Você está na página 1de 7

TUGAS ILMU BAHAN REKAYASA

Anissa Rizky Cesaria


21030113140174
Stainlees steel kini banyak digunakan serta diproduksi oleh pabrik pabrik. Sebenarnya
ada lebih dari 50 jenis stainless steel dimana secara umum pengelompokannya itu didasarkan
pada 3 hal, yaitu struktur metalurgi, sistem penomeran AISI dan sistem penomeran
UNIFIED. Secara umum stailess steel ada 5 yaitu :
1. Austentic
Kandungan didalamnya kromium, nikel dan mangan
Proses pembutan dengan cold working
Ketahanan korosi baik
Kekuatan baik
Agak magnetic
2. Ferritic
Kandungan utama kromium
Proses pembutan dengan cold working
Magnetic
Tahan terhadap korosi dan oksidasi
Ductilitas baik
3. Martensitic
Kandungan utama kromium
Proses embutan heat treatment
Magnetic
Ductilitasnya baik
Tahan terhadap korosi tetapi dilingkungan yang sejuk
4. Precipitation Hardening
Kandungan didalamnya kromium, nikel, Aluminium dan tembaga
Tahan terhadap tekanan
Solution Treatment
5. Duplex
Gabungan dari austentic dan ferritic
Resistan tinggi terhadap korosi yang disebabkan oleh klorid
Kekuatan baik
Dalam pembuatan stainless steel ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai
berikut :
1. Ketahanan korosi / panas
Ketahanan bahan terhadap korosi baik pada suhu, lingkungan tertentu
2. Sifat Mekanik
Kekuatan terhadap tekanan, suhu serta lingkungan tertentu

3. Proses operasi
Bagaimana detail proses pembuatannya nantinya
4. Total biaya
Total biaya yang dikeluarkan pada saat pembuatan
A. Ketahanan Korosi / panas
Kromium merupakan salah satu bahan yang tahan terhadap korosi. Apabila
kromium disatukan dengan oksigen, maka campuran keduanya akan membentuk
lapisan tipis di permukaan stainlees steel. Dimana lapisan itu sangan penting
melindungi stainless steel dari korosi ataupun panas. Selain itu pemilihan material juga
didasarkan pada ketahanan terhadap lingkungan yang menyebabkan korosi seperti
suhu, waktu, konsentrasi serta kondisi atmosfer.
B. Sifat Mekanik
a. Austenitic
Memiliki sifat mekanik yang baik
Pada suhu ruangan, ketahanan mencapai 207 1379 Mpa
Ductilitas serta toughness baik pada tekanan tinggi
Pembutannya dengan cold working, dimana ketahanannya akan semakin
baik
b. Ferritic
Mengandung 12 % kromium
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatannya adalah ketebalan
stainless steel
Ketahanan terhadap korosi baik
Ketahanan baik
c. Martensitic
Suhu kritis 870 oC
Sangat kuat dan keras
Untuk tahan terhadap korosi serta ductilitasnya baik harus di tempering
Berdasarkan sifat mekanik dibagi menjadi 2 yaitu komposisi karbon rendah
dan komposisi karbon tinggi
d. Precipitation Hardening
Tahan terhadap suhu tinggi
Ketahanan mencapai 1793 Mpa
Ductilitasnya serta ketahanan korosinya baik
Sifat Mekanik : Suhu Tinggi
Stainless steel digunakan pada suhu maksimal 2000

F, karena memiliki

ketahanan yang baik terhadap korosi serta oksidasi pula. Dalah hal ini, analisa suatu
bahan terhadap suhu tinggi sangat penting karena berimbas pada penggunaannya.

Sifat Mekanik : Suhu Rendah


Logam dengan pembuatan dengan suhu rendah harus memiliki kerenggangan yang kuat
dan ductilitas yang bak. Contohnya Austensitic dengan suhu kritis sebesar -253 oC
C. Proses operasi
D. Total biaya
Sifat perpindahan panas
Stainless steel sering digunakan sebagai heat exchanger karena stainless steel mampu
meningkatkan efisiensi perpindahan panas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perpindahan panas yaitu sebagai berikut :

jenis cairannya
kecepatan cairan
kesetimbangan alami.

Pembuatan
Pembuatan stainless steel didasarkan pada 3 hal dalam menentukan bahan yang akan
dipilih yaitu sebagai berikut :

ketahanan korosi
sifat mekanik
kekuatan serta fabrikasi.

Hal tersebut sangat perlu diperhatikan untuk menghasilkan stainless steel yang baik
Pembentukan dengan panas
Stainlees steel dibentuk dengan menggunakan panas seperti rolling, extrusion dan
forging. Cara yang biasa digunakan yaitu hot rolling untuk produk standart. Proses
pembuatannya adalah sebagai berikut :

E.

Pembentukan tanpa panas


Stainless steel dengan pembentukan tanpa panas lebih kuat, pemanjangan yang baik
serta sebagian besar dapat tahan dalam suhu tinggi.
Permesinan
Mesin stainless steel memiliki karakteristik berbeda dengan mesin mesin lainnya.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan mesin stainless
steel adalah sebagai berikut :
Spesifikasi mesin
Menggunakan analis mesin stainless steel untuk mengetahui kecocokan mesin
Memastikan kondisi mesin
Penggabungan
a. Pengelasan
Stainless steel hampir semua mengalami pengelasan dengan metode yang kini
sudah banyak digunakan dalam industri. Dengan variasi tersebut ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut :
Memperhatikan prosedur untuk menjaga ketahanan korosi stainless steel
Mempertahankan sifat mekanik
Memperhatikan hal hal tertentu yang menyebabkan distorsi panas
i.
Martensitic
Pada saat pendinginan, memungkinkan adanya keretakan yang dapat
ditanggulangi dengan pemanasan cepat. Logam pengisi untuk pengelasan biasanya
merupakan logam dasar
ii.
Ferritic
Ada beberapa kesulitan dalam pengelasan perritic stainless steel yaitu
pertumbuhan butir yang berlebihan, sensititasi serta kurangnya duktilitas. Untuk
menghindari hal diatas logam pengisi pengelasan dipadukan dengan nitrogen dan
karbon
iii.
Austenitic
Masalah yang muncul adalah tidak kuatnya terhadap panas tetapi hal tersebut
dapat diminimalisir dengan mencampur dengan karbon
iv. Precipitation hardening
Pengelasan dilakukan dengan 2 tahap yaitu pra dan pasca untuk menjaga sifat
mekanik

b. Soldering
Stainless steel mudah disolder tetapi ada sedikit masalah dengan suhu
penyolderan. Asam fosfat yang biasa dipilih karena tahan terhadap korosi
c. Brazing
Paduan pematri biasanya adalah tembaga, seng dimana memerlukan perlakuan
khusus agar tidak menyebabkan korosi dan ketahanan menurun utamanya pada suhu
tinggi
d. Fastening
Pilihan yang baik untuk mematri stainless steel karena tidak menimbulakan efek
seperti korosi dan sebagainya
Perlindungan permukaan dan pembersihan
Perlindungan permukaan stainless steel sangat diperlukan untuk mencegah adanya
oksidator masuk sehingga dapat menyebabkan terjadinya korosi. Pelindung stainless steel
memiliki beberapa kriteria yaitu tahan terhadap kondisi lingkungan serta mudah dihapus.
Stainless steelpun juga perlu dibersihkan untuk membuatnya tampak mengkilat.

APPENDIX A
Tipe korosi
1. Pitting merupakan korosi dimana terdapat lubang kecil dipermukaan tetapi didalamnya
sudah terjadi korosi yang cukup parah. Hal ini dikarenakan ada celah untuk masuknya
oksidator (penyebab korosi). Pitting merupakan salah satu korosi yang menyababkan
kecelakaan
2. Crevice corrosion merupakan korosi yang diakibatkan oleh perbedaan konsentrasi
oksigen dimana berakibat pada terbentuknya endapan dipermukaan. Apabila sudah
terbentuk sedikit celah dipermukaannya maka korosi akan berjalan sangat cepat
utamanya apabila ada klorid di sekitar
3. Stress corrosion cracking merupakan korosi yang diakibatkan oleh tekanan dan korosi.
Selain itu mudah terjadi pada lingkungan klorida
4. Other corrosion type merupakan hal yang harus dipertimbangkan juga saat memilih
stainless steel. Korosi lainnya biasanya disebabkan oleh reaksi oksidasi yaitu adanya
oksigen yang menyebabkan korosi
5. Interglanural corrosion yaitu korosi yang

terjadi akibat sensitivitas terhadap

lingkungan. Ada beberapa metode untuk mencegah korosi ini yaitu gunakan stainless
steel pada kondisi anil, pemilihan bahan rendah karbon serta pemilihan stainless steel
yang stabil
6. High temperatur corrosion merupakan korosi dimana apabila stainless steel terkena
suhu tinggi maka akan terjadi keretakan pada lapisan tipis permukaannya dan hal
tersebut yang memicu adanya korosi
7. Oxidation merupakan korosi yang disebabkan oleh reaksi dengan oksigen secara terus
menerus sehingga terjadi reaksi oksidasi lalu mengalami korosi

8. Effect of atmosphere merupakan korosi yang disebabkan adanya uap air. Cold work
merupakan salah satu untuk mencegah banyaknya uap air. Oksidasi terjadi pada suhu
593-982C
9. Sulfidation merupakan korosi yang disebabkan oleh adanya sulfur dalam lingkungan
misalnya sulfur dioksida, hidrogen sulfida dan uap belerang.
10. Sulfur dioksida merupakan korosi yang disebabkan oleh adanya sulfur dilingkungan
yang bereaksi dengan oksigen
11. Hidrogen sulfida merupakan korosi dimana dibutuhkan 17% kromium dalam stainless
steel agar dapat melawan serangan dari sulfida agar tidak terjadi korosi
12. Uap Belerang merupakan korosi yang diakibatkan adanya uap belerang. Pada suhu
571C dimana stainless steel langsung terjadi korosi
13. Flue gas merupakan korosi yang diakibatkan apabila ada gas buang yang mengandung
sulfur makan korosi akan cepat terjadi
14. Other High-Temperature Environments

Você também pode gostar