Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Praditya Putra Perdana
145020307111010
145020300111044
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
SEPTEMBER 2016
8.1 AUDIT PLAN (PERENCANAAN PEMERIKSAAN)
b. Komputer
c. Mesin Pembukuan
3. Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam menyusun
budget dan pemilihan tenaga-tenaga yang akan ditugaskan di klien tersebut)
d. Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, Laba Rugi tahun lalu dan sekarang
e. Client contact
1. Presiden direktur
2. Controller
3. Chief Accountant
4. Penasihat hukum
f. Accounting, Auditing & Tax Problem
1. Accounting problem
Perubahan metode pencatatan dan manual ke computer
Revaluasi fixed asset
Perubahan metode atau tarif penyusutan
2. Auditing problem
Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan
Perubahan accounting policy
3. Tax problem
Masalah rastitusi, Kekurangan penyetoran
Adanya dua pembukan dalam perusahaan
a.d.2. Hal-Hal yang Memengaruhi Klien
Bisa didapatkan dari majalah-majalah ekonomi/surat kabar, antara lain: Business News,
Ekonomi Keuangan Indonesia.
Contoh: adanyan peraturan-peraturan baru yang dapat memengaruhi klien
a.d.3 Rencana Kerja Auditor
Hal-hal yang penting antara lain :
a. Staffing
1. Nama Partner
2. Nama Manager
3. Nama Supervisor
4. Nama Senior
5. Nama Asisten
b. Waktu Pemeriksaan
1. Waktu dimulai suatu pemeriksaan
2. Berapa lama waktu pemeriksaan
3. Dead Line dalam arti laporan pemeriksaan
selesai kapan?
dikirim kemana, sampainya kapan?
kepada siapa report itu dikirim?
4. Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan.
Tarif yang dibebankan
Keuangan,
(Neraca)/Laba
Rugi
(L/R
Hal-hal Tambahan:
d. Bantuan yang dapat diberikan klien
1. Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
2. Membuat schedule-schedule
Aging Schedule
Rincian Harga Tetap
Rincian Utang dan Piutang
Rincian Biaya yang Masih Harus Dibayar
e. Time Schedule
Misal:
Bulan November:
1. Review Internal Control
2. Tentative Audit Program (audit program sementara)
Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan dan instruksi bagaimana harus menyelesaikan
suatu pemeriksaan.
Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan.
Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien.
Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distandarisasi dan digunakan di setiap
kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai kondisi dan situasi di
perusahaan (tailor made). Akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance
test dan substantive test
Prosedur Audit Program:
*Tes Ketaatan (Compliance Test) atau Test of Recorded Transactions adalah tes terhadap bukti
pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap
transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah
ditetapkan manajemen
*Substantive Test adalah tes terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan
(Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif)
Untuk itu di perlukan audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh audit evidence
seperti konfirmasi, observasi, inspeksi, Tanya jawab(inquiry) dan lain-lain
8.4 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS
Dalam PSA no .25 diberikan pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan resiko audit dan
materialitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan berdasarkan
standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
1. Risiko audit dan materialitas memengaruhi penerapan standar auditing, khususnya
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
2. Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak
memodifikasikan pendapat sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.
3. konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal bai ksecara individu atau keseluruhan
adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia
4. laporan keuangan mengandung salah saji metrial yang memiliki dampak secara
individual atau keseluruhan dengan signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan
keuangan tidak disajikan dengan wajar.
5. Dalam perencanaan audit, seorang auditor berkepentingan dalam hal-hal yang material
terhadap laporan keuangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan atau
melaksanakan untuk memperoleh kepercayaan bahwa salah saji yang disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan.
6. istilah kekeliruan berarti salah saji yang tidak sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan. kekliruan itu sendiri mencakup:
a. kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber
penyusunan laporan keuangan.
b. estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau
salah tafsir kata
c. kekeliruan dalam penerapan standar akuntansi yang berkaitan dengan jumlah
klasifikasi, cara penyajian, dan pengungkapan.
7. Meskipun kecurangan merupakan pengertian luas dari segi hukum, kepentingan auditor
secara khusus berkaitan dengan tindakan curang yang menyebabkan salah saji material
dalam laporan keuangan.
17. Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. kedua risiko
yang disebut lebih dulu ada daripada risiko deteksi, terlepas dilakukan atau tidaknya audit
atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan
dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri.
AR= IR x CR x
DR
18. Risiko deteksi yang dapat diterima oelh auditor dalam merancang prosedur audit
tergantung pada tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo akun
atau golongan transaksi dan tergantung atas penetapan auditor terhadap risiko bawaan.