Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1.
Rumusan Masalah
Beton geopolimer adalah beton yang terbentuk dari material geopolimer
sebagai bahan matriks dan agregat mineral sebagai bahan inklusi. Studi tentang
kemampuan untuk mencapai kuat tekan yang baik pada geopolimer adalah dengan
komposisi campuran yang tepat akan memperoleh hasil yang baik. pada umumnya
menganalisa geopolimer berdasarkan sifat kimia dan sifat fisik dengan
memberikan variasi waktu untuk memperoleh kuat tekan maksimal, acid
resistance, kesetimbangan geopolimer dan juga variasi suhu curing.
Hafizi, 2013 membuat pasta geopolimer dengan menggunakan NaOH
yang dilarutkan dalam aquades dengan variasi konsentrasi yang telah ditentukan
(6M, 10M, 14M). Kemudian waterglass (Natrium Silika) dilarutkan kedalamnya
dengan rasio perbandingan NaOH : Natrium Silika adalah 1 : 2,5. Abu terbang
(perbandingan abu terbang/natrium silika adalah 3 :1) kemudian diaduk dengan
larutan sebelumnya dan kemudian dicetak. Tahap terakhir adalah pemberian
temperatur curing dengan variasi 260C, 600C dan 900C dan kemudian diuji dan
dianalisa. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
proses pemadatan geopolimer (geopolymer solidification). Geopolimer optimum
yang diperoleh dengan konsentrasi alkali 14 M dan temperatur curing pada suhu
600C.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Menghasilkan paving block berstandard mutu SNI 03-0691-1996 dan
dapat diaplikasikan sesuai dengan golongannya menurut kuat tekan
yang diperoleh.
2. Mengetahui hasil optimum uji kuat tekan geopolimer dengan
memvariasikan konsentrasi alkali aktivator NaOH dengan waterglass
(natrium silika).
1.4
Urgensi Penelitian
Dalam pembuatan bahan konstruksi dengang paving block ini akan
dilakukan pengantian semen portland dengan fly ash yang mengandung silika
yang tinggi yaitu 76,2%. Sedangkan material air akan digunakan larutan alkali
yaitu NaOH sebagai pelarut didalam pencampuran fly ash dan bahan tambahan
yang lain adalah sodium silika. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan
beton yang aplikatif pada kontruksi dan memiliki daya saing terhadap semen
portland sebagai bahan dasar pembuatan beton. Material ini diharapkan lebih
ramah lingkungan tanpa menghasilkan emisi berupa CO2. Serta diharapkan
mendapatkan kuat tekan yang tinggi dan dapat digunakan didalam bahan
kosntruksi sesuai dengan SNI 03-0691-1996.
1.5
Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah karya ilmiah.
1.6
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dan mampu mengurangi
limbah padat berupa abu terbang yang merupakan limbah terbesar yang dapat
dimanfaatkan dibanding dibuang ke landfill dan mengurangi penggunaan biaya
pembersihannya. Selain aplikatif, penelitian ini diharapkan mampu menjadi
refernsi teori untuk penelitian pengembangan pembuatan geopolimer berikutnya.
Pengertian Geopolimer
Geopolimer merupakan bahan atau mineral yang berupa anorganik yang
disintesa melalui proses polimerisasi. Unsur-unsur anorganik yang memiliki
struktur kristal ini akan diubah menjadi bentuk amourfus seperti karakter polimer.
Dengan demikian, geopolimer memiliki struktur mineral amorfus hingga semi
kristalin (Nessya, 2012). Pada tahun 1978, istilah geopolimer diperkenalkan oleh
Davidovits untuk pertama kalinya menemukan sebuah perekat alternatif pengganti
semen yang dikenal dengan geopolimer. Pembuatan material geopolimer
menggunakan bahan yang banyak mengandung unsur-unsur silikon dan
alumunium. Unsur-unsur tersebut banyak ditemukan pada limbah industri, seperti
abu terbang dan abu sawit. Beton geopolimer memberikan keuntungan dalam hal
pemanfaatan limbah hasil buangan pabrik sebagai bahan yang dapat digunakan,
meskipun perbedaan tempat asal sumber material berpengaruh terhadap tingkat
hasil kekuatan (Astuti, 2014).
Geopolimerisasi melibatkan reaksi kimia dari alumina-silikat oksida
(Si2O5, Al2O2) dengan alkali polisilikat yang menghasilkan ikatan polimer Si-OAl. Polisilikat umumnya berupa natrium atau kalium silikat yang disuplai oleh
industri kimia atau bubuk silika halus sebagai produk sampingan dari proses
ferro-silicon metallurgy. Tidak seperti semen Portland/pozzolanic biasa,
geopolimer tidak membentuk calcium-silicate-hydrates (CSHs) untuk
pembentukkan matriks yang menyusun kekuatannya, tetapi merupakan hasil
proses polikondensasi dari prekusor silika dan alumina serta kandungan alkali
yang tinggi untuk mencapai kekuatan strukturalnya. Oleh karena itu istilah
geopolimer kadang-kadang diganti menjadi pengikat alumina silikat teraktivasi
oleh alkali (alkali-activated alumino silicate binders).
2.2
Accesory
Mineral
Quartz
Hematite
Biotite
Rutile
Orthoclase
(Feldspars)
Albite
(Feldspars)
Sumber : Davidovits, 2008
SiO2
2.65
Fe2O3
K2O.MgO.Al2O3.3SiO2.H
2O
TiO2
K2O.Al2O3.6SiO2
5.26
Na2O.Al2O3.6SiO2
2.63
2.63
2.4
3.2
3.3
Prosedur Penelitian
1. Persiapan Bahan Baku dan Peralatan
Bahan baku atau bahan prekursor yang digunakan dalam penelitian
ini adalah abu terbang (fly ash) yang berasal dari PT. Indah Kiat Pulp and
Paper. Sebelum digunakan, fly ash disaring terlebih dahulu menggunakan
ayakan 100 - 200 mesh dengan tujuan agar reaksi polimerisasi dapat
berlangsung dengan baik.
Mould yang akan digunakan sesuai dengan ukuran benda uji
berbentuk silinder yang telah disebutkan sebelumnya dilakukan
pembersihan tersebut agar mould tidak mengandung senyawa lainnya.
Kemudian dinding mould diberi pelumas agar mempermudah pembukaan
hasil geopolimer. Khusus pencetakan beton geopolimer, dinding mould
harus dilapisi dengan plastik agar mudah dibuka.
Aktivator alkali yang digunakan pada percobaan ini adalah
campuran sodium silika dengan kalium hidroksida. Kalium hidroksida
Pre-Treatmen Penelitian
Langkah awal pada peroses ini adalah dengan mencampurkan fly
ash yang telah diayak dengan aktivator alkali. Penggabungan tersebut
diberi pengadukan dengan tujuan agar bahan tercampur dengan homogen.
Setelah pengadukan, bahan tersebut dimasukkan kedalam mould berbentuk
silinder yang telah dilapisi pelumas berdiameter 4 cm dan tinggi 8 cm.
Adonan dipadatkan agar campuran mengisi seluruh sisi mould. Mould
yang telah berisi beton geopolimer dilakukan pre-curing selama 24 jam.
Idealnya akan diperoleh beton geopolimer yang telah mengeras dan dapat
terlepas dari mould. Selanjutnya, mould ditutup dengan plastik atau
aluminium foil dan dilakukan curing selama 24 jam didalam furnace.
Selanjutnya produk yang diperoleh akan uji karakterisasi yang telah
ditentukan.
Persiapan Bahan
Uji XRF
waterglass
Alkali Aktivator
DATA
Analisa dan Kesimpulan
3.5
Variabel Penelitian
Variabel proses yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua yaitu
variabel tetap dan variabel berubah.Variabel tetap dalam penelitian ini adalah
Perbandingan massa fly ash 0,35 cm dan Perbandingan massa waterglass 1,5 M.
Variabel berubah dalam penelitian ini adalah Konsentrasi liquid activator
(NaOH) 10 M, 12 M, 14 M, Temperatur perawatan (curing temperature) 60, 70
dan 80 0C.
3.6
Indikator Capaian
Indikator yang akan dicapai melalui ini adalah menghasilkan paving block
yang kuat dan dapat digunakan sebagai bahan kontruksi oleh masyarakat didalam
kehidupan sehari-hari.
3.7
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu terhadap variasi
konsentrasi NaOH dan temperatur yang digunakan. Data dianalisa dengan
menggunakan alat uji kuat tekan, porositas, dan X-Ray Diffraction (XRD).
3.8
No
Bulan Ke
1
2
3
4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
Penelusuran literatur
Persiapan alat dan bahan
Pelaksanaan penelitian
Pengujian hasil
Penyusunan laporan dan jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Winda H. 2014. Karakteristik Mortar Geopolimer Abu Sawit Dengan
Variasi Modulus Aktivator. Skripsi Sarjana. Pekanbaru : Universitas Riau.
Clarke, B.1992, Structural Fill, University of Newcastle Upon Tyne, UK.
Cripwell, J.B. 1992, Pulveriszed Fuel Ash : Understanding The Material,
National Seminar The use of PFA in construction, Concrete Technology
Unit, Department of Civil Eengineering, University of Dundee.
Endika, Eko. 2013. Pengaruh penambahan silica fume pada campuran paving
block terhadap karakteristik paving block. Skripsi Sarjana. Pekanbaru:
Universitas Riau.
Hafisi, Ahmad. 2013. Experimental Study On The Kinetics Of Geopoymers
Solidification. A project dissertation submitted to the Chemical
Engineering Programme : University Teknologi Petronas.
Julharmito. 2015. Pemanfaatan Abu Terbang (Fly Ash) Batubara Sebagai Bahan
Campuran Beton Geopolimer. Skripsi Sarjana. Pekanbaru : Universitas
Riau.
Lloyd, N.A dan Rangan, B. V. (2010), Geopolymer Concrete with Fly Ash, Curtin
University of Technology,Western Australia.
Nugraha, P, dan Antoni. 2007. Teknologi Beton. Yogjakarta: Andi.
Putra, Arie. 2013. Pengaruh variasi bentuk paving block terhadap kuat tekan.
Skripsi Sarjana. Pekanbaru: Universitas Riau.
Satya, M. 2002. Pengaruh subtitusi abu sekam padi terhadap kuat tekan paving
block. Skripsi Sarjana. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
SNI 03-0691-1996. 1996. Bata beton (paving block). Bandung: Badan
Standardisasi Nasional.
Septia, P. (2011). Studi Literatur Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Rasio
NAOH:Na2SiO3, Rasio Air/Prekursor, Suhu Curing, Dan Jenis Prekursor
Terhadap Kuat Tekan Beton Geopolimer, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Tribuana Nanan, 2002, Pengolahan Abu Terbang PLTU Batu Bara, Majalah
Insinyur Indonesia.
10