Você está na página 1de 12

Studi Kasus Penyelenggaraan Jalan Daerah kabupaten Cianjur

I. Gambaran Umum Wilayah


I.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Cianjur, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Ibukotanya terletak di kecamatan Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Purwakarta di Utara , Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung
Barat, dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten
Sukabumi di barat. Kabupaten Cianjur secara geografis terletak pada koordinat 106 0 42
1070 25 BT dan 6021 7025 LS. Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 Kecamatan, 342
Desa dan 6 Kelurahan.Pusat pemerintahan di Kecamatan Cianjur.

Gambar 1 Peta Kabupaten Cianjur

Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan
berupa dataran rendah yang sempit. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan merupakan sumber
kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan
kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian.
Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.
Letak Ketinggian Wilayah Kabupaten Cianjur yaitu 7 2962 mdpl, wilayah yang
memiliki ketinggian tertinggi adalah kecamatan cipanas dan Pacet yaitu 1080 2962
mdpl. Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi
83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %)
berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering
dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa
tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam,
25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa
penggunaan lain-lain.
I.2 Kondisi Kependudukan
Kabupaten Cianjur, berdasarkan Cianjur Dalam Angka 2015, berpenduduk 2.235.418
jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.151.382 jiwa dan perempuan 1.084.036
jiwa. Kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Cianjur Tahun 2014 rata-rata 618 jiwa
per Km persegi

Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur


1160000
1140000 1128516

1135312

1141393

1146670

1151382

1120000
1100000
1080000
1060000

1058278

1065691

1072496

1078646

1084036

2013

2014

1040000
1020000
1000000

2010

2011
Laki-Laki

2012
Perempuan

Gambar.2 Distribusi persebaran jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Sumber : Kabupaten Cianjur Dalam Anga 2015

Tabel 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan


No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Agrabinta
Leles
Sindangbarang
Cidaun
Naringgul
Cibinong
Cikadu
Tanggeung
Pasir Kuda
Kadupandak
Cijati
Takokak
Sukanagara
Pagelaran
Campaka
Campakamulya
Cibeber
Warungkondang
Gekbrong
Cilaku
Sukaluyu
Bojongpicung
Haurwangi
Ciranjang
mande
Karangtengah
Cianjur
Cugenang
Pacet
Cipanas
Sukaresmi
Cikalongkulon
Total

Luas Wilayah
(ha)

Penduduk
(orang)

19265.32
11432.03
15907.56
29551.23
28132.43
23547.77
18866.44
5980.15
11514.95
10440.78
4902.15
14216.47
17404.94
19943.66
14374.76
7426.56
12472.97
4515.75
5076.88
5252.96
4802.38
8833.94
4617.83
3481.31
9879.47
4852.51
2614.7
7615.39
4166.45
6727.65
9215.34
14402.25
361434.98

37577
32435
53362
66102
45680
59224
35472
45182
35179
49936
33415
52033
50217
69532
65142
24119
118998
66811
52874
100712
72178
72961
55351
77134
71709
138366
163213
102988
100206
107706
82374
97230
2235418

Kepadatan
penduduk
(orang/km)
195.05
283.72
335.45
223.69
162.37
251.51
188.02
755.53
305.51
478.28
681.64
366.01
288.52
348.64
453.17
324.77
954.05
1,479.51
1,041.47
1,917.24
1,502.96
825.92
1,198.64
2,215.66
725.84
2,851.43
6,242.13
1,352.37
2,405.07
1,600.95
893.88
675.10
618.48

Sumber : Kabupaten Cianjur Dalam Angka


I.3 Kondisi Perekonomian
Berdasarkan distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
berlaku Kabupaten Cianjur tahun 2014, sektor pertanian masih memberikan kontribusi
yang paling besar yaitu 34,06 %. Hal ini didukung oleh luas tanam padi sawah di
kabupaten Cianjur mencapai 152.317 ha, luas tanam terbanyak berada di Kecamatan
Takokak mencapai 9.246 ha, kemudian di Kecamatan Cidaun dan Kecamatan Cilaku

masing-masing 7.647 ha dan 7.509 ha sementara itu luas panen padi sawah terbesar
berada di Kecamatan Sukaluyu mencapai 2404 ha kemudian di kecamatan Campaka dan
Kecamatan haurwangi masing-masing 1.771 ha dan 1.683 ha. Sektor kedua yang
memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar adalah sektor perdagangan besar
dan eceran yaitu sebesar 18,98 %.
Perekonomian Kabupaten Cianjur pada tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan
dengan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju eprtumbuhan PDRB kabupaten
Cianjur tahun 2014 mencapai 5,03%, sedangkan tahun 2013 sebesar 4,53%.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial sebesar 20,29%. Sedangkan seluruh lapangan usaha ekonomi PDRB
yang lain pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif.
I.4 Kondisi Jaringan Jalan
Berdasarkan daftar fungsi jalan yang disusun oleh Dinas Bina Marga Cianjur
menyatakan bahwa panjang jalan Kabupaten Cianjur adalah sepanjang 7.377,068 km
yang termasuk jalan kolektor primer 4, jalan lokal primer, jalan lingkungan primer, jalan
arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan
sekunder serta jalan strategis kabupaten.
Berdasarkan kondisinya, berikut adalah kondisi jalan kabupaten Cianjur dari tahun 2011
sampai 2014 (Sebelum adanya penetapan surat usulan penetapan fungsi jalan kepada
Gubernur Jawa Barat :
Tabel 2 Kondisi Jalan Kabupaten Cianjur 2011 - 2015

No

Kondisi Jalan

1
2
3
4

Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Jumlah

Status Jalan Kabupaten


2011
2012
2013
232.241
251,689
212,503
315,092
250,920
315,807
379,999
327,880
389,412
363,015
471,008
383,975
1,290.347
1.301,497
1.301,497
Sumber : Dinas PU BM Cianjur

2014
197,296
279,952
428,129
396,320
1.301,497

Lembaga yang bertanggung jawab melaksanakan penyelenggaraan jalan di Kabupaten


Cianjur adalah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Cianjur. Berdasarkan

Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja
Unit Organisasi di Lingkungan Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Bina Marga Kabupaten
Cianjur mempunyai Tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
daerah di bidang pekerjaan umum Bina Marga berdasarkan azas otonomi dan tugas
perbantuan. Sedangkan Fungsi Dinas PU BM yaitu Perumusan kebijakan teknis dinas di
bidang perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi dan laporan penyelenggaraan
sebagian urusan pemerintahan daerah serta penyiapan bahan perumusan kebijakan
pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum Bina Marga, sesuai dengan ketentuan
dan/atau peraturan perundang- undangan yang berlaku; Penyelenggaraan sebagian urusan
pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum Bina Marga sesuai
dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan Pembinaan
dan pelaksanaan tugas dinas dalam penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan di
bidang pekerjaan umum Bina Marga sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku; serta Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi.
Program dan kegiatan Dinas PUBM diantaranya adalah pembangunan jalan dan
jembatan, pembangunan saluran drainase/gorong-gorong, rehabilitasi/pemeliharaan jalan
dan jembatan, pembangunan sistem informasi/database jalan dan jembatan, peningkatan
sarana

dan

prasarana

kebinamargaan,

pembangunan

infrastruktur

perdesaan,

pembangunan trotoar, penanggulangan pasca bencana jalan dan jembatan.


Dalam operasionalnya, Dinas PUBM didukung oleh 4 Bidang dan 3 Balai. Keempat
bidang tersebut diantaranya yaitu bidang bina teknik, bidang pembangunan, bidang
pemeliharaan dan bidang jalan desa. Untuk balai, terbagi menjadi tiga yaitu Balai
Pemeliharaan dan Pengawasan jalan, Balai Laboratorium, dan Balai Peralatan dan
Perbengkelan. Khusus untuk Balai Pemeliharaan dan Pengawasan jalan, tebagi menjadi
11 balai untuk memudahkan dan mempercepat penanganan pemeliharaan jalan.
Kesebelas balai Pemeliharaan dan Pengawasan jalan yaitu Leles, Cidaun, Sindang
Barang, Cibinong, kadupandak, Sukanagara, Cikalong Kulon, Cibeber, Pacet, Pagelaran,
Ciranjang, Sukaluyu, dan Cianjur.

II. Identifikasi Permasalahan


II.1 Pengumpulan Data Kondisi dan Jaringan Jalan
Permasalahan yang terjadi di Kabupaten Cianjur adalah belum adanya data yang akurat
dan objektif mengenai kondisi dan jaringan jalan. Padahal, keberadaan data ini sangat

vital mengingat data ini nantinya akan menjadi dasar-dasar dalam penanganan jalan
hingga pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan jalan di Kabupaten Cianjur.
Penyebab dari masalah ini disebabkan minimnya alokasi anggaran untuk pengumpulan
data kondisi dan jaringan jalan. Contoh kasus di Kabupaten Cianjur, alokasi untuk
pengumpulan data kondisi dan jaringan jalan yang ditujukan kepada Bidang Bina Teknik,
Dinas PU Binamarga Kabupaten Cianjur hanya sebesar 200 juta saja. Apabila
dibandingkan dengan dana untuk pembangunan dan preservasi jalan, dananya bisa
mencapai ratusan milyar. Hal ini menunjukkan bahwa fokus penangananan jalan
mayoritas untuk pembangunan atau preservasi jalan (kegiatan fisik). Padahal, kondisinya
database jaringan jalan yang ada di Kabupaten Cianjur masih cukup buruk ditunjukkan
dengan masih belum adanya peta digital resmi tentang jaringan jalan Kabupaten Cianjur.
Data yang ada masih berupa gambar manual (Autocad atau Corel) yang belum
berbasiskan GIS. Untuk kondisi jalan, survey yang dilakukan masih menggunakan
metoda visual (pengamatan langsung) oleh surveyor. Hal ini menyebabkan data yang
didapatkan subjektif dan kurang akurat.
II.2 Perencanaan dan Pemrograman Penanganan Jalan
Seberapa besar pun dan yang tersedia untuk membangun dan memelihara jalan akan
menjadi percuma apabila tidak dibarengi dengan perencanaan dan pemrograman yang
baik.
Permasalahan perencanaan dan pemrograman jalan Kabupaten Cianjur diakibatkan oleh
beberapa hal diantaranya yaitu belum adanya data yang akurat. Buruknya input berupa
data akan berimplikasi langsung pada output yang buruk pula sesuai dengan prinsip
garbage in garbage out. Masalah lainnya adalah belum adanya sistem pemrograman
yang murah, akurat dan cepat yang bisa dipakai. Sejak era otonomi daerah SK no.
77/KPTS/Db/1990 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan program jalan
Kabupaten kurang applicable dan hanya berbasis pendekatan ekonomi, sementara
volume lalu lintas jalan kabupaten/kota masih rendah. Selain itu, Penanganan Jalan
kabupaten/kota masih banyak yang dipengaruhi oleh kepentingan politik semata,
meskipun ada mekanisme musrenbang dari tingkat desa sampai dengan kabupaten.
II.3 Penerapan Spesifikasi Teknis Pembangunan Jalan
Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) mengenai konstruksi jalan dan jembatan Ditjen Bina
Marga dirasa belum applicable untuk dilaksanakan di jalan daerah khususnya jalan
daerah kabupaten Cianjur. Spesifikasi yang ada rupanya masih sulit dipahami dan terlalu
tinggi untuk jalan daerah yang minim anggaran serta beban lalu lintas yang lebih kecil.

Padahal apabila hasil pembangunan jalan tidak sesuai aturan dan spek yang berlaku,
akan menjadi temuan pemeriksa di kemudian hari.
II.4 Pemeliharaan Sistem Drainase Jalan
Rusaknya beberapa ruas jalan di Kabupaten Cianjur memiliki pola tertentu. Setelah
dilakukan survey kondisi jalan, ternyata diketahui bahwa kondisi jalan yang menanjak ke
arah dataran tinggi / gunung cenderung lebih buruk disbanding dengan jalan yang tegak
lurus, terutama untuk jalan yang memiliki grade curam. Hal ini ternyata disebabkan oleh
sistem drainase yang buruk akibat alih fungsi sistem drainase jalan oleh warga sekitar
menjadi fungsi lain yaitu irigasi sawah dan saluran pengaliran untuk kolam ikan pribadi
warga. Hal ini menyebabkan ketika hujan terjadi, akan terjadi genangan pada jalan,
belum lagi dengan besarnya arus air dari atas ke bawah yang mengikuti jalur jalan
mengakibatkan penggerusan aspal terjadi dan meyebabkan percepatan kerusakan jalan.

Gambar 3 Kerusakan Jalan pada Ruas Jalan Kabupaten Cianjur (1)

Gambar 4 Kerusakan Jalan pada Ruas Jalan Kabupaten Cianjur (2)

II.5 Penetapan Fungsi dan Status Jalan


Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 sedang menyusun fungsi dan status jalan yang ada
di Provinsi Jawa Barat. Gubernur Jabar juga telah mengeluarkan surat perintah bagi
seluruh Bupati di seluruh provinsi jawa Barat untuk menyusun fungsi jalan di tingkat
kabupaten sesuai petunjuk dalam Peraturan Menteri PU Nomor 03/PRT/M/2012. Dalam
permen tersebut, pada pasal 9 ayat 2 mengamanatkan bahwa Bupati/Walikota
mengusulkan fungsi jalan untuk ruas jalan sebagai JKP-4, JLP, JLing-P dan semua ruas
jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder di masing-masing kabupaten/kota.
Berdasarkan hal tersebut, Dinas Bina Marga Kabupaten Cianjur selaku stakeholder
penyelenggaraan jalan di kabupaten Cianjur bertugas melaksanakan penyusunan fungsi
jalan tersebut di kabupaten Cianjur. Namun dalam pelaksanaannya, penyusunan fungsi
jalan mengalami beberapa kesulitan. Pereaturan Menteri PU Nomor 03/PRT/M/2012
belum bisa menjadi panduan yang komprehensif dalam menyusun fungsi jalan. Beberapa
penjelasan dalam dalam peraturan dirasi masih terlalu umum dan hanya memfasilitasi
penyusunan fungsi jalan nasional saja. Contohnya, peraturan masih belum memberikan
gambaran penjelasan mengenai kriteria pusat-pusat kegiatan, legenda dan penomoran
jalan, penggambaran peta jalan, urutan prosedur penetapan, dan format SK penetapan
III.

fungsi dan status jalan daerah.


Rekomendasi
III.1 Penggunaan Teknologi Murah Untuk Pengumpulan Data

Di zaman yang serba modern dan semakin canggih kini, teknologi berkembang sangat
pesat. Hampir seluruh pekerjaan manusia bisa dikerjakan oleh computer atau gadget.
Begitu pula dalam bidang jalan. Seperti tertuang pada SK no.77/KPTS/Db/1990,
pelaksanaan survey jalan daerah masih menggakan metode visual dengan tenaga manusia
dan tabel yang begitu banyak dan membingunkan. Hal ini dirasa menyulitkan masingmasing kabupaten/kota dalam melaksanakan survey jalan
Lars Forslof, seorang ahli jalan dari Swedia pada tahun 2001 mengembangkan sebuah
aplikasi berbasis android untuk pengumpulan data kondisi dan jaringan jalan bernama
road roid. Aplikasi ini sangat mudah digunakan serta memiliki biaya yang sangat murah
sekali. Lisensi perbulannya hanya seharga 3 juta rupiah saja.
Aplikasi ini memiliki banyak kelebihan. Dengan harga yang murah, aplikasi ini bisa
menghasilkan data yang akurat. Selain itu, data yang dihasilkan juga cukup beragam,
diantaranya yairu data IRI, koordinat jalan, elevasi, grade dalam bentuk yang bervariasi
yaitu dalam format (.txt, .kml, .shp) yang tentunya bisa digunakan sesuai dengan
kebutuhan.
Dengan kondisi alokasi anggaran yang sangat minim serta sumber daya manusia yang
sedikit, Aplikasi road roid merupakan solusi yang sangat pas untuk digunakan dalam
pengumpulan data kondisi dan jaringan jalan di Kabupaten Cianjur. Untuk tahun
anggaran 2016, Dinas PUBM Cianjur juga telah mengalokasikan anggaran untuk
pengadaan perangkat survey road roid diantaranya handphone, power bank, car holder,
dan lisensi road roid. Hasilnya, selama 1 bulan, Dinas PUBM Kabupaten Cianjur
berhasil mensurvey 300 km jalan kabupatennya.
III.2 Penggunaan Aplikasi yang Tepat Untuk Perencanaan dan Pemrograman Jalan
Daerah
Data yang dihasilkan oleh aplikasi road roid dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam
hal. Salah satunya adalah untuk pemrograman dan perencanaan jalan daerah, oleh karena
itu sesuai dengan tugas dan fungsinya, Subdit Bimbingan Teknik Jalan Daerah
mengembangkan aplikasi berbasis web untuk membantu daerah dalam merencanakan
dan memprogramkan jalan daerah.
Data dari aplikasi road-roid yang diambil adalah data IRI. Data IRI jalan ini merupakan
data dasar untuk menggambarkan kondisi jalan. Dari gambaran kondisi jalan, lalu diolah
menggunakan deterioration model tertentu serta multi criteria analysis sehingga
memperoleh output pemrograman jalan dalam bentuk tabel dan peta visual. Hasil
pemrograman ini berbasiskan web dan perhitungan yang sangat sederhana oleh kumputer

bisa dimanfaatkan oleh kabupaten/kota baik untuk pemrograman internal, audiensi


program kepada DPRD maupun pengusulan Dana Alokasi Khusus (DAK)
III.3 Penyesuaian Spesifikasi Teknis Pembangunan Jalan Untuk Jalan Daerah
Pembuatan spesifikasi teknis khusus pembangunan jalan daerah harus segera
dibuat/dirumuskan oleh Ditjen Bina Marga selaku Pembina jalan daerah agar
pelaksanaan jalan daerah tertib penyelenggaraan dan bisa menghasilkan produk jalan
daerah yang tepat guna, hemat, dan memiliki umur rencana yang panjang sehingga
manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penyeragaman terhadap pemahaman komponen
dan parameter teknis yang embentuk harga satuan pekerjaan jalan dan bangunan
pelengkap agar dapat dicapai kualitas konstruksi jalan yang berumur panjang, terutama
berkaitan dengan koefisien alat berat agar tidak mengurangi standar mutu pelaksanaan
Peningkatan kegiatan bimbingan teknis konsultasi program dan perencanaan,
pemahaman mutu dan metode kerja, penyusunan harga satuan yang tidak koruptif, dan
penyusunan dokumen dan sistem basis data
III.4 Pembangunan dan Pemeliharaan Sistem Drainase yang Berkelanjutan
Kondisi jalan kabupaten Ciaanjur terutama yang menuju puncak gunung, mayoritas
dalam kondisi rusak berat. Padahal jalan itu menjadi jalur utama distribusi beras dan
komoditas pertanian lain. Dengan buruknya kondisi jalan, otomatis akan mengurangi
waktu tempuh dan kenyamanan berkendara. Belum lagi, di jalan tersebut banyak dilewati
kendaraan umum seperti angkot yang rutin melakukan demo agar trayek yang mereka
lewati segera diperbaiki. Namun, sebesar apapun dana yang digelontorkan pemerintah
untuk memperbaiki jalan tersebut apabila tidak diimbangi dengan dana perbaikan
drainase secara komprehensif, dana tersebut akan sia-sia karena jalan akan cepat rusak
lagi.
Penyebab utama kerusakan jalan yang menuju gunung adalah kerusakan hingga
alihfungsi sistem drainase. Sistem drainase yang ada sudah ditumbuhi banyak rumput
hingga tertimbun tanah. Beberapa oknum masyaraka juga mengalirkan aliran drainase
pada tambak/empang. Akibatnya fatal, tiap hujan turun, air selalu menggenangi jalan.
Genangan ini mengakibatkan jalan semakin cepat mengalami kerusakan.
III.5 Penyusunan Petunjuk Teknis Penetapan Fungsi dan Status Jalan Daerah
Solusi problem penyusunan fungsi dan status jalan daerah adalah penajaman peraturan
menteri PU nomor 03 tahun 2012 melalui pembuatan petunjuk teknis penetapan fungsi
dan status jalan daerah supaya bisa menjadi petunjuk yang komprehensif bagi
penyelenggara jalan daerah dalam menyusun fungsi dan status jalan daerah.

Selain itu, perlu juga dilakukan sosialisasi dan implementasi Permen PU 03/PRT/M/2012
secara intensif serta penyeragaman format penyusunan:
a. SK Gubernur tentang penetapan fungsi ruas jalan sebagai JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP,
JLing-P, JAS, JKS, JLS, JLing-S
b. SK Gubernur tentang penetapan status ruas jalan sebagai jalan provinsi
c. SK Bupati tentang penetapan status ruas jalan sebagai jalan kabupaten
d. SK Walikota tentang penetapan status ruas jalan sebagai jalan kota
Diperlukan pula penyeragaman format penyeragaman format peta jaringan jalan
provinsi/kabupaten/kota yang berbasis software map info dan arc GIS untuk mengetahui
konektivitas jalan provinsi/kabupaten/kota terhadap jalan nasional serta penyajian data
teknis ruas jalan yang lebih komprehensif.

Você também pode gostar