Você está na página 1de 8

Aplikasi kimia koordinasi

Salah satu ciri penting dari logam transisi ialah kemampuannya membentuk kompleks atau
senyawa koordinasi, dimana atom atau ion logam pusatnya mempunyai dua atau lebih ligan
terikat padanya oleh ikatan kovalen koordinat. Senyawaan demikian mungkin berupa sebuah ion
kompleks dengan ion-ion tergabung yang bermuatan berlawanan dengannya, atau mungkin
berupa sebuah kompleks yang netral. Suatu ligan dengan lebih dari satu titik lekat kepada ion
atau atom pusatnya, disebut zat penyepit (Keenan, 1992).
Senyawa kompleks sudah sejak lama dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Beberapa
penggunaan praktis senyawaan koordinasi yang paling tua, adalah yang disebabkan oleh
warnanya. Berdasarkan kesenian dan praktek yang berasal dari zaman kuno, pada ahli kimia dan
ahli kesenian dan kerajinan merumuskan zat-zat pewarna, kaca berwarna, dan glasir untuk
keramik dari zat-zat yang sekarang diuraikan menurut kimia koordinasi logam transisi.
Jumlah dan jenis aplikasi kimia koordinasi atau senyawa kompleks sangat luas meliputi
kehidupan rumah tangga, industri sampai kesehatan. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
aplikasi atau penggunaan senyawa kompleks atau senyawa koordinasi dalam industri, kimia
analitik dan kesehatan.
Beberapa aplikasi atau penggunaan senyawa koordinasi atau senyawa kompleks yaitu dalam
dunia industri, kimia analitik dan kesehatan.
A. Dalam Industri
1. Proses Fotografi
Film foto pada dasarnya merupakan emulsi perak bromide dalam gelatin. Bila film
terkena cahaya, butiran perak bromida teraktifkan sesuai dengan tingkatan cahaya yang
mengenainya. Jika film sudah terkena cahaya ini diletakkan pada larutan pengembang (pereduksi
lemah, misalnya hidrokuinon C6H4(OH)2, butir perak bromide yang teraktifkan membentuk
logam perak bromide hitam. Butir-butir yang tidak teraktifkan pada bagian yang tidak terkena
cahaya tidak berpengaruh. Hal ini ini menghasilkan bayangan foto.
Proses fotografi inibelum selesai, butir-butir perak bromide yang tak teraktifkan dapat
tereduksi menjadi logam perak hitam bila terkena cahaya. Bayangan film harus difikasi (diikat).
Hal ini menyebabkan logam perak hitam yang dihasilkan dari pengembangan melekat pada film
dan perak hitam yang dihasilkan dari pengembangan melekat pada film dan perak bromide sisa
dihilangkan (dicuci). pengikat yang digunakan umumnya adalah Natrium tiosulfat. Pada proses
pengikatan ini., AgBr (p) dilarutkan dan ion perak kompleks tercuci.
AgBr (s) + 2 S2O32- [Ag(S2O3)2]3- + Br2. Penyepuhan
Larutan elektrolit yang digunakan pada penyepuhan komersial amat rumit komposisinya.
Setiap komponen memainkan peranan dalam pembentukan hasil akhir berupa penyepuhan yang
halus dan mengkilat. Beberapa logam, misalnya, tembaga, perak dan emas, umumnya
disepuhkan dari larutan ion kompleks siano. Pada reaksi elektrolisis di bawah ini obyek yang
disepuh dibuat sebagai katode dan batang tembaga sebagai anode.
Anode : Cu + 4CN- [Cu(CN)4]3- + eKatode: [Cu(CN)4]3- + e- Cu + 4 CN-

Perubahan bersih secara sederhana mencakup pemindahan logam tembaga Cu dari ion
kompleks [Cu(CN)4]3-. Keuntungan lain dari penyepuhan tembaga Cu dari larutan [Cu(CN)4]3-.
Keuntungan lain dari penyepuhan tembaga Cu dari larutan [Cu(CN)4]3- ialah pembentukan 1 mol
tembaga per Faraday, bukan mol per Faraday jika digunakan larutan Cu2+.
3. Pengasingan Ion Logam
Ion logam dapat berlaku sebagai katalis reaksi-reaksi yang tak dikehendaki pada proses
industry, atau dapat mengubah sifat-sifat bahan dalam proses industri. Sehingga, dianggap
penting untuk membersihkan air dari logam-logam pengotor. Logam pengotor ini, misalnya Cu 2+,
biasanya hanya terdapat dalam jumlah kecil. Pengendapan ion logam ini dari larutan dapat
dilakukan bila Ksp pengendapannya sangat kecil.
Salah satu metode pengolahan air melibatkan pengkelatan. Pengkelat yang banyak dipakai ialah
garam asam ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA), misalnya garam natriumnya.

Gambar 1. Garam natrium EDTA


Sebagai gambaran, tetapan pembentukan [Ca(EDTA)]2- dan [Mg(EDTA)]2- cukup
besar (Kf= 4 x 1010 dan 4 x 108) sehingga konsentrasi Ca2+ (aq) dan Mg2+ (aq) dapat diturunkan ke
titik dimana ion ini tidak mengendap jika ditambahkan pereaksi umum, seperti sabun (Petrucci,
1987).
1. Pencegahan dan pemecahan kerak yang dibentuk oleh logam
Ligan Heksadentat EDTA merupakan zat pengelat yang mempunyai afinitas yang
sangat kuat terhadap ion-ion logam tertentu dan dapat mengasingkan (sequester) ion-ion tersebut
secara efektif dalam larutan (Oxtoby, 2003). Mekanisme pencegahan kerak meliputi Chelating,
sequestration, complexation, antiprecipitation, protective colloid, threshold treatment, dispersan,
deflocculant, antinucleation, dan lain-lain. Chelation adalah pembentukan senyawa kompleks
dari ion logam dengan mengunakan molekul organic atau anorganik, senyawa kompleks tersebut
dapat terlarut atau tak terlarut. Sequestration didefinisikan sebagai pembentukan senyawa
kompleks terlarut dari suatu logam. Sequestering agent yang biasa dipakai antara
lain nitrilotriacetic acid (NTA), ethylene diamine tetraacetic (EDTA), hydrotyethyl ethylene
diamine triacetic acid (HEDTA), dan lin-lin. Bila sequestering agent ditambahkan ke dalam
larutan yang mengandung ion logam maka senyawa kompleks akan terbentuk, pembentukan
kerak tidak terjadi karena ion logam telah terkomplekkan. Senyawa kompleks tersebut
mempunyai nilai stabilitas tertentu, yang dinyatakan dalam konstanta stabilitas kation yang
terkomplekkan. Bila ada dua atau lebih ion logam dalam larutan sebagaimana yang terjadi pada
air alam, terdapat rekasi kompetisi terhadap sequestering agent. Reaksi pembentukan senyawa
kompleks antara ion logam dan sequestring agentmerupakan reaksi setimbang, dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain pH, temperature, jenis dan konsentrasi padatan terlarut, dan lain-lain.
Banyak kation dapat dikomplekkan pada suatu kondisi tetap.

Sequestring agent jenis EDTA atau NTA saat ini banyak digunakan khususnya dalam
pengolahan air boiler. EDTA dan NTA membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan
banyak kation pengganggu pembentuk kerak dan deposit seperti Ca 2+, Mg2+, Fe3+, Fe2+, Cu2+, dan
lain-lain. Bila dalam larutan terdapat beberapa kation dan konsentrasi molar dari sequestering
agent melebihi nilai total konsentrasi molar ion-ion logam, bahan tersebut akan membentuk
kompleks dengan ion logam yang memiliki afinitas yang lebih kuat. Afinitas ion-ion logam
terhadap sequestering agent EDTA mempunyai nilai yang berbeda dan besarnya sesuai dengan
urutan sebagai berikut:
Na+ < Ba2+ < Mg2+ < Ca2+ < Fe2+ < Cu2+ < Fe3+
Jadi EDTA akan membentuk senyawa kompleks lebih besar dengan ion kalsium dari pada
dengan ion magnesium, juga lebih besar dengan Fe 2+ dari pada dengan ion kalsium. Reaksi
pembentukan kompleks ion logam dengan EDTA mengikuti persamaan sebagai berikut :
4M+ + H4EDTA M4-EDTA + 4H+
Untuk pengkomplekan setiap satu ppm ion magnesium dibutuhkan EDTA sebanyak 12 ppm, dan
untuk pengomplekkan setiap 1 ppm ion kalsium diperlukan EDTA sebanyak 7,4 ppm, seperti
yang ditunjukkan oleh tabel 2.
Tabel 2. Konsentrasi EDTA dan garam natriumnya yang dibutuhkan untuk mengomplekkan 1
ppm ion kalsium, ion magnesium, dan ion barium.
Bahan pengomplek
Kelarutan
pH larutan
Jumlah (ppm) yang dibutuhkan untuk
g/100 ml
air
mengkomplekkan 1 ppm logam alkali
H2O-79 0F
tanah
2+
Mg
Ca2+
Ba2+
EDTA
0,02
2,3
12
7,4
2,1
Disodium etilen diamin
11,1
5
15,4
9,5
2,7
tetra asetat dihidrat
Trisodium etilen diamin
57
8,4
15,6
9,6
2,8
tetra asetat mono hidrat
Tetrasodium etilen
103,9
10,3
16,9
10,4
3
diamin tetra asetat
dihidrat
(Salimin, 2006)

2. Metalurgi

Dalam metalurgi, ekstraksi perak dan emas dengan pembentukan senyawa kompleks
siano dari bijihnya dan pemurnian logam nikel menjadi senyawa kompleks karbonil merupakan
contoh yang khas bagi manfaat senyawa kompleks dalam proses ini. Dalam bijih logam yang
mengandung emas atau perak sekalipun kecil kadarnya, keduanya dapat dipisahkan secara
ekstraksi dengan larutan sianida dalam air yaitu dengan membentuk senyawa kompleks yang
larut.
4Au (s) + 8CN- (aq) + O2 (g) + 2H2O () 4[Au(CN)2]- (aq) + 4OH -(aq)
Selanjutnya ion kompleks ini dipisahkan dari material-material tak larut yang lain dengan
penyaringan (biasanya dengan penambahan ion Na+), kemudian ke dalam larutan senyawa
kompleks ditambahkan logam elektropositif Zn sehingga terjadi pemisahan emas:
2 [Au(CN)2]- (aq) + Zn (s)

[Zn(CN)4]- (aq) + 2 Au (s)


Metode distilasi fraksional yang sangat terkenal adalah proses Mond (Ludwig Mond,
1839 - 1909 ahli kimia Inggris dari Jerman) untuk pemurnian logam nikel. Gas
karbonmonoksida dialirkan lewat logam nikel yang tidak murni pada temperatur sekitar 70 oC
sehingga terbentuk senyawa kompleks [Ni(CO)4] yang sangat volatil (mudah menguap, titik
didih 43oC), tetapi sangat beracun.
Ni (s) +
4 CO (g)

[Ni(CO)4] (g)
Selanjutnya senyawa kompleks ini dapat dipisahkan dari senyawa-senyawa lain yang lebih sukar
menguap dengan destilasi. Pemanasan lebih lanjut senyawa kompleks ini pada 200 oC akan
diperoleh logam murni Ni, dan gas CO yang dibebaskan dapat dipakai ulang dalam proses
pengambilan logam Ni.
Ni(CO)4] (g)
Ni (s) + 4 CO (g)
A. Dalam kimia analitik
1. Analisis Kualitatif
Pada pemisahan dan pengenalan kation dalam bagan analisa kualitatif Ag +, Pb2+, dan
Hg22+ mula-mula diendapkan sebagai klorida. Seluruh kation umum yang lain membentuk
klorida yang dapat larut. PbCl 2 (p) dipisahkan dari AgCl (p) dan HgCl 2 (p) berdasar kelarutannya
yang lebih besar di dalam air panas. AgCl (p) dipisahkan dari Hg 2Cl2 (p) berdasar kelarutannya
dalam NH3 (aq).
Pada bagian lain bagan analisis kualitatif diinginkan untuk mengendapkan CdS sebagai
Sulfida dengan penambahan Cu2+. Pada keadaan biasa, Cu2+ akan mengendapkan serentak
dengan Cd2+, sebab Ksp untuk CuS lebih kecil dari pada CdS. (6,3 x 10 -36 dengan 8 x 10-27).
Tetapi dengan penambahan CN- berlebih sebelum penjenuhan dengan H2S, pemisahan antara
kedua kation terjadi, sesuai reaksi berikut :
Cd2+ + 4CN- [Cd(CN)4]2- Kf = 7,1 x 1018
2Cu2+ + 10 CN- 2 [Cu(CN)4]3- + C2N2 (g)
Reaksi diatas merupakan rekasi oksidasi reduksi dimana Cu2+ direduksi menjadi Cu+ dan
terkompleks dengan CN-. Ion kompleks [Cu(CN)4]3- sangat mantap, dimana nilai Kf adalah 1 x
1028. Konsentrasi Cu+ bebas pada kesetimbangan dengan ion kompleks sangat rendah. Jika suatu
larutan yang mengandung ion kompleks ini dijenuhkan dengan H 2S, Ksp untuk Cu2S tidak
tercapai. Sebaliknya, pada kondisi yang sama Cd 2+] pada kesetimbangan dengan
[Cd(CN)4]2- cukup besar sehingga Ksp CdS tercapai.

2. Penetuan kesadahan air dengan Titrasi EDTA


Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi dengan
EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut.
Kejadian total tersebut dapat dianalisis secara terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic
Absorption Spectrophotometry).
Asam Ethylenediaminetetraacetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA) bentuk
satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung
kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Hitam T atau Calmagite ditambahkan ke
suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 0,1, larutan
menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan
magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium telah
manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang
menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu titik
akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA
ditambahkan ke larutan buffer.
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk
titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih tinggi, 12,
Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca 2+ dengan indikator
murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat di masking dengan H2S.
EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk
penentuan Ca ataupun hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg oleh
karena itu EDTA direkomendasikan. http://ginoest.wordpress.com
B. Bidang Kesehatan
3.
Terapi khelasi
Terapi khelasi adalah metode pengobatan dengan menggunakan bahan utama EDTA
(Ethylene Diamine Tetracetik Acid ) dan nutrien lain yang dilarutkan dalam 500 ml larutan infus
steril, kemudian dimasukan ke dalam tubuh langsung melalui pembuluh darah vena. Terapi
khelasi berasal dari kata yunani CHELE yang berarti capit , sehingga prinsip terapi khelasi ini
adalah mencapit dimana yang dicapit disini adalah logam-logam berat yang banyak masuk
kedalam
tubuh
manusia
karena
berbagai
polusi
seperti
timah
hitam,
aluminium,merkuri,kadmium,dan bahan-bahan kimiawi lainnya.
Polutan tersebut dapat masuk kedalam tubuh kita dan beredar dalam pembuluh darah
melalui polusi asap industri, makanan modern seperti makanan kaleng,bahan pengawet,bahan
pewarna,bahan penyedap, dll. Terapi khelasi ini lebih bersifat detoksifikasi atau menghilangkan
dan menetralkan racun yang masuk kedalam tubuh kita yang mengakibatkan proses
atherosklerosis tersebut. Bahan bahan polutan dalam tubuh yang telah dicapit oleh EDTA akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui ginjal sebagai urine dalam keadaan masih seperti aslinya
tanpa dimetabolisme. Keuntungan terapi khelasi :
Memperbaiki fungsi organ tubuh secara alamiah dengan membersihkan zat-zat beracun dari
dalam tubuh dan memperbaiki aliran darah.
Memperbaiki organ organ secara menyeluruh tidak hanya satu organ saja

Vitalitas setelah khelasi meningkat


Biaya lebih ringan dibanding dengan operasi

Gambar 2. EDTA
http://askep-kesehatan.blogspot
1. Kompleks kalsium disodium EDTA (CaNa2EDTA) sebagai pengikat logam timbal (Pb) dalam
tubuh manusia
Pengobatan utama untuk orang-orang yang memiliki kadar timbal dalam darah cukup
tinggi atau yang memiliki gejala keracunan yaitu dengan terapi khelasi. Pengobatan kekurangan
zat besi, kalsium, dan seng yang diiringi dengan meningkatnya penyerapan timbal, adalah bagian
dari pengobatan untuk keracunan timbal. Ketika bahan makanan yang mengandung timbal
masuk kedalam saluran pencernaan (dibuktikan dengan sinar-X), seluruh proses dalam usus,
cathartics, endoscopi, atau bahkan mungkin pembedahan digunakan untuk menghilangkannya
dari usus dan pencegahan penyebaran lebih lanjut. Jika terdapat timbal dalam otak
Anticonvultans dapat diberikan untuk mengendalikan kekejangan dan pengobatan untuk
mengendalikan pembengkakan otak termasuk kortikosteroid dan manitol. Pengobatan keracunan
timbal organic meliputi proses menghilangkan timbal dari kulit, pencegahan penyebaran lebih
lanjut, mengobati kejang dan mungkin terapi khelasi untuk orang dengan konsentrasi timbal
dalam darahnya tinggi dengan kadar timbal darah di atas 25 ug / dL (Wikipedia, 2010).

Gambar 3. struktur CaNa2EDTA


Untuk mengeluarkan Pb dari dalam tubuh maka tingkat ekskresi harus dinaikkan. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan khelat. Zat khelat yang dipakai untuk membuang logam

beracun (timbal) dari dalam tubuh harus membentuk senyawa yang stabil dengan ion logam
tersebut. Adapun khelat yang cocok untuk digunakan adalah Kalsium disodium EDTA
(CaNa2EDTA) yang merupakan senyawa kompleks. Zat pengkhelat ini hanya cocok untuk orang
dewasa, sedangkan pada anak-anak jarang digunakan zat ini. Di dalam tubuh, kalsium (Ca) akan
digantikan oleh timbal (Pb) karena bisa membentuk senyawa yang lebih stabil dengan EDTA.
Kalsium disodium EDTA (CaNa2EDTA) ini dalam bentuk infus yang diberikan kepada penderita
keracunan timbal (Pb). Faktor yang menentikan stabilitas kompleks adalah berdasarkan pada
sifat-sifat baik agen khelating dan logam khelat. Stabilitas konstan kompleks dapat secara
kuantitatif dinyatakan dalam nilai persamaan kesetimbangan, yang tergantung pada struktur atom
dari logam khelated. Sebagai contoh, konstanta stabilitas untuk logam berbeda dengan EDTA
berada pada skala yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Stabilitas logam terhadap EDTA
Metal
Na Li Ba
Sr
Mg Ca
Mn
Fe
Co
Zn
Cd
Pb
Ni
K
1,7 2,8 7,8 8,6 8,7 10,6 13,4 14,4 16,1 16,1 16,4 18,3 18,4
(log)
dimana logam dengan k konstan yang lebih tinggi bersaing untuk agen chelating dengan logam
nilai stabilitas lebih rendah dan akhirnya menghapus kedua
Pemberian kalsium disodium EDTA (CaNa2EDTA) yang akan mengkhelat timbal
(Pb) dari tulang dan jaringan lunak, sehingga membentuk ion kompleks PbNa 2EDTA yang stabil
dan secara cepat juga akan diekskresikan melaui urin. CaNa2EDTA merupakan kompleks dan Pb
merupakan ion logam. Berdasarkan deret volta sifat reduktor Pb lebih kecil dibandingkan dengan
Ca. Hal ini berarti kemampuan oksidasi Pb lebih kecil dibandingkan dengan Ca sehingga posisi
Ca di EDTA akan digantikan oleh Pb. Sehingga Pb 2+ akan berikatan dengan Na2EDTA dan
terbentuk kompleks PbNa2EDTA yang stabil . Akibatnya Pb akan keluar dalam bentuk larutan
berupa air seni. Sedangkan Ca2+ akan tertinggal dalam tubuh sebagai zat gizi. Jadi kompleks
kalsium disodium EDTA (CaNa2EDTA) dapat digunakan sebagai pengikat logam timbal (Pb)
dalam tubuh manusia sehingga timbal (Pb) yang bersifat racun dapat keluar dari dalam tubuh
manusia tersebut. Pertukaran tersebut terjadi sebab [Pb Na2(EDTA)] (Kf = 1 x 1018) lebih
mantap dibanding [Ca Na2(EDTA)]2- (Kf = 4 x 1010).
Pb2+ + [CaNa2(EDTA)] [PbNa2(EDTA)] + Ca2+
Derajat kemantapan yang tinggi dari kompleks EDTA dan beberapa lainnya dapat dijelaskan
dengan adanya cincin kelat beranggotakan lima dalam kompleks tersebut (Flora, 2010).
1. EDTA sebagai antikoagulan
Dalam dunia kedokteran darah sangat diperlukan untuk pemeriksaan penyakit secara
medis. Darah cepat membeku, oleh karena itu diperlukan suatu zat yang dapat membuat darah
tidak membeku untuk mempermudah pemeriksaan secara labororium. Antikoagulan adalah zat
yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam
proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan
dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera
setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang
lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis.

Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan


tertentu. Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium),
mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki
keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah,
sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED,
hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb. K 2EDTA biasanya digunakan
dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang,
darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi,
trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung,
segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung dengan
lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan
darah. http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/antikoagulan.html
I.

REFERENSI
Aksep, 2008. Terapi Khelasi. http://askep-kesehatan.blogspot.com (diakses 4 agustus 2010).
Flora, J.s. and Pachauri, V., 2010. Chelation in Metal Intoxication. International Journal of
Enviromental Research and Public Health 7 : 2745-2788, 2010.
Ginoest.
2010. Penentuan
Kesadahan
air
dengan
http://ginoest.wordpress.com/2010/03/23/17. (diakses 4 agustus 2010)

titrasi

EDTA.

Keenan, dkk., 1992. Ilmu Kimia untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.


Laboratorium Kesehatan. 2009. Antikoagulan. http://labkesehatan.blogspot.com.
Oxtoby, dkk., 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.
Petrucci, R.H., 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern ed IV jilid 3. Erlangga : Jakarta.
Wikipedia, 2010. Lead Poisoning. http://en.wikipedia.org/wiki/Lead_poisoning#Treatment
(diakses tanggal 3 Agustus 2010)

Sumber: http://asytifebliza.blogspot.com/2011/12/aplikasi-senyawakompleks-dalam-bidang.html#ixzz3tt9ZiEh1

Você também pode gostar