Você está na página 1de 8

Analisis Kasus Jumlah Uang Beredar dan Besaran Moneter

Latar Belakang
Pada umumnya ada dua kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah suatu negara,
yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan tersebut saling terkait dan
tidak dapat dipisahkan. Kebijakan fiskal membahas tentang kebijakan pemerintah untuk
mengubah pengeluarannya dan penerimaan dari pajak sedangkan kebijakan moneter
mengarah kepada perubahan jumlah uang beredar yang berpengaruh terhadap suku bunga
dan selanjutnya mempengaruhi tingkat investasi dan tingkat output. Kebijakan Moneter memiliki
beberapa instrument diantaranya operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, rasio cadangan
minimum, batas maksimum pemberian kredit, dan moral suasion.
Melalui instrumen-instrumen tersebut maka akan terjadi perubahan jumlah uang yang
beredar. Biasanya perubahan jumlah uang yang beredar dilakukan dengan sistem pengaturan
dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi
jumlah uang yang beredar. Jika Bank Indonesia ingin menerapkan kebijakan uang ketat
(monetary contractive) maka Bank Indonesia akan cenderung mengurangi jumlah uang beredar.
Namun sebaliknya jika Bank Indonesia ingin menerapkan kebijakan moneter ekspansif
(monetery ekspansive) maka Bank Indonesia akan menambah jumlah uang beredar.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar diantaranya
kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, tingkat suku bunga bank, harga barang, selera
konsumen terhadap suatu barang dimana semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang
maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang
beredar semakin banyak, demikian sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa
jumlah uang beredar memiliki pengaruh penting dalam kegiatan perekonomian dan perilaku
masyarakat. Maka dalam laporan ini akan dibahas mengenai bagaimana perkembangan dari
jumlah uang beredar dan fenomena-fenomena mengenai jumlah uang yang beredar di Indonesia.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia tahun 2010-2016
2. Bagaimana perkembangan komponen M1 dan M2 di Indonesia tahun 2010-2016

Tujuan
1. Menganalisis perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia tahun 2010-2016
2. Menganalisis perkembangan komponen M1 dan M2 di Indonesia tahun 2010-2016

Pembahasan/ Analisis

Jumlah uang beredar merupakan salah satu komponen penting dalam kebijakan moneter.
Jumlah uang beredar disebut penting karena besar atau kecilnya uang yang beredar di pasaran
dapat secara langsung mempengaruhi jalannya perekonomian. Maka dari itu jumlah uang yang
beredar di pasaran harus diatur secara tepat agar stabilitas ekonomi dapat tercipta. Dalam
perkembangannya, jumlah uang yang beredar mengalami fluktuasi setiap tahunnya, seperti
dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Jumlah Uang Beredar


5000000
4000000
3000000

M2

2000000
1000000
0

Perkembangan jumlah uang beredar mengalami proses pertumbuhan yang melambat


setiap tahun dengan penurunan yang signifikan di setiap kuartal ke 1. Hal tersebut dipengaruhi
oleh dua komponen penting dalam jumlah uang beredar yaitu M1 dan M2,
dimana M1 adalah uang kartal dan uang giral. Berdasarkan faktor yang
mempengaruhi kondisi jumlah uang beredar dibawah ini akan dijelaskan
mengenai perkembangan dari M1 yang terdiri dari uang kartal dan uang
giral.

Perkembangan Uang Kartal dan Uang Giral


1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
Uang kartal

Uang Giral

Uang kartal dan uang giral adalah uang yang sering digunakan oleh sebagian besar masyarakat.
Dalam perkembangannya uang kartal dan uang giral selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Peningkatan tersebut bisa diakibatkan karena

Gmk
30
25
20
15

Gmk

10
5
0
-5

Dalam perkembangannya pertumbuhan uang kartal mengalami fluktuasi di setiap tahun.


Fluktuasi tersebut disebabkan oleh perilaku masyarakat dalam menggunakan uang kartal.
Berdasarkan tabel diatas diatas dapat dilihat bahwa pada kuartal 1 selalu terjadi penurunan pada
permintaan uang kartal secara signifikan. Hal tersebut terjadi karena pada kuartal 1 di bulan

Maret masyarakat tidak menarik sejumlah uangnya untuk dibelanjakan. Pada kuartal 2 di bulan
Juni terjadi peningkatan permintaan untuk uang kartal, hal tersebut terjadi karena pada bulan
tersebut masyarakat membutuhkan uang untuk biaya pendidikan seperti pendaftaran biaya
sekolah. Pada kuartal 3 terjadi penurunan yang berarti permintaan terhadap uang kartal menurun.
Dan pada kuartal ke 4 yaitu bulan Desember terjadi peningkatan terhadap permintaan uang
kartal, peningkatan tersebut terjadi karena bulan Desember terdapat hari raya Natal dan
mendekati tahun baru sehingga permintaan terhadap uang kartal meningkat.

Gmg
30
25
20
15

Gmg

10
5
0
-5

Seperti hal nya uang kartal, perkembangan uang giral juga mengalami fluktuasi yang
hampir sama dengan uang kartal. Namun bedanya pada tahun 2015 kuartal 1 pertumbuhan uang
giral meningkat berbeda dengan pertumbuhan uang kartal yang menurun di kuartal 1 tahun
tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada pada kuartal tersebut masyarakat lebih
cenderung menyimpan uangnya dan tidak melakukan konsumsi. Sebaliknya pada kuartal 2 tahun
2016 pertumbuhan uang kartal meningkat dan uang giral menurun yang berarti pada kuartal
tersebut masyarakat cenderung membelanjakan uangnya dan menurunkan simpanannya.

Setelah menganalisis mengenai komponen M1 yaitu uang kartal dan uang giral. Maka
selanjutnya adalah menganalisis dari salah satu komponen M2 yaitu uang kuasi.

Gmq
30
25
20
Gmq

15
10
5
0
-5

Dalam grafik diatas dijelaskan bahwa uang kuasi mengalami perlambatan setiap
tahunnya. Perkembangannya berfluktuasi dan mengarah ke penurunan. Menurut Bank Indonesia
fluktuasi dari uang kuasi disebabkan oleh penghimpunan dana masyarakat di
perbankan berupa Dana Pihak Ketiga (DPK), dimana Dana Pihak Ketiga (DPK)
terdiri dari Simpanan Berjangka dan Tabungan (rupiah dan valas) serta
Simpanan Giro Valuta Asing.

Perkembangan Uang Kuasi dan Uang Kartal


30
25
20
15
10
5
0
-5

Gmq

Gmk

Você também pode gostar