Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Anatomi Fisiologi
Sel datar berbentuk cakram yang mencengkung dibagian tengah dikedua sisi, seperti donat
dengan bagian tengah menggepeng tetapi bukan lubang (yaitu, eritrosit berbentuk cakram
bikonkaf dengan garis tengah 8 m, ketebalan 2 m ditepi luar, dan ketebalan 1 m dibagian
tengah).
Bentuk bikonkaf sel darah merah ini menyediakan area permukaan yang lebih luas untuk
difusi oksigen dari plasma melewati membran masuk ke eritrosit dibandingkan dengan
bentuk sel bulat dengan volume yang sama. Ketipisan sel juga memungkinkan oksigen untuk
berdifusi secara cepat antara bagian bagian eksterior dan interior sel.
2. Kimiawi
Didalam sel darah merah terdapat :
Untuk memaksimalkan kandungan hemoglobinnya, satu eritrosit dipenuhi oleh lebih dari 250
juta molekul hemoglobin, menyingkirkan hampir semua organel yang lain. Ini berarti bahwa
setiap SDM dapat membawa lebih dari 1 milliar molekul O 2. Sel darah merah tidak
mengandung nukleus dan organel. Selama perkembangan sel, struktur-struktur ini
dikeluarkan untuk menyediakan ruang lebih banyak bagi hemoglobin. Karena itu, pada
dasarnya SDM adalah suatu kantong penuh hemoglobin yang dibungkus membran plasma.
oleh proses metabolik menjadi ion bikarbonat (HCO3-), yaitu bentuk utama
pengangkatan CO2 dalam darah.
3. Fisika
Sel darah merah dapat berubah bentuk secara luar biasa ketika mengalir satu persatu
melewati kapiler dan garis tengahnya sesempetit 3 m. Karena sangat lentur, eritrosit dapat
mengalir melalui kapiler sempit yang berkelok kelok untuk menyalurkan O 2 ditingkat
jaringan tanpa mengalami ruptur selama proses berlangsung.
4. Biokimia
A. Sumsum tulang terus-menerus mengganti eritrosit tua
Harga yang harus dibayar oleh eritrosit atas banyaknya kandungan hemoglobin
hingga eksklusi perangkat intrasel khusus yang lazimnya dijumpai adalah usia yang
singkat. Tanpa DNA, RNA, dan ribosom, sel darah merah tidak dapat membentuk
protein untuk perbaikan, pertumbuhan dan pembelahan sel atau memperbarui enzimenzimnya. Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasma eritrosit yang tidak
dapat diperbaiki menjadi rapuh yang mudah pecah ketika sel terjepit melewati titiktitik yang sempit di dalam sistem vaskular.
B. Eritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari ginjal.
Karena transpor O2 dalam darah adalah fungsi utama eritrosit, bukan berarti bahwa
rangsangan utama peningkatan produksi eritrosit adalah berkurangnya penyaluran O 2
ke jaringan. Tetapi kadar O2 yang rendah tidak merangsang eritropoiesis dengan
berkerja langsung pada sumsum merah. Penurunan penyaluran O 2 ke ginjal (EPO)
merangsang ginjal mengeluarkan hormon eritropoietin ke dalam darah dan hormon
ini pada gilirannya merangsang eritropoiesis oleh sumsum merah.