Você está na página 1de 6

Apa itu Diaspora?

Kalau dalam arti sempit Diaspora adalah perantau yaitu orang


yang meninggalkan tanah kelahirannya untuk pergi ke daerah
atau ke negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik,
ketimbang di daerah atau negaranya sendiri, dan orang-orang
seperti biasanya kalau di Indonesia terkenal perantau-perantau
dari Sumatara Barat, orang Padang dan pelaut-pelaut nenek
moyang kita, yaitu orang-orang Bugis dari Makasar, sehingga
ada lagu "Nenek Moyangku Pelaut". Walaupun di daerah-daerah
lain banyak sekali perantau-perantau yang meinggalkan daerah
di Indonesia, sedangkan bagai negara, peranatu-perantau yang
paling terkenal adalah Cina dan India, mana ada di suatu negara
yang tidak ada orang Cina dan orang Indiannya? Hampir semua
negara di dunia pasti akan ketemu orang Cina dan orang India,
yang memang terkenal sebagai perantau-perantau ulung,
apalagi Cina, sehingga di suatu negara-negara besara biasanya
ada "Kota Cina", Cina Town dan di Rusia di sebut" Kitai Gorod",
sampai-sampai di Rusia, khususnya Moskow, ada yang namanya
stasiun Metro (kereta bawah tanah) Kitai Gorod dan nama jalan
Kitai Gorod, letaknya hanya beberapa meter darai pusat
kekuasaan Rusia, Kremlin.
empat kelompok Diaspora Indonesia, yaitu: Pertama adalah orang
Indonesia yang berpaspor Indonesia, meninggalkan tanah
airnya untuk bekerja di luar negeri atau menetap di luar negeri,
orang-orang yang termasuk delam kelompok ini adalah seperti
para diplomat, TKW atau TKI dan lain sebagainya. Kedua,
orang Indonesia yang kemudian menjadi warga negara
lain, atau pindah menjadi warga negara dimana mereka tinggal,
termasuk orang-orang Makasar yang meninggalkan tanah airnya
sampai ke ujung Afrika Selatan, sejarahnya ketika seorang
Pahalwan Nasional Syekh Ysusuf di buang oleh Belanda ke Afrika
Selatan, sehingga konon, ada Kampung Makasar di Afrika
Selatan, dan jangan lupa Sykeh Yusup dikenal juga sebagai
Pahlawan di Afrika Selatan. Ketiga adalah orang-orang yang
menjadi keturunan dari Indonesia, atau blasteran, baik dari
pihak laki-laki atau pun perempuan yang menikah dengan orang
luar negeri, dalam kelompok ketiga ini, baik karean hasil
perkawinan dari pihak laki-laki ataupun peremupuan yang
kemudian mendapat anak dari hasil perkawinan tersebut.
Misalnya ada Mahasiswa Indonesai yang belajar ke Rusia, lalu
menikah dengan mahasiswi dari Rusia, ini banyak terjadi di
tahun 60 an, nah anak keturunan mereka termasuk ke dalam
kelompok ini. Begitu juga orang Indonesia yang menikah
dengan orang Belanda, orang Amerika, orang Inggris dan lain
sebagainya, kemudian mendapat anak dari hasil perkawinan
tadi, termasuk dalam kelompok ini. Keempat, sebagai
kelompok terakhir dari Diaspora Indonesia adalah para
pecinta Indonesia di negara manapun, biasanya adalah orangorang yang pernah tinggala di Indonesia, baik diplomat atau

para mahasiswa atau pekerja yang pernah bekerja di Indonesia,


kemudian mereka kembali ke negara masing-masing dan
biasanya " jatuh Cinta" dengan masakan Indonesia dan budaya
Indonesia.

Libatkan Profesor Diaspora, Jokowi akan


Bangun Pusat Riset Padi di Papua
Berdasarkan http://news.okezone.com/read/2016/08/18/337/1466849/libatkanprofesor-diaspora-jokowi-akan-bangun-pusat-riset-padi-di-papua

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mempertimbangkan


masalah kewarganegaraan yang menyandera para diaspora berprestasi. Ia
mengatakan banyak putra bangsa di luar negeri dengan potensi luar biasa
justru dimanfaatkan negara lain.
Karenanya, Presiden Jokowi mulai melibatkan para profesor asal Indonesia
di Amerika Serikat untuk membangun sebuah pusat riset padi di Merauke,
Papua. Ada sebanyak 74 profesor diaspora yang saat ini berada di
Amerika, 24 diantaranya sudah sepakat untuk kembali ke Indonesia.
Kita akan bangun sebuah pusat riset untuk padi di Merauke. Dengan 24
prof dari Amerika tadi. Saya ingin tidak hanya 24 tapi 70 semua bisa
berkontribusi," kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis
(18/8/2016).
Tidak hanya pusat riset padi, di Papua, Presiden Jokowi juga melibatkan
para profesor tersebut untuk mengembangkan pendidikan vokasi atau
keahlian. "Saya sudah minta. Ada 24 yang saya minta siapkan bidang
pendidikan di Papua. Membantu sekolah vokasi, masih dalam pembicaraan
dengan Universitas Cendrawasih, Universitas Papua," sambung dia.
Pada kesempatan yang sama, Presiden juga menyerukan penghargaan
kepada anak bangsa berprestasi dan yang memiliki peran bagi kemajuan
bangsa. Ia menginginkan masyarakat menumbuhkan optimisme, dan bukan
menciptakan kegaduhan yang akan menghambat kinerja.
"Kita harus hargai orang yang berprestasi. Kita harus mulai beri
penghargaan ke orang yang mau kerja keras. Bukan gaduh terus," tutur
Jokowi.

BRIsat Satukan Ahli Satelit Terbaik Indonesia


http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=5&date=2016-06-05
JAKARTA PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memanggil
sejumlahdiaspora Indonesiaandaluntuk mendukung proyek
peluncuran BRIsat.
Dukungan diaspora Tanah Air terhadap peluncuran satelit milik
Bank BRI ini semakinmengukuhkanbahwaproyekini adalah
kebanggaan Indonesia. Selain manfaat BRIsat, dukungan
diaspora terhadap satelit milik Bank BRI ini menunjukkan sumber
daya manusia (SDM) Indonesia memang berkualitas. Sejumlah
diaspora tertarik bergabung dengan proyek BRIsat ini karena
manfaatnya akan sangat dirasakan rakyat Indonesia, terutama
dibidangpengembangan usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) hingga ke pelosok Tanah Air.
Corporate Secretary Bank BRI Hari Siaga Amijarso mengatakan,
dalam menentukan tim satelit pihaknya lebih mengedepankan
kalangan internal Bank BRI. Jika ternyata tidak tersedia, barulah
mencari dari luar Bank BRI, khususnya warga Indonesia yang
memiliki keahlian di bidang satelit. Ternyata, jumlahnya banyak
dan kualitasnya pun tidak kalah dari ahli satelit negara lain.
Setelah mendapatkan rekomendasi dari sejumlah pihak serta
melakukan seleksi, barulah Bank BRI menghubungi sejumlah ahli
satelit tersebut dan mendapat respons sangat positif. Di antara
para diaspora Indonesia itu adalah Meiditomo Sutyarjoko yang
memiliki pengalaman di berbagai proyek satelit sejak 1989
sampai dengan 2015 seperti Aussat B1, Aussat B2, Astra 1C,
Astra 1D, Inmarsat III, Galaxy III, Galaxy V, Galaxy VI, PalapaC1,
PalapaC2, Garuda 1, S2M-1, Arabsat, ABS-1, ABS-2, ABS-3, ABS7, ABS-4, dan ABS-6.
Juga ada Eko Cahyono. Selama kariernya Eko telah terlibat dalam
rancang bangun satelit Palapa B4, Panamsat K1, Galaxy G4,
Galaxy G1R, Astra 1C, Astra 1D, dan USDBS. Kemudian dia
terlibat dalam pengendalian satelit Garuda, Inmarsat F1/F2,
ABS1A dan ABS1. Mereka gabung ke kita bukan hanya di awal
proyek, tetapi juga dalam operasional satelit, ucap Hari
beberapa waktu lalu. Rencananya, sebulan setelah peluncuran
BRIsat ke orbitnya oleh perusahaan asal Prancis Arianespace,
akan ada proses penyerahan pengoperasian satelit ke Indonesia.
Terkait dengan itu, Bank BRI telah membangun primary satellite
control facility di Ragunan, Jakarta Selatan serta membangun
back up satellite control facility di Tabanan, Bali. Menggunakan
tenaga ahli dari negara sendiri dalam mengembangkan BRIsat
merupakan sebuah komitmen Bank BRI. Bahkan operasional
satellite control facility nantinya akan dilakukan SDM dari Bank

BRI sendiri.
Untuk itu, staf-staf Bank BRI yang ditunjuk untuk
mengoperasikan satellite control facility tersebut sedang
menjalani program internship atau pelatihan operasional satelit
di pabrik SSL Palo Alto, California. Perekrutan anggota tim yang
berasal dari para ilmuwan diaspora sangat diperlukan untuk
membantu kelancaran program ini.
Tentunya kita mencari orang yang ahli sehingga pada
pengambilalihan tidak ada stagnasi. Semua pengendalian bisa
dilaksanakan apabila ada orang yang ahli, di antaranya dari
diaspora yang banyak pengalaman dari negara-negara maju di
sana. Mereka harus berpengalaman dengan satelit. Bukan hanya
tahunan, tetapi belasan tahun, papar Hari.
Dia menegaskan, pemilihan anggota tim satelit dari diaspora
bukan semata atas dasar persoalan gaji. Sebab, menurutnya,
salah satu tujuan peluncuran BRIsat adalah meningkatkan
kualitas layananperseroansehinggatidak mungkin merekrut SDM
yang tidak berkompeten dengan alasan untuk menekan biaya
gaji. Selain itu, Bank BRI sangat yakin atas kemampuan SDM
Indonesia. Jikatidak, mustahilmereka bisa mendapatkan
kepercayaan dari perusahaan tempat bekerja sebelumnya untuk
memegang tanggung jawab serupa.
Padahal di luar negeri tenaga ahli bidang satelit sangatlah
banyak. Hanya sumber daya manusia terbaiklah yang kami ajak
bergabung untuk menanganiBRIsat, ucapdia. Direktur Utama
Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, satelit jaringan komunikasi
ini merupakansalahsatuinovasiBRI untuk memberikan layanan
jasa perbankan kepada seluruh masyarakat Indonesia hingga ke
seluruh penjuru Tanah Air untuk mewujudkan financialinclusion.
Satelit yang memiliki 45 transporder ini nantinya sebagian
dialokasikan khusus bagi kepentingan bangsa dan negara.
Selain itu, dikarenakan BRIsat dimiliki dan dioperasikan sendiri
oleh Bank BRI yang merupakan BUMN entitas Indonesia,
pemerintah akan memiliki sarana komunikasi yang lebih aman,
terhindar dari penyadapan karena kontrol saluran komunikasi
dan enkripsi sepenuhnya berada di tanganIndonesia
paparAsmawi.
Asmawi menyatakan sebanyak 53 ahli satelit yang merupakan
putra putri Indonesia dilibatkan dalam proyek peluncuran BRIsat
ini. Menurutnya Bank BRI tidak ingin tergantung dengan negara
lain dalam mengoperasikan satelit. Kita sebenarnya sudah
siapkan engineer yangkitamilikisaat inidi Ragunan. Ini bagian
dari 800 engineer Bank BRI yang khusus urusin IT
dikantorpusatdankantor cabang, ujarnya di Jakarta.

Asmawi menuturkan, sempat tidak ada bayangan sebuah bank


bisa mendesain sendiri jaringan teknologi yang dibuat. Namun
ternyata Bank BRI bisa. Untuk menunjang layanan perseroan,
beberapa hal menggunakan jasa konsultan dari luar
perusahaan.Dulu kita tidak bayangin bank desain
sendiriteknologi, bangunjaringan, 800 orang mereka dedikasikan
untuk itu. Jadi teknologi yang kita bangun itu inhouse meski
beberapa poin butuh konsultan. Tapi pada akhirnya dikerjakan
tenaga engineer Bank BRI, katanya.
Project Manager BRIsat Hexana Tri Sasongko menjelaskan,
sebagian dari diaspora yang digandeng BankBRI untuk
mengawal BRIsat merupakan alumni PT Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN). Setelah salah satu divisi di IPTN dibubarkan,
sejumlah pegawainya yang telah disekolahkan ke luar negeri
memilih bekerja di sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri.
Di negara lain, mereka memperoleh pengalaman dan
pengetahuan, di antaranya mengenai satelit. Perekrutan calon
penggawa BRIsat dimulai pada 2012.
Pada awalnya pihaknya kebingungan menutupikekuranganSDM
mengenai satelit. Kalaupun ada, sebagian telah memasuki usia
pensiun. TapiakhirnyaBank BRI mendapat informasi berharga
mengenai keberadaan sejumlah ahli satelit Indonesia yang
bekerja di sejumlah perusahaan terkait dengan satelit di dunia.
Anggota tim yang dipilih merupakan terbaik. Apalagi ini proyek
besar, menantang, dan ambisius, ucap Hexana.
Setelah mengorbit, menurut Hexana,
perluwaktuuntukmengintegrasikan seluruh jaringan Bank BRI di
seluruh Indonesia. Hexana menjelaskan, Bank BRI
menggandengperusahaanasalAS, Space System Loral LLC (SSL),
untuk membangun satelit dan perusahaan peluncur roket asal
Prancis, Arianespace. Ketua Dewan Diaspora Indonesia Dino Patti
Djalal menjelaskan Indonesia memiliki banyak sekali inovator
yang bekerja di Silicon Valley, California, AS.
Hal tersebut seharusnya menjadi alasan bagi Indonesia agar
menghasilkan kebijakankebijakanyangbisamemberikan ruang
lebih bagi diaspora Indonesia. Selain itu kontribusi diaspora,
terutama untuk daerahdaerah, juga banyak dilakukan diaspora
seperti dalam bidang kesehatan, pembangunan tata kota.
Dengan adanya kerja sama antara Bank BRI dan beberapa
diaspora dalam membangun satelit, itu menjadi satu bukti
bahwa diaspora Indonesia memiliki peranan yang besar dalam
membantu pembangunan dalam negeri. Saya menyambut
dengan baik adanya kerja sama antara Bank BRI dan diaspora
dengan meluncurkan BRIsat, kata Dino.

Pendiri Yayasan Diaspora Indonesia Nuning Hallet menjelaskan


remitansi atau transfer uangdari tenagakerjaIndonesia ke dalam
negeri mencapai USD8 miliar. Dari jumlahitusekitar20% hilang
untuk biaya pengiriman kepada bank-bank asing.
Diluncurkannya BRIsat, lanjut dia, diharapkan bisa lebih
mengoptimalkan penggunaannya.
Hermansah/ robi ardianto

Você também pode gostar