Você está na página 1de 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan,
dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya
sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan
emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi
praktik hygiene klien.
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rumusan Masalah
Apa definisi defisit perawatan diri ?
Apa penyebab perilaku kekerasan ?
Apa jenis-jenis perawatan diri ?
Apa tanda dan gejala defisit perawatan diri ?
Apa mekanisme koping pada klien perilaku kekerasan ?
Apa saja rentan respon kognitif ?
Bagiamana gambaran pohon masalah defisit perawatan diri ?
Bagaimana penatalaksanaan umum klien defisit perawatan diri ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Setelah

membahas

kasus

ini

diharapkan

mengerti

dan

memberikan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kekerasan.


1.3.2 Tujuan khusus
Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1.
2.
3.
4.

Melakukan pengkajian pada klien dengan defisit perawatan diri


Merumuskan diagnosa untuk klien dengan defisit perawatan diri
Membuat perencanaan untuk klien dengan defisit perawatan diri
Melakukan implementasi pada klien dengan defisit perawatan

diri
5.
Membuat evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri
1.4 Tujuan
Tujuan utama dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Keperawatan Jiwa.Adapun tujuan lainnya yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami defisit perawatan diri.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami etiologi defisit perawatan diri.
3. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis defisit perawatan diri.
4. Mahasiswa mengetahui mekanisme koping defisit perawatan diri.

5. Mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi dari defisit perawatan diri


dan dapat mengimplementasikannya.

1.5 Manfaat Penulisan


1 Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan defisit perawatan
diri.
2 Mampu merumuskan diagnosa untuk klien dengan defisit perawatan
diri.
3 Mampu

membuat

perawatan diri.
4 Mampu melakukan

perencanaan
implementasi

untuk

klien

dengan

defisit

pada

klien

dengan

defisit

perawatan diri.
5 Mampu membuat evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri.
Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik
dalam keluarga maupun masyarakat.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhanya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
diantaranya mandi, dan toileting (Buang Air Besar[BAB]/Buang Air Kecil[BAK]).
Defisit Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraanya sesuai
dengan kondisi kesehatannya dan kesejahteraanya sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien
dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya. (Aziz
R., 2003).
2.2 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), Penyebab kurang
perawatan diri adalah.
a. Faktor Prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif menurun.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
3

yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang


penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes(2000), faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
a) Body Image. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik Sosial. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status Sosial Ekonomi. Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan. Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan di setiap luka
misalnya pada kakinya.
e) Budaya. Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f) Kebiasaan Seseorang. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo dan lain-lain.
g) Kondisi Fisik atau Psikis. Pada keadaan terntentu/sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukanya.
Dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene.
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, Infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.

2.3 Jenis Jenis Perawatan Diri


Menurut Nanda-I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
a) Defisit perawatan diri: mandi;

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas


perawatan diri untuk diri sendiri.
b) Defisit perawatan diri: berpakaian;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berias untuk diri sendiri.
c) Defisit perawatan diri: makan;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri.
d) Defisit perawatan diri: eliminasi;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eleminasi
sendiri.
2.4 Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah :
1. Fisik
a.

Badan bau, pakaian kotor.

b.

Rambut dan kulit kotor.

c.

Kuku panjang dan kotor.

d.

Gigi kotor disertai mulut bau.

e.

Penampilan tidak rapi.

2. Psikologis
a.

Malas, tidak ada inisiatif.

b.

Menarik diri, isolasi diri.

c.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3. Sosial
a.

Interaksi kurang.

b.

Kegiatan kurang

c.

Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

d.

Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut :
a. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau


mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,
meninggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan
alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos
kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil
pakaian dan mengenakan sepatu,
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan,
mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau
gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar keciil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :
1.

Data Subyektif
Pasien merasa lemah
Malas untuk beraktivitas
Merasa tidak berdaya

2.

Data Obyektif
Rambut kotor, acak-acakan
Badan dan pakaian kotor dan bau
Mulut dan gigi bau
Kulit kusam dan kotor
Kuku panjang dan tidak terawat

2.5 Mekanisme Koping


Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Stuart &
Sundeen, 2000) yaitu :

Mekanisme koping adaptif


6

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar


dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan
diri secara mandiri

Mekanisme koping maladaptif


Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

2.6 Rentang Respon Kognitif


Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
sendiri adalah :
1.

Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri


a.

2.

Bina hubungan saling percaya.

b.

Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

c.

Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

Membimbing dan menolong klien merawat diri.


a.

Bantu klien merawat diri

b.

Ajarkan ketrampilan secara bertahap

c.

Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung


a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya,
kamar mandi yang dekat dan tertutup.
2.7 Penatalaksanaan Umum
Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
Membimbing dan menolong klien merawatan diri.
Ciptakan lingkungan yang mendukung.
2.8Pohon Masalah
Isolasi sosial
7

Effect

Effect

Menurunya motivasi perawatan diri

Defisit perawatan diri

Core Problem

Cause

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Cause

Mekanisme koping individu tidak efektif

2.9 Diagnosa Keperawatan


a. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga
2.9.1

Fokus Intervensi
A. Defisit Perawatan Diri
TUM

:Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri

TUK I

:Pasien bisa membina hubungan saling percaya dengan perawat

1. Kriteria hasil :
a.
b.
c.
d.
e.

Wajah cerah, tersenyum.


Mau berkenalan.
Ada kontak mata
Menerima kehadiran perawat
Bersedia menceritakan perasaannya

2. Intervensi :
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
8

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.


Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
Buat kontrak interaksi yang jelas.
Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
Penuhi kebutuhandasar klien.

TUK II : Pasien mengetahui pentingnya kebersihan diri.


1 Kriteria hasil :
a Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
b Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik.
c Klien mampu melakukan makan dengan baik.
d Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
2 Intervensi :
a Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b Jelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
c Jelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
d Latih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
TUK III : Pasien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri
1. Kriteria hasil :
a. Pasien menyebutkan frekuensi mandi.
b. Pasien menyebutkan frekuensi gosok gigi.
c. Pasien menyebutkan frekuensi keramas.
d. Pasien menyebutkan frekuensi ganti pakaian.
e. Pasien menyebutkan frekuensi berhias .
f. Pasien menyebutkan frekuensi gunting kuku
2. Intervensi :
a. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama mandi.
b. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama gosok gigi.
c. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama keramas.
d. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama berpakaian.
e. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama berhias.
f. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama gunting kuku.
TUK IV : Klien dapat melaksanakan perawatandiri dengan bantuan perawat.
1.

Kriteria Evaluasi :
b. Klien mampu memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan
disiram pakai air sampai bersih.
c. Klien mampu mengganti pakaian bersih sehari-hari.
d. Klien Mampu merapikan penampilan.
2. Intervensi :
9

a.
b.

Motivasi klien untuk mandi.


Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk

c.
d.
e.

mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.


Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas

perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.


f.
Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan
diri.
TUK V : Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
1 Kriteria hasil :
a. Klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur
tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore.
b. Klien dapat mengganti baju setiap hari.
c. Klien tampak berpenampilan bersih dan rapi.
2 Intervensi
a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur.
b. Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai
sandal.
TUK VI : Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan perawatan diri.
1. Kriteria hasil :
a. Keluarga selalu mengingatkan hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan
diri.
b. Keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
c. Keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
2. Intervensi
a Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
b Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di
RS.
c Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan
yang telah dialami di RS.
d Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga
kebersihan diri klien.
e Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.

10

Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan

diri.
g Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Nn A umur 17 tahun dibawa ke RSJ Menur, Surabaya oleh Ibunya. Menurut
keluarga Nn A sudah 1 bulan ini ia sudah tidak lagi memikirkan tentang
kesehatan dirinya. Bahkan, merawat dirinya pun sudah tak dihiraukanya
lagi, dia tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau ganti baju ,
ataupun merawat dirinya seperti berdandan. Penampilanya pun terlihat
kumuh dari tubuh bagian atas hinggga bagian bawah tak ada satupun
yang ia rawat. Pasien mengatakan untuk apa merawat dirinya jika ia saja
tak lagi bersama kekasihnya. Hal ini dialami Nn A sejak ia diputuskan oleh
pacarnya.

11

BAB IV
PEMBAHASAN

Tanggal pengkajian
Tanggal masuk
Ruang
I.

: 02 Juni 2016
: 01 Juni 2016
: Melati

PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama
Alamat
Umur
Jenis Kelamin
Status
Agama
Pendidikan terakhir
Suku/Bangsa
No. CM

: Nn A
: Jl. Permata Indah, Surabaya
: 17 tahun
: Perempuan
: Belum Menikah
: Islam
: SMA
: Jawa/ Indonesia
: 02 16 30

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama
Umur
Agama

: Ny.I
: 37 Tahun
: Islam
12

Pekerjaan
Alamat
Hubungan dengan Klien
II.

: Wirausaha
: Jl. Permata indah, Surabaya
: Ibu

KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan tidak mau merawat dirinya sendiri dikarenakan di putusin oleh
pacarnya.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
III.

ALASAN MASUK
1 minggu sebelum pasien masuk ke rumah sakit jiwa, pasien sering
menyendiri dan melamun, ia juga tidak mau makan, mandi, dan
merawat dirinya seperti berdandan dan lain-lain. hal itu terjadi
setelah pasien diputuskan oleh pacarnya. setelah itu ibu pasien
membawa pasien ke rumah sakit jiwa untuk melakukan pengobatan.
Masalah Keperawatan :

IV.

V.

FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pasien tidak mau makan, mandi dan merawat diri.
2. pasien sering menyendiri dan melamun
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda tanda Vital :
1) Tekanan darah
: 120 / 80 mmHg
2) Nadi
: 80 x/menit
3) Suhu badan
: 37,50C
4) Respirasi
: 20 x/menit
2. Ukuran
1) Tinggi Badan
: 160 cm
2) Berat badan
: 53 Kg
3. Kondisi Fisik
Klien mengatakan kondisi tubuhnya saat ini baik baik saja dan
tidak ada keluhan fisik.

VI.

PSIKOSOSIAL
1 Genogram

13

Keterangan :
Laki laki
Perempuan

177
77

Meninggal

Satu Rumah
Garis Perkawinan
Garis Keturunan

Klien
2

Konsep diri
a Citra tubuh
Pasien memandang tidak ada yang istimewapadadirinya
b Identitas diri
Pasien mempersepsikan dirinya sebagai remaja perempuan dan belum menikah
c Peran
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya dia adalah anak pertama dan ia
adalah pelajar
d Ideal diri
Pasien mengatakan tidak menerima statusnya setalah di putuskan oleh pacarnya.
e Harga diri
Pasien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah ibunya.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

Hubungan Sosial
a Orang yang terdekat
Klien mengatakan mempunyai orang yang berarti adalah. Jika ada
masalah ia memilih memendamnya sendiri dan tidak mau
bercerita kepada orang lain
b

Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat.


Klien mengatakan saat di rumah ia bersekolah dan mengikuti kegiatan seperti
karang taruna dan organisasi pemuda. Saat dirumah sakit ia tidak pernah
berinteraksi dengan pasien lain selain perawat.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Kien mengatakan saat dirumah sakit ia merasa dijauhi oleh orang lain dan merasa

di kucilkan sehingga ia memilih untuk menyendiri.


Masaalah Keperawatan : isolasi sosial
Spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan klien mengatakan saat di rumah ia rutin
beribadah dan saat di rumah sakit klien juga tetap beribadah.
Masaalah Keperawatan : .
14

VII.

STATUS MENTAL
1 Penampilan
Klien tampak tidak rapi, rambutnya kusut dan kotor, gigi kuning, bau mulut, kulit
kotor, kuku kotor dan panjang.
Pasien tidak berdandan/berhias diri.
Klien tidak menggunakan alas kaki.
Masalah Keperawatan :Defisit Perawatan Diri
2 Pembicaraan
Klien berbicara dengan tanggap , lantang dan juga jelas. Klien
mampu menjawab pertanyaan sesuai kontek yang diberikan oleh

perawat.
Masalah Keperawatan : Aktifitas Motorik
Pada kondisi sekarang klien tampak malas melakukan aktivitas
klien cenderung melamun dan menyendiri.
Masalah Keperawatan : -

Alam Perasaan
Kilen tampak merasa sedih kerena diputuskan oleh pacarnya. Hal ini yang menjadi
stressor pada klien.
Masalah Keperawatan : Afek
Afek klien datar mempunyai emosi yang labil.
Masalah Keperawatan :
Interaksi selama wawancara
Saat diwawancara klien kooperatif, dan mau melihat mata lawan bicaranya juga

tampak defensif terhadap pendapatnya tentang penampilannya sekarang.


Masalah Keperawatan : 7 Persepsi
Sampai saat dikaji klien mengatakan tidak mendengarkan suarasuara.
Masalah Keperawatan : 8 Proses pikir
Pembicaraan klien normal biasa tidak berbelit-belit, tidak meloncatloncat dan sampai tujuan karena dapat kooperatif.
9

Masalah Keperawatan : Tingkat Kesadaran

Orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan


benar

dan

jelas

yang

ditandai

dengan

klien

mampu
15

menyebutkan hari, tanggal, tahun yang benar pada saat


wawancara.

Klien dapat mengenali orang-orang yang ada disekitarnya


ditunjukkan dengan klien bias menyebutkan beberapa nama

temannya.
Masalah Keperawatan : 10 Memori
Klien dapat mengingat kejadian saat dibawa rumah sakit dengan
diantar oleh ibunya. Dan klien dapat mengingat nama perawat
saat berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : 11 Tingkat Konsentrasi Berhitung
Klien dapat menghitung dengan baik misalnya 2x2 = 4, 5+5 = 10, Klien dapat
memfokuskan konsentrasi dengan baik
Masalah Keperawatan : 12 Kemampuan Penilaian
Klien

mampu

mengambil

keputusan

untuk

beberapa

hal

sederhana dan keputusannya sesuai dengan apa yang dia anggap


tepat
Masalah Keperawatan : -

13 Daya Tilik Diri


Klien mampu mengenali penyakitnya dan tidak mengingkari
terhadap penyakitnya karena klien mampu menjelaskan mengapa
klien bisa seperti ini dan penyebab mengapa klien bisa sakit jiwa
seperti ini.
Masalah Keperawatan : VIII.

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. MAKAN
Pasien mampu makan sendiri sebanyak 3 x sehari
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB dan BAK ditoilet
3. MANDI
Pasien mampu mandi 2 x sehari apabila disuruh
4. Berganti pakaian danberias
Pasien berganti pakaian jika diberi pakaian baru
5. Istirahat dan tidur

16

Pasien mengatakan tidur siang mulai pukul 13.00 15.00 dan


tidur malam mulai 21.00 04.00
6. Penggunaan obat
Pasien mengatakan minumobat 2 x 1 hari
Pasien mengatakan tidak tau manfaat obat
Pasien tidak meminta obat apabila tidak diberi oleh perawat
7. Aktivitas di dalam rumah
Pasien bisa membantu pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, dll.
8. Aktivitas diluar rumah
Pasien mengatakan kembali aktif bersekolah untuk melajutkan pelajarannya yang
tertinggal.
IX.

MEKANISME KOPING
Mekanisme koping pasien inefektif, menganggap dirinya sudah tidak berguna lagi
serta menganggap kesehatan dan merawat dirinya sudah tidak penting baginya lagi.

X. ASPEK MEDIK
Terapi obat :
Clopramazine
Haloperidol

1 x 100 mg
2 x 5 gr

XI. MASALAH KEPERAWATAN


1. Koping Individu Tidak Efektif
2. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah.
3. Defisit perawatan diri
4. Penurunan motivasi perawatan diri
5. Isolasi Sosial
XII.

ANALISA DATA

NO D
1
DS : klien mengatakan

T I O L O G I
- Riwayatpenola

tidakmaumerawatdirinyakarenamerasasudahtidakberhargalagitanpakekasihnya

P R O B L E M
Hargadirirendahsituasional

kan

DO : pasien terlihatkotor, rambutacak-acakan, bajulusuh.


2

DS : klienmengatakantidakmaumerawatdirinya, tidakmaumakan, mandidanmerawatdirikarenadiputushubunganolehkekasihnya


DO : pasienterlihakotor, rambutacak-acakan, bajupasienlusuh

DS : pasienmengatakanmemilihuntukmemendammasalah yang terjadipadadirinya

DO : pasientidakbanyakbrbicaradansedikitmenceritakanmasalahnyakepadaperawat
DS : pasienmengatakanmerasadikucikansehinggaiamemilihuntukmenyendiri

Gangguanperse

psi
Penurunanmotiv

asi
Tingkat

persepsikontrol

Defisitperawatandiri

yang Ketidakefektifankoping

tidakadekuat
-

I s o l a s i s o s i

K e p u t u s a s a n
17

a l
DO : pasienterlihatseringmenyendiridantidakmaubergauldenganpasien yang lain danpasienpasif
5

DS : pasienmengatakantidakmaubersekolahlagisejakdiputushubunganolehkekasihnya
DO : pasientidakbersekolahdansedangberada di rumah skit

Hargadirirend

Ketidakefektifanpeformaperan

ah

XIII. POHON MASALAH


Effect

Isolasi sosial

Effect

Core Problem

Cause

Menurunya motivasi perawatan diri

Defisit perawatan diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

18

Cause

XIV.

XV.

Mekanisme koping individu tidak efektif

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri
RENCANA KEPERAWATAN

D i a g n o s

T u

n
T

Kriteria
hasil

Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri


T

Klien dapat membina hubungan saling


percaya.

a. Wajah
cerah,
t e r s e n y u m
b.
Mau berkenalan
c.
Ada kontak mata
d.
Menerima
kehadiran perawat
e.
Bersedia
menceritakan
p e r a s a a n n y a

I n t e r v e n
s i

a. Berikan salam setiap


berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan
klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi
klien.
f. Buat kontrak interaksi yang
jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan
empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar
klien.

a. Jelaskan

pentingnya

menjaga

kebersihan diri.
b. Jelaskan alat-alat untuk menjaga
kebersihan diri.
c. Jelaskan cara-cara
T U

a.

Klien
mampu memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai
bersih.

melakukan

kebersihan diri.
d. Latih pasien mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri
19

klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

b.

Klie
n mampu mengganti pakaian bersih seharihari.
c.
Kli
en Mampu merapikan
penampilan.

a. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama


mandi.
b. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama
gosok gigi.
c. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama
keramas.
d. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama
berpakaian.
e. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama
a. Pasien menyebutkan frekuensi
mandi.
b. Pasien menyebutkan frekuensi
T U K
:

kuku.

gosok gigi.
c. Pasien menyebutkan frekuensi

keramas.
Pasien mengetahui cara-cara melakukan d. Pasien menyebutkan frekuensi ganti
perawatan diri

berhias.
f. Diskusikan Frekuensi menjaga perawatan diri selama gunting

pakaian.
e. Pasien menyebutkan frekuensi
berhias.
f. Pasien menyebutkan frekuensi
gunting kuku

a. Motivasi klien untuk


mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan
diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju
setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelola n fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan
kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri.

a. Klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti
mandi pagi dan sore.
b. Klien dapat mengganti baju
setiap hari.

a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara


teratur.
b. Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai
sandal
20

c. Klien tampak berpenampilan bersih


dan rapi.
T U K

a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga

kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah

Klien dapat melakukan kebersihan diri tanpa bantuan perawat

dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah
dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan
diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
a
b
c

Keluarga selalu mengingatkan hal-hal yang berhubungan dengan


kebersihan diri.
Keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
Keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga
kebersihan diri.

kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.

a. Keluarga selalu mengingatkan hal-hal yang berhubungan dengan


kebersihan diri.
b. Keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
c. Keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga
kebersihan diri.

T U K

Klien dapat m. elakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

21

T U K

Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

XVI.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

W A K
U

D
x
Defisitperawatan

S
P
SP

I M P L E M E N T A
S I
1.Membina

diri

hubungansalingpercaya:

E V A L U A S
I
S :Pasienmengatakansenangberbincang-bincangdenganperawat. Pasienmengatakanmengetridanbersediamelakukansemua yang
diajarkanolehperawatsepertimenjagakebersihandiridanmerawatdiri.

Mengucapkan

salam
Berjabatta

ngan
Menjelaskantujuan

interaksi
Membuatkontraktopik,

waktu,

O : pasienkooperatif, pasienmampumelakukansemua yang diajarkanolehperawat, pasienmampumenyebutkankembalisemua


yang diajarkanolehperawat
A
:masalahtera
tasi
P :lanjutkan SP
2

dantempatsetiap kali bertemupasien

1. Membantupasienlati

2.Melatih
pasiencaraperawatankebersihandiri

hanberhias

3.Menjelaskan
pentingnyamenjagakebersihandiri
4.Menjelaskan

alat-

alatuntukmenjagakebersihandiri
5.Menjelaskan
caramelakukankebersihandiri
6.Melatih
pasienmempraktikkancaramenjagakebersihandi
ri
SP

1. Membantupasienlatiha

S :pasienmengatakansenangbisaberbincangdenganperawat, pasienmaumelakukansemua yang


22

nberhias.

diajarkanolehperawatsepertiberdandan.
O :
pasienkooperatif,
p a s i e n m a
u
mempraktikk
an
semua yang
di aj arka n
o l e h p e r a w
a t
A :
masalahteratasi
P : lanjutkan
SP 3
1. Melatihpasienmak
ansendiri
2. Menjelaskancaramempersi
ap-kanmakan
3. Menjelaskancaramakan
yang tertib
4. Menjelaskancaramerapikanperalatan
makansetelahmakan
5. Mempraktikancaramak
an yang baik

SP

1. M e l a t i h p a s i e n m a k a n

S:

sendiri
2. Menjelaskancaramempersiap-

pasienmengataka
n

kanmakan.
3. Menjelaskancaramakan

senangberbinca

yang tertib.
4. Menjelaskancaramerapikanperalatanmak

bincangdeng

ansetelahmakan.
5. Mempraktikancaramakan
yang baik

ngan
perawat.
Pasien
mengatakanm
23

au
mempersiapk
an
makanannyasedi
ri,
makansendiri,
dan
m e r a p i k a
n
makanannyasend
iri.
O

p a s i e n
koope rati f, pasi en
bi s a
mempraktikk
an
s e m u a
y a n g
dijelaskanol
eh
p

t
A

masalahteratasi
P : lanjutkan SP
4 :
1. Mengajarkanpasienmelakukan BAB/BAK
secaramandiridengan.
2. Menjelaskantempat BAB/BAK
yang sesuai.
3. Menjelaskancaramembersihkandiris
etelah BAB/BAK.
4. Menjelaskancaramembersihkant
empat BAB/BAK

SP
4

1. Mengajarkanpasienmelakukan BAB/BAK
secaramandiri.

S :pasienmengatakansenangbisaberbincang-bincangdenganperawat. Pasienmengatakanmaumelakukansemua
yang dijelaskanolehperawat
24

2. Menjelaskantempat

BAB/BAK

yang sesuai.
3. Menjelaskancaramembersihkandiriset
elah BAB/BAK.
4. Menjelaskancaramembersihkantem
pat BAB/BAK.

O: pasien kooperatifdanmampumelakukansemua yang


dijelaskanolehperawat
A :
masalahteratasi
P : lanjutkan SP yang
telah
Berhasil di
lakukan, dan
lakukan terus
menerus

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Pada kasus Defisit Perawatan Diri yang dialami pada Nn.A tindakan yang

dilakukan sesuai dengan konsep teori adalah membina hubungan saling percaya,
membantu pasienuntuk kembali menyesuaikan diri terhadap apa yang terjadi,
membantu pasien untuk kembali merawat diri, membantu pasien untuk kembali
membangun pentingnya menjaga tubuh dengan merawat diri, membantu melatih pasien
cara-cara merawat diri , membantu pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
sesuai jadwal.

5.2

Saran
25

Agar mahasiswa lebih mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai faktor
penyebab, tanda dan gejala, serta penanganan pada pasien dengan Defisit Perawatan
Diri.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/248778497/Askep-Defisit-Perawatan-Diri
http://www.academia.edu/9478004/asuhan_keperawatan_defisit_perawatan_diri

Kusnadi Jaya. 2015. Keperawatan Jiwa. Binarupa Aksara Publisher, Tangerang.


Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App.Sc. Akemat, S.Kp, M.Kes. Novy Helena C. D., S.Kp,
M.Sc. Heni Nurhaeni, S.Kp. 2012. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: Basic Course.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Deden Dermawan. Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep Dan Kerangka Asuhan
Keperawatan Jiwa. Goesyen Publishing, Yogyakarta.

26

27

Você também pode gostar