Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Ni Wayan Krisma Andiani
(P07120014063)
Tingkat II.2 D III Keperawatan
ISTIRAHAT TIDUR
A. Pengertian Istirahat Tidur
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan
minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan
relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan
urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah
relaksasi seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian
tubuh tertentu (Keperawatan, Dasar, 2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan di
mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar
(Tarwoto, 2006).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau
berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola
istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup
yang diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522). Gangguan pola tidur adalah
gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (NANDA
NIC-NOC,2013:603).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang
menghambat fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (tidur
ayam yang periodic dan alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan
tidur adalah pola tidur ayam yang periodic dan alami, yang memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan
(NANDA, 2012).
1. Fisiologi Tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus
tidur/terjaga umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus
siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1
hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREMNon Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di
tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM,
seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah,
pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap
melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap
5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap
tidur
REM
dikarakterisasikan
dengan
meningkatnya
level
aktivitas
sebelumnya
Mimpi yang berwarna dan nyata muncul
Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai
Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan
yang
f)
g)
h)
i)
berfluktuasi,
serta
peningkatan
tekanan
darah
yang
berfluktuasi
Metabolisme meningkat
Lebih sulit dibangunkan
Sekresi ambung meningkat
Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20
menit
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea
d) Nadi : Cepat dan ireguler
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi
f) Sekresi gaster : Meningkat
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik
h) Gelombang otak : EEG aktif
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur
3
a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak
dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan
pernapasan seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit
persarafan.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
g. Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain
Diuretik (menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein
(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan
Narkotika (Mensupresi REM).
3. Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah
insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika
terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari ( Maslow,
2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek
baru lahir)
tidur NREM
Bayi
Todler
Prasekolah
Usia Sekolah
Remaja
dilakukan
Tidur 7,5 jam pada malam hari dan 20 % tidur REM
Tidur sekitar 7-9 jam per hari, 5-10 % tidur tahap I
Dewasa Muda
Dewasa Tengah
Lansia
C. Pohon Masalah
Obat &
Substansi
Menguba
h pola
Nutrisi &tidur
kalori
Gangguan
pencernaan
Gangguan tidur
Gaya hidup
Rutinitas
& bekerja
rotasi
Stress /
emosional
Lingkungan
tidak nyaman
Latihan
kelelahan
Kecemasan
Mengurangi
kenyamana
n tidur
Sulit tidur
Tegang /
frustasi
Kesulitan
menyesuaika
n perubahan
jadwal tidur
Sering
terbangun
Penyakit infeksi
Gangguan
Tidur
Motivasi tidur
Keinginan
menanti
tidur
Gangguan
proses tidur
Perbaikan pola
tidur
Akibat faktor
eksternal
Akibat factor
internal
Gangguan
pola tidur
Insomnia
Kesiapan
meningkatk
an tidur
Butuh lebih
banyak tidur
Tidak dapat
tidur dalam
periode
panjang
Deprivasi
tidur
D. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami
gangguan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut
polisomnografi.
Alat
ini
dapat
merekam
elektroensefalogram
(EEG),
kantor
ke
rumah,
teknik
pengaturan
pernapasan,
10
Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c.
Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
11
fungsi.
Batasan Karakteristik
1. Sering membolos (mis.,
kerja, sekolah)
2. Afek tampak berubah
3. Tampak kurang bergairah
4. Menyatakan perubahan
alam perasaan
5. Menyatakan penurunan
bergairah
13. Menyatakan sulit tidur
status kesehatan
6. Menyatakan penurunan
kualitas hidup
7. Menyatakan sulit
konsentrasi
8. Menyatakan sulit tertidur
9. Menyatakan sulit tidur
pagi.
nyenyak
16.
Faktor yang Berhubungan
1. Pola aktivitas (mis., waktu, kuantitas)
2. Ansietas
3. Depresi
4. Faktor lingkungan (mis., kebisingan lingkungan sekitar, pajanan
terhadap cahaya/gelap, suhu/kelembapan lingkungan sekitar,
tatanan yang tidak familier)
12
5. Ketakutan
6. Tidur siang terlalu lama
7. Perubahan hormone terkait jenis kelamin
8. Berduka
9. Gangguan pola tidur normal (mis., bepergian, kerja shift)
10. Higiene tidur tidak adekuat (saat ini)
11. Konsumsi alcohol
12. Konsumsi stimulant
13. Tidur terputus
14. Tanggung jawab orang tua
15. Obat
16. Ketidaknyamanan fisik (mis., nyeri, napas pendek, batuk, refluks
gastroesofagus, mual, inkontinensia/urgensi)
17. Stress (mis., pola/kebiasaan merenung sebelum tidur).
17.
18.
2) Deprivasi Tidur
Definisi
19.
Periode panjang tanpa tidur (tidur ayam yang periodic dan
Konfusi akut
Agitasi
Ansietas
Apatis
Sering memberontak
Mengantuk di siang hari
Penurunan kemampuan
13. Ketidakmampuan
konsentrasi
14. Iritabilitas
15. Letargi
16. Lesu
17. Malaise
18. Gangguan persepsi (mis.,
berfungsi
8. Keletihan
9. Fleeting nystagmus
10. Halusinasi
11. Tremor tangan
12. Peningkatan sensitivitas
terhadap nyeri
13
22.
Faktor yang Berhubungan
1. Pergeseran tahap tidur terkait penuaan
2. Demensia
3. Paralisis tidur familial
4. Hipersomnolen sistem saraf pusat idiopatik
5. Aktivitas di siang hari tidak adekuat
6. Narkolepsi
7. Mimpi buruk
8. Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur
9. Pergerakan ekstremitas periodic (mis., sindrom resah kaki,
mioklonus nocturnal)
10. Ketidaknyamanan lama (mis., fisik psikologis)
11. Higiene tidur selalu tidak adekuat
12. Penggunaan obat atau suplemen penahan kantuk
13. Apnea tidur
14. Enuresis terkait tidur
15. Ereksi nyeri terkait tidur
16. Teror tidur
17. Tidur berjalan
18. Sindrom Sundowner
19. Ketidaksingkronan irama sirkadian yang terus menerus
20. Stimulasi lingkungan yang terus menerus
21. Higiene tidur tidak adekuat yang terus menerus
22. Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur.
23.
3) Kesiapan Meningkatkan Tidur
Definisi
24.
Pola tidur ayam yang periodic dan alami, yang memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan, dan dapat
ditingkatkan.
Batasan Karakteristik
1. Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan
2. Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur
3. Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur
4. Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja
5. Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur.
25.
4) Gangguan Pola Tidur
Definisi
26.
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal.
Batasan Karakteristik
1. Perubahan pola tidur normal
2. Penurunan kemampuan berfungsi
3. Ketidakpuasan tidur
27.
H. Intervensi Keperawatan
28.
N
o
Kriteria
iagnosa
31. Intervensi
Hasil
(NIC)
32. Rasional
(NOC)
33. 34.
1
somnia
In
35.
1. Peningkatan
Koping :
keperawatan selama... x
beradaptasi
persepsi,
tidak
mengalami
dengan
stressor,
yang
hasil :
1.
dewasa.
2. Pola, kualitas
mengganggu
peran hidup.
2. Manajemen Lingkungan
Kenyamanan:
Memanipulasi lingkungan
dan
rutinitas tidur.
3. Perasaan segar setelah
tidur.
4. Terbangun di waktu
yang sesuai.
37. 38.
2
39.
: 1. Menghilangkan
eprivasi
Mengatur
Tidur
keperawatan
selama
diharapkan
...X24
jam
yang
dibuktikan
oleh
indikator berikut
(gangguan
berat,
sedang,
ringan,
atau
tidak
mengalami
gangguan )
- Perasaan
segar
setelah
tidur
Pola dan
kualitas
-
tidur
Rutinitas
tidur
Jumlah
waktu
tidur
yang
terobserv
mengoptimalkan
fungsi.
2. Manajemen
asi
Terjaga
pada
waktu
Medikasi
Memfasilitasi penggunaan
obat resep dan obat bebas
yang aman dan efektif.
3. Manajemen
Alam
Perasaan:
keamanan
ekstrem,
dan
penggunaan
Menciptakan
,
kestabilan,
pemulihan,
dan
baik depresi
Tidur
pencetus
deprivasi
tidur.
2. Mengurangi gangguan
tidur.
3. Membuat pasien lebih
santai.
Agar
pasien
mampu
yang tepa
Melapork
an
penuruna
n
gejala
Deprivasi
tidur
(misalny
a,
konfusi,
ansietas,
mengant
uk
pada
siang
hari,
gangguan
perseptua
l,
dan
kelelahan
).
2. Mengidentifik
asikan
dan
melakukan
tindakan yang
dapat
meningkatkan
tidur
atau
istirahat
3. Mengidentifik
asikan
faktor
yang
dapat
menimbulkan
Deprivasi
tidur
(misalnya,
nyeri,
ketidakadekua
tan
42. 43.
3
44.
aktivitas
pada
siang
hari)
Setelah
dilakukan 1. Manajemen
Energi
esiapan
asuhan
keperawatan
Mengatur
Meningka
selama...x
24
jam
tkan Tidur
diharapkan
pasien
dapat
dan
penggunaan
mengoptimalkan
fungsi
2. Manajemen Lingkungan
Kenyamanan:
fisik
lingkungan
sekitar
pasien
tanpa
menggunakan obat
45.
48. 49.
pasien.
2. Kenyamanan membuat
pasien relaksasi dan
membantu
pasien
santai.
3. Agar pasien mampu
yang sesuai
47.
Memfasilitasi
siklus
tidur-bangun
yang
teratur
50.
angguan
Pola
keperawatan selama... x 24
Tidur
normal
6-8
kualitas
pasien.
pentingnya 2. Memberikan informasi
pada
meningkatkan
46.
1. Determinasi
batas
adekuat
untuk
dan psikologis
kenyamanan optimal
3. Mencapai tidur yang 3. Peningkatan Tidur
adekuat
yang
Memanipulasi
meningkatkan
kepada
pasien
dan
keluarga pasien.
3. Meningkatkan tidur.
4. Agar periode tidur
tidak
terganggu
dan
rileks.
5. Mengurangi gangguan
yang nyaman.
dalam batas normal.
5. Kolaborasi pemberian
tidur.
3. Perasaan segar sesudah
6. Meningkatkan
pola
obat tidur.
tidur atau istirahat.
6. Diskusikan
dengan
tidur yang baik secara
4. Mampu
pasien dan keluarga
mandiri.
mengidentifikasi hal7. Mengetahui
tentang teknik tidur
hal yang meningkatkan
perkembangan
pola
tidur.
pasien.
7. Instruksikan
tidur pasien.
untuk 8. Mengetahui pengaruh
minum
waktu
makan
dengan
tidur pasien.
waktu tidur.
9. Mengetahui
9. Monitor/catat kebutuhan
perkembangan
tidur pasien setiap hari
tidur pasien.
dan jam.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
I. Referensi
60.
61.
Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi
Asuhan
Keperawatan
63.
64.
65.
66.
dan
pola
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
Mengetahui
84.
Pembimbing Praktik
85.
86.
87.
88.
(
89.
NIP.
90.
91.
92.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
93.
94.