Você está na página 1de 4

THE WORLD'S MARITIME NATIONS

ISSUE:
Indonesia merupakan negara maritim dunia dengan 2/3 dari wilayah seluruhnnya
merupakan lautan. Indonesia merupakan negara maritim atau kepulauan
terbesar didunia, antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut,
tapi bukanlah menjadi penghalang bagi setiap suku bangsa di Indonesia untuk
saling berhubungan dengan suku-suku di pulau lainnya.
Banyak hal unik yang ada di Indonesia, antara lain, Indonesia merupakan negara
Kepulauan terbesar di Dunia, Indonesia memiliki budaya yang beragam,
Indonesia dianugerahi alam yang subur dan kaya, Indonesia dilintasi oleh garis
Khatulistiwa dan Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia.
Konsekuwensi menyandang predikat sebagai negara maritim adalah Indonesia
harus mengembangkan aktifitas pelayarannya, hal ini karena salah satu
penunjang perekonomian Indonesia adalah sektor pelayaran, ini juga didukung
oleh letak strategis Negara Indonesia yang berada di daerah persilangan dunia
yang juga membuat indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam
mengembangkan laut.
Dalam mengolah dan membangun sumberdaya maritim tersebut diperlukan
adanya kearifan lokal. Kata kearifan berasal dari kata arif yang berarti bijaksana,
cerdik, pandai, berilmu, paham, serta mengerti. Kata kearifan juga berarti
kebijaksanaan, kecendekiaan. Berdasarkan pengertian tersebut, di sini kearifan
lokal diartikan sebagai kebijaksanaan atau pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat dalam rangka mengelola lingkungan, yaitu pengetahuan yang
melahirkan perilaku hasil adaptasi mereka terhadap lingkungan, yang
implikasinya adalah kelestarian dan kelangsungan lingkungan untuk jangka
panjang.
Indonesia yang kini bertekad untuk menjadi poros maritim dunia, haruslah terus
berusaha untuk memanfaatkan kekayaan lautnya dengan sebaik mungkin.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai pihak pemerintah yang
berwenang mengaku Indonesia saat ini memiliki posisi sebagai negara penghasil
sekaligus eksportir ikan terbanyak ketiga di kawasan Asia Tenggara.
Dalam hal ini, Indonesia seharusnya memiliki objek atau brand yang patut untuk
ditunjukkan pada dunia, bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya bahkan
juga dari segi agraris. Indonesia tidak hanya sekedar tugu monas atau pulau bali.
Namun, memang masih terlihat sulit untuk kita menunjukkan hal itu pada dunia.
Bisa kita lihat banyak sekali masalah kelautan yang tidak bisa untuk
dioptimalkan oleh negeri kita. Contoh seperti Pelabuhan yang masih kalah kelas
dengan negara lain, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang sangat jauh dari kata
standar, wisata pantai juga wahana laut yang kurang begitu menarik akibat
kurangnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan padahal Indonesia
punya banyak area untuk kedua hal tersebut, tempat kuliner hasil laut yang
seharusnya bisa menyajikan olahan serba ikan yang sedap
dan dapat
mengundang selera malah bau lingkungan kumuh yang didapat, dan lain
sebagainya.

RESPONS

Bangunan eksotis yang bakalan menjadi ikon lain di Indonesia yang dapat
dilihat oleh dunia bahwa Indonesia merupakan negara maritim dunia. Objek
bangunan terpadu yang bakalan memadukan antara kegiatan laut, baik itu
aktifitas nelayan penangkap ikan ataupun transportasi laut antar pulau, dengan
tempat pengolahan ikan, wisata, kuliner dan lainnya yang serba laut.
Dengan objek bangunan inti berupa pelabuhan internasional yang dapat
mencakup kebutuhan barang dan jasa yang juga akan terhubung secara
langsung dengan berbagai objek khas lautan.
MASALAH

TEMPAT PELELANGAN IKAN


Penangkapan ikan merupakan suatu usaha untuk mencukupi kebutuhan
pangan yang semakin lama semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk.
Perairan yang pada umumnya menjadi tempat usaha penangkapan ini
merupakan salah satu sumber pangan yang memiliki potensi sangat besar
sekali. Keadaan ini didukung dengan kepemilikan wilayah perairan yang memiliki
luas kurang lebih dua per tiga dari luas wilayah negara Indonesia. Luas pulaupulau diperkirakan 735.000 mil persegi, sedangkan luas perairannya
diperkirakan berkisar 3-4 kali luas daratan (pulau-pulau). Dimana laut Indonesia
memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km2. Dimana potensi lestari sumberdaya
ikan laut yang dimiliki Indonesia diperkirakan sebesar 6,26 juta ton per tahun
yang terdiri dari potensi di perairan wilayah Indonesia sekitar 4,40 juta ton per
tahun dan perairan ZEE Indonesia sekitar 1,86 juta ton per tahun. Hal inilah yang
menjadi indikasi bahwa potensi sumber daya ikan Indonesia sangat besar
(Purwanti et al, 2005).
Tempat pelelangan ikan ini sangat penting untuk kegiatan pendaratan dan
pelelangan hasil tangkapan (Triatmojo, 1996). Untuk memperlancar proses
pelelangan ikan ini pemerintah telah membangun tempat pelelangan ikan yang
terdapat di pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan. Dengan
demikian semakin berfungsinya tempat pelelangan ikan untuk aktifitas
pelelangan ikan untuk aktifitas pelelangan ikan maka semakin berfungsi pula
suatu pelabuhan perikanan (Mahyudin, 2001).
Menurut Susilowati (2003) dalam Widyawati (2008), Tempat Pelelangan
Ikan memegang peranan penting dalam suatu Pelabuhan Perikanan dan perlu
untuk dikelola sebaik-baiknya agar dapat tercapai manfaat yang optimal. Tetapi
dalam Tempat Pelelangan Ikan belum tentu memenuhi persyaratan yang ada,
sehingga berakibat pada efisiensi Tempat Pelelangan Ikan tersebut. Pada
umumnya, dalam pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), rasio antara
pemakaian input dan output yang dihasilkan adalah belum layak secara
ekonomis.
Beberapa alasan pentingnya pembangunan laut antara lain :
1. Indonesia memiliki sumberdaya alam laut yang besar baik ditinjau dari
kuantitas maupun keanekaragaman hasilnya.

2. Sumberdaya laut merupakan sumberdaya yang dapat dipulihkan


(sebagian besarnya), artinya bahwa ikan ataupun sumberdaya laut lainnya
dapat dimanfaatkan, namun harus memperhatikan kelestariannya.
3. Pusat pertumbuhan ekonomi, dengan proses globalisasi perdagangan di
abad 21 ini, akan terbuka peluang untuk bersaing memasarkan produkproduk kelautan dalam perdagangan Internasional.
4. Sumber protein hewani, sumberdaya ikan mengandung protein yang tinggi
khususnya untuk asam amino tak jenuh, atau biasa dikenal dengan
kandungan OMEGA-3 yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
5. Penghasil devisa Negara, udang dan beberapa jenis ikan ekonomis penting
seperti ikan tuna, cakalang ataupun lobster, saat ini merupakan komoditi
ekspor yang menghasilkan devisa negara. Terlebih lagi dengan hasil
penting di sektor pertambangan minyak dan gas lepas pantai.
6. Memperluas lapangan kerja, dengan semakin sempitnya lahan pertanian
di areal daratan, dan semakin tingginya persaingan tenaga kerja di bidang
industri, maka salah satu alternatif dalam penyediaan lapangan pekerjaan
adalah di sektor perikanan. Apalagi dengan adanya otonomi daerah maka
daerah-daerah yang memiliki potensi di bidang perikanan yang cukup
besar akan berlomba untuk mengembangkan potensi perikanan laut yang
ada, sehingga akan membuka peluang yang sangat besar bagi penyedia
lapangan pekerjaan yang sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia
sekarang ini.
7. Wilayah pesisir sebagai pusat pengembangan IPTEK dan industri kelautan,
serta sebagai zona strategis untuk pusat pengembangan jalur transportasi
utama antar pulau maupun menuju daerah-daerah di pedalaman.
Permasalahan yang kerap terjadi di tempat pelelangan
melaksanakan kegiatan operasional pelelangan ikan adalah :

ikan

dalam

1. Susahnya nelayan dalam pengurusan surat-surat yang berhubungan


dengan kebutuhan kapal.
2. Banyak pelabuhan yang belum menjalankan sistem tambat labuh,
sehingga nelayan harus susah payah menata kapalnya sendiri.
3. Kurangnya jumlah dermaga untuk melakukan bongkar muat kapal,
sehingga nelayan harus antri dalam melakukan bongkar muat.
4. Kurangnya jumlah pegawai yang ada di Unit Pengelolaan.
5. Banyak pengusaha/pembeli dan nelayan yang tidak membayar retribusi.
6. Lemahnya sistem pengawasan di kebanyakan TPI saat nelayan melakukan
bongkar muat, sehingga banyak anak-anak kecil yang mencuri ikan hasil
tangkapan nelayan pada saat proses bongkar muat.
7. Kurangnya bentuk bantuan dana dari pemerintah untuk melakukan
kegiatan pelelangan dan penyelenggara lelang.
8. Kurangnya fasilitas atau sarana yang dapat menanggulangi masalah yang
terjadi dalam TPI yang juga berakibat pada lingkungan sekitarnya. Baik
fasilitas pokok, fungsional maupun penunjang.
Tempat pelelangan ikan di pelabuhan harus memenuhi persyaratan :
a) Terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan.

b) Mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan


disanitasi, dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan mempunyai
sistem pembuangan limbah cair yang higiene.
c) Dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan dan
toilet dalam jumlah yang mencukupi. Tempat cuci tangan harus
dilengkapi dengan bahan pencuci tangan dan pengering sekali pakai.
d) Mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan dalam
pengawasan hasil perikanan.
e) Kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat
mempengaruhi mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan berada
dalam Tempat Pelelangan Ikan/Pasar grosir.
f) Dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai penjualan; wadah
harus dibersihkan dan dibilas dengan air bersih atau air laut bersih.
g) Dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok, meludah,
makan dan minum, dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dengan jelas.
h) Mempunyai fasilitas pasokan air bersih dan atau air laut bersih yang
cukup.
i) Mempunyai wadah khusus yang tahan karat dan kedap air untuk
menampung hasil perikanan yang tidak-layak untuk dimakan.

9. Sanitasi dan higienitas yang kurang memenuhi syarat.


10.Infrastruktur yang tidak terawat akibat kurangnya kesadaran masyarakan
mengenai dampak yang dapat ditimbulkan juga kurangnya sistem
pengamanan dalam TPI, kebanyakan TPI dikunjungi oleh banyak orang
yang hanya ingin melihat atau semacam tempat wisata.
11.Lokasi, konstruksi, dan juga tata ruang yang kurang baik.

Ide dan tujuan : Pengembangan dan optimalisasi desain pada fasilitas pelelangan
ikan seperti pusat pengembangan nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan,
tempat pendaratan ikan hasil tangkap, tempat penanganan dan pengolahan ikan
hasil tangkap, tempat distribusi juga pemasaran, juga tempat-tempat untuk
memperlancar kegiatan nelayan lainnya. Sehingga, fasilitas pelelangan ikan
memenuhi konsep arsitektur yang ramah lingkungan.
PELABUHAN
WISATA PANTAI DAN LAUT
KULINER

Você também pode gostar