Você está na página 1de 13

oleh

NAMA : ELVIA ROZAK


KELAS : D3 AK2
NIM : 8323118245

KATA PENGANTAR

Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian
karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik di sadarai ataupun
tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa
barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal
dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang
efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan
manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen
apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen
diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orangorang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

B. Definisi Manajemen

Pengertian atau Definisi Manajemen : Asal kata 'Manajemen' adalah dari bahasa Perancis
kuno yaitu "mnagement", yang artinya adalah seni melaksanakan dan mengatur.Hingga saat
ini kata inipun belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Definisi Manajemen menurut Ricky W. Griffin adalah mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Definisi Manajemen menurut Mary Parker Follet adalah manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Secara sederhana, manajemen adalah apa yang dilakukan oleh manajer. Walaupun begitu,
pernyataan sederhana itu tak banyak bercerita kepada kita, bukan? Penjelasan lebih jauh
tentang manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga
pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Kita
telah mengetahui bahwa mengoordinasikan pekerjaan orang lain mrupakan hal yang
membedakan posisi manajerial dan posisi non-manajerial. Walau begitu, ini tidak berarti
bahwa manajer dapat melakukan apa yang mereka inginkan setiap saat. Manajemen juga
melibatkan efisiensi dan efektivitas penyelesaian aktivitas-aktivitas kerja organisasi.
Efisiensi adalah memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil, digambarkan
sebagai melakukan segala sesuatu secara benar.
Manajemen juga memfokuskan pada efektivitas yaitu menyelesaikan kegiatan-kegiatan
sehingga sasaran organisasi dapat tercapai, digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu
yang benar.

C. Manajemen sebagai Ilmu

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan
didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti
dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang
diujudkan dalam bentuk suatu teori.

D. Manajemen sebagai Seni

Manajemen sebagai suatu seni, memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan
diperlukan kerja sama dengan orang lain, bagaimana cara memerintahkan pada orang lain
agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing
( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana
mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh
dari pengalaman, pengamatan, dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen. Pengertian manajemen sebagai seni menurut para ahli yaitu:

Mary Parker Follet


Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.
Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para
manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain
untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara
melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut
Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja
yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi.

E. Manajemen sebagai Profesi


Dalam zaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus dimanajemenin, dalam arti aturan
yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen sudah merupakan suatu
profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus

dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang besar.

Edgar H Schein dalam bukunya yang berjudul Organization Socialization and The Profession
of Management menguraikan karakteristik atau kriteria-kriteria sesuatu bisa dijadikan suatu
profesi yaitu :
1. Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku
dalam situasi dan lingkungan, hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya
pendidikan-pendidikan yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang
profesional. Misalnya Akademi Pendidikan Profesi Manajemen, kursus-kursus dan
program-program latihan dan lain sebagainya.
2. Para profesional memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar prestasi
kerja tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama dan
kriteria-kriteria lainnya.
3. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.

F. Tingkatan Manajemen

Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan


tingkatannya. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi
manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan
dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di
puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:

1. Manajemen lini garis-pertama (first-line management) adalah tingkatan manajemen


paling rendah dalam suatu organisasi yang mengelola pekerjaan karyawan nonmanajerial yang terlibat dalam produksi dan penciptaan produk organisasi.Dan
mereka tidak membawahi manajer yang lain. Mereka sering disebut penyedia
(supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor (foreman).
2. Manajemen menengah (Middle Management) adalah manajer diantara tingkatan lini
pertama dan tingkatan puncak organisasi yang megelola pekerjaan para manajer lini
pertama. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan
para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional. Jabatan yang
termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer
pabrik, atau manajer divisi.
3. Manajemen Puncak (Top Management) adalah manajer di dekat tingkatan puncak
organisasi yang bertanggung jawab membuat keputusan yang berlingkup keseluruhan
organisasi dan menyusun sasaran serta rencana yang mempengaruhi organisasi secara
keseluruhan. . Contoh top management adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO
(Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

Dibawah ini adalah gambar piramida tingkatan manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain dengan
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel
dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah,
berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.

G. Fungsi Manajemen

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)


Fungsi manajemen menurut beberapa penulis antara lain :
1. Ernest Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan
Controlling.
2. Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
3. James Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
4. Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
5. Lindal F. Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating,
Controlling.
6. Dr. SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
7. Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
8. DR. Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading,
Communicating, Controlling.
9. The Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling,
Improving.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi,
dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat,
yaitu:
1. Merencanakan (planning) adalah fungsi manajemen yang mencakup proses
mendefinisikan sasaran, menetapkan srategi untuk mencapai sasaran itu, dan
menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan sejumlah kegiatan.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban


kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

2. Mengorganisasi (organizing) adalah fungsi manajemen yang mencakup proses


menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana
cara mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa harus melapor ke siapa, dan dimana
keputusan harus dibuat. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut.
3. Memimpin (Leading) adalah fungsi manajemen yang mencakup memotivasi
bawahan, mempengaruhi individu atau tim sewaktu mereka bekerja, memiliki saluran
komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan dengan berbagai cara masalah

perilaku karyawan.
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu:
Mengambil keputusan.
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka

bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki
pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.

4. Mengendalikan (Controlling) adalah fungsi manajemen yang mencakup mamantau


kinerja aktual, membandingkan aktual dengan standar, dan membuat koreksinya, jika
perlu.
Peran Manajer

Seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang
dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran
itu ke dalam tiga kelompok, yaitu peran antarpribadi, peran informasional, dan peran
pengambilan keputusan. Peran antarpribadi adalah peran yang melibatkan orang dan
kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Tiga peran antarpribadi itu meliputi
peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Peran informasional
meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru
bicara. Peran ketiga yaitu peran pengambil keputusan. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan
perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang
dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

Keterampilan Manajer
Mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.
Keterampilan pertama adalah keterampilan konseptual (conceptional skill). Manajer tingkat
atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan
demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai
proses perencanaan atau planning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat
rencana kerja. Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut
juga keterampilan kemanusiaan (humanity skill). Komunikasi yang persuasif harus selalu
diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang
persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah,
maupun bawah. Keterampilan ketiga adalah keterampilan teknis yang pada umumnya
merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini

merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan


program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, dalam bukunya Business 8th Edition menambahkan
dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu keterampilan manajemen waktu
dan keterampilan membuat keputusan.
Kemampuan manajemen waktu merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus
Lew Frankfort dari. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun.
Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu,
maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan.
Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun
demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya
berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Keterapilan kedua, yaitu keterampilan membuat keputusan, adalah kemampuan untuk
mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan
membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan.
Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif
yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap
alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir,
manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

Você também pode gostar