Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Definisi Endokarditis
Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis adalah infeksi
permukaan endokardial yang biasanya meliputi dinding ventrikel, katup-katup jantung,
dinding arteri besar, septum, yang ditandai dengan mudah terjadinya aggregasi dari trombin
dan platelet yang disebut vegetasi, ini berisi makroorganisme (Japardi, tanpa tahun).
Endokarditis merupakan infeksi katup dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh
invasi langsung bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup
(Muttaqin, 2009).
Endokarditis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada lapisan endotel
jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada katup jantung, namun dapat
terjadi pada endokardium di tempat lain (Mansjoer, 2000).
Endokarditis pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu endokarditis rematik dan endokarditis
infeksi. Endokarditis rematik merupakan endokarditis yang terjadi akibat demam rematik,
yaitu suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. endokarditis
rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya tumbuhan kecil yang transparan,
yang menyerupai manic dan ukurannya sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan
sepanjang tepi bilah katup, namun yang lebih sering mereka menimbulkan efek serius.
Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang bertahap menebalkan bilah-bilah katup,
menyebabkannya menjadi memendek dan menebal dibanding yang normal, (Suzanne, 2002).
Sedangkan endokarditis infeksi adalah infeksi katup dan permukaan endotel jantung yang
disebabkan infeksi langsung dari bakteri atau organisme yang menyebabkan deformitas bilah
katup, (Suzanne, 2002).
B. Etiologi
Endokarditis disebabkan oleh beberapa bakteri maupun mikroorganisme yang merupakan
agen ifeksius yang menyerang lapisan jantung. Bakteri yang menyebabkan endokarditis
antara lain:
1.
2.
3.
4.
enterococcus
5.
Organisme lain yang menyebabkan endokarditis adalah jamur atau fungi. Jamur atau fungi
yang paling sering menginvasi adalah candida, aspergillus, dan histoplasma.
C. Patofisiologi
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga melalui alat
genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit. Endokard yang rusak dengan
permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas
trombosis dan fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga
memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan
katub dan endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga
terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan abses
miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi
ruptur yang mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari endokard
merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacammacam. Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat
pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang terinfeksi dapat teranggkut sampai di
otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung, anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli
menyangkut di ginjal. akan meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada
kulit akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang muncul akibat endokarditis adalah:
1.
Embolisasi pertumbuhan vegetatif jantung yang disebabkan oleh toksisitas infeksi
akibat bakteri maupun organisme yang menyerang jantung
2.
keluhan umum yang dirasakan adalah malaise, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri
punggung dan persendian
3.
demam intermiten
4.
hemoragi splinter dibawah kuku jari dan jari kaki, peteki pada konjungtiva dan
membran mukus
5.
6.
manifestasi pada jantung yang dialami adalah kardiomegali, gagal jantung kongestif,
dan bising jantung yang menginikasikan kerusakan pada katup
7.
manifestasi pada sistem saraf yaitu, sakit kepala, iskemia serebal transien, lesi
neurologis fokal, dan stroke
8.
emboli yang dapat menyebabkan pneumoni kambuhan, dan abses paru yang selanjutnya
mengakbatkan sesak napas, krekels, dan mengi. sedangkan pada ginjal hematuria dan gagal
ginjal.
A. KASUS
Tn S 65tahun, datang kerumah sakit dengan keluhan dada kirinya terasa nyeri lalu menjalar
ke punggung dan belakang sehingga tangan kiri terasa kram, nyeri semakin parah saat
melakuakan aktivitas serta Suhu tubuhnya tinggi dan menggigil. Pasien mengatakan saat
aktivitas merasakan kelemahan dan tidak bisa tidur, ketidak mampuan pada bahu dan tangan
disertai nyeri pada sendi dan punggung. Tn S gelisah, dengan wajah menyeringai karena
menahan rasa nyeri pada daerah dadanya.
Tn. S
Umur
65 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Status perkawinan
menikah
Jumlah anak
Agama
Kristen
Warga Negara
Indonesia
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
petani
Alamat rumah
Register
226427
Diagnosa Medis
Endokarditis
Tanggal Masuk
B. Keluhan Utama
2 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan TTV:
TD
RR
: 100x/menit (70-100x/menit)
: 390 C ( N: 36,6-37,2 0 C)
D. Aktivitas Rekreasi
Hobbi : bermain golf
Berpergian/wisata : ketempat sanak family
Keanggotaan organisasi : tidak ada
E. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
NAMA
Tn. W
Tidak Ada
Kebutuhan belajar :
rekreasi
transportasi
KETERANGAN
Saudara Kandung
Pengkajian
Aktivitas/istirahat :
Data subyektif
Data obyektif
Sirkulasi
data subyektif
data obyektif
Eliminasi
data subyektif :
data obyektif :
Kenyaman :
data subyektif:
data obyektif:
Gelisah
Respirasi
data subyektif:
Pasien mengatakan sesak nafas dan napas pendek memburuk pada malam hari
(miokarditis)
data obyektif:
Inspirasi wheezing
Respirasi lambat
Keamanan:
data subyektif:
data obyektif:
demam
Kebutuhan belajar :
rekreasi
transportasi
ANALISA DATA
Nama : Tn. S
Umur : 65 thn
No.register: 226427
DATA
DS :
Endokarditis
pasien
mengatakan
nyeri
ETIOLOGI
pada
Kerusakan sel
dada sebelah
Pelepasan
kiri, gelisah,
mediator nyeri
dan demam
(histamin,
bradikinin)
DO:
+ Nyeri dada
+ Demam
Dihantarkan
serabut tipe A,
serabut tipe C
+gelisah
TTV:
TD:100/60
mmHg
Medulla spinalis
Otak
R: 29x/mnt
N: 100x/mnt
Persepsi nyeri
SB: 39c
Skala nyeri:
8
MASALAH
nyeri akut
DIAGNOSA
NAMA
KEPERAWATAN
Nyeri akut
berhubungan dengan
inflamasi
miokardium/perikardiu
m, efek-efek siskemik
dari infeksi, dan iskemia
jaringan
JELAS
2. DS:
Endokarditis
pasien
resiko
Reaksi inflamasi
tinggi
penurunan
mengatakan
sesak
nafas
saat
melakukan
aktivitas,
i katub
lemah
dan
Stenosis katub
tidak
bisa
tidur
Aliran darah
atrium ke
DO:
ventrikel
+ sesak nafas
terhambat
+ lemah
+ Gelisah
Inadekuat
pengisian
ventrikel
Curah jantung
menurun
TTV:
TD: 100/60 mmHg
R: 29/mnt
N: 100x/mnt
SB: 39c
Skala nyeri: 8
tujuan
intervensi
Setelah
dilakukan
Mandiri:
tindakan
1.observasi adanya
keperawatan
selama 3x24 jam nyeri dada, catat
rasa nyeri dada tanda-tanda vital
pasien hilang
dengan kriteria
hasil:
DS:
- pasien
mengatakan
nyeri pada dada
2.pelihara atau
berkurang
ciptakan
lingkungan yang
-pasien
mengatakan
tenang dan
demam sudah
tindakan yang
menurun dan
menyenagkan
nyeri dada
seperti perubahan
berkurang
posisi pada klien
DO:
- TTV dalam
batas normal
TD: 120/80
mmHg
R: 16x/menit
N: 80x/m
SB: 37,7C
-Skala nyeri : 4
Rasional
1. Lokasi nyeri
perikarditis pada bagian
substernal menjalar ke
leher dan punggung.
Tetapi berbeda dengan
nyeri iskemi
miokardial /infark. Nyeri
tersebut akan bertambah
pada saat inpirasi dalam,
perubahan posisi, dan
berkurang pada saat
duduk/bersandar ke
depan.
2.Tindakan-tindakan
tersebut dapat
mengurangi
ketidaknyamanan fisik
dan emosional pasien.
4.Dapat mencegah
timbulnya nyeri atau
4.berikan obatmengurangi respon
obatan sesuai
inflamasi , untuk
indikasi
mengurangi demam dan
-nonsteroid seperti memberikan rasa
nyaman, berikan untuk
Indometachin
gejala lebih lanjut.
(indosin), ASA,
(aspirin).
-antipireutik
seperti:
ASA, atau
asethaminophen
(Tylenol).
5.berikan oksigen 5.memaksimalkan
kemampuan pemakaian
sesuai indikasi.
oksigen untuk
mengurangi
ketidaknyamanan
sehubungan dengan
iskemia.
2.
Setelah dilaukan
tindakan
keperawatan 3
x24 jam
Stabilitas
hemodinamik
dipertahankan,
bebas gejala
gagal jantung
dengan kriteria
hasil:
Mandiri :
1.monitor jumlah 1.Takikardi dan disritmia
dan irama
dapat terjadi sebagai
nadi/jantung
usaha jantung untuk
meningkatkan output
sebagai respon terhadap
demam, hipoksia, dan
asidosis sehubungan
dengan iskemia.
Kolaborasi
6.berikan terapi
oksigen sesuai
indikasi
7.berikan terapi
sesuai indikasi
seperti diuretika
dan digitalis.
8. berikan
antibiotika dan
antimicroba
intravena
6. Meningkatkan
penggunakan oksigen
untuk fungsi miokardial
dan mengurangi efek
metabolisme anaerob
yang dapat terjadi
sebagai akibat dari
hipoksia dan asidosis
7. Dapat diberikan untuk
meningkatkan kontraksi
otot jantung dan
mengurangi kerja
jantung yang berlebihan
pada CHF (miokarditis).
8. Diberikan untuk
patogen tertentu (pada
endokarditis,
perikarditis, miokarditis)
untuk mencegah
kerusakan/gangguan
lebih lanjut.
9. Penggantian katub
9.persiapkan klien perlu untuk memperbaiki
untuk operasi
cardiac output
sesuai indikasi
(perikarditis).
Perikardiaktomi
mungkin juga dilakukan
karena adanya akumulasi
yang berlebihan cairan
perikardial atau adanya
jaringan parut dan
kontriksi fungsi jantung
(perikarditis)
Nama : Tn. S
Umur : 65 thn
No.register: 226427
Hari/tanggal
Waktu
Selasa,
08.00
01/01/2014
Ndx/int
1/1
1/3
Implementasi
Mandiri:
Mengobservasi
TTV
Hasil:
TD:
120/80mmHg
R: 18x/mnt
N: 80x/mnt
SB: 37.6c
Skala nyeri: 4
memberikan
aktivitas
hiburan yang
tepat.
Hasil: klien
merasa senang
kolaborasi:
memberikan
obat-obatan
sesuai indikasi
1/5
memberikan
Evaluasi
Kamis,
04/01/2014
Pukul 13.00
S: Pasien
berkata, Sus,
saya merasa
nyeri dada
yang saya
rasakan
sudah agak
mendingan
dan demam
sudah turun
O:
TD:
120/80mmHg
,
R: 18X/mnt
N: 80x/mnt
SB: 37,8 C
Skala nyeri: 3
A: masalah
teratasi
P:Intervensi
dihentikan:
Nama Jelas
oksigen sesuai
indikasi.
Hasil : klien
merasa nyaman
13:00
2/1
2/2
2/3
Mandiri:
-Memonitor
jumlah nadi dan
irama jantung
Kamis,
04/01/2014
pukul 08.00
S:Pasien
mengatakan
-Auskultasi
sesak nafas
suara jantung S3 berkurang
DAN S4
dan sudah
dapat tidur
nyenyak
mempertahanka
n bedrest dalam
posisi semi
fowler
hasil:
pasien merasa
nyaman
O:
TD: 120/80
mmHg,
-memberikan
tehnik latihan
pola napas.
Hasil: klien
merasa rileks
A: masalah
teratasi
R: 18X/mnt
80N: x/mnt
SB: 36,5C
Skala nyeri: 0
2/5
2/6
kolaborasi:
memberikan
terapi oksigen
sesuai indikasi
hasil: pasien
dapat
bekerjasama
dengan baik
2/8
- memberikan
antibiotika dan
P:Intervensi
selesai
antimicroba
intravena
Hasil: pasien
merespon
dengan baik
DAFTAR PUSTAKA :
Doenges Mariyn E, RN, BSN, MA, TS, Nursing Care Plans, Edition 3, F.A.Davis Company
Philadelpia, 1993.
Ignatavicius Donna D., Medical Surgical Nursing: a nursing process approach, Philadelpia
1991.
Soeparman, DR, Dr, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit FKUI, Jakarta
1987.