Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Materi :
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Disusun oleh:
Atiqoh Sabrina Dewi
21030112140166
21030112120001
21030112110058
HIDRODINAMIKA REAKTOR
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Proses Kimia berjudul Hidrodinamika Reaktor ini telah disahkan pada:
Hari, tanggal
Nama / NIM
21030112140166
21030112120001
21030112110058
Kelompok
: 21/ Rabu
Judul materi
: Hidrodinamika Reaktor
Asisten pembimbing,
NIP. 19710501197021001
NIM. 21030110120052
ii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil alamin. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Proses Kimia berjudul
Hidrodinamika Reaktor dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Proses Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Resmi Praktikum Proses Kimia ini
adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan
untuk melengkapi tugas dari Praktikum Proses Kimia. Penulisan laporan ini didasarkan pada
hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta literatur-literatur yang ada baik dari
buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual.
2. BapakLuqman Buchori, ST., MT.sebagai dosen pembimbing materi praktikum
Hidrodinamika Reaktor.
3. Asisten Pengampu Hidrodinamika Reaktor, Luthfi Kurnia Dewi.
4. Teman-teman 2012 yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan
laporan ini. Maka kritik dan saran dari pembaca sangat penyusun harapkan dalam tujuan
menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir
kata, selamat membaca dan terimakasih.
Penyusun
iii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.. ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vii
INTISARI ............................................................................................................................ viii
SUMMARY......................................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3. Tujuan Percobaan ......................................................................................... 1
1.4. Manfaat Percobaan ....................................................................................... 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Reaktor Kolom Gelembung dan Air-Lift ..................................................... 3
2.2. Hidrodinamika Reaktor. ............................................................................... 4
2.3. Perpindahan Massa. ..................................................................................... 7
2.4. Kegunaan Hidrodinamika Reaktor dalam Industri. ..................................... 11
2.5. Tahap Penentuan Koefisien Perpindahan Massa (KLa). ............................. 11
PENUTUP
5.1.Kesimpulan ................................................................................................... 26
5.2.Saran.............................................................................................................. 26
iv
HIDRODINAMIKA REAKTOR
v
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tipe Reaktor Air-Lift ........................................................................................ 4
Gambar 3.1. Rangkaian Alat Utama Hidrodinamika Reaktor ............................................... 14
Gambar 4.1 Hubungan Laju Alir dengan Hold Up Gas ........................................................ 18
Gambar 4.2 Hubungan Laju Alir dengan LajuSirkulasi ........................................................ 20
Gambar 4.3 Hubungan Laju Alir dengan KoefisienPerpindahan Massa............................... 22
Gambar 4.4 Hubungan Waktu dengan KoefisienPerpindahan Massa Gas-Cair ................... 24
vi
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
DAFTAR TABEL
vii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
INTISARI
Reaktor merupakan alat utama pada industri yang digunakan untuk proses kimia yaitu
mengubah bahan baku menjadi produk. Reaktor dibagi berdasarkan cara operasi, fase, dan
geometrinya. Tujuan dari percobaan hidrodinamika reaktor adalah menghitung hold up gas dari
variabel perbedaan laju alir udara, menghitung laju sirkulasi dari variabel perbedaan laju alir udara,
dan menghitung koefisien massa gas-cair.
Hidrodinamika reaktor mempelajari kelakuan dinamis cairan dalam reaktor. Faktor yang
mempengaruhi ialah hold up gas dan laju sirkulasi. Kecepatan sirkulasi cairan sangat dipengaruhi
hold upa gas sedangkan hold up gas dipengaruhi oleh turbulensi. Koefisien perpindahan massa dan
panas serta energi. Perpindahan massa terjadi karena adanya beda konsentrasi. Metode perpindahan
massa antara lain OTR-cd, dinamik, serapan kimia, kimia OTR-col, dan sulfit
Pada percobaan ini, variabel berubah yaitu laju alir udara (3 m/s ; 4 m/s; 5m/s). Variabel
terikat yaitu Na2S2O3.5H2O 0,1 N, t=3 menit, konsentrasi Na2SO3, hc=91,5 cm dan Lc=40cm.
Pelaksanaan percobaan, pertama merakit alat percobaan, lalu mengisi reaktor air lift dengan air
sampai tinggi 91,5 cm, kemudian mengatur laju alir sesuai variabel hingga konstan. Memasukkan
Na2SO3 ke dalam reaktor,lalu mencatat ketinggian fluida pada inverted manometer. Setelah itu
mengambil sampel tiap 5 menit (10 ml) lalu titrasi dengan Na2S2O3.5H2O 0,1 N sampai volume titran
3 kali konstan. Selanjutnya mengukur densitas fluida, lalu memasukkan zat warna pada downcomer
dan mencatat waktu alir zat warna pada panjang lintasan 40 cm. Lalu melakukan pada setiap
variabel.
Hasil percobaan menunjukkan nilai hold up gas semakin tinggi dengan bertambahnya laju
alir dikarenakan semakin bertambah laju alir maka fraksi gas dalam sistem semakin bertambah dan
laju reaksi semakin besar. Semakin besar laju alir maka laju sirkulasi semakin kan besar. Hal ini
disebabkan karena peningkatan laju alir udara menyebabkan daya dorong yang diakibatkan oleh gas
menjadi lebih besar. Semakin besar laju alir pula menyebakan harga KLa akan semakin bertambah
karena laju alir yang besar mengakibatkan mol O2 yang bereaksi semakin besar. Semakin lama waktu
operasi, maka, nilai KLa semakin berkurang karena jumlah Na2SO3 yang bereaksi dengan O2 semakin
sedikit.
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laju alir maka harga hold up gas,laju sirkulasi dan
koefisien transfer massa gas-cair akan semakin besar, sedangkan koefisien perpindahan massa
semakin berkurang seiring dengan bertambahnya waktu. Saran untuk percobaan hidrodinamika
reaktor ialah teliti dalam mengamati perbedaan tinggi manometer dan dalam menentukan titik akhir
titrasi.
viii
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
SUMMARY
Reactor is the main tool used in the industry for the chemical processes that transform raw
materials into products. The reactor was divided based on the mode of operation, phase, and
geometry. The purpose of the reactor hydrodynamics experiment are to calculate the reactor gas holdup of a variable air flow rate differences, calculate the rate of circulation of the air flow rate
difference variable, and calculate the coefficient of the gas-liquid mass.
Reactor hydrodynamics study thedynamicbehavior of liquidin the reactor. Factorsthat
influenceare hold upgasandthe rate ofcirculation. Liquid circulationvelocityis strongly influenced by
hold up while hold upgasis affectedbyturbulence, heatandmass transfercoefficients, as well asenergy.
Mass transferoccursdue tothe presence ofdifferentconcentrations. Anothermethod ofmass
transferbetweenOTR-cd, dynamical, chemicalabsorption, chemicalOTR-col, andsulfite.
Inthisexperiment, the variablethat ischangingthe airflow rate(3 m/s, 4 m/s; 5m/s). Dependent
variable isNa2S2O3.5H2O 0.1N, t=3min, the concentration ofNa2SO3, hc=91.5cmandLc=40cm.
Implementation ofthe experiment, firstassembleexperimentaltool, thenfill thereactorwithwateruntil
thewaterliftheightof 91.5cm, thenset theflow ratecorrespondingtoa constantvariable. Na2SO3insertinto
the reactor, and thenrecord theheight ofthe fluidin theinvertedmanometer. After thattake a
sampleevery5minutes(10 ml) andtitratewith0.1NNa2S2O3.5H2Oto3timesthe volume oftitrantconstant.
Furthermore,measuring thedensity ofthe fluid, then putthe dyein thedowncomerandrecord the
timeonthe dyeflowpath length of40cm. Thenperformon eachvariable.
The experimental resultsdemonstratethe value ofthe highergashold-up with increasingflow
ratedue to theincreasingflow rate ofthegas fractionin the systemandincreasingthe reaction
rateincreases.The greater theflow rate ofthecirculation rateis gettingso big. This is becausean
increase inair flow ratecauses thethrustcausedbythe gasbecomes larger. The greater theflow
ratewillalso causethe priceKLaincreasing becauselargeflow rateresulted inmolesof O2reactgreater.
The longeroperating time, then, the value ofKLaon the wanebecause ofthe amount
ofNa2SO3whichreactswithO2less.
It can be concludedthatthe higher theflow rate, the price of gashold-up, the
ratecoefficientcirculatoryandgas-liquidmass
transferwill
be
even
greater,
whereasthe
moremasstransfer
coefficientdecreased
with
increasingtime.
Suggestions
forexperimentalreactorhydrodynamicsisscrupulous inobserving themanometerheightdifferenceandin
determining theend point ofthe titration.
ix
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
BAB I
PENDAHULUAN
1
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
2
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
BAB II
LANDASAN TEORI
William,2002).
Reaktor air-lift dengan internal loop merupakan kolom bergelembung yang dibagi menjadi 2
bagian, riser dan downcomer dengan internal baffle. Reaktor air-lift dengan eksternal loop
merupakan kolom bergelembung dimana riser dan downcomer merupakan 2 tabung yang
terpisah dan dihubungkan secara horizontal antara bagian atas dan bawah reaktor. Selain itu
reaktor air-lift juga dikelompokkan berdasarkan sparger yang dipakai, yaitu statis dan
dinamis. Pada reaktor air lift dengan sparger dinamis, sparger ditempatkan pada riser dan atau
downcomer yang dapat diubah-ubah letaknya.
Parameter yang penting dalam perancangan reaktor air-lift adalah hold up gas. Hold
up gas pada bagian riser dan downcomer yang besarnya dipengaruhi oleh laju sirkulasi cairan
dan koefisien disperse cairan dalam berbagai daerah. Dalam aplikasi reaktor air-lift terdapat 2
hal yang mendasari mekanisme kerja dari reaktor tersebut, yaitu hidrodinamika dan transfer
gas-cair.
3
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Internal Loop
Eksternal Loop
Gambar 2.1 Tipe Reaktor Air-lift
HIDRODINAMIKA REAKTOR
laju sirkulasi cairan. Kecepatan sirkulasi cairan dikontrol oleh hold up gas, sedangkan hold up
gas dipengaruhi oleh kecepatan kenaikan gelembung. Sirkulasi juga mempengaruhi
turbulensi, koefisien perpindahan massa dan panas serta tenaga yang dihasilkan.
Hold up gas atau fraksi kekosongan gas adalah fraksi volume fase gas pada disperse
gas-cair atau slurry. Hold up gas keseluruhan ().
= +
dimana :
....(1)
= hold up gas
=
dimana :
= hold up gas
....(2)
....(3)
....(4)
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Hold up gas total dalam reaktor dapat dihitung dari keadaan tinggi dispersi pada saat
aliran gas masuk reaktor sudah mencapai keadaan tunak (steady state). Persamaan untuk
menghitung hol up gas total adalah sebagai berikut :
=
dimana :
....(5)
= hold up gas
ho = tinggi campuran gas setelah kondisi tunak (cm)
hi =tinggi cairan mula-mula dalam reaktor (cm)
Hubungan antara hold up gas riser (r) dan donwcomer (d) dapat dinyatakan dengan
persamaan 6 :
=
dimana :
+
+
....(6)
Sirkulasi cairan dalam reaktor air-lift disebabkan oleh perbedaan bulk densitas fluida,
riser dan downcomer. Sirkulasi fluida ini dapat dilihat dari perubahan fluida, yaitu naiknya
aliran fluida pada riser dan menurunnya aliran pada downcomer. Besarnya laju sirkulasi
cairan (Uld) dinyatakan dengan persamaan 7:
=
dimana :
....(7)
tc
= waktu (s)
Laju sirkulasi tidak dihitung pada semua bagian, rata-rata laju sirkulasi cairan dihitung
hanya pada satu daerah. Sedang hubungan antara laju aliran cairan pada riser dan downcomer
ditunjukan oleh persamaan 8 oleh Coulson &Richardson, 1997:
Ulr.Ar = Uld.Ad
dimana :
....(8)
HIDRODINAMIKA REAKTOR
menempati sebagian aliran air, sedangkan lainnya ditempati oleh gas. Hubungan kecepatan
interstifial (VL) dan kecepatan permukaan (VL) dapat ditunjukkan pada persamaan 9 dan 10 :
= 1
= 1
dimana :
....(9)
....(10)
....(11)
= fluks massa
C2
Untuk perpindahan massa oksigen ke dalam cairan dapat dirumuskan sebagai kinetika
proses, seperti di dalam persamaan 12 :
7
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
dimana:
= (1 )
....(12)
....(13)
= bilangan Frandh
Bo = bilangan Bodenstein
Propovic dan Robinson (1989) memperoleh hubungan KLa setelah melakukan
penelitian dalam bioreaktor air-lift dengan eksernal loop dengan larutan CMC (Carboxyl
Methyl Cellulosa) seperti disajikan dalam persamaan 14 :
= 1,911 104 ()0,525 (1 +
dimana :
0,553
)
0,89
....(14)
Koefisien perpindahan gas-cair merupakan fungsi dari laju alir udara atau kecepatan
superfitial gas, viskositas, dan luas area riser dan downcomer/geometric alat.
Pengukuran konstanta perpindahan massa gas-cair dapat dilakukan dengan metode
sebagai berikut :
1. Metode OTR-Cd
Dasar dari metode ini adalah persamaan perpindahan massa (persamaan 12) semua
variabel kecuali K0A dapat terukur. Ini berarti bahwa dapat digunakan dalam sistem
kebutuhan oksigen, konsentrasi oksigen dari fase gas yang masuk dan meninggalkan
bioreaktor dapat dianalisa. Dengan data ini OTR (Oxygen Transfer Rate) dapat dihitung
dengan neraca bioreaktor :
dimana :
] (mol s-1)
....(15)
Fg
HIDRODINAMIKA REAKTOR
K0i
C0 i
2. Metode Dinamik
Metode ini berdasarkan pengukuran C0i dari cairan, deoksigenasi sebagai fungsi
waktu, setelah aliran udara masuk. Deoksigenasi dapat diperoleh dengan mengalirkan oksigen
melalui cairan atau menghentikan aliran udara, dalam hal ini kebutuhan oksigen dalam
fermentasi. Hal ini dapat dilihat dari neraca massa dibawah ini :
()
dimana:
= ( ()) ( 3 1 ) ....(16)
= waktu (s)
dengan asumsi bahwa K0i.A dan C0i konstan, tidak terpengaruh waktu. Hal ini juga
berlaku :
C0i () = konsentrasi keseimbangan pada kondisi tetap
OTR
....(17)
ln[
()(1 )
]
()(2 )
2 1
( 1 )
....(18)
t1 = waktu (s)
t2 = waktu (s)
Persamaan ini dapat diaplikasikan dalam model sistem tanpa konsumsi oksigen
dimana C0i ()= C0i (OTR=0) sama baiknya dengan konsumsi oksigen pada fermentasi.
HIDRODINAMIKA REAKTOR
dimana konsentrasi bulk cairan dalam komponen gas = 0 dan absorpsi dapat mempertinggi
perpindahan kimia.
5. Metode Sulfit
Metode ini berdasarkan pada reaksi reduksi natrium sulfit. Mekanisme reaksi yang
terjadi :
Reaksi dalam reaktor :
Na2SO3 + 0,5 O2 Na2SO4 + Na2SO3(sisa)
Reaksi saat analisa :
Na2SO3(sisa) + KI + KIO3 Na2SO4 + 2KIO2 + I2(sisa)
I2 (sisa) + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI
Mol Na2SO3 mula-mula (a)
=
N Na2SO3
v reaktor
eq
N KI
eq
v KI
=b- 2 (
N Na2SO3
eq
) v Na2S2O3
= 2 ( )
O2 yang masuk reaktor (e)
=
d BM O2
t.60
KLa = 0,008
10
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
2 2 3 .52 )
Mol O2bereaksi(d)= 2 ( )
11
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
2
. 60
Kla = 0,008
12
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Na2S2O3.5H2O 0,1 N
KI 0,1 N
Na2SO3 0,025 N
Larutan amylum
Zat Warna
Aquadest
Beaker glass
Erlenmeyer
Gelas ukur
Pipet tetes
Kompresor
Sendok reagen
Gelas arloji
Rotameter
Inverted manometer
Sparger
Tangki cairan
Reaktor
Picnometer
13
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Tinggi cairan
: 91,5 cm
Konsentrasi Na2SO3.5H2O
: 0,1 N
Konsentrasi Na2SO3
: 0,025 N
Panjang lintasa
: 40 cm
b. Variabel berubah
14
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
3. Densitas Cairan
4. Kecepatan sirkulasi
3.5Prosedur percobaan
1. Menentukan hold-up pada riser dan downcomer
a. Mengisi reaktor dengan air dan menghidupkan pompa, setelah reaktor terisi air
91,5 cm maka pompa dimatikan.
b. Menambahkan Na2SO3 0,025 N ke dalam reaktor, ditunggu 5 menit agar larutan
Na2SO3 larut dalam air.
c. Melihat ketinggian inverted manometer.
d. Hidupkan kompressor kemudian melihat ketinggian inverted manometer setelah
kompresor dihidupkan. Ambil sampel untuk titrasi dan menghitung densitasnya.
e. Menghitung besarnya hold up gas.
2. Menentukan konstanta perpindahan massa gas-cair
a. Mengambil sampel sebanyak 10 ml.
b. Menambahkan KI sebanyak 5 ml ke dalam sampel.
c. Menitrasi dengan Na2SO3.5H2O 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari coklat
tua menjadi kuning jernih.
d. Menambahkan 3 tetes amilum.
e. Menitrasi sampel kembali dengan larutan Na2SO3.5H2O 0,1 N.
f. TAT didapat setelah warna putih keruh.
g. Mencatat kebutuhan titran.
h. Ulangi sampai volume titran tiap 5 menit konstan.
3. Menentukan kecepatan sirkulasi
a. Merangkai alat yang digunakan.
b. Mengisi reaktor dengan air dan Na2SO3 0,01 N.
c. Menghidupkan kompresor.
d. Memasukkan zat warna pada reaktor downcomer.
e. Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh cairan dengan indikator zat warna tertentu
untuk mencapai lintasan yang telah digunakan.
f. Menghitung besarnya kecepatan sirkulasi.
15
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Larutan
(m/s)
(g/ml)
total
0,984
1,31 103
2,62 103
1.84 103
0,986
2,62 103
2,62 103
2,62 103
0,991
6,54 103
3,93 103
5,48 103
2. Laju Sirkulasi
Tabel 4.2 Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Laju Sirkulasi
Laju Alir Udara (m/s)
Ulr (cm/s)
Uld (cm/s)
5,06
7,41
7,38
10,81
13,66
20
3. kLa Rata-Rata
Tabel 4.3 Pengaruh Laju Alir Udara terhadap kLa Rata-rata
Laju Alir Udara (m/s)
559,394
612,475
734,959
16
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Waktu (menit)
kLa (L/s)
1469,875
10
735
15
490
20
367,5
25
294
1469,875
10
735
15
490
20
367,5
1469,875
10
735
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan Laju Alir Udara dengan Hold Up Gas
Dalam percobaan, salah satu faktor penting yang berkaitan dengan laju perpindahan
massa gas-cair adalah hold up gas. Hold up gas merupakan rasio volum gas terhadap rasio
volum gas-cair dalam reaktor yang dipengaruhi oleh kecepatan gas dan pola aliran.
Gambar 4.1 menunjukkan hubungan antara laju alir udara dengan hold up gas di dalam
sistem. Dari Gambar tersebut diperoleh bahwa variabel dengan hold up gas yang paling besar
adalah laju alir udara 5 m/s sedangkan variabel dengan hold up gas yang paling rendah adalah
laju alir 3 m/s. Hal ini disebabkan karena kenaikan laju alir menyebabkan semakin banyaknya
fraksi volum yang terisi dengan gas pada waktu yang sama. Selain itu peningkatan laju alir
menyebabkan laju reaksi menjadi lebih besar sehingga jumlah produk yang terbentuk semakin
banyak. Peningkatan jumlah produk yang semakin banyak menyebabkan jumlah partikel
dalam volum tertentu semakin banyak sehingga rapat massa atau densitas larutan pun juga
semakin besar. peningkatan densitas menyebabkan banyak udara yang terjebak didalam
sistem sehingga fraksi volum gas menjadi lebih besar. fraksi volum gas yang semakin besar
17
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
menyebabkan peningkatan hold up gas. Hal ini sesuai dengan persamaan yang menyatakan
hubungan antara hold up gas dengan kecepatan aliran gas dan densitas larutan sebagai berikut
Dimana :
= hold up gas
Dimana
= hold up gas
0,006
Hold Up Gas
0,005
0,004
r
0,003
d
0,002
total
0,001
0
3
Gambar 4.1 Hubungan antara laju alir udara dengan hold up gas pada sistem
Pada persamaan, diperoleh bahwa hold up gas dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu densitas
larutan dan perubahan ketinggian inverted manometer pada raiser dan downcomer (hr dan
hd) yang bekerja bedasarkan perbedaan tinggia cairan pada reactor. Perbedaan tinggi
tersebut dihasilkan karena masuknya gas ke dalam cairan. Pada percobaan, peningkatan laju
alir gas menyebabkan densitas larutan menjadi lebih besar. hal ini disebabkan karena
18
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
peningkatan laju alir gas membuat laju reaksi menjadi lebih besar sehingga semakin banyak
produk yang terbentuk. Selain itu, peningkatan laju alir gas menyebabkan perbedaan
ketinggian inverted manometer semakin besar. Hal ini disebabkan karena peningkatan laju
alir gas membuat perbedaan tekanan hidrostatik didalam sistem menjadi lebih besar. Oleh
karena itu, semakin besar laju alir maka densitas dan perbedaan ketinggian inverted
manometer menjad lebih besar sehingga hold up gas dalam sistem tersebut menjadi lebih
besar (Widayat dan Kristinah, 2011).
Hold up gas pada raiser dan downcomer dipengaruhi oleh kecepatan kenaikan
gelembung. Sirkulasi juga mempengaruhi turbulensi, koefisien perpindahan massa dan panas
serta tenaga yang dihasilkan. Hold up gas pada raiser lebih besar dibandingkan hold up gas
pada downcomer. Hal ini disebabkan karena laju sirkulasi pada area raiser lebih besar
dibandingkan laju sirkulasi pada zona downcomer. semakin besar laju sirkulasi menyebabkan
peningkatan derajat turbulensi sehingga gas semakin mudah keluar reaktor dan hold up gas
menjadi lebih kecil (Chisti et al., 1995). Hal ini sesuai dengan persamaan sebagai berikut :
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Laju sirkulasi Sirkulasi cairan disebabkan oleh perbedaan bulk densitas fluida, riser dan
downcomer dan hold up gas.
25
20
15
ULd
10
ULr
5
0
3
Dengan :
= jarak lintasan
HIDRODINAMIKA REAKTOR
= luas downcomer
= luas raiser
(Blanke, 1979)
Pada percobaan, laju sirkulasi pada area downcomer lebih besar dibandingkan laju
sikulasi pada area raiser. Hal ini disebabkan karena luas area downcomer lebih kecil
dibangdingkan dengan luas area raiser yaitu 78,4 cm2dan 114,8 cm2. Luas area merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pada luas area yang besar menyebabkan laju
sirkulasi dalam area tersebut menjadi lebih kecil, sedangkan pada luas area yang kecil
menyebabkan laju sirkulasi dalam area tersebut menjadi lebih besar. Oleh karena itu, luas
permukaan downcomer yang lebih kecil menyebabkan laju sirkulasi dalam area downcomer
menjadi lebih besar.
4.2.3. Hubungan Laju Alir Udara dengan Koefisien Perpindahan Volumetrik Gas-Cair
Dalam percobaan, terdapat perpindahan massa antar fasa gas-cair terjadi karena
adanya beda konsentrasi antara kedua fasa. Perpindahan massa yang terjadi yaitu oksigen dari
fase gas ke fase cair. Kecepatan perpindahan massa ini dapat ditentukan dengan
koefisienperpindahan massa. Koefisien perpindahan masssa volumetric (kLa) adalah
kecepatan spesifik dari perpindahan massa (gas teradsobsi per unit waktu, per unit luas
kontak, per beda konsentrasi). Koefisien perpindahan massa tergantung pada dari laju alir
udara atau kecepatan superficial gas, viskositas, dan luas area riser dan downcomer. Oleh
karena itu, hubungan antara laju alir udara dengan koefisien perpindahan volumetrik (KLa)
KLa (L/s)
600
500
400
KLa
300
200
100
0
3
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Gambar 4.3 menunjukkan hubungan antara laju alir dengan koefisien perpindahan
massa. Dari gambar tersebut dapat bahwa variabel dengan koefisien perpindahan massa
volumetrik yang paling besar adalah laju alir udara 5 m/s sedangkan variabel dengan koefisien
perndahan massa volumetrik yang paling rendah adalah laju alir 3 m/s. Pada percobaan,
koefisien perpindahan volumetrik (Kla) dianalisa dengan metode sulfit. Metode sulfit
merupakan salah satu metode untuk menganalisa koefisien perpindahan massa volumetrik
(Kla) dengan mereaksikan oksigen dalam udara dan natrium sulfit. Peningkatan laju alir udara
menyebabkan laju reaksi oksigen dengan natrium sulfat semakin besar. Reaksi antara oksigen
dengan natrium sulfat terjadi di film cairan. Sebelum terjadi proses reaksi antara udaradengan
natrium sulfat terdapat proses perpindahan massa volumetrik gas dan cairan. Dengan
konsentrasi cairan yang tetap, laju reaksi yang semakin besar menyebabkan keberadaan
konsentrasi udara di di film cairan semakin besar. Perbedaan konsentrasi gas di fase gas dan
fase cair yang besar menyebabkan kecenderungan udara untuk mengalami perpindahan massa
dari fase gas ke fase cair semakin besar. Selain itu, laju alir udara yang semakin besar maka
udara yang dapat dipindahkan ke dalam larutan akan semakin besar sehingga mengakibatkan
laju perpindahan oksigen semakin besar. Dengan demikian koefisien perpindahan massa
volumetrik (Kla) menjadi lebih besar (Widayat dan Kristinah, 2011). Hal ini sesuai dengan
persamaan empiris sebagai berikut :
Mol Na2SO3 mula mula (a) =
2 3
= 2(
Mol O2bereaksi(d)
= 2 ( )
1 2 3
22 3 .52 )
2
. 60
= 0,008
(Ground, 1982)
Pada percobaan, perhitungan kLa menggunakan metode sulfit yaitu dengan cara
mereaksikan natrium sulfit dengan oksigen yang ada dalam udara yang dinyatakan sebagai
berikut :
22
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Natrium sulfit bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk natrium sulfat. Karena tidak
semua natrium sulfit bereaksi dengan oksigen maka terdapat terdapat natrium sulfit sisa.
Kemudian natrium sulfit sisa dianalisa dengan titrasi iodometri yang dinyatakan sebagai
berikut :
Natrium sulfit yang sisa direaksikan dengan KI yang berlebih membentuk natrium sulfat dan
iodida. Untuk mengetahui konsentrasi natrium sulfit sisa, maka konsentrasi iodida yang
terbentuk harus dianalisa terlebih dahulu. Iodida yang terbentuk dapat dianalisa dengan
mereaksikan iodida dengan natrium tiosulfat yang titik akhir titrasinya ditandai dengan
perubahan warna kuning menjadi kuning hampir hilang. Reaksi antara natrium tiosulfat
dengan iodida dinyatakan sebagai berikut :
(Ground, 1982)
4.2.4. Hubungan antara waktu terhadap Koefisien Perpindahan Volumetrik Gas-Cair
Dalam percobaan, terdapat perpindahan massa antar fasa gas-cair terjadi karena
adanya beda konsentrasi antara kedua fasa. Perpindahan massa yang terjadi yaitu oksigen dari
fase gas ke fase cair. Proses perpindahan massa mengalami perubahan kondisi dari steady
state menjadi steady state sehingga membutuhkan waktu tertentu untuk mencapai kondisi
steady state. Kecepatan perpindahan massa ini dapat ditentukan dengan koefisienperpindahan
massa.Oleh karena itu terdapat hubungan antara waktu dengan koefisien yang dinyatakan
Gambar 4.2 sebagai berikut:
1600
1400
KLa (L/s)
1200
1000
800
600
400
200
0
0
10
15
20
25
t (menit)
23
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
2 2
. 60
2
0,008
Pada percobaan, semakin lama waktu operasi maka oksigen yang masuk kereaktor menjadi
lebih kecil. Hal ini disebabkan karena jumlah oksigen yang bereaksi menjadi lebih kecil
seiring bertambahnya waktu. Penurunan jumlah oksigen yang masuk kereaktor menyebabkan
penurunan harga koefisien perpidahan massa. Oleh karena itu semakin bertambahnya waktu
maka harga koefisien perpindahan massa (kLa) menjadi lebih kecil.
Dengan waktu yang sama harga kLa semakin besar seiring dengan kenaikan laju alir udara
karena koefisien perpindahan massa merupakan fungsi dari fluks massa dan perbedaan
konsentrasi gas yang masuk dan gas yang keluar sesuai dengan persamaan empiris sebagai
berikut :
N = kL (C1 - C2)
Dengan :
N
= fluks massa
kLa
C1
C2
Pada percobaan, dengan waktu yang sama harga kLa pada variabel yang berbeda cenderung
sama. Hal ini disebabkan karena pengaruh peningkatan laju alir udara menyebabkan
peningkatan laju reaksi antara natrium sulfit dengan oksigen didalam udara tidak signifikan.
Peningkatan laju alir udara yang tidak signifikan menyebabkan perbedaan perubahan
24
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
konsentrasi pada waktu yang sama untuk laju alir yang berbeda sangat kecil. Oleh karena itu,
pengaruh peningkatan laju alir udara terhadap koefisien perpindahan massa pada waktu yang
sama tidak terlalu signifikan untuk interval yang kecil.
25
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimplulan
1. Semakin besar laju alir udara maka jumlah hold up gas semakin besar.
2. Semakin besar laju alir udara maka laju sirkulasi dalam larutan semakin besar.
3. Semakin besar laju alir udara maka koefisien perpindahan massa volumetrik gas-cair
semakin besar
4. Semakin lama waktu operasi maka koefisien perpindahan massa gas-cair volumetrik
semakin kecil.
5.2 Saran
1. Pembuatan amylum harus sesuai dengan prosedur karena amylum menjadi
indikator dalam analisis titrasi.
2. Pengamatan inverted manometer harus benar-benar teliti.
3. Laju alir gas harus selalu diperhatikan agar tidak berubah-ubah selama proses
(dalam 1 variabel).
4. Titrasi harus dilakukan dengan teliti hingga mencapai warna yang diinginkan.
5. Kompresor harus dalam keadaan menyala selama proses berlangsung.
26
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
DAFTAR PUSTAKA
27
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
A. Dimensi Reaktor
Tinggi Cairan
= 91,5 cm
= 8,2 cm x 14 cm
= 114,8 cm2
Volume Reaktor
1000
gr
= 6,2
1000
gr
= 27,84
28
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
LEMBAR PERHITUNGAN
A. Hold Up Gas ()
= 23,316 gr
= 25 ml
= 91,5 -15
= 0,0012 gr / ml
= 76,5 cm
47,916 23,316
25
= 0,984 gr/ml
0,984
0,1
= 1,31 103
0,984
0,2
= 2,62 103
+
+
= 1.84 103
29
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
47,975 23,316
25
= 0,986 gr/ml
0,986
0,2
= 2,62 103
0,986
0,2
= 2,62 103
+
+
= 2,62 103
48,08 23,316
25
= 0,991 gr/ml
0,991
0,5
HIDRODINAMIKA REAKTOR
0,991
0,3
= 3,93 103
+
+
= 5,48 103
B. Laju Sirkulasi
1. Variabel 1 ( Laju alir udara3 m/s)
=
40
5,4
= 7,41
78,4
114,8
= 5,06
= 7,41
40
3,7
= 10,81
31
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
78,4
114,8
= 7,38
= 10,81
40
2
= 20
78,4
114,8
= 13,66
= 20
C. Harga Kla
Reaksi yang terjadi saat proses
2 3
= 2(
Mol O2bereaksi(d)
= 2 ( )
1 2 3
22 3 .52 )
2
. 60
32
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Kla
= 0,008
V titran
(ml)
2,5
2,7
3,0
2,8
2,7
2,6
a
b
c
(mmol) (mmol) (mmol)
220,97
0,5
0,4844
220,97
0,5
0,4831
220,97
0,5
0,4813
220,97
0,5
0,4825
220,97
0,5
0,4831
220,97
0,5
0,4838
Kla rata-rata (L/s)
d
(mmol)
110,2428
110,2435
110,2443
110,2438
110,2435
110,2431
e
(mgr/s)
0
11,759
5,880
3,920
2,940
2,352
Kla
L/s
0
1469,875
735
490
367,5
294
559,394
d
(mmol)
110,2431
110,2435
110,2428
110,2425
110,2428
e
(mgr/s)
0
11,759
5,880
3,920
2,940
Kla
L/s
0
1469,875
735
490
367,5
612,475
d
(mmol)
110,2425
110,2425
110,2425
e
(mgr/s)
0
11,759
5,880
Kla
L/s
0
1469,875
735
734,959
V titran
(ml)
2,6
2,7
2,5
2,4
2,5
a
b
c
(mmol) (mmol) (mmol)
220,97
0,5
0,4838
220,97
0,5
0,4831
220,97
0,5
0,4844
220,97
0,5
0,485
220,97
0,4844
Kla rata-rata (L/s)
V titran
(ml)
2,4
2,4
2,4
a
b
c
(mmol) (mmol) (mmol)
220,97
0,5
0,485
220,97
0,5
0,485
220,97
0,5
0,485
Kla rata-rata (L/s)
33
LABORATORIUM PROSES KIMIA 2014
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi :
HIDRODINAMIKA REAKTOR
Disusun oleh:
Atiqoh Sabrina Dewi
21030112140166
21030112120001
21030112110058
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PERCOBAAN
Na2S2O3.5H2O 0,1 N
KI 0,1 N
Na2SO3 0,025 N
Larutan amylum
Zat Warna
Aquadest
Beaker glass
Erlenmeyer
Gelas ukur
Pipet tetes
Kompresor
Sendok reagen
Gelas arloji
Rotameter
Inverted manometer
Sparger
Tangki cairan
Reaktor
Picnometer
Tinggi cairan
: 91,5 cm
Konsentrasi Na2SO3.5H2O
: 0,1 N
Konsentrasi Na2SO3
: 0,025 N
Panjang lintasa
: 40 cm
b. Variabel berubah
: 3 m/s, 4 m/s, 5 m
kompressor
kemudian
melihat
ketinggian
inverted
= 91,5 cm
= 8,2 cm x 14 cm
= 114,8 cm2
Volume Reaktor
BM Na2 SO3
= 128 gr/mol
BM Na2 S2 O3 . 5H2 O
= 248,15 gr/mol
1000
gr
= 6,2
1000 2
1000
gr
= 27,84
Volume Titran
1. Laju Alir 3 m/s
t (menit) V titran (ml)
0
2,5
5
2,7
10
3,0
15
2,8
20
2,7
25
2,6
tc = 5,4 s
2. Laju Alir 4 m/s
t (menit) V titran (ml)
0
2,6
5
2,7
10
2,5
15
2,4
20
2,5
tc = 3,7 s
3. Laju Alir 5 m/s
t (menit) V titran (ml)
0
2,4
5
2,4
10
2,4
tc = 2 s
Asisten Pembimbing
LEMBAR ASISTENSI
Diperiksa
No.
Tanggal
12 Juni 2014
Keterangan
Perbaiki cover, daftar pustaka BAB I,
BAB III, BAB IV
12 Juni 2014
ACC
Tanda Tangan