Você está na página 1de 3

Analisis SWOT

a. Pemilik (Pemegang Saham) dan Kepemilikan


Berikut Komposisi Pemilikan Saham Perseroan Per 31 Desember 2013,
masyarakat 35.60%, PT Prawirawidjaja 21.40%, Sabana Prawirawidjaja 14.55%,
UBS AG Singapore 9.50%, Indolife Pensiontama 8.02%, AJ Central Asia 7.68%,
Samudera Prawirawidjaja 3.25%.
Strength:

Kepemilikan

Saham

yang

besar

oleh

direktur

perseroan

dan

perusahaan keluarga pemilik membuat rasa tanggung jawab dan memiliki dalam
menjalankan perusahaan cukup tinggi, sehingga perusahaan akan dijalankan
sebaik mungkin
Weakness:

Dengan kepemilikan yang besar maka diragukan keberpihakan

perusahaan terhadap kepentingan perusahaan, karena rasa memiliki yang tinggi


dan akan cenderung kebijakan akan menguntungkan mereka sebagai pemilik
sekaligus direksi perusahaan dan keluarga.
Opportunities: Investor dari luar pemilik cukup bisa memiliki kekuatan dari
perusahaan melalui RUPS, karena kepemilikan Publik yang lebih besar dari
pemilik.
Threat: Saham yang tersebar cukup luas, setidaknya ada 3 korporasi yang
memiliki saham diatas 7% dan kepemilikan publik yang 35% lebih akan
menimbulkan tarik menarik kepentingan antar investor.
b. Direksi dan mekanisme pengendalian
Berikut riwayat singkat para Direktur perseroan:
SABANA PRAWIRAWIDJAJA, Presiden Direktur
Warga

Negara

Indonesia,

dilahirkan

tahun

1941.

Menempuh

pendidikan di bidang General Management, Nan Yang University, Singapore.


Merupakan salah seorang pendiri Perseroan. Diangkat sebagai Presiden Direktur
Perseroan sejak tahun 1971. Selain itu, menjabat sebagai Komisaris di PT Kraft
Ultrajaya Indonesia (1994), Presiden Komisaris di PT Campina Ice Cream
Industry (tahun 1995), Komisaris Utama di PT Ultra Sumatera Dairy Farm
sejak tahun 2008, Komisaris di PT Ultra Peternakan Bandung Selatan sejak tahun
2008, Komisaris Utama di PT Ito En Ultrajaya Wholesale sejak tahun 2013,
dan Komisaris di PT Ultrajaya Ito En Manufacturing sejak tahun 2013.
SAMUDERA PRAWIRAWIDJAJA, Direktur
Warga
pendidikan di

Negara

Indonesia,

dilahirkan

tahun

1965.

Menempuh

Southern California College, USA, dan lulus tahun 1988. Menjabat

sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1989. Selain itu, menjabat sebagai
Direktur di PT Kraft Ultrajaya Indonesia (sejak 1994), Direktur di PT Campina
Ice Cream

Industry sejak

tahun 1995, Direktur di PT

Ito En Ultrajaya sejak

2013.
YUTIANTO ISNANDAR, Direktur
Warga

Negara

pendidikan di

Indonesia,

dilahirkan

tahun

1943.

Menempuh

Fakultas Teknologi Makanan, Institut Pertanian Bogor, lulus

tahun 1963. Pernah bekerja di PT Indomilk, Jakarta (1970 1974), dan mulai
bergabung

dengan

Perseroan

sejak tahun

1974.

Di

Perseroan

pernah

menjabat sebagai Manajer Produksi, Asisten Manajer Pabrik, Manajer Pabrik,


Manajer Penjualan & Distribusi, dan diangkat sebagai Direktur Perseroan sejak
tahun 1996. Selain itu, menjabat sebagai Direktur Utama di PT Ultrajaya Ito En
Manufacturing.
Strength: Dengan rata para direktur juga memiliki posisi penting pada anak
perusahaan dan perusahaan afiliasi maka akan mudah menuntun perusahaan
agar sesuai dengan yang diinginkan kantor pusat, sehingga tata kelola bisa
dilaksanakan dengan baik.
Weakness: Dengan banyak jabatan tersebut, maka diragukan akan tercampur
berbagai kepentingan di dalam semua perusahaan yang mereka jabat.
Opportunities: melalui rangkap jabatan yang banyak tersebut, maka akan
terbuka peluang kesempatan bagi stakeholder lain untuk mengisi jabatan
strategis supaya tata kelola perusahaan bisa lebih dijalankan dengan baik
Threat: Dalam RUPS posisi direksi dapat mudah digoyah karena multi jabatan
pada anak perusahaan dan perusahaan afiliasi juga akan menimbulkan multi
masalah yang juga akan menuntut tanggung jawab yang besar.
Saran untuk memperbaiki kelemahan.
a. Pemegang saham dan kepemilikan
Sebaiknya pemegang saham mayoritas menunjuk direksi dari luar
keluarga pemilik maupun pemegang saham mayoritas, sehingga netralitas
lebih terjaga.
b. Direksi dan mekanisme pengendalian
Rangkap jabatan dikurangi dalam

perusahaan

induk,

anak,

dan

perusahaan afiliasi. Sebaiknya lebih difokuskan pengendaliannya kepada


masing-masing

perusahaan,

karena

beda

perusahaan

memiliki

permasalahan yang berbeda pula, sehingga membutuhkan penanganan


yang berbeda pula.

Você também pode gostar