Você está na página 1de 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Sampah merupakan masalah yang dihadapi di tempat manapun di dunia ini.
Pengelolaan sampah di SMA Negeri 1 Ubud belum dilakukan secara maksimal. Hal ini,
terlihat dari rendahnya kesadaran seluruh warga sekolah dalam menjaga kebersihan
lingkungan, kurangnya penyediaan tempat sampah dan kebiasaan pihak sekolah yang
membuang dan membakar sampah ke jurang. Dampak yang ditimbulkan dari perbuatan
tersebut, sangat merugikan bagi seluruh warga sekolah maupun bagi lingkungan sekitar.
Di samping sampah merugikan, ternyata sampah juga menguntungkan. Di dalam
sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Energi tersebut dapat kita manfaatkan menjadi
briket sebagai bahan energi alternatif pengganti minyak tanah maupun gas, yang saat ini
cukup sulit untuk dicari. Di samping itu, dengan kita mengolah sampah dengan baik dan
benar berarti kita sudah ikut berpartisipasi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Ubud sebagai
sekolah berwawasan adiwiyata dan mewujudkan Bali clean and green. Dari alasan
tersebut, penulis terinspirasi untuk membuat karya tulis yang berjudul Konservasi Energi
Alternatif dengan Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik menjadi Briket untuk
Mewujudkan Sekolah Berwawasan Adiwiyata menuju Bali Green Province.

Pembahasan
Konservasi Energi Alternatif dengan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Briket
untuk Mewujudkan Sekolah Berwawasan Adiwiyata di SMA Negeri 1 Ubud

Trata-rata =
rata-rata
Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu per-menit
200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik yaitu 2,2C, sementara rata-rata
kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan dengan briket batubara yaitu 2,7C.
Konservasi Energi Alternatif dengan Pemanfaatan Sampah Organik-Anorganik
menjadi Briket untuk Mewujudkan Sekolah Berwawasan Adiwiyata di SMA Negeri 1
Ubud

Trata-rata =
rata-rata

Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu per-menit
200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik-anorganik yaitu 1,9C, sementara
rata-rata kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan dengan briket batubara yaitu
2,7C.
Sistem Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik untuk Mewujudkan Sekolah
Berwawasan Adiwiyata di SMA Negeri 1 Ubud
Adapun sistem pengelolaan sampah yang diperlukan, yaitu:
a. Penanaman nilai-nilai yang memperhatikan kebersihan lingkungan, sehingga adanya
kesadaran seluruh warga sekolah untuk menjaga kebersihan lingkungan.
b. Penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang lebih banyak, seperti penyediaan
tempat sampah, sapu, dan alat kebersihan lainnya.
c. Memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berguna, seperti memanfaatkan sampah
organik dan anorganik menjadi briket.
d. Memberikan sanksi yang tegas bagi seluruh warga sekolah yang terbukti membuang
sampah secara sembarangan.
PENUTUP
Simpulan
1. Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu per-menit
200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik yaitu 2,2C, sementara
rata-rata kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan dengan briket batubara
yaitu 2,7C.
2. Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu per-menit
200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik-anorganik yaitu 1,9C,
sementara rata-rata kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan dengan briket
batubara yaitu 2,7C.
3. Dapat disimpulkan bahwa briket sampah organik lebih baik digunakan daripada
briket sampah organik-anorganik dalam pemanasan 200 ml air, karena rata-rata
kenaikan suhu 200 ml air dengan briket sampah organik lebih besar dari rata-rata
kenaikan suhu 200 ml air dengan briket sampah organik-anorganik yaitu sebesar
2,2C.
ggunakan briket sebagai energi alternatif untuk memasak.

Você também pode gostar