.

Gambar 1. Skema klasifikasi perbedaan jenis-jenis komposit berdasarkan bentuk


penguatnya.

Adapun berdasarkan matriksnya komposit dapat dibedakan


menjadi 3 yaitu:
a. Metal Matrix Composite (MMC) atau komposit dengan
matriks logam.

- Kelebihan MMC :
1. Kelebihan MMC: Transfer tegangan dan regangan yang
bagus.
2. Memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi.
3. Tidak menyerap kelembaban.
4. Tidak mudah terbakar.
5. Memiliki kekuatan tekan dan geser yang baik.
- Kekurangan MMC :
1. Biayanya mahal.
2. Standarisasi material dan proses yang sedikit.

b. Polymer Matrix Composite (PMC) atau komposit dengan


matriks polimer.
- Kelebihan PMC :
1. Kelebihan PMC : Ringan.
2. Memiliki nilai specific stiffness yang tinggi.
3. Memiliki nilai specific strength yang tinggi.
4. Anisotropy.
- Kekurangan PMC :
1. Rentan terhadap suhu tinggi.
2. Mudah terbakar.
c. Ceramic Matrix Composite(CMC) atau komposit dengan
matriks keramik.
- Kelebihan CMC :
1. Dimensinya stabil, bahkan lebih stabil daripada logam.
2. Sangat

tangguh,

bahkan

hampir

sama

ketangguhan dari besi tuang.


3. Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus.
4. Unsur kimianya stabil pada temperatur tinggi.
- Kekurangan CMC :
1. Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar.
2. Relatif mahal dan non-cost effective.

dengan

3. Hanya untuk aplikasi tertentu.

Gambar 2. Skema klasifikasi perbedaan jenis-jenis komposit


berdasarkan matriksnya.

B. Definisi Biokomposit
Biokomposit atau green composite didefinisikan sebagai material
komposit yang tersusun dari biofiber atau serat alami yang dapat
terdegradasi sebagai penguatnya dan polimer yang tidak dapat
terdegradasi (non-biodegradable) atau yang dapat terdegradasi
(biogradable) sebagai matriksnya. Serat alami yang digunakan
terdiri dari:
1. Serat nabati : merupakan serat yang paling banyak digunakan,
karena

jumlahnya

di

alam

berlimpah

dan

tidak

mahal.

Contohnya adalah katun, rami, goni dan serat selulosa lain yang
berasal dari tumbuhan.
2. Serat hewani : merupakan jenis yang kurang banyak digunakan
tetapi memiliki potensi. Serat hewani yang sering digunakan
adalah sutra, dan wool.

Gambar 3. Skema klasifikasi serat alami yang berasal dari tumbuhan.

Material biokomposit tentu memiliki beberapa keunggulan apabila


dibandingkan dengan material dasar seperti logam, keramik dan
polimer atau material komposit lainnnya. Keunggulan tersebut
antara lain :
1. Mengurangi berat.
2. Dapat didaur ulang.
3. Merupakan material yang berfungsi sebagai langkah untuk bumi
hijau (green movement).
4. Mengurangi molding cycle.
5. Biaya produksi yang lebih kompetitif.
6. Sifat material yang lebih baik.
7. Merupakan material sintetik.
8. Tidak abrasif terhadap permesinan.
9. Penampilan yang alami.
10. Memiliki nilai koefisien ekspansi termal yang rendah.
11. Memiliki nilai susut (shrinkage) yang rendah.
12. Mudah dilakukan pewarnaan.
13. Mudah dibentuk.
14. Konsumsi energi pembuatan yang rendah.
15. Terbuat dari bahan yang dapat diperbarui.

Oleh

karena

dibandingkan

biokomposit

dengan

material

memiliki
lainnya,

banyak
maka

keunggulan

pada

saat

ini

penggunaan material biokomposit sudah sangat banyak digunakan,


contohnya seperti interior-interior pada bidang otomotif.

C. Biokomposit pada Otomotif


Sebuah mobil yang terbuat dari rumput mungkin terdengar
aneh, tetapi pada saat ini mobil berbasis tanaman telah banyak
diteliti serta dikembangkan dalam menghadapi tantangan untuk
menuju bumi hijau (green movement). Penelitian-penelitian di
bidang material komposit telah banyak mencoba mengembangkan
material dari tanaman seperti hemp, kenaf, jagung, rumput jerami
serta serat sellulosa dari tumbuhan lainnya untuk mengganti
komponen mobil yang biasanya berbahan dasar plastik dan logam.
Serat alami banyak diteliti karena memiliki strength to weight yang
lebih tinggi dibandingkan dengan baja dan juga jauh lebih murah
dalam hal memproduksinya. Komposit serat alam muncul sebagai
alternatif yang realistis untuk komposit yang sebelumnya biasa
diperkuat dengan fiber glass. Komposit tersebut dapat memberikan
kinerja yang sama namun dengan berat yang lebih rendah atau juga
dapat mencapai kekuatan sekitar 25-30 persen lebih tinggi dengan
berat yang sama. Selain itu, komposit serat alam juga menunjukkan
fraktur non-getas pada hasil pengujian impak.
Di Amerika Serikat, 10-11 juta kendaraan setiap tahunnya
mencapai akhir dari masa fungsionalitasnya. Penyortiran komponenkomponen bekas atau limbah dan fasilitas pengkoyak limbah yang
sudah tidak terpakai memproses sekitar 96 persen komponen dari
mobil-mobil tua, 25 persen komponen dari kendaraan berat,
termasuk plastik, serat, kaca, busa dan karet, yang semuanya
merupakan limbah dari mobil-mobil tersebut. Ide penggunaan
material biokomposit untuk diterapkan pada dunia otomotif berasal
dari pemikiran bahwa apabila sebuah mobil didesain dengan
sebagian besar materialnya terbuat dari biofiber, maka limbah-

limbah komponen mobil yang sudah tidak digunakan lagi tersebut


hanya tinggal dikuburkan saja tanpa perlu membutuhkan proses
daur ulang terlebih dahulu, karena material biokomposit tersebut
selanjutnya akan dikonsumsi atau diuraikan secara alami oleh
bakteri di dalam tanah.
Kehadiran biokomposit pada perkembangan material di dunia
otomotif telah menjadi sebuah alternatif yang dapat digunakan
untuk mengganti komposit yang biasanya diperkuat dengan fiber
glass. Serat alami, yang secara tradisional digunakan sebagai
pengisi untuk termoset, sekarang menjadi salah satu aditif yang
memiliki kinerja tercepat untuk termoplastik. Keuntungan dari serat
alami yaitu adalah : biaya rendah, kepadatan rendah, sifat mekanik
kompetitif,

konsumsi

dioksida sequesterization,

energi
dan

berkurang,

biodegradasi.

Serat

karbon
alami

menawarkan peluang yang besar untuk negara-negara berkembang


dalam hal memanfaatkan sumber daya alam yang mereka miliki
sendiri untuk diolah menjadi industri pengolahan komposit.
Kombinasi biofiber seperti kenaf, hemp, flax, jute, henequen,
serat daun nanas, sisal dan sellulosa dengan matriks polimer dari
sumber daya tidak terbarukan dan terbarukan untuk memproduksi
bahan

komposit

yang

kompetitif

dengan

komposit

sintetik

memerlukan perhatian khusus pada proses pembuatannya. Serat


alami yang memperkuat thermoset telah menciptakan daya tarik
secara komersial di bidang industri otomotif. Teknik pembuatannya
pada

umumnya

yaitu

dengan

teknik

ekstrusi

yang

diikuti

dengan injection molding.

D. Metode Fabrikasi
Big blue stem grass fiber (BBSGF) yang digunakan sebagai
penguat pada biokomposit thermoplastik dibuat dengan metode
ekstrusi yang diikuti dengan injection molding. Material yang
digunakan antara lain :

1. Big blue steam grass fiber (BBSGF) dengan panjang 3-6 mm.
2. High density polyethylene powder.
3. Polyethylene

grafted

maleic

anhydride (PE-g-MA)

(EPOLENE

G2608).
Sebelum pemrosesan, big blue stem grass fiber dan PE-g-MA
dikeringkan pada suhu 80 oC pada kondisi vakum selama 16 jam.
HDPE dicampurkan dengan coupling agent(EPOLENE G2608) dengan
rasio 47/3 kemudian dimasukkan ke ZSK-30 Werner dan Pfleiderer
Twin-screw Extruder (L/D=30) dengan suhu barrel sekitar 190 oC
dan kecepatan rotasi screw 100 RPM. Laju pengumpanan matriks
dan grass fiber 23 g/min untuk setiap pemberiannya dengan rasio
50

wt%

50

wt%.

Kemudian

proses pelletized untuk

proses

selanjutnya.
Pada

tahapan

selanjutnya,

dilakukan

proses injection

molding dengan menggunakan 85 ton Cincinnati Milacron injection


molder dengan

sebuah screw L/D

ratio

17:1.

Pada

proses

ini

suhu barrel sekitar 190 oC dan suhu cetakan yang digunakan sekitar
30 oC.

Adapun

detail

mengenai

proses

pada injection

molding yaitu dimulai dengan pelapisan cetakan dengan gel secara


konvensional

apabila

diperlukan.

Kemudian

penguat / reinforcement dan matriks diposisikan dalam cetakan,


dan selanjutnya cetakan tersebut ditutup dan di clamp. Resin
diinjeksikan di bawah tekanan menggunakan perlatan mix / meter

injection dan komponen di curing dalam cetakan.


Gambar 5. Alat injection molding beserta cetakannya.

E. Kesimpulan

Material biokomposit memiliki banyak keunggulan dibandingkan


dengan material lainnya termasuk material komposit yang telah
banyak dan biasa digunakan pada aplikasi kehidupan sehari-hari.
Alasan utama biokomposit digunakan dalam aplikasi komersial
adalah karena biokomposit terbuat dari sumber yang terbaharui
(renewable resources), dapat mereduksi biaya material, memiliki
kemampuan recyclability yang baik (biodegradable) dan legislasi.
Oleh karena itu, aplikasi dari material biokomposit pada saat ini
telah merambat luas sampai kepada dunia otomotif.

DAFTAR PUSTAKA
Brouwer, W. D. 2000. Natural Fiber Composites: Where Flax Compete with
glass?. London : SAMPE Journal.
Zulfia, Anne. 2010. Biocomposite and Nature Fiber Composite. Jakarta :
Universitas Indonesia.

Você também pode gostar