Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Timah
Timah di Indonesia dipegang oleh Pemerintahan Hindia Belanda Pada tahun 1815.
Penambangan di Belitung dimulai pada tahun ini dan 9 tahun kemudian Biliton Maatschappij
memperoleh konsesinya. Sejak saat itu penambangan Indonesia di ambil alih oleh Biliton
Maatschappij.
Penjualan Hasil timah Bangka dilakukan oleh Kantor Penjualan Hasil Tambang
Negeri yang menjual hasil tambang batubara dari Bukit Asam dan Ombilin.Pada tanggal 16
Oktober 1971 pemerintah menandatangani Kontrak Karya dengan PT Koba Tin untuk
mengadakan eksplorasi pengembangan endapan timah, baik sekunder maupun primer. Di
samping itu perusahaan melakukan pencucian ulang terhadap tailing sisa tambang lama.
Geologi
Endapan timah primer umumnya terdapat pada batuan granit, daerah sentuhannya
dan pada batuan endapan malih. Endapan ini pernah dilakukan dengan cara penambangan
dalam. Selain yang di Mangkubang, kadar timahnya tidak merata seperti di Garumedang 1,0
2,5 %, Selumar 0,8 1,0%, sedangkan di Mangkubang dapat mencapai 4,5 %. Di Bangka,
jenis endapan primer yang terpenting berada di Pemali dan Tempilang.
Endapan sekunder berasal dari endapan primer yang telah mengalami pelapukan dan
hasil perombakannya kemudian diendapkan di suatu tempat. Endapan sekunder ini secara
umum disebut alluvial.
Eksplorasi
Eksplorasi dan penambangan timah sekunder di darat telah berlangsung lebih dari
200 tahun, maka pencarian cadangan baru di darat sudah semakin sulit dan kadarnya makin
menurun. Kemungkinan penemuan cadangan baru diharapkan
berupa
alluvial dalam
Sedang endapan timah primer, yang penambangannya lebih sulit, belum banyak dicari dan
diusahakan, kecuali Pemali di Bangka dan Kelapa Kampit di Belitung, karena
kecenderungan
harga
sekunder baru terletak di lautan, mengingat dua pertiga daerah jalur granit mengandung
timah berada di laut mulai dari laut Malaysia Selatan sampai Pulau Belitung.
Eksplorasi pendahuluan di lepas pantai menggunakan metode penyelidikan geofisika
dangkal dengan seismic terusan untuk daerah luas secara terperinci. Tujuannya ialah untuk
memetakan
Kegiatan pengeboran dilakukan pada sungai sungai purba dengan mengoperasikan Bor
Banka, Bucket Drill, Bor Ponton, dan Kapal Bor untuk lepas pantai.
Penambangan
Penambangan oleh PT Timah, PT Koba Tin, dan PT Riau Tin Mining (RITIN)
umumnya dilakukan endapan alluvial. Endapan alluvial dikerjakan secara tambang terbuka
(kolong) dengan penyemprot air (monitor) yang kadang kadang dibantu oleh alat alat
berat, dragline, truk dan lain lain untuk membantu menggali dan memindahkan tanah.
Lumpur dari penyemprot diisap dengan pompa ke tempat pencucian berupa palong (sluice
box) dan jig sebagai pencucian pendahuluan (sampai kadar Sn 30 - 40 %).
Untuk menambang endapan alluvial di lembah lembah purba, baik yang di darat
maupun di dasar laut, dipergunakan kapal keruk dengan mangkok ( Bucket chain dredge)
maupun kapal keruk isap (cutter suction dredge) yang masing masing mempunyai alat
pencuci jig.
Pada tahun 1979 Adit 22 Nam Salu yang tadinya ditambang secara tambang dalam
lalu menjadi tambang terbuka pada tahun tersebut. Kemudian karena adanya pembatasan
ekspor tahun 1982 dan rendahnya harga maka tambang dalam yang berada di bawah
permukaan air tanah ditutup pada tahun 1983.
Peleburan
Perusahaan mengoperasikan 12 tanur, 10 tanur berada di daerah Mentok, Bangka dan
2 tanur berada di daerah Kundur. Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah
menjadi logam timah. Untuk mendapatkan kualitas yang lebih tinggi, maka harus dilakukan
proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang disebut
crystallizer.
Pemasaran
Logam timah Indonesia sebagian besar untuk diekspor. Permintaan pasar yang
sebagian besar berada pada industri maju. Selain dipengaruhi oleh turun-naiknya kegiatan
ekonomi dunia, juga dipengaruhi oleh faktor spekulasi dan penyimpanan uang (investasi)
terutama ketika terjadi gangguan ekonomi moneter, politik, dan keamanan dunia. Turun-naik
ini ikut dipertajam pula oleh sifat peleburan produsen kecil (custom smelter). Karena proses
peleburan memerlukan jangka waktu, jika harga cenderung naik, perusahaan pelebur lebih
dahulu menaikkan harga penjualannya ke pasar. Sedangkan jika harga turun, pelebur lebih
dahulu menurunkan harga pembelian konsentrat dari penambang-penambang kecil.
Pemakaian di dalam negeri umumnya adalah untuk logam campuran, seperti solder
(60% Sn), babit (20% Sn), dan lainnya, rata-rata 400 m ton setahun hingga tahun 1983. Pada
tahun 1962 terjadi peningkatan pemakaian yang mencolok di dalam negeri sebesar 1.302,5 m
ton. Dan pada tahun 1967 terjadi pemakaian terendah sekitar 103,6 m ton karena menurunnya
kegiatan perekonomian dalam negeri. Pada tahun 1984 terjadi peningkatan kembali hingga
mencapai 1.495,4 m ton.
Produksi Timah Indonesia
Komodita
s
Timah
Uni
t
Ton
200
4
60
200
5
68
200
6
65
200
7
91
200
8
72
200
9
60
201
0
48
2011
42
201
2
95
201
3
88
2014*
)
88
Sumber: http://kip.esdm.go.id/pusdatin/index.php/data-informasi/data-mineral
Nikel
Pada tahun 1935, Bone Tolo Maatschappij. Anak perusahaan Oost Borneo
Maatschappij, melakukan eksplorasi di daerah sekitar Pomalaa (Kolaka), Pulau Maniang, dan
4
Pulau Lemo, berhasil menemukan endapan bijih nikel yang cukup kaya. Endapan ini terdapat
di dekat Tanjung Pakar yang tak berapa jauh dari pantai, mempunyai kadar Ni rata-rata 3
3,5%.
Pada tanggal 27 Juli 1968 ditandatanganinya kontrak karya antara Pemerintah dengan
PT International Nickel Indonesia (Inco), anak perusahaan Inco Limited yang berkedudukan
di Kanada. Pada 17 Desember 1973, PN Aneka Tambang memancangkan tiang pertama
pendirian feronikel di Pomalaa. Pada 14 April 1976 mulai produksi dan pengaspalan pertama
ke Jepang dilakukan pada 17 Juni 1976. Pada 1973, PT Inco membangun pabrik nikel kasar
(nikel matte) dan berproduksi pada 31 Maret 1976. Mulai Desember 1978, PT Aneka
Tambang (Persero) membuka tambang baru di Pulau Gebe, Maluku. Ekspor bijih nikel
pertama dari tambang ini dilakukan pada April 1979.
Geologi
Bijih nikel di Indonesia terdapat di Pomalaa dan sekitarnya (Sulawesi Tenggara), Soroako
( Sulawesi Selatan) dan Pulau Gebe (Halmahera Tengah, Maluku). Bijih nikel disini termasuk
laterit nikel dan nikel silikat (garnierit krisopras) yang terjadi akibat pelapukan dan pelindian
batuan ultrabasa seperti peridotit dan serpentinit atau endapan bertipe molasa yang terdiri dari
rombakan batuan ultrabasa.
Batuan dasarnya adalah peridotit dan serpentinit, dan sebaran bijih sangat tidak
merata. Selain pengaruh morfologi, pembentukan endapan bijih laterit nikel terpengaruh juga
oleh keadaan tektonik setempat. Proses pelapukan batuan dipermudah dengan adanya
rekahan, retakan, sesar, dan sebagainya.
Secara struktur geologi, Pulau Gebe terletak pada jalur oregen lingkar Pasifik. Batuan
dasar jalur ini terdiri atas batuan Mesozoikum Atas sampai Tersier Bawah. Melalui retakan
pada batuan dasar ini terjadilah terobosan batuan ultrabasa. Oleh pengaruh iklim tropika,
terjadilah proses pelapukan batuan basa dan ultrabasa tersebut, dan dalam proses selanjutnya
timbullah endapan laterit nikel.
Penambangan dan Peleburan Bijih Nikel
Saat ini penambangan bijih nikel dilakukan oleh dua perusahaan, yaitu PT Aneka Tambang
(Persero) dan PT Inco. Untuk penambangan bijih nikel PT ANTAM mempunyai dua unit
produksi, yaitu Unit Pertambangan Nikel Pomalaa dan Unit Pertambangan Nikel Gebe.
Perluasan Usaha di Unit Pertambangan Nikel Pomalaa sudah sampai produksi Feronikel
dengan kadar 22-25%..
mm.
Kalsinasi, yaitu proses untuk menghilangkan kadar air, baik dari bijih nikel maupun
Pengolahan Ferronikel
Salah satu strategi utama ANTAM adalah bergerak ke arah hilir untuk
menghasilkan
produk-produk
bernilai
tambah.
Salah
satu
produk
Tahun
Nickel cobalt in
malte
limonite)
2007
72.780,40
7.112.870.00
2008
77.928,00
6.571,764,00
2009
68,228,35
5.802.260,00
2010
77.185,88
7.522.759,00
2011
68.000,04
15.973.336,00
2012
72.899,00
50.087.747,19
2013
78.073,80
13.903.115,00
2014
74,564,47
178.459,00
Status : 2013 (data s.d. 10 juli 2013/ angka sementara)
Ferro nickel
18.532,00
17.566,00
12.550,00
18,688,00
19.690,00
19.578,00
18.249,00
3.393,00
Nickel cobalt in
malte
77.838,66
74.029,62
60.700,58
77.035,37
& limonite)
2007
6.715.177,00
2008
5.342.924,00
2009
4.901.691,00
2010
6.393.145,00
2011
13.458.070,85
2012
72.899,00
50.087.747,19
2013
77.293,61
9.711.081,00
2014
37.835,01
215.400,00
Status : 2013 (data s.d. 10 juli 2013/ angka sementara)
Ferro nickel
17.584,00
17.025,00
14.191,00
18.235,00
22.154,00
19.578,00
14.440,00
5.523,00
Pemasaran
Ciri khas industri nikel Indonesia adalah bergantung kepada pasar
luar negeri. Pemasaran bijih nikel Indonesia merupakan mata dagang
terlemah, pemasarannya sampai saat ini hanya bergantung kepada satu
negara konsumen, yaitu Jepang. Usaha untuk memperluas pasar bijih
9
nikel
terus
dilakukan
tapi
sampai
sekarang
belum
terlihat
hasil
Tembaga
Pada tahun 1967 dilakukan usaha penemuan dan pengusahaan
tembaga secara besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan Freeport
Indonesia Incorporated, yang menandatangani Kontrak Karya dengan
pemerintah pada tanggal 7 April 1967. Sampai dengan tahun 1968
eksplorasi terinci yang dilakukan di daerahGunung Bijih, Irian Jaya,
menunjukkan endapan dengan cadangan yang sangat besar dan bernilai
ekonomis.
Pada tanggal 30 Desember 1991 ditandatangani Kontrak Karya baru
yang merupakan perpanjangan kontrak generasi pertama. Wilayah kerja
perusahaan ini yang semula seluas 100 km2, dalam perpanjangan kontrak
kedua menjadi 2,6 juta ha. Bersamaan dengan itu, Freeport Indonesia Inc.
berubah menjadi PT Freeport Indonesia Company.
Geologi Pertambangan
Bijih tembaga pada umumnya mengandung seng, timbel, ernas, dan
perak. Pada umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara
magmatik yang terbentuk oleh proses metasomatik. Endapan hidrotermal
urnurnnya berupa urat-urat kecil yang kurang ekonomis untuk ditambang.
Jika proses hidrotermal bertemu dengan lapisan sedimen laut ataupun
sedimen gunung api akan menghasilkan cebakan bijih jenis kuroko yang
masif dan kompleks.
10
metamorfosis
dan
metasomatis,
sedangkan
tubuh
bijihnya
11
Pemasaran
Produsen tembaga dunia terbesar pada saat ini aclalah Chili,
Amerika Serikat, Kanada, Zambia, Peru, Australia, Rusia, Polandia,
Kazakhstan,
dan
indonesia.
Kontribusi
produksi
tambang
tembaga
Unit
Logam
Tembaga
Juta
Ton
200
4
840
200
5
106
4
200
6
818
200
7
798
200
8
655
200
9
999
201
0
878
2011
543
201
2
448
2013
450
Sumber: http://kip.esdm.go.id/pusdatin/index.php/data-informasi/data-mineral
Ekspor Logam Tembaga
TAHUN
EKSPOR (TON)
2007
497.704
2008
450.499
2009
701.861
2010
612.368
2011
336.419
2012
8.653.408
2013
257.665
Sumber: http://kip.esdm.go.id/pusdatin/images/pusdatin/pengolahan_data_mineral
Bauksit
12
2014
640
Geologi
lstilah bauksit digunakan orang untuk batuan yang berkadar aluminium nisbi tinggi,
kadar besi rendah, dan tidak atau seclikit mengandung kuarsa (Si02) bebas. Dengan
demikian, bauksit benupa bahan heterogen, yang dapat berupa mineral boehmit (Al H) atau
mineral gibsit (A120 3H20). Bauksit yang terdiri dari mineral boehmit disebut bauksit
monohidrat, dan yang terdiri dan mineral gibsit disebut trihiclrat. Sebagian besar yang ada
didunia ditemukan dalam bentuk trihidrat, hanya sebagian kecil yang monohidrat.
Batuan yang memenuhi persyaratan itu di antaranya ialah syenit dan nefelin yang
berasal dan batuan beku, batu lempung, lempung, dan serpih.
Batuan-batuan di atas akan mengalami proses latenisasi, yaitu proses yang terjadi
karena perubahan suhu secara terus-menerus sehingga batuan mengalami pelapukan dan
terpecah-pecah. Pada musim hujan, air memasuki rekahan-rekahan dan menghanyutkan unsur
yang mudah larut sementara unsur unsur yang sukar/tidak larut tertinggal dalam batuan
induk. Setelah unsur-unsur yang mudah larut dan batuan induk, seperti Na, K, Mg, dan Ca
dihanyutkan oleh air, residu yang ditinggalkan (disebut laterit) menjadi kaya dengan
13
aluminium hidroksida [Al (OH)3] yang kemudian oleh proses dehidrasi akan rnengeras
menjadi bauksit.
Penambangan
PT Aneka Tambang (Persero) semula melakukan penambangan
bauksit di Kijang dan Tembeling (Pulau Bintan), Pulan Kelong, dan Pulan
Dendang. Masing-masing tempat dilengkapi dengan instalasi pencucian.
Penambangan bauksit dilakukan mula mula dengan menyingkirkan
tumbuh- tumbuhan penutup, disusul dengan pengupasan lapisan tanah
penutup setebal 20-100 cm. Lapisan bijih bauksit yang mempunyai
ketebalan 2-5 m kemudian digali dengan singkup mesin, sekaligus
memuatnya ke dalam truk ungkit. Selanjutnya, truk ungkit rnengangkut
hijih ke tempat pencucian. Bijih dari tambang tersebut dicuci di tempat
pencucian dengan maksud untuk menghilangkan tanah dan lumpur dan
meningkatkan kualitas bijih.
Dari setiap ton bijih yang digali diperoleh konkresi bauksit sebanyak
0,6 ton. Bauksit yang telah dicuci ini dimasukkan ke tempat penimbunan
untuk
dimuat
ke
dalam
kapal
di
pelabuhan
curah
Kijang.
Cara
penambangan di atas cukup sulit, karena cadangan bijih itu besar dan
kualitasnya tidak sama besar. Bijih bauksit untuk kualitas ekspor harus
memenuhi persyaratan tertentu. Pencampuran antara kualitas bijih
bauksit yang baik dengan yang kurang baik, dimulai pada saat melakukan
penambangan yang diambil dan beberapa tempat; terakhir pencampuran
kualitas dilakukan pada saat pemuatan ke dalam kapal.
Produksi dan Ekspor Bijih Bauksit
Produksi awalnya dilakukan oleh NV NIBEM dan PN Perbaki. Naik-turunnya
produksi bijih bauksit karena permintaan di pasar luar negeri. Ekspor
bauksit masih bergantung ke pembeli terbesar yaitu Jepang dikarenakan
sampai tahun 1981 belum ada industri peleburan dan pengolahan
alumunium di Indonesia. Penjualan dan ekspor didasarkan kontrak jangka
panjang. Penurunan produksi alumunium primer di Jepang dan kondisi
14
Produksi
1.251.147,00
1.152.322,00
783.097,00
15.295.048,83
17.634.896,94
30.218.149,92
450.214,00
115.340,00
Ekspor
964.282,00
893.088,00
447.662,00
15.236.491,66
16.785.677,15
30.281.149,92
112.150,00
Tidak ada data
sebanyak
600.000
ton
alumina
per
tahun,
dengan
16
17
aluvial dengan sumber daya yang lebih kecil juga dijumpai juga di P. Jawa,
yaitu di Banyumas, Jawa Tengah.
Di daerah-daerah mineralisasi Kalimantan Barat di samping emas
dan perak ditemukan juga mineral-mineral sulfida yang lain. Umumnya,
daerah-daerah emas dan perak dapat dibagi menjadi dua, yaitu endapan
primer dan endapan sekunder.
a) Endapan Primer mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Urat kuarsa mengandung emas pada formasi sabak sebelum
Tersier seperti Bulangsi, Cikotok, dan lain-lain.
2) Urat Tersier muda andesit, dasit, trakhit dan riolit seperti
daerah emas Lebong dan daerah emas Sumatra Barat.
3) Endapan kontak metamorfosa yang berhubungan dengan
sulfida pirit, kalkopirit, galena, dan spalerit yang terjadi dalam
urat di daerah kontak seperti Muara Sipongi.
b) Endapan Sekunder, ciri-cirinya adalah:
1 Endapan diluvial plistosin pada lapisan lapisan sungai tua
ditutupi oleh aglomerat dan tufa
2 Endapan aluvial yang berasal dari urat-urat kuarsa yang
mengandung emas lebih tua tetapi berasal juga dari urat-urat
tersier.
Pengembangan Pengusahaan
Umumnya dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1970-an usaha
pertambangan emas hanyalah melanjutkan atau memperbaiki kembali
sisa perusahaan tambang emas sebelum perang. Prasarana usaha
pertambangan emas, seperti undang-undang/peraturan, kebijaksanaan
pemerintah tentang emas, harga, dan lain-lain, pada waktu itu kurang
mendorong pencarian dan pembukaan tambang emas baru.
Beberapa bekas tambang sebelum perang banyak pula yang
dikerjakan secara pertambangan rakyat, seperti di Bengkulu, Kalimantan,
Sulawesi Utara, dan lain-lain. Minat swasta untuk penambangan emas
18
Endapan alluvial terdapat di sepanjang Sungai Woyla. Batuan yang ditemukan adalah
batuan konglomerat dan terdapat endesit dan kwarsit. Cadangan tercatat sebanyak
110,8 kg Au dan 2.797,3 kg Ag. Eksplorasi dipegang oleh PT Ara Tutut pda tahun
1983.
F. Lebong Tandai, Bengkulu
Terdapat 10 urat emas dengn cadangan 357.200 m ton bijih dengan kandungan 2,4 g
Au/m ton. Daerah KP ini dipegang oleh PT Ketaun Mining dan PT Lusang Mining.
G. Tambang Cikotok, Jawa Barat
Batuan terdiri atas endapaan andesit dengan urat mineral sulfide yang mengandung
emas, perak, timbal, seng dsb. Cadangan yang teruji adalah 569.041 ton dengan kadar
8,4 g Au/m ton Au dan 481 g Ag/m ton Ag. Penambangan dilakukan dengan cara
Gali-Isi dan metode pengolahan cara sianidasi. Daerah ini dikendalikan oleh
pengelolaan PT Aneka Tambang (Persero).
H. Tambang Gunung Pongkor, Jawa Barat
KP untuk daerah Gunung Pongkor dan KP Eksplorasi diperoleh pada 9 Maret 1983.
Anomali emas terdapat dalam urat kuarsa dalam zona ubahan hidrotermal. Zona urat
kuarsa yaitu Urat Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Urat disusun oleh kuarsa, kalsit,
adularia dll.
Geologi dan Cadangan Bijih
Sebagian besar endapan emas di Indonesia dihasilkan jenis endapan
epitermal. Endapan emas tipe ini umumnya didapatkan dalam bentuk
urat, baik dalam urat kuarsa maupun dlam urat bentuk karbonat yang
terbentuk dalam suhu 150-3000C dengan pH sedikit asam atau mendekati
netral Urat-urat tersebut terbentuk oleh hasil aktifitas hidrotermal yang
berada di sekitar endapan porfiri. Dimana emas, perak, tembaga,
wolfram, dan timah terdapat dalam endapan ini (Sukandarrumidi, 2007).
Kebanyakan emas epitermal terdapat dalam vein-vein yang berasosiasi
dengan Alterasi Quartz-Illite yang menunjukkan pengendapan dari fluidafluida dengan pH mendekati netral (Fluida-fluida Khlorida Netral) Dalam
alterasi dan mineralisasi dengan jenis fluida ini, emas dijumpai dalam
vein, veinlet, breksi ekplosi atau breksi hidrotermal, dan stockwork atau
stringer Pyrite+Quartz yang berbentuk seperti rambut (hairline). Dalam
zone ubahan ini ditemukan beberapa urat kuarsa yang berpola saling
sejajar dengan jurus umum barat laut-tenggara. Tiga zona urat kuarsa
20
yang telah dihitung cadangan bijihnya dalam studi ini berturut-turut dari
timur laut ke barat daya ialah urat Ciguha, Kubang Cicau, dan Ciurug.
Ketiga urat ini disusun oleh kuarsa, kalsit, adularia, mineral lempung,
barit, dan 1% pirit. Secara megaskopis tidak terlihat adanya mineral
sulfida logam dasar. Urat kuarsa bertekstur berlapis, breksi, membulat,
dan masif berbutir halus. Lebar maksimum 1 m di Ciguha, 24 m di Kubang
Cicau, dan 15 m di Ciurug.
Urat bijih ditemukan sampai kedalaman 750 m dari permukaan dan titik
terendah urat bijih tersebut terletak pada ketinggian 480 m di atas
permukaan laut. Cadangan bijih dihitung berdasarkan metode poligon
dengan jarak pengaruh radius 50 m. Cadangan bijih yang ditambang
dengan klasifikasi tereka di atas level 515 m seperti tabel di bawah ini.
Penambangan
Penambangan endapan mineral logam emas (bijih emas) bergantung
pada keadaan geologi dan bentuk endapan. Endapan bijih emas sekunder
(alluvial atau eluvial) yang
endapan
bijih
emas
sekunder;
penambangannya
Pengolahan
21
perak
terhadap
emas
sekitar
10-12),
serta
sifat
bijih
emas
Gunung
Pongkor
melalui
unit-unit
proses
dan
pemurnian.
Pada
tahun
1979
alat
flotasi
mulai
perusahaan
patungan
pertambangan,
perusahaan
ini
emas
produksi
Unit
Pertambangan
Emas
Pongkor
dan
Produksi
89.282,14
118.750,29
128.844,28
104.550,22
76.763,73
54.107,65
65.390,53
18.800,00
Realsisasi
2007
2008
2009
2010
2011
2012
penjualan
41.774,24
20.349,62
33.201,55
22.068,69
22.507,75
Tidak ada
penjualan
2013
14.119,50
2014
9.302,90
: 2013: (data s.d. 10 Juli 2013 / angka sementara)
Status
:http://kip.esdm.go.id/pusdatin/index.php/data-
informasi/data-mineral/penjualan-domestik-mineral
Batubara
Batubara dalah salah satu sector strategis dalam dunia pertambangan karna
kegunaanya dibidang energi dapat menggantikan fungsi dari bahan bakar minyak. Pada
tahun 1892 tambang batubara ombilin mulai beroprasi di Sawahlunto, Sumatra Barat. Dan
pada tahun 1919 muali beroprasinya tambang batubara bukit asam. Selain tambang tersebut
banyak tambang tambang lain yang berdiri namun hanya memiliki umur tambang yang
sedikit. Sehingga hanya tambang batubara Ombilin, Bukit Asam, dan Mahakam.
Pada masa berakhirnya pendudukan jepang, kondisi pertambangan batubara sanagn
memprihatinkan. Faktor lain yang memperburuk keadaan adalah harga bahan bakar minyak
yang lebih murah, sehingga peluang penggunaan batubara semakin kecil.
pada tahun 1970, unit pertambangan ombilin ditutup dengan mempertimbangan
faktor ekonomi. Sejak saat itu hanya tambang Bukit Asam dan Ombilin yang masih
25
beroprasi. Pada tahun 1973 perkembangan terhadap batubara meningkat dikarnakan krisis
energi. Beberapa tahun setelah itu batubara menjadi peranpenting karna menggantikan
fungsi dari minyak bumi.
Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling sedikit 27
persen dari total output energi dunia dan lebih dari 39 persen dari seluruh listrik dihasilkan
oleh pembangkit listrik bertenaga batubara karena kelimpahan jumlah batubara, proses
ekstrasinya yang relatif mudah dan murah, dan persyaratan-persyaratan infrastruktur yang
lebih murah dibandingkan dengan sumberdaya energi lainnya.
Geologi
Cadangan batubara terbesar umumnya terletak pdi Sumatra yang mencangkup ampi
68% dari cadangan, dan 22% tersebar di timur dan selatan pulau Kalimantan. Batubara
Indonesia termasuk dalam golongan bituminous sampai lignit yang memiliki kisaran kadar
4000-7500 kcal/kg, dengan kandungan air antara 9-25% dengan kandungan abu antara 19%, kandunagn gas terbang antara 38-43% dan kandungan belerang kurang dari 1%.
Batubara terdapat dalam cekungan ombilin di Sumatra barat. Batubara ombilin
memiliki 2 sratigrafi. yaitu formasi sawah lunto dan formasi sawah tambang. Batubara
ombilin termasuk dalam jenis bituminous dengan kadar 6500-7500 kcal/g. namun formasi
sawah tambang tidak di produksi karna memiliki kualitas yang rendah.
Batubara di Sumatra selatan yang ditambang bukit asam saat ini terdiri dari 3 lapisan
batubara. Lapisab batubara petai, lapisan suban, dan lapisan mangus. Lapisan tersebut
masuk dalam golongan lignit hingga bituminous.
Produksi dan ekspor dan penggunaan dalam negeri.
Produksi batubara Indonesia dipengaruhi oleh konsumsi dalam negeri yang umumnya
digunakan sebagai bahan bakar untuk Pembakit Listrik Tenaga Uap (PLTU), pada jamaan
dahulu batubara juga digunakan sebagai bahan bakar untuk lokomotif dan kapal laut, untuk
menggerakan mesin. Berikut produksi batubara dari beberapa perusahaan di Indonesia
26
Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang kaya akan mineral dan batubara. Namun
Indonesia masih harus meneksplorasi cadangan baru untuk menggantikan
cadangan yang sudah ada yang nantinya akan habis karena masih banyak
daerah diindonesia yang masih tidak tereksplorasi.
Harga komoditas mineral dan batubara Indonesia dipengaruhi banyak
faktor seperti politik dan ekonomi dunia dan yang paling berpengaruh
adalah kondisi keamanan dunia terbukti banyak harga mineral yang turun
akibat Perang Dunia.
mineral dan batubara sampai saat ini dinilai masih menjadi
komoditi sebagai penghasil devisa Negara terbesar setelah minyak bumi
dan gas.
27
Daftar Pustaka
http://www.antam.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=47&Itemid=52
http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/copper/mcs-2015-coppe.p
http://ptfi.co.id/id
http://kip.esdm.go.id/pusdatin/index.php/data-informasi/data-statistik/data-statistik-
esdm/data-sektor-esdm
http://kip.esdm.go.id/pusdatin/index.php/data-informasi/data-mineral/data-mineral-
dunia
http://www.lme.com/metals/non-ferrous/copper/
https://www.minerba.esdm.go.id/public/38477/produksi-batubara/.ekspor-
perusahaan/
http://www.vale.com/indonesia/EN/Pages/default.aspx
http://www.ptba.co.id/en/about/business#marketing
http://www.ptba.co.id/en/about/business#production
28