Você está na página 1de 23

AQIDAH ISLAMIYAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah agama islam

Dosen pengampu : M. Ulin Nuha. Lc. M.Us

Di susun Oleh:
Kelompok 5/1B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Abna Choirotun Nisa


Ilham Priya Lestanto
Nurul Arvi K
Diah Ayu Lestari
Dewi Ervina Agnys
Bayu Anggoro
Assa Chalimatus Sadiyah

201412112
201412113
201412115
201412116
201412117
201412118
201412125

PROGAM STUDI AGAMA ISLAM


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul AQIDAH ISLAM
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian AQIDAH ISLAM atau yang lebih
khususnya membahas pengertian aqidah islam,ruang lingkup pembahasan aqidah
,kemahaesaan allah dan lain-lain. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang AQIDAH ISLAM
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Kudus, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... .. 2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 4
A. Latar Belakang masalah............................................................................
B. Tujuan penulisan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN TEORI................................................................................
A. Pengertian aqidah...................................................................................... 5
B. Ruang lingkup pembahasan aqidah.......................................................... 6
C.Rukun Iman............................................................................................... 7
D. Percaya Kepada Allah.................................................................................8
D. Percaya kepada malaikat.......................................................................... 9
E.Percaya kepada Kitab................................................................................10
F. Percaya kepada Rosul...............................................................................11
G. Percaya kepada hari akhir.........................................................................12
H. Percaya kepada qadha dan qadar............................................................13
I. Aqidah dari sudut Pandang ilmu.................................................................14
J. Manfaat mempeajari ilmu aqidah..............................................................15
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 16
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah
SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di
dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT
menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia
diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di
bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber
daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya
yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus
mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan
Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak luput dari aqidah
yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah
kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah aqidah itu?
2. Apakah sumber dari aqidah?
3. Bagaimana aqidah jika di tinjau dari sudut pandang ilmu?
4. Apakah manfaat aqidah ?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu
aqidah secara etimologis dan terminologis, sumber-sumber aqidah, pengertian
aqidah yang ditinjau dari ayat-ayat Al Quran, ruang lingkup pembahasan dan
manfaat dari aqidah untuk seorang muslim.
4
BAB II PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN AQIDAH ISLAM

Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) :


Kata "aqidah" diambil dari kata dasar "al-aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), alIbraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat),
asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan alitsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan
al-jazmu (penetapan).
Aqidah artinya sesuatu yang dipercayai dan diyakini oleh hati manusia, sesuai
ajaran islam dengan berpedoman kepada al-quran dan al Hadist (sunnah rosul) .
Manusia terlahir sudah menyatakan iman kepada allah waktu dalam berada dialam
azali, firman Allah dalam surat AlAraf 172
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As Sunah, bukan dari
akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa
yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk
diyakini dan diamalkan.
Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)
Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa
menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan
kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.j
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia
di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
5

Dalam pengertian lain aqidah berarti pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia,

dan kehidupan, dan tentang apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan
dunia, serta hubungan kehidupan dengan apa yang ada sebelum dan sesudah
kehidupan dunia.
Pemikiran menyeluruh inilah yang dapat menguraikan uqdah al-kubra
(permasalahan besar) pada diri manusia, yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan;
siapa yang menciptakan alam semesta dari ketiadaannya? Untuk apa semua itu
diciptakan? Dan ke mana semua itu akan kembali (berakhir).

5
B.

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AQIDAH

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:


1. Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti
wujud Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain
2. Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain
sebagainya
.
3. Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I
(dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur,
tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.

6
C. RUKUN IMAN

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Umar Ibni Al-Khattab r.a bahawa
di dalam pertemuan malaikat Jibril dengan Rasulullah saw di dalam sebuah majlis
yang dihadiri oleh ramai sahabat-sahabat Rasulullah saw maka Jibril telah
mengemukakan pertanyaan kepada Rasulullah saw yang bermaksud:Jibril telah berkata kepada Rasulullah, kamu terang kepadaku mengenai iman maka
jawab Rasulullah, iman itu ialah bahawa kami beriman kepada Allah, kepada
malaikat, kepada kitab-kitab, kepada rasul-rasul, kepada hari kemudian dan kamu
beriman bahawa habuan dan peruntukan bagi kamu sama ada baik atau buruk
adalah semua daripada Allah swt, maka Jibril pun berkata kamu telah berkata
benar.

Jadi, dari ayat Al-Quran dan hadith dapatlah disimpulkan bahawa iman itu ialah 6
perkara iaitu:
1. Percaya kepada Allah
2. Percaya kepada Malaikat
3. Percaya kepada Kitab
4. Percaya kepada Rasul
5. Percaya kepada Hari Kiamat
6. Percaya kepada Qada dan Qadar

7
D. PERCAYA KEPADA ALLAH SWT
Erti beriman dengan Allah Taala itu ialah mengetahui, percaya dan beriktikad
dengan perkara-perkara yang wajib, perkara-perkara mustahil dan perkara yang
harus bagi Allah Taala.

Beriman dengan Allah juga bermaksud:


1. Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
2. Membenarkan dengan yakin akan keEsaan Allah, baik dalam perbuatanNya
menjadikan alam dan makhluk seluruhnya mahupun dalam menerima ibadat
setiap makhluk
3. Membenarkan dengan yakin bahawa Allah bersifat dengan segala sifat
kesempurnaan, suci dari segala kekurangan dan suci juga dari menyerupai
segala yang baharu

Wahai sekalian manusia! Beribadatlah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan
kamu dan orang-orang yang terdahulu daripada kamu supaya kamu (menjadi orangorang yang ) bertaqwa
(Surah Al-Baqarah:21)
Artinya bahwa Allah itu adalah pencipta setiap benda yang ada di ala ini termasuk
bumi langit dan planet-planet yang lain, yang dapat dilihat atau tidak, semuanya
adalah kepunyaan Allah swt

8
Percaya kepada Allah ini adalah pokok kepada kepercayaan atau rukun-rukun iman
yang lain kerana dengan adanya Allah maka adanya yang lain-lain itu.

1. Tauhid Rububiyah dan Uluhiyyah Allah swt


2. Tauhid Rububiyah bermaksud hanya Allah sahaja sebagai Rabb (pencipta,
pemilik, pemerintah, memberi rezeki dan seumpamanya). Tidak boleh
dijadikan, dianggap atau dirasakan yang lain sebagai rabb atau bersamasama Allah menjadi Rabb.
3. Tauhid Uluhiyyah bermaksud orang Islam yang beriman dengan keimanan
yang sebenar, dia hanya mengambil Allah sebagai Ilah. Dia tidak meletakkan
Allah bersama-sama yang lain sebagai Ilah. Allah sahaja sebagai pujaan dan
sembahannya. Maklud Ilah ialah sesuatu yang dipuja dan disembah.
4. Mempelajari dan memahami ajaran Allah
5. Maksud beriman kepada Allah juga sepatutnya kita mempelajari dan
memahami segala yang datang daripada Allah melalui RasulNya sama ada
dalam al-Quran atau al-Sunnah. Maksud beriman kepada Allah bukan
sekadar percaya tentang kewujudan Allah tetapi termasuk juga segala apa
yang datang daripada Allah swt
Yakin dan Melaksanakan Petunjuk Allah swt
Antara maksud dan tuntutan iman kepada Allah ialah yakin terhadap apa yang
datang daripada Allah. Yakin dengan kebenaran, kesempurnaan Islam sebagai satu
Din yang shamil dan kamil serta terbaik

8
E. PERCAYA KEPADA MALAIKAT
artinya ialah bahawa Allah telah menjadikan sejenis makhluk halus yang keadaan
asalnya tidak boleh dilihat, bukan lelaki dan bukan perempuan. Hidup mereka
sentiasa taat kepada perintah Allah tanpa sesekali menderhakainya. Malaikat
dijadikan oleh Allah daripada cahaya. Sabda Rasulullah saw (terjemahanya):
Malaikat itu dijadikan daripada cahaya, jin dijadikan daripada api yang tidak berasap
& dijadikan nabi Allah Adam sebagaimana yang diterangkan iaitu daripada tanah
(Hadith riwayat Muslim)
Di samping manusia dan makhluk lainnya yang bersifat fisik, Allah
menciptakan makhluk yang bersifat ghaib, yaitu jin, malaikat, dan setan. Jin adalah
makhluk yang bersifat ghaib; tidak tampak secara kasat mata dan menghuni
dunianya sendiri yang bersifat ghaib pula. Jin memiliki tugas yang sama dengan
manusia, yaitu beribadah kepada Allah, karena itu kebaikan dan keburukan pun
terjadi di dunia jin. Jadi di dalam dunia jin terdapat jin yang baik dan yang jahat. Di
samping jin, terdapat pula setan yang lebih ditampilkan dalam bentuk kekuatan
halus yang membisikkan keburukan kepada manusia dan jin. Sedangkan makhluk
lainnya adalah malaikat yang lebih menggambarkan kekuatan baik. Baik setan
maupun jin tidak diperoleh
gambaran secara pasti di kalangan para hali tafsir, jadi bisa dalam bentuk
makhluk yang bersifat halus dan ghaib atau mungkin saja berupa kekuatan yang
membisikkan yang buruk dan baik Yang pasti bahwa kedua makhluk tersebut
berpengaruh kepada manusia dalam bentuk bisikan untuk berbuat baik dan buruk ke
dalam hati manusia yang dilakukan oleh jin dan manusia sebagaimana dinyatakan.
Alquran:

Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)


manusia. raja manusia.. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan

yang biasa bersembunyi,. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada


manusia dari (golongan) jin dan manusia
(QS. Al.Nas, 114:1-6)
9
Dengan pernyataan ayat di atas dapat dipahami bahwa ada suatu kekuatan ghaib
yang membisikkan keburukan ke dalam hati manusia yang dilakukan oleh setan
dengan perantaraan jin dan manusia.
Dengan demikian setan bisa membentuk makhluk tertentu, yaitu dalam
bentuk jin atau manusia. Beriman kepada yang ghaib diartikan sebagai keyakinan
akan kemahakuasaan Allah yang menciptakannya yang mendorong manusia untuk
selalu menyadari akan adanya godaan dan tipu daya agar manusia terjerat dalam
dosa.
Kesadaran ini diharapkan akan mendorong manusia untuk selalu meminta
perlindungan Allah
dan waspada akan segala kemungkinan bisikan buruk yang datang setiap saat.
Ingat kepada Allah dan terus menerus konsisten untuk beribadah, berdoa dan
bekerja sesuai dengan
perintah-Nya merupakan implikasi nyata dari iman kepada yang ghaib.

Hikmat Beriman Kepada Malaikat


1. Seseorang itu menyedari bahawa dia sentiasa diawasi oleh Malaikat maka
dia akan sentiasa menjaga tingkah laku yang berkelakuan baik, menjaga tutur
kaya yang walau dimana dia berada
2. Seseorang akan segera insaf dan tidak mengulangi kesalahan dan kesilapan
kerana menyedari setiap tutur kata dan gerak laku yang tidak terlepas
daripada catitan Malaikat Raqib & Atid
3. Seseorang muslim akan sentiasa melakukan apa yang disuruh Allah dan
menghindar apa yang dilarang Allah supaya selamat di alam kubur kerana dia

mengetahui apabila dia mati, dia akan ditanya dan diseksa oleh Malaikat di
dalam kubur

9
E. PERCAYA KEPADA KITAB
Orang-orang Islam wajib percaya bahawa Allah swt telah menurunkan beberapa
buah kitab kepada rasul-rasulNya. Isi pengajaran kitab-kitab itu adalah mengandungi
ajaran-ajaran mengenai amal ibadat untuk akhirat dan juga petunjuk-petunjuk untuk
memperbaiki kehidupan manusia di dunia
Kitab-kitab yang wajib diketahui ialah:
1. Zabur : Nabi Daud (dalam bahasa Qibti)
2. Taurat : Nabi Musa (dalam bahasa Ibrani)
3. Injil : Nabi Isa (dalam bahasa Suryani)
4. Al-Quran : Nabi Muhammad saw (dalam bahasa Arab)

Firman Allah swt yang bermaksud:


Pada mulanya manusia itu adalah umat yang satu (menurut agama Allah yang satu
tetapi akhirnya mereka telah berselisih faham), maka Allah telah mengutuskan nabinabi sebagai pemberi khabar gembira (kepada orang-orang yang beriman dengan
balasan syurga), dan pemberi amaran (kepada yang engkar dengan balasan azab
neraka), dan Allah menurunkan bersama nabi-nabi itu kitab-kitab suci yang
mempunyai keterangan-keterangan benar untuk menjalankan hukuman di antara
manusia mengenai apa yang mereka pertikaikan
(Surah Al-Baqarah: 213)

Al-Quran merupakan kitab terakhir sekali diturunkan oleh Allah & penutup kepada
segala kitab-kitab yang terdahulu

10
F. PERCAYA KEPADA ROSUL
Seseorang Islam diwajibkan beriman bahawa Allah telah mengutuskan beberapa
orang rasul yang dipilihNya daripada jenis manusia yang cukup sempurna. Mereka
membimbing manusia kepada kehidupan yang membawa kebahagiaan di dunia dan
akhirat
Sifat-sifat yang wajib bagi Rasul:
1. Siddiq Benar pada segala percakapan, perkhabaran & perbuatan
2. Amanah Jujur dan tidak membuat kesalahan
3. Tabligh Menyampaikan semua perintah Allah kepada manusia
4. Fathonah- Bijaksana

1. Arti Rasul dari segi bahasa : Utusan yang menyampaikan sesuatu perutusan
seseorang kepada orang lain
2. Arti Rasul dari segi istilah: Lelaki utusan Allah yang menerima wahyu Allah
untuk dirinya yang wajib disampaikan kepada umat manusia agar mereka
dapat melalui jalan yang lurus dan diredhai Allah
3. Dari segi keaslian : al-Quran tetap asli tidak ada perubahan dan tidak mampu
dipinda oleh manusia manakala kitab-kitab lain berubah dan tidak asli

4. Al-Quran sesuai untuk semua zaman dan tempat, manakala kitab-kitab lain
untuk tempoh-tempoh tertentu sahaja
5. Bahasa Al-Quran adalah bahasa arab yang hidup pemakainnya sepanjang
masa, iaitu sentiasa digunakan oleh ramai dan banyak negara di seluruh
dunia

11
G. PERCAYA KEPADA HARI AKHIR
Beriman kepada hari Akhirat merupakan masalah yang paling berat dari segala
macam akidah dan kepercayaan manusia. Sejak zaman sebelum Islam sampailah
sekarang manusia telah memperkatakan masalah ini. Para ahli fakir selalu
menempatkan persoalan ini sebagai inti penyelidikan, sebab beriman kepada hari
akhirat akan membawa manusia kepada keyakinan adanya satu kehidupan duniawi
dan penciptaan manusia. Demikianlah pentingnya masalah ini hingga turunnya ayatayat Allah menerangkan kedudukan hari Akhirat.

Lima fasa pola beriman kepada hari Akhirat:


1. Tahap kehancuran makhluk yang ada di muka bumi. Terjadi gempa bumi, di
mana gunung-gunung menjadi debu, air laut mendidih meluap-luap, bintangbintang berguguran, langit bergulungan, sedang manusia mabuk dan pitam.
Kemudian musnahlah segala makhluk sama ada yang bernyawa mahupun
tidak, hanya Allah yang tetap kekal
2. Hari kebangkitan di mana manusia akan dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan dipadang Mahsyar

3. Diperlihatkan seluruh amal perbuatan di dunia dahulu. Tidak ada yang


tersembunyi sama ada yang jahat mahupun yang baik, sekalipun sebesar
zarah
4. Hari menghisab di depan mahkamah keadilan Allah, dimana manusia akan
memperolehi keputusan yang paling adil tanpa ada penganiayaan
5. Hari keputusan di mana manusia akan menerima ganjaran yang setimpal
dengan amalannya. Di sini saat yang dijanjikan akan dipenuhi sebagai tujuan
penciptaan manusia. Mereka yang banyak amal kebajikan ditempatkan di
syurga dan banyak amalan kejahatan akan ditempatkan di neraka

12
Kepentingan Beriman dengan Hari Akhirat
1. Memperbaharui kesedaran tentang hakikat adanya alam akhirat yang
merupakan tempat manusia menerima balasan dan juga tempat yang kekal
abadi untuk semua manusia
2. Mempertingkatkan keimanan dengan merasai keagongan Allah Rabul-Alamin
selaku pemerintah dan penguasa serta tuan punya Alam, pencipta dan
pemilikan hari Akhirat dan segala isi kandungannya
3. Melembutkan hati manusia dengan mengingati mati dan Hari Akhirat
4. Mengalakkan orang Islam melakukan maruf (kebaikan) dan meninggalkan
kejahatan

12

H. PERCAYA KEPADA QADHA DAN QADAR


Maksud Takdir
1. Takdir ataupun ketentuan Allah terhadap makhluknya khususnya manusia
dapat dibahagikan kepada dua:
2. Ketentuan tentang nature yang mengandungi sebab musabab
3. Takdir atau ketentuan Allah terhadap makhlukNya, khususnya manusia

Sikap Orang Islam Dalam Menerima Takdir Allah


1. Menerima dan redha terhadap apa yang ditakdirkan oleh Allah, kerana Allah
Maha Adir dan tidak mungkin melakukan kezaliman terhadap makhlukNya.

Apa yang Allah tentukan kepada manusia di luar dari pilihan manusia adalah
kebijaksanaan dan keadilan Allah. Ada sesuatu hikmah di sebalik ketentuan
itu. Mungkin apa yang kita rasa baik adalah buruk bagi kita dan demikianlah
sebaliknya. Allah Maha Mengetahui apa yang tidak kita ketahui
2. Mestilah bersabar sekiranya Allah takdirkan sesuatu yang buruk yang berlaku
ke atas diri kita. Mungkin di sebalik apa yang berlaku itu ada sesuatu yang
baik yang Allah akan anugerahkan kepada kita

13
I. AQIDAH DARI SUDUT PANDANG ILMU
Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu -sesuai konsep Ahlus

Sunnah wal Jamaah- meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah


ghaibiyyaat (hal-hal ghaib), kenabian, takdir, berita-berita (tentang hal-hal yang
telah lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hukum yang qathi (pasti), seluruh
dasar-dasar agama dan keyakinan, termasuk pula sanggahan terhadap ahlul
ahwa wal bida (pengikut hawa nafsu dan ahli bidah), semua aliran dan sekte
yang menyempal lagi menyesatkan serta sikap terhadap mereka.
Disiplin ilmu aqidah ini mempunyai nama lain yang sepadan dengannya, dan
nama-nama tersebut berbeda antara Ahlus Sunnah dengan firqah-firqah
(golongan-golongan) lainnya.

Penamaan Aqidah Menurut Ahlus Sunnah:


Di antara nama-nama aqidah menurut ulama Ahlus Sunnah adalah:
1. Al-Iman
Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam AlQur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, karena aqidah
membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits yang masyhur disebut
dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus Sunnah sering
menyebut istilah aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.[5]
2. Aqidah (Itiqaad dan Aqaa-id)
Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu aqidah dengan istilah Aqidah
Salaf: Aqidah Ahlul Atsar dan al-Itiqaad di dalam kitab-kitab mereka.[6]

14
3. Tauhid
Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar
Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma
wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu aqidah yang paling mulia dan
merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu
Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.[7]
4. As-Sunnah
As-Sunnah artinya jalan. Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para
penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah aqidah. Dan
istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.[8]
5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah

Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang


qathi serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.[9]
6. Al-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu
kumpulan hukum-hukum ijtihadi.[10]
7. Asy-Syariah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa
Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok
adalah Ushuluddin (masalah-masalah aqidah).[11]

Itulah beberapa nama lain dari ilmu Aqidah yang paling terkenal, dan adakalanya
kelompok selain Ahlus Sunnah menamakan aqidah mereka dengan nama-nama
yang dipakai oleh Ahlus Sunnah, seperti sebagian aliran Asyaairah (Asyariyyah),
terutama para ahli hadits dari kalangan mereka.
14
J. MANFAAT MEMPELAJARI ILMU AQIDAH
Antara beberapa kepentingan dan manfaat mempelajari ilmu akidah adalah:
1. Supaya terhindar daripad ajaran-ajaran sesat yang akan merosakan akidah
seseorang terhadap Allah swt
2. Meneguhkan keimanan dan keyakinan kepada sifat-sifat kesempurnaanNya
3. Memantapkan akidah seseorang supaya tidak terikut dan terpengaruh dengan
amalan-amalan yang boleh merosakan akidah
4. Audit dan Timbangan Amalan. Antaranya perkara yang akan dialami oleh
manusia di akhirat ialah hisab dan timbangan amalan

5. Balasan Syurga dan Neraka. Berdasarkan nas-nas al-Quran menunjukkan


bahawa orang yang mempunyai amalan baiknya banyak sehingga
memberatkan timbangan amalan baik ia akan dimasukan ke dalam syurga,
manakala mereka yang sebaliknya akan dimasukan ke dalam neraka
6. Dapat mengeluarkan hujah-hujah yang boleh mematahkan hujah daripada
pihak lawan yang cuba memesongkan akidah seseorang

Kepentingan Akidah Dalam Kehidupan Manusia


1. Akidah Sebagai Asas
2. Akidah Sebagai Penentu atau Pendorong

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Aqidah artinya sesuatu yang dipercayai dan diyakini oleh hati manusia, sesuai
ajaran islam dengan berpedoman kepada al-quran dan al Hadist (sunnah rosul) .

Manusia terlahir sudah menyatakan iman kepada allah waktu dalam berada dialam
azali, firman Allah dalam surat AlAraf 172
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As Sunah, bukan dari
akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa
yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk
diyakini dan diamalkan.
Atas dasar ini, akidah merzcerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu
menciptakan mu'jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman
permulaan Islam.
Keyakinan harus di dasari dengan mengesakan Allah, karena barang siapa
yang menyakin adanya Tuhan maka hendaknya harus yakin bahwa Allah itu
esa/satu. Seperti di tuangkan pada surat Al Ikhlas bermakna memurnikan ke esaan
Allah SWT, diterangkan bahwa kandungan Al-Quran ada tiga macam: Tauhid, kisahkisah dan hukum-hukum. Dan dalam surat ini terkandung sifat-sifat Allah yang
merupakan tauhid. Dinamakan surat Al-Ikhlash karena didalamnya terkandung
keikhlasan (tauhid) kepada Allah dan dikarenakan membebaskan pembacanya dari
syirik (menyekutukan Allah )

16
DAFTAR PUSTAKA

http://beritaislam.mywapblog.com/pengertian aqidah-secara-bahasadan-isti.xhtml
http://www.islamgrid.gov.my/articles/akidah/akidah.php

Buku AQIDAH AKHLAQ Agus Hermawan M.A penerbit AN-NUR kudus


2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Aqidah

17

Você também pode gostar