Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
Nuzul Amalia Palupi
(13201244014)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kridalaksana (2008: 259) juga mengemukakan bahwa wacana adalah
satuan bahasa terlengkap, tertinggi atau terbesar dalam hierarki gramatikal.
Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, parageaf, kalimat,
atau kata yang membawa amanat yang utuh. Purwo (1993) mengemukakan
bahwa wacana sebagai peristiwa wicara, yaitu apa yang terjadi antara
pembicara dengan fenomena. Kridalaksana (2008: 259) secara pragmatik
mengemukakan bahwa wacana adalah seluruh peristiwa bahasa yang
membawa ujaran dari pembicara sampai ke pendengar, termasuk ujaran dan
konteksnya.
Wacana dibedakan menjadi dua macam yaitu wacana lisan dan wacana
tulis. Wacana lisan adalah perwujudan satuan bahasa baik berupa kata, frasa,
klausa, dan kalimat yang dilisankan. Sedangkan untuk wacana tulis hampir
sama dengan wacana lisan tetapi wacana tulis ini lebih dominan akan kaidahkaidah dalam tata tulis, seperti ejaan, kohesi, bahkan koherensi. Wujud
wacana tulis tentunya berupa tulisan seperti yang tercetak dalam sebuah buku,
koran, majalah, dan lain sebagainya. Sebuah wacana memiliki cakupan yang
sangat luas yaitu telah melingkupi adanya kata, frasa, klausa, kalimat, dan
paragraf.
Analisis wacana pada umumnya menarget language use atau bahasa yang
digunakan sehari-hari, baik yang berupa teks lisan maupun tertulis, sebagai
objek kajian atau penelitiannya. Jadi, objek kajian atau penelitian analisis
wacana adalah unit bahasa di atas kalimat atau ujaran yang memiliki kesatuan
dan konteks, bisa berupa naskah pidato, rekaman percakapan yang telah
dinaskahkan, percakapan langsung, dan sebagainya yang tidak artifisial dan
memang eksis dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini menganalisis wacana berita dari media surat kabar
Kompas dan Suara Merdeka mengenai Rantai Pasokan Pangan berita
menggunakan analisis kritis Fairloughg.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis wacana kritis wacana berita Suara Merdeka dan
Kompas menggunakan pendekatan karakteristik Fairclouhg?
2. Bagaimana analisis wacana kritis wacana berita Suara Merdeka dan
Kompas menggunakan pendekatan yang memfokuskan representasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui hasil analisis wacana kritis wacana berita Suara Merdeka
dan Kompas menggunakan pendekatan karakteristik Fairclouhg.
2. Mengetahui hasil analisis wacana kritis wacana berita Suara Meredeka
dan Kompas menggunakan pendekatan yang memfokuskan
representasi.
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Wacana Kritis Fairlough
Dilihat dari aspek kebahasaan berita dari Suara Merdeka yang berjudul
Rantai Suplai Terlalu Panjang menandai representasi tema yang terlibat
dalam pemberitaan tersebut. Pemilihan narasumber pada kutipan langsung
dari Suara Merdeka lebih dominan menyuarakan pendapat yang menuding
kesalahan rantai suplai pangan terletak pada distributor dan pedagang.
Dibawah ini adalah analisis dari aspek kebahasaan tersebut.
Kesimpulan
Analisis Wacana Kritis Fairlough dari Suara Merdeka yang berjudul
Rantai Suplai Terlalu Panjang dan berita Kompas yang berjudul Rantai
Pasok Pangan Diselidiki sama-sama memiliki tujuan untuk menyudutkan
birokrasi penyaluran pangan di Indonesia. Akan tetapi, dalam berita Suara
o Analisis Isi
Isi berita kedua surat kabar ini cukup seimbang. Meskipun isi
judul dan isi berita memfokuskan pada birokrasi penyaluran
pangan, namun Suara Merdeka juga memaparkan hal apa yang
yang harus dilakukan pemerntah untuk menanggulanginya.
Sedangkan koran Kompas cenderung memojokkan sistem birokrasi
penyaluran pangan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada
Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Jorgensen, Marianne W. Dan Louise J. Phillips. 2007. Analisis Wacana Teori dan
Metode (Editor Abdul Syukur Ibrahim). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LkiS.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Suara Merdeka. 2016. Rantai Suplai Terlalu Panjang. (Artikel). Jakarta: Republika
Kompas. 2016. Rantai Pasok Pangan Diselidiki. (Artikel). Jakarta: Kompas
LAMPIRAN
Berita terkait Pasokan Pangan yang Bermasalah
baru masuk ke end user. Ternyata, dari feedloter ke RPH itu ada
perantaranya, dan dari RPH ke ritel juga ada perantaranya," tutur
Syarkawi.
Dia mengatakan, KPPU telah memberikan sanksi berupa hukuman denda
terhadap 32 perusahaan penggemukan sapi (feedloter)."Kami di KPPU,
untuk daging sapi itu, kami sudah berikan hukuman kepada 32 feedloter
dengan denda totalnya Rp107 miliar," katanya.
Dia menegaskan, KPPU memperketat pengawasan terhadap persaingan
usaha terutama di bidang pangan menjelang hari-hari besar.
Menurut dia, data yang tidak sesuai dan simpang siur antar-pemangku
kepentingan menyebabkan persoalan ketersediaan dan pasokan daging
akan tetap bermasalah. "Kalau dasar penentuan kuota masih simpang siur
pasti besaran akan sama juga," katanya.
Syarkawi menambahkan, permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
agar harga daging di bawah Rp 80.000/kg seharusnya bisa tercapai. Satu
upayanya adalah dengan membuat kapal ternak untuk mengangkut sapi
dari NTT dan NTB ke Jakarta.
Sementara daging sapi impor beku asal Australia di DKI Jakarta diketahui
dijual Rp 70.000-Rp90.000 per kg. Sebaliknya, harga sapi lokal dijual Rp
120.000-Rp 125.000 per kg. "Sapi lokal kita jual Rp 120.000-Rp 125.000
per kg," kata Andi, pedagang daging di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
Daging lokal ini merupakan sapi-sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari daging lokal yang dijual, pedagang mengambil untung antara Rp
10.000-15.000 per kg.
"Modal kita antara Rp 110.000-Rp 115.000," sebutnya.
Andi menambahkan, dirinya tak bisa menurunkan harga di bawah Rp
100.000 per kg seperti permintaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
karena harga dari rumah potong atau distributor sudah tinggi atau Rp
110.000 per kg. "Pemda DKI suruh jualnya Rp 95.000 sampai Rp 99.000
tapi modalnya sendiri Rp 110.000 jadi nggak ada untung, maka nggak bisa
dibuat harga segitu (di bawah Rp 100.000 per kg)," sebutnya.
Namun, Andi bisa saja menjual rendah namun dipastikan tak begitu
disukai konsumen karena daging masih bercampur dengan lemak. "Kalau
sapi lokal habis dipotong itu modalnya Rp 95 ribu - Rp 99 ribu. Sementara
masyarakat lebih sukanya daging bersih tinggal masak. Kalau masih ada
lemaknya nggak mau. Karena ada pembersihan, kita tambah modal Rp 10
ribu jadi 110 ribu (beli dari distributor)," sebutnya. (dtf/ant)
produksi, tapi apabila Menteri Perdagangan ingin agar HPP tidak naik dulu
karena risiko pasar, hal itu tentu sangat sulit. Karena itu, tugas Kemendag
adalah agar harga naik di petani tidak berimplikasi ke pasar yaitu dengan
memangkas rantai distribusi," kata Herman.
Pemerintah menetapkan,HPP gabah dan beras tahun ini tidak berubah,
yakni masih mengacu Inpres No 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pengadaan Gabah/Beras oleh Pemerintah. Dalam peraturan itu
ditetapkan, HPP gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.750 per
kilogram (kg), HPP GKG sebesar Rp 4.600 per kg, dan HPP beras senilai
Rp 7.300 per kg.