Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TUGAS AKHIR
Oleh:
DEVI ARIYANI
F3407090
SURAKARTA
2010
i
ABSTRACT
DEVI ARIYANI
F3407090
ii
ABSTRAKSI
DEVI ARIYANI
F3407090
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Keyakinan, usaha, doa dan optimis dalam segala hal karena ALLAH SWT
(Tree Idiots-movie)
ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak
- Marcus Aurelius-
karena hanya ada satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal
iv
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:
Keluargaku tercinta
Almamater
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul Analisa
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Ahli
Madya pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas
Dalam kesempatan ini Penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III
3. Sri Suranta, SE, M.Si, Ak. BKP, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Perpajakan
vi
7. Kinkin Sultanul Hakim SH, MM, selaku Kepala Bagian Penagihan Dinas
penulis.
8. Bapak Ibu dosen DIII Perpajakan UNS yang telah mentransfer ilmunya kepada
penulis.
10. Nda_ndut, Muti, Hanung, Risna, Fatim, Rully, Dina, Bapakane inyong
(Ameed), Eckom0n, Bangkit, Fungky, Tegar, Rosa, dan teman perpajakan lain
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan magang ini masih jauh dari nilai
penyusun agar laporan kegiatan magang ini dapat memberi konstribusi ilmu
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
ABSTRAKSI................................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 4
C. Tujuan ................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................. 5
E. Metode Penelitian................................................................. 5
A. Pajak...................................................................................... 9
viii
1. Pengertian......................................................................... 9
7. Jenis Pajak........................................................................ 14
8. Tarif Pajak........................................................................ 16
1. Pengertian......................................................................... 17
ix
12. Pembagian Hasil Penerimaan Pajak................................. 34
B. Laporan Magang.................................................................. 50
1. Kegiatan Magang............................................................... 50
Kota Surakarta.................................................................. 59
Surakarta ........................................................................... 63
x
BAB IV PENUTUP................................................................................... 69
A. Kesimpulan ........................................................................... 69
C. Rekomendasi......................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
7. Surat Klarifikasi
13. Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset No.
14. Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset No.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Arifin: 2000).
bersama.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak pusat
1
xv
lain digunakan untuk penyediaan fasilitas yang dinikmati oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
daerah. Oleh karena itu, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak yang
banyak hambatan, hal ini dikarenakan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak
Bangunan (PBB) di kota Surakarta yang terjadi sekitar tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009 adalah kurangnya kesadaran Wajib Pajak untuk melunasi
dan Wajib Pajak yang memiliki objek pajak di Surakarta berada (tinggal) di luar
kota. Selain dari kesadaran Wajib Pajak, hal yang menjadi kendala peningkatan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yaitu dari kurang/ tidaknya validitas data.
Kurang/ tidaknya validitas data tersebut bisa terjadi karena adanya Human Erorr.
Data yang kurang/ tidak valid tersebut merupakan salah satu faktor yang
diperlukan tindakan yang tegas dari aparat pemerintah untuk menegakkan hukum
xvi
khususnya Pajak Bumi dan Bangunan di Surakarta guna membiayai
pembangunan kota Surakarta. Selama kurun waktu 5 tahun tersebut, yaitu tahun
belum memenuhi/ melampaui target yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu perlu
yang dipungut melalui pemungut pajak yakni petugas DPPKA kota Surakarta,
kota Surakarta. Dalam hal ini penulis mengambil sampel penerimaan PBB di
DPPKA kota Surakarta dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Dengan
di Surakarta, serta pihak DPPKA kota Surakarta dapat melakukan upaya yang
2009”.
xvii
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
melalui DPPKA?
kota Surakarta?
C. Tujuan
berikut:
melalui DPPKA.
xviii
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pemerintah
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
deskripsi/ analisis/ sintesis yang terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab
permasalahan tersebut.
2. Objek Penelitian
xix
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjeknya, yaitu
ini. Dalam hal ini mengenai target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi
b. Data Sekunder
a. Observasi
b. Wawancara
xx
c. Dokumentasi
d. Penelitian Kepustakaan
5. Teknik Pembahasan
a. Pembahasan Deskriptif
b. Optimasi Keputusan
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
xxi
b. Asas Sumber
c. Asas Kebangsaan
xxvi
berlaku. Kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan
a. Teori Asuransi
harus dilindungi oleh negara. Menurut teori ini, negara mempunyai tugas
b. Teori Kepentingan
xxvii
Semakin tinggi tingkat kebutuhan perlindungan, semakin tinggi pula
yang bersangkutan.
7. Jenis Pajak
lembaga pemungutnya.
xxviii
a. Menurut Golongan
1) Pajak Langsung
orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban Wajib Pajak
Pertambahan Nilai.
b. Menurut Sifat
1) Pajak Subjektif
2) Pajak Objektif
xxix
timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan
2) Pajak Daerah
8. Tarif Pajak
xxx
b. Tarif Tetap, yaitu tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap
terutang tetap.
c. Tarif Progresif, yaitu persentase tarif yang digunakan semakin besar bila
d. Tarif Degresif, yaitu persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila
1. Pengertian
b. Bumi
Republik Indonesia.
xxxi
c. Bangunan
secara tetap pada tanah dan/ atau perairan. Termasuk dalam pengertian
bangunan adalah:
2) Jalan tol;
3) Kolam renang;
4) Pagar mewah;
5) Tempat olahraga;
7) Taman mewah;
3. Objek PBB
a. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah bumi dan atau bangunan.
xxxii
b. Klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan
1) Letak;
2) Peruntukan;
3) Pemanfaatan;
2) Rekayasa;
3) Letak;
c. Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah
xxxiii
2) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis
dengan itu.
Peraturan Pemerintah.
maka yang diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak hanya
xxxiv
1) Dasar Pengenaan Pajak adalah NJOP.
Daerah setempat.
Contoh:
Tuan Amir mempunyai 2 objek pajak berupa bumi dan bangunan masing-
Kecamatan Gambir:
NJOPTKP : Rp 10.000.000,00
xxxv
Kecamatan Pasar Minggu:
NJOPTKP : Rp 0
yaitu, objek pajak yang berada di kecamatan Gambir dan kecamatan Pasar
Minggu maka yang diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP) hanya salah satu dari objek pajaknya. Objek pajak yang
4. Subjek PBB
Yang menjadi Subjek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.
xxxvi
Dalam hal atas suatu Objek Pajak belum jelas diketahui Wajib
Wajib Pajak.
tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak bahwa ia bukan Wajib Pajak terhadap
jangka waktu satu bulan sejak diterimanya surat keterangan yang dimaksud.
alasan-alasannya.
5. Tarif Pajak
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan yang dikenai atas Objek Pajak Bumi
xxxvii
6. Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat
perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan
xxxviii
Apabila Nilai Jual Objek Pajaknya Rp. 1.000.000.000,- (satu
rupiah).
Contoh:
bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual Rp 350.000,00 per m2, taman
mewah seluas 200 m2 dngan nilai jual Rp 100.000,00 per m2, pagar
mewah sepanjang 150 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5m dengan nilai jual
Rp 200.000,00.
Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang dapat dihitung sebagai berikut:
Penghitungan NJOP:
xxxix
Pagar mewah 150 x 1,5 x Rp 200.000,00 = Rp 45.000.000,00
NJOPTKP = Rp 10.000.000,00
= Rp 595.000,00
a. Tahun Pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan adalah jangka waktu satu
a. Pendaftaran
xl
b. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data
SPOP harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani
berdasarkan SPOP.
jumlah pajak yang terutang (seharusnya) lebih besar dari jumlah pajak
xli
Sanksi administrasi dikenakan terhadap:
ternyata jumlah pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak
SKP ini berdasarkan data yang ada pada Direktorat Jenderal Pajak
memuat penetapan Objek Pajak dan besarnya pajak yang terutang beserta
1) Pajak yang terutang dibayar di Bank, Kantor Pos dan Giro, dan tempat
xlii
2) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
Ketetapan oleh Wajib Pajak. Pajak yang terutang yang pada saat jatuh
bulan.
b. Penagihan Pajak
(SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP), dan Surat Tagihan Pajak (STP).
Jumlah pajak yang terutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang tidak
dibayar tepat pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa. Menteri
xliii
10. Keberatan dan Banding
Apabila Wajib Pajak keberatan terhadap SPPT dan SKP, Wajib Pajak
Keberatan terhadap SPPT dan SKP harus diajukan masing-masing dalam satu
Surat Keberatan tersendiri untuk setiap Tahun Pajak. Dalam hal Pajak Bumi
lainnya yang telah diatur dalam Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata
waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT dan atau SKP oleh Wajib
Pajak, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak
Pengadilan Pajak.
xliv
11. Pengurangan Pajak
SPPT atau SKP. Pengurangan pajak terutang dapat diberikan kepada dalam
hal:
a. Wajib Pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak
yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan atau karena sebab-sebab
lingkungan;
kemerdekaan;
xlv
6) Objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh
b. Wajib Pajak orang pribadi atau badan dalam hal objek pajak yang terkena
bencana alam atau sebab-sebab lain yang luar biasa. Termasuk dalam
lain yang luar biasa adalah kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan
hama tanaman.
Dalam hal ini dapat diberikan sampai 100% dari besarnya pajak
terutang.
xlvi
yang menerbitkan SPPT atau SKP dengan mencantumkan besarnya
sejak tanggal diterimanya SPPT atau SKP atau sejak terjadinya bencana
atau perseorangan.
dilampiri:
pengurangannya, dan
dilampiri dengan:
pengurangannya,
3) laporan keuangan.
xlvii
g. Permohonan pengurangan pajak terutang dalam hal objek pajak yang
terkena bencana alam atau sebab-sebab lain yang luar biasa dilampiri
terutang apabila telah melunasi PBB untuk tahun sebelumnya atas objek
secara langsung maka tanggal tanda terima adalah pada saat Surat
maka tanggal tanda terima adalah pada saat surat permohonan tersebut
secara lengkap diterima oleh kantor pelayanan PBB, bukan pada tanggal
negara yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan
Pusat.
xlviii
BAB III
PEMBAHASAN
Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ Kep/ Kdh. IV/ Kp. 72 tentang
dan bertanggung jawab kepada Walikota. Pada saat itu Dinas Pendapatan
Daerah dibagi menjadi 4 seksi, yaitu Seksi Umum, Seksi Pajak Daerah, Seksi
Pajak Pusat atau Propinsi yang diserahkan kepada Daerah dan Seksi
35
xlix
itu baru 4 macam Pajak Daerah yang dijalankan dan telah ditetapkan dengan
1992.
1971.
c. Pajak Anjing yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 54 Tahun 1953.
Tahun 1959.
Tahun 1960.
c. Pajak Bangsa Asing yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
1970.
d. Pajak Radio yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1957.
7/12/41-101 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
l
Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah
Nomor 6 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Keuangan dan Aset atau yang sering disebut DPPKA. Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kota Surakarta ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2009. Dinas Pendapatan,
li
dipimpin oleh Kepala Bagian atau biasa disebut Kabag yang dalam
dan Aset.
dan aset daerah yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas yang berada di
Retribusi;
pendapatan lain;
pendapatan lain;
lii
g. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi;
k. Penyelenggaraan sosialisasi;
3. Susunan Organisasi
a. Kepala.
b. Sekretariat, membawahkan:
2) Subbagian Keuangan;
1) Seksi Perhitungan;
liii
e. Bidang Penagihan, membawahkan:
1) Seksi Anggaran I;
1) Seksi Pembendaharaan I;
1) Seksi Akuntansi I;
Dalam struktur organisasi yang baru ini Sekretariat dipimpin oleh seorang
liv
Kepala Dinas yang bersangkutan. Untuk bidang masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang atau Kabid yang berada di bawah dan
lv
lvi
4. Deskripsi Tugas Jabatan Struktural
a. Kepala Dinas
pemerataan tugas.
pelaksanaan tugas.
b. Sekretariat
Dinas.
lvii
Sekretariat membawahi subbagian-subbagian sebagai berikut:
strategis dan Program kerja Tahunan Dinas. Selain itu juga bertugas
administrasi keuangan.
lviii
Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi membawahi seksi-
d. Bidang Penetapan
1) Seksi Perhitungan
lix
e. Bidang Penagihan
penyelesaiannya.
f. Bidang Anggaran
atau direncanakan.
1) Seksi Anggaran I;
lx
g. Bidang Perbendaharaan
dalam instansi yang juga dibantu oleh dua kelompok seksi, yaitu:
1) Seksi Perbendaharaan I;
h. Bidang Akuntansi
berikut:
1) Seksi Akuntansi I;
i. Bidang Aset
Bidang Aset bertugas untuk mencatat dan mengelola semua aset yang
lxi
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Para Kepala seksi pada DPPKA bertanggung jawab kepada Kepala
lxii
Kepala Dinas, Kepala Sekretariat, dan Kepala Seksi di lingkungan
Surakarta.
pembangun daerah.
pendapatan daerah;
pelayanan;
lxiii
B. Laporan Magang
1. Kegiatan magang
bulan yakni, dimulai dari tanggal 1 Februari-31 Maret 2010. Setiap harinya
kegiatan diawali pada pukul 07.15 WIB. Pada hari Senin–Kamis kegiatan
diakhiri pukul 15.15 WIB, sedangkan pada hari Jum’at hanya sampai pukul
11.00 WIB.
lain sesuai dengan kebijakan teknis oleh Kepala Dinas. Bidang inilah yang
lxiv
e. Mengentri data ke dalam komputer.
Pajak).
kelurahan Semanggi.
tahun 2010.
Tabel III.1
Laporan Kegiatan Magang Mahasiswa
Bagian Penagihan
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kota Surakarta
lxv
melakukan pembayaran PBB
06-Feb-2010
07-Feb-2010
5 - Menghitung jumlah WP
- Menjumlah nominal pajak PBB
08-Feb-2010 Penagihan
yang sudah lunas dan juga belum
lunas
6 - Menghitung jumlah WP
- Menjumlah nominal pajak PBB
09-Feb-2010 Penagihan
yang sudah lunas dan juga belum
lunas
7 10-Feb-2010 Menyusun STTS Penagihan
8 Mengklasifikasikan STTS sesuai Penagihan
11-Feb-2010
Kelurahan dan Kecamatan
9 Menandai pembayaran PBB pada
12-Feb-2010 Penagihan
buku DHKP
13-Feb- 2010
14-Feb-2010
10 15-Feb-2010 Menyusun STTS Penagihan
11 16-Feb-2010 Menyusun Surat Keterangan Penagihan
12 - Menghitung jumlah WP Penagihan
- Menjumlah nominal pajak PBB
17-Feb-2010
yang sudah lunas dan juga belum
lunas
13 Mengecek pelunasan pembayaran
18-Feb-2010 Penagihan
di buku DHKP
14 19-Feb-2010 Menyusun STTS Penagihan
20-Feb-2010
21-Feb-2010
15 Mengklasifikasikan STTS sesuai
22-Feb-2010 Penagihan
kelurahan dan kecamatan
16 - Menomori Surat
23-Feb-2010 Penagihan
- Menyusun STTS
17 Menandai pembayaran di buku Penagihan
24-Feb-2010
DHKP
18 25-Feb-2010 Membuat Surat Keterangan Penagihan
19 26-Feb-2010 Libur Maulid Nabi Penagihan
27-Feb-2010
28-Feb-2010
20 Menandai pembayaran di buku Penagihan
01-Mar-2010
DHKP
21 02-Mar-2010 Safari ke kelurahan Jajar Penagihan
22 03-Mar-2010 Safari ke kelurahan Semanggi Penagihan
23 - Entry data
04-Mar-2010 Penagihan
- Menandai pembayaran buku
lxvi
DHKP
24 - Entry data
05-Mar-2010 - Menandai pembayaran buku Penagihan
DHKP
06-Mar-2010
07-Mar-2010
25 Menandai pelunasan pembayaran
08-Mar-2010 Penagihan
PBB di buku DHKP
26 09-Mar-2010 Menyusun STTS Penagihan
27 Menandai pelunasan pembayaran
10-Mar-2010 Penagihan
PBB di buku DHKP
28 - Entry data
11-Mar-2010 - Menandai pembayaran buku Penagihan
DHKP
29 Menyusun arsip tembusan surat
12-Mar-2010 Penagihan
keterangan
13-Mar-2010
14-Mar-2010
30 15-Mar-2010 - Entry data
- Menandai pembayaran buku Penagihan
DHKP
31 16-Mar-2010 Libur hari raya Nyepi Penagihan
32 Menandai pelunasan pembayaran
17-Mar-2010 Penagihan
PBB di buku DHKP
33 - Entry data
- Menandai pembayaran pada buku
18-Mar-2010 DHKP Penagihan
- Sosialaisasi penyampaian SPPT
2010
34 19-Mar-2010 Entry data Penagihan
20-Mar-2010
21-Mar-2010
35 Menandai pembayaran PBB pada
22-Mar-2010 Penagihan
buku DHKP
36 Menandai pembayaran PBB pada
23-Mar-2010 Penagihan
buku DHKP
37 Mengecek Pelunasan pembayaran
24-Mar-2010 Penagihan
PBB di buku DHKP
38 Mengklasifikasikan STTS sesuai
25-Mar-2010 Penagihan
Kelurahan dan Kecamatan
39 - Mengecek Pelunasan pembayaran
PBB di buku DHKP
26-Mar-2010 Penagihan
- Fotokopi Surat Keputusan
Walikota
27-Mar-2010
lxvii
28-Mar-2010
40 Menandai pembayaran PBB pada
29-Mar-2010 Penagihan
buku DHKP
41 - Entry data
30-Mar-2010 - Menandai pembayaran buku Penagihan
DHKP
42 - Entry data
31-Mar-2010 - Menandai pembayaran buku Penagihan
DHKP
C. Pembahasan Masalah
pembangunannya maupun kinerja para pemerintah daerahnya, dalam hal ini yaitu
kinerja pihak DPPKA kota Surakarta. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari
Tabel III. 2
Jumlah Wajib Pajak Bumi dan Bangunan
Kota Surakarta
lxviii
Berdasarkan dari data di atas secara otomatis penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) akan mengalami peningkatan. Dan hal ini dapat dilihat pada
Tabel III. 3
Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Kota Surakarta
TAHUN REALISASI
2009 Rp 24.661.753.066,-
2008 Rp 19.853.013.882,-
2007 Rp 18.540.539.606,-
2006 Rp 15.270.892.220,-
2005 Rp 13.360.454.388,-
Sumber: DPPKA Kota Surakarta
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di kota Surakarta berarti semakin
pembangunan daerah. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari aparatur pajak
Bangunan.
petugas pemungut yang datang ke kelurahan setempat sesuai dengan jadwal yang
lxix
1. Alur Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Surakarta Melalui
DPPKA.
sebagai berikut:
Bank
Persepsi
Kantor
Wajib DPPKA
Pajak (CSO)
Petugas Bank
Pemungut Operasional III
Dari gambar alur penerimaan PBB di atas Wajib Pajak dapat melakukan
lxx
bagian Customer Service Officer) atau juga dapat melalui petugas pemungut.
ditunjuk sebagai bank persepsi, yaitu Bank BRI dan Bank Mandiri Slamet
Riyadi.
dengan cara Wajib Pajak mendatangi langsung ke bank Selain Wajib Pajak
dan petugas akan membuat Daftar Penerimaan Harian (DPH). Sebelum akhir
menerima Surat Tanda Terima Setoran (STTS), yaitu surat tanda bukti telah
tertera dalam STTS kemudian menandai data Wajib Pajak yang sudah
(DHKP).
lxxi
Apabila Wajib Pajak merasa enggan melakukan pembayaran melalui
Bank Persepsi atau melalui kantor DPPKA karena alasan jauh, maka Wajib
Safari. Wajib Pajak yang sudah melakukan pembayaran akan menerima TTS
BRI cabang Jenderal Sudirman. Bank operasional III ini akan menyerahkan
potongan struk STTS ke kantor pajak, kemudian melakukan bagi hasil sesuai
Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yaitu, ke rekening
lxxii
Pemerintah Pusat (10%), Pemerintah Provinsi (16,2%), Pemerintah Kota/
Surakarta dari tahun 2005-2009, maka dapat dihitung persentase per tahunnya
(trend dalam persentase). Metode trend dalam persentase adalah suatu metode
laporan, apakah menunjukkan tetap, naik, atau bahkan turun. Rumus yang
Pn
100 %
Po
Keterangan :
T : Trend
ditetapkan tahun dasar. Penetapan tahun dasar ini dapat menggunakan tahun
awal atau dapat juga menggunakan tahun yang menunjukkan keadaan paling
sebagai tahun dasar adalah tahun awal yang diteliti, yaitu tahun 2005.
lxxiii
Untuk mengetahui penerimaan PBB kota Surakarta tahun 2005-2009
berikut disajikan tabel mengenai target dan realisasi penerimaan PBB tahun
2005-2009.
Tabel III. 4
Tabel Tingkat Perkembangan Penerimaan PBB
Kota Surakarta tahun 2005-2009
Trend dalam
Tahun Target Realisasi
Persentase
2005 Rp 19.382.946.744,- Rp 13.360.454.388,- 100,00 %
2006 Rp 21.683.491.095,- Rp 15.270.892.220,- 114,30 %
2007 Rp 23.963.409.750,- Rp 18.540.539.606,- 138,77 %
2008 Rp 25.024.965.610,- Rp 19.853.013.882,- 148,60 %
2009 Rp 31.247.560.600,- Rp 24.661.753.066,- 184,59 %
Sumber: DPPKA Kota Surakarta
Tahun 2005
Rp 13.360.454 .388,-
100%
Rp 13.360.454 .388,-
= 100 %
Tahun 2006
Rp 15.270.892 .220,-
100%
Rp 13.360.454 .388,-
= 114,30 %
Tahun 2007
Rp 18.540.539 .606,-
100%
Rp 13.360.454 .388,-
= 138,77 %
lxxiv
Tahun 2008
Rp 19.853.013 .882,-
100%
Rp 13.360.454 .388,-
= 148,60 %
Tahun 2009
Rp 24.661.753 .066,-
100 %
Rp 13.360.454 .388,-
= 184,59 %
berikut:
lxxv
Gambar III.3. Grafik Tingkat Perkembangan Penerimaan PBB
Kota Surakarta Tahun 2005-2009
tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 14,30%, pada tahun
2006 ke tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 24,47%, pada tahun 2007 ke
tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 9,83%, dan pada tahun 2008 ke tahun
lxxvi
atas Rp 2.000.000,00 dan adanya pemberian Discount Tax dan pelaksanaan
Pajak Bumi dan Bangunan maka semakin besar pula penerimaan pendapatan
dari sektor pajak yang dialokasikan pada belanja yang berorientasi pada
perpajakannya.
lxxvii
Kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak inilah yang menjadi
Data yang disampaikan Wajib Pajak tidak valid, seperti nama yang
sertifikat, sehingga Wajib Pajak tidak mau menerima SPPT apalagi untuk
d. Sulit melacak Wajib Pajak yang berdomisili di luar kota tapi mempunyai
Tersebut.
lxxviii
melaksanakan pengawasan dan evaluasi langkah-langkah seperlunya guna
maka pihak DPPKA kota Surakarta lebih giat melakukan penyuluhan dan
minimal 10 tahun bagi Wajib Pajak yang akan melakukan peralihan hak
lxxix
f. Masih banyak Wajib Pajak yang melakukan penundaan pembayaran
berikut:
Wajib Pajak untuk tepat waktu dalam membayar pajak. Reward ini
yang membayar pajak sebelum jatuh tempo. Hal ini akan memberikan
lxxx
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam
Program safari PBB ini menjadi ciri khas kota Surakarta. Program
a) Safari Reguler
diadakan di pasar.
b) Safari tunggakan
yang diadakan setelah jatuh tempo dan pada awal tahun per
lxxxi
safari tunggakan. Kegiatan safari ini dilakukan oleh petugas
pemancangan/ papan nama belum lunas PBB pada objek pajak. Jika
lxxxii
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
DPPKA.
(petugas DPPKA) menerima pembayaran PBB dari Wajib Pajak. Wajib Pajak
akan menerima TTS dari DPPKA/ Petugas Pemungut sebagai tanda bukti
petugas kelurahan menyerahkan STTS kepada Wajib Pajak melalui ketua RT/
RW.
Bank Operasional III, yaitu BRI cabang Jenderal Sudirman. Bank operasional
III ini akan menyerahkan potongan struk STTS ke kantor pajak, kemudian
69
lxxxiii
Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah
pungut (9%).
Surakarta.
dengan tahun 2009 cukup baik, yaitu terjadi peningkatan di setiap tahunnya
masih di bawah 50% dan realisasi penerimaan PBB belum mencapai target
yang ditetapkan.
lxxxiv
b. Rendahnya Kesadaran Masyarakat dalam memenuhi kewajiban
penerimaan PBB.
c. Hambatan validasi data, berupa data yang disampaikan Wajib Pajak tidak
valid.
d. Sulit melacak Wajib Pajak yang berdomisili di luar kota tapi mempunyai
Hambatan-Hambatan Tersebut.
penyampaian SPPT.
wilayah Surakarta.
lxxxv
e. Mekanisme lunas pajak dan tunggakannya minimal 10 tahun bagi Wajib
Pajak yang akan melakukan peralihan hak atas tanah dalam mengatasi
1. Kelebihan
pajaknya.
lxxxvi
b. Adanya program Safari yang memberikan kemudahan kepada Wajib
2. Kelemahan
lxxxvii
c. Perkembangan penerimaan PBB di Surakarta pada tahun 2005-2009
C. Rekomendasi
pelosok daerah supaya Wajib Pajak yang jauh dari tempat pembayaran/
lxxxviii
4. Mendata ulang PBB (kewenangan KPP Pratama Surakarta) sebab dalam
praktek di lapangan banyak tanah dan bangunan yang berubah status dari
telah berubah menjadi bangunan mewah. Pendataan ulang ini dilakukan pihak
5. Memperbaiki sistem dan mekanisme penyampaian SPPT, selain itu juga juga
setiap petugas kantor kelurahan harus membuat rekapan jumlah SPPT yang
Wajib Pajak.
kepatuhan Wajib Pajak untuk membayar pajak yang terutang atas PBB.
7. Lebih giat melakukan penyuluhan kepada Wajib Pajak dan juga memberikan
insentif kepada Wajib Pajak dengan memberikan hadiah berupa barang dan
lxxxix
DAFTAR PUSTAKA
Pramesti, Hesti. 2006. “ Evaluasi Penerapan Discount Tax Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Surakarta” Tugas Akhir. FE UNS (Tidak Dipublikasikan).
Surakarta.
Prastowo, Yustinus. 2009. Panduan Lengkap Pajak. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Resmi, Siti. 2007. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono, Frenky. 2008. ” Evaluasi Sistem Bagi Hasil Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan di Surakarta Tahun 2005-2007” Tugas Akhir. FE UNS (Tidak
dipublikasikan). Surakarta.
xc
Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
www.google.com
www.pajak.go.id
xci