Você está na página 1de 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, Al-Quran diturunkan kepada
Nabi Muhammad secara berangsur-angsur, sesuai situasi yang
menuntutnya. Karena itu, salah satu syarat pendahulu yang
amat diperlukan untuk memahami ayat-ayat Al-Quran adalah
mengetahui Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat).
Pembahasan ini meliputi; pengertian asbabun nuzul, manfaat
mengetahui asbabun nuzul, dan contoh asbabun nuzul
Agama Islam yang dianut oleh kaum muslim diseluruh
dunia

merupakan

pedoman

hidup

yang

menjamin

kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia mempunyai satu dasar


utama yang essensial yang berfungsi memberi petunjuk
kejalan yang sebaik-baiknya, yakni Al-Quran. Kitab suci AlQuran merupakan landasan hukum pertama dalam Islam, AlQuran

memberikan

(Syariat),

aqidah

meletakkan

petunjuk

(Keimanan)

dasar-dasar

dalam
dan

tentang

persoalan

akhlak

dengan

hukum
jalan

persoalan-persoalan

tersebut.
Al-Quran diturunkan untuk membimbing manusia kepada
tujuan yang terang dan jalan yang lurus, menegakkan suatu
kehidupan yang didasarkan kepada keimanan kepada Allah
dan risalah-Nya. Bebarapa di antaranya langsung disimpulkan
dari lafal dan teks, bahwa firman Allah swt itu diturunkan
kepada

Nabi

untuk

memberi

petunjuk

kepada

beliau

mengenai perkara yang ditanyakan kepada orang-orang


tentang bagaimana membagi harta rampasan perang.

Asbabun Nuzul merupakan salah satu pokok bahasan yang


penting

dalam

Ulumul

Quran,

karena

dengan

mengetahui Asbabun Nuzul dapat membantu memahami dan


menyingkap rahasia-rahasia yang ada dalam Al-Quran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Asbabun Nuzul ?
2. Apa manfaat mengetahui Ababun Nuzul ?
3. Apa saja Contoh Asbabun Nuzul ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Asbabun Nuzul
2. Untuk memahami manfaat mengetahui Asbabun Nuzul
3. Untuk memahami contoh Asbabun Nuzul

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabun Nuzul
Asbab an-nuzul secara etimologi adalah sebab-sebab yang mengakibatkan
turunnya Al-Quran. Secara terminology, asbab an-nuzul adalah peristiwa
yang melatarbelakangi turunnya ayat atau surat pada waktu proses penurunan
Al-Quran.1
Kata Asbabun Nuzul merupakan susunan dari dua kata yaitu asbab dan
al-nuzul. Asbab merupakan bentuk plural dari sebab, mempunyai arti hakiki
yang menunjukkan kepada sesuatu yang dengannya dicapai sebuah tujuan dan
maksud.
Dalam menjelaskan arti sebab, para pemerhati mendapatkan arti yang
variatif menurut kecenderungan keilmuan masing-masing. Para sarjana alQuran berpendapat. Mereka memaksudkan sebaab dengan sesuatu yang
mengantarkan perkataan atau jawaban.
Kata nuzul jika dihubungkan dengan al-Quran akan terdapat dua makna,
konotatif dan denotative. Arti konotatif dari kata a artinya turun secara
berangsur-angsur, sedangkan makna dnotatif dari kata a- berarti
menurunkan.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil pengertian tentang asbabun nuzul
yang merupakan bagian dari ulumul Quran. Asbabun nuzul adalah
pertanyaan, permintaan keterangan, penjelasan, kejadian, peristiwa yang
karenanya al-Quran diturunkan, sebagai jawaban, penjelasan berdasarkan
ketetapan Allah.
Untuk keakuratan asbabun nuzul dapat diperhatikan dua hal berikut:
pertama hendaknya turunnya al-Quran disebabkan dan untuk suatu
perkara. Kedua turunnya al-Quran tepat bersamaan waktunya dengan perkara
tersebut.
Untuk memperjelas definisi tentang asbabun nuzul dapat dilihat dari
contoh-contoh yang biasanya merupakan jawaban dari pertanyaan, permintaan
1 Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Raja Wali Pers,2013), hlm. 101

fatwa dan hukum atau pernyataan terhadap sebuah peristiwa. Contoh jawaban
dari pertanyaan adalah ketika Rasulullah ditanya oleh orang Yahudi tentang
Dzulqornain maka pertanyaan itu menjadi penyebab turunnya ayat:
disebutkan oleh al-Wahididari
Qatadah2.

B. Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul


Pengetahuan terhadap asbabun nuzul bukan hanya merupakan observasi
historis yang melatar belakangi turunnya nash al-Quran, namun tujuan yang
terpenting adalah untuk membantu pemahaman quran dan mendapatkan
petuntuk-petunjuk al-Quran. Hal ini tentu tidak sesuai dengan apa yang
diklaim oleh sebagian orang bahwa tidak ada faedahnya mengenal asbabun
nuzul yang tidak lebih hanya berupa sejarah yang telah berlalu. Klaim ini
tentunya salah besar karena sesungguhnya asbabun nuzul mempunyai faedahfaedah yang amat banyak, antara lain:
a. Membantu mengetahui sejarah yang melatarbelakangi pensyariatan
suatu hukum seperti ayat-ayat warits yang turun atas kedhaliman kaum
jahiliyah yang tidak memberikan warisan kepada pihak perempuan dan
anak laki-laki yang masih kecil. Ayat-ayat yang turun secara gradual
tentang

pelanggaran

khamr

dan

lainnya

yang

kesemuanya

mengantarkan hikmah bagi mukmin dan non mukmin. Untuk seorang


mukmin akan dapat memperkokoh keimanannya, dan untuk nonmukmin akan memunculkan keimanan dengan melihat betapa lentur
dan agungnya syariat islam.
b. Membantu dan memudahkan pemahaman terhadap ayat-ayat alQuran. Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang tidak dapat diketahui
maksudnya dengan jelas kecuali dengan mengetahui asbabun nuzul.3
2 Mawardi Abdullah, Ulumul Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), hlm. 52-53
3 Mawardi Abdullah, Ulumul Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), hlm 59-60

Misalnya Surah Al Baqarah ayat 62 dan surah Al Maidah ayat 93 yang


berbunyi :
Artinya: Sesungguhnya orang-orang mumin, orang-orang Yahudi,
aorang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara
mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan
beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. ( QS. AL Baqarah).4
Adapun asbabun nuzul dari ayat di atas adalah:
1. Riwayat yang disampaikan Ibn Abi Khatim dan Al-Adni dari Ibn
Abi Najih yang bersumber dari Mujahid menyatakan bahwa
Salman bertanya kepada Nabi saw. tentang penganut agama yang
pernah ia anut besama mereka. Ia terangkan cara sholat dan
ibadahnya. Maka turunlah ayat 62 Surah Al Baqarah ini sebagai
penegasan bahwa orang yang beriman kepada Allah, hari akhir dan
berbuat baik akan mendapat pahala dari Allah.
2. Riwayat yang disampaikan oleh Al-Wahidi dari Abdullah bin
Katsir yang bersumber dari Mujahit menyatakan bahwa ketika
Salman menceritakan kepada Rosulullah saw. kisah temantemannya, maka Nabi menjawab mereka di neraka. Salman
berkata seolah-olah dunia ini gelap gulita bagiku. Akan tetapi
setelah turun ayat ini (QS.2:62) dunia ini seolah-olah terang
benderang bagiku.
Artinya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amalan yang soleh karena memakan makanan yang
telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertaqwa serta
beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian
mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah

4 Abu Anwar, Ulumul Quran, (Jakarta: Raja Wali Pers,2013), hlm 36

menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Al-Maidah


93)
Dan adapun Asbabun Nuzul dari ayat di atas adalah riwayat
yang disampaikan oleh Imam Ahmad yang bersumber dari Abu
Hurairah, ia menanyakan kepada Nabi tentang nasib orang orang
yang gugur di jalan Allah, dan yang mati di atas kasur padahal
mereka peminum arak dan makan dari hasil judi, dan Allah telah
menetapkan kedua hal tersebut termasuk perbatan syaitan yang
keji. Lalu Allah menurunkan ayat 93 dari Surah Al-Maidah ini
yang menjawab pertanyaan mereka, dan ayat itu disampaikan oleh
Nabi kepada mereka.5
c. Turunnya al-Quran ketika terjadi sebuah peristiwa menujukkan
kemukzizatannya. Kebersamaan dengan sebuah peristwa menjadi
argumen atas mereka yang mengatakan al-Quran adalah catatan
orang-orang terdahulu.6
d. Menghindari salah duga pemahaman sebuah ayat, seperti yang
dikatakan Imam Syafii dalam firman Allah surah Al-Anam (6): 145
Sesuai dengan penegasan Imam Al-Zarkasi bahwa ayat ini turun untuk
menghilangkan sangkaan pembatasan makanan yang dihalalkan ketika
kaum kuffar mengharamkan apa yang di halalkan dan menghalalkan
apa yang diharamkan Allah. Ayat ini turun sebagai jawaban atas
kelakuan mereka. Sepertinya redaksi ayat ini berbunyi tidak ada yang
halah kecuali yang kalian haramkan dan tidak ada yang hram kecuali
yang kalian halalkan. Padahal maksud dan tujuan ayat ini adalah
kebalikan dari yang sebenarnya, bukan penetapan atau penghapusan.
Jadi bunyinya akan seperti ini: tidak ada perkara yang haram kecuali
yang kalian halalkan dari bangkai, darah, daging babi dan apa-apa
yang disembelih untuk selain Allah. Tidak dimaksudkan penghalalan

5 Abu Anwar, Ulumul Quran, (Jakarta: Raja Wali Pers,2013), hlm 36-37
6 Mawardi Abdullah, Ulumul Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), hlm 60

selain hal-hal tersebut karena tujuannya penetapan haram bukan


penghalalan.
e. Menjelaskan terhadap siapa ayat tersebut ditujukan sehingga tidak
terjadi spekulasi.7
f. Mengetahui Asbabun Nuzul membantu memberikan kejelasan
terhadap beberapa ayat. Misalnya Urwah bin Zubair mengalami
kesulitan dalam memahami hukum fardhu sai antara shafa dan
marwah. Firman Allah:
sesungguhnya shafa dan marwa adalah sebagian dari syiar Allah.
Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah,
maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Dan
barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan
hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri Kebaikan Lagi
Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/2:158)
g. Pengetahuan Asbabun Nuzul dapat mengkhususkan (takhsis) hukum
terbatas pada sebab, terutama ulama yang menganut kaidah sabab
khusus. Sebagai contoh, turunnya ayat-ayat Zhihar pada permulaan
surah al-Mujadalah, yaitu dalam kasus Aus Ibn Al-Shamit yang
menzhihar istrinya, Khaulah binti Hakam Ibn Tsalabah. Hukum yang
terkandung di dalam ayat-ayat ini khusus bagi keduanya dan tidak
berlaku bagi orang lain.
h. Yang paling penting ialah, Asbabun Nuzul dapat membantu memahami
apakah suatu ayat berlaku umum atau berlaku khusus, selanjutnya
dalam hal apa ayat itu diperankan. Maksud yang sesungguhnya suatu
ayat dapat dipahami melalui pengenalan Asbabun Nuzul.8
Selain manfaat di atas ada pula beberapa manfaat mengetahui dan
memahami asbabun nuzul menurut sebagian ulama. Di antara ulama
yang berpendapat seperti itu adalah :
7 Mawardi Abdullah, Ulumul Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), hlm 60-61
8 Anhar Ansyory, Pengantar Ulumul Quran, (Yogyakarta: LEMBAGA
PENGEMBANGAN STUDI ISLAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA,
2012), hlm 51-53

1. Ibnu Al-Daqiq (w.702 H)


Ibnu Al-Daqiq menyatakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul ayat
merupakan metode yang utama dalam memahami pesan yang
terkandung dalam Al-Quran.
2. Ibnu Taimiyah (w. 726 H)
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul
akan membantu dalam memahami ayat Al-Quran, karena
mengetahui sebab berarti juga mengetahui musabab.
3. Al-Wahidi (w. 427 H)
Al-Wahidi menyatakan sebagaimana dikutip oleh As-Suyuthi
bahwa tidak mungkiri seseorang dapat menafsirkan suatu ayat
tanpa mengetahui sejarah turunnya dan latar belakang masalahnya.9
C. Contoh Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul berkisar pada dua hal, yaitu:
1. Karena terjadi suatu peristiwa.
Dituturkan oleh Ibn. Abbas: ketika turun ayat Dan berilah
peringatan kepada keluargamu (Muhammad) terdekat (QS. Al-Syuara
[26]: 214), Nabi naik keatas bukit shafa lalu beliau menyeru : Wahai Bani
Fahr! Wahai Bani Addi..! kepada keturunan Quraisy- sehingga mereka
berkumpul. Bahkan seseorang yang tidak bisa keluar pun, ia mengutus
seoarang utusan untuk melihat apa yang terjadi. Maka Abu Lahab dan
orang-orang Quraisy datang. Nabi kemudian bersabda: Bagaimana
pendapat kalian seandainya aku mengabarkan kepada kalian bahwasanya
ada sekelompok pasuka berkuda dari lembah yang akan menyerang kalian,
apakah kalian mempercayaiku ?. Ya, kami mempercayaimu, tidak ada
yang kami dapatkan darimu kecali kejujuran jawab mereka. Beliau
melanjutkan: Sesungguhnya aku adalah pemberi pringatan bagi kalian,
aku memberitahu kalian akan siksa yang pedih. Maka Abu Lahab berseru:
Celakalah engkau sepanjang hari, apakah hanya untuk urusan ini engkau
9 Abu Anwar, Ulumul Quran, (Jakarta: Raja Wali Pers,2013), hlm 35

mengumpulkan kami? Lalu turunya ayat Binasalah kedua tangan Abu


Lahab

dan

sesungguhnya

dia

akan

binasa,

Tiaklah

berfaedah

kepadanyaharta bendanya dan apa yang ia usahakan. ( HR Al-Bukhari


hadis no. 4770).
2. Karena ada pertanyaan yang diajukan Rasulullah
Diriwayatkan Muadz bin Jabal r.a., ia berkata , Ya Rasulullah
orang-orang Yahudi datang kepadaku mengemukakan pertanyaan tentang
bulan, bukankah bulan itu selalu saja pada mulanya tampak kecil,
kemudian bertambah besar dan memudar, lalu kembali mengecil lagi
seperti semula.
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: Bulan
sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah)
haji10. (QS. Al-Baqarah: 189)
Selain itu dituturkan oleh Jabir ibn Abdillah: Orang-orang Quraisy
dahulu dipanggil al-Hums, dan apabila mereka ihram, mereka masuk
melalui pintu-pintu rumahnya, sedangkan orang Ansar dan semua orang
Arab ketika ihram tidak memasuki rumah dari pintu-pintunya. Lalu pada
saat Rasulullah disebuah kebun, beliau keluar dari intunya, dan Qutbhah
ibn Amir Al-Ansari ikut keluar bersamanya. Mereka kemudian berkata:
Wahai baginda Rasulullah! Sesungguhnya Qutbhah ibn Amir seorang yang
jahat, ia keluar bersamamu dari pintunya.Apa yang mendorongmu
berbuat demikian? ia menjawab: Aku melihatmu melakukanya karena
itu aku melakukanya pulaseperti yang engkau lakukan. Beliau berkata:
Sesunguhnya aku ahmasi. ia berkata: Dan bukankah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya akan tetapi kebajikan itu ialah
kebajikan orang yang bertaqwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari
pintu-pintunya. (HR Ibn Hujaimah dan Hakim juga terdapat dalam Fath
al Bari 3/621)

10 Mohammad Gufron dan Rahmawati, Ulumul Quran, (Yogyakarta: Teras), 2013,


hlm. 21

Dituturkan

oleh Aisyah: Maha suci Allah yang Maha

Mendengar sesuatu. Aku telah mendengarkan perkara yang diadukan oleh


Khaulah binti Tsalabah. Akan tetapi, sebagian ucapanya tidak bisa aku
tangkap. Pada waktu itu dia mengadukan suaminya kepada nabi Saw. Ia
berkata kepada beliau, wahai baginda Rasulullah dia telah menghabiskan
masa mudaku, dan rahimku telah banyak melahirkan anak-anak baginya.
Namun ketika aku sudah tua dan aku sudah tidak bisa melahirkan lagi, dia
malah men-zhiharku. Ya Allah aku mengadukan hal ini kepadamu,
Aisyah melanjutkan ceritanya, wanita itu terus menerus mengatakan hal
itu sehingga Jibril menurunkan ayat tentang mereka: Sesungguhnya Allah
telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada
kamu tentang suaminya. (QS. Al-Mujadillah [58]: 1) Hingga akhir hayat.
(HR Ibn Majah, Syaikh Al-Albani mensahihkan hadis ini)11
Asbabun Nuzul (QS Al-Alaq 1-5)
Dituturkan oleh Aisyah istri nabi Saw.,Wahyu pertama yang
diterima Rasulullah adalah mimpi yang benar. Setiap kali beliau bermimpi,
mimpi itu datang bagaikan terangnya subuh. Kemudian beliau sering
menyendiri. Biasanya beliau bertahanus di Gua Hira. Di sana, beliau
beribadah beberapa malam, sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya)
dan mempersiapkan bekal untuk itu. Kemudian beliau pulang ke khadijah,
mengambil bekal lagi untuk beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan
sampai tiba-tiba wahyu datang ketika beliau sedang berada di Gua Hira.
Malaikat (Jibril a.s) datang dan berkata: Bacalah! Beliau menjawab:
Aku tidak bisa membaca. Rasulullah saw. Bersabda: Malaikat itu menarik
dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia melepaskanku
seraya berkata: Bacalah! Aku menjawab: Aku tidak bisa membaca. Dia
menarik dan mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian ia
melepaskan sambil berkata : Bacalah! Aku menjawab: Aku tidak bisa
11 Abu Nizhan, Mutiara shahih Asbabun Nuzul, ( Bandung: PT Grafindo Media
Pratama, 2011), hlm. 245

10

membaca. Dan untuk yang ketiga kalinya ia menarik ia menarik dan


mendekapku sehingga aku merasa kepayahan, lalu ia melepaskanku dan
berkata: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah
yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui.12
Asbabun Nuzul (QS Al mujadilah [58]:1-2)
Sebab turunya ayat ini ialah berhubungan dengan persoalan seorang
wanita bernama Khaulah binti Tsalabah yang telah di-zhihar oleh suaminya,
Aus bin Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada istrinya kamu bagiku
seperti punggung ibuku, dengan maksud dia tidak boleh menggauli ibunya.
Maka Khaulah mengadukan hal itu kepada kepada Rasulullah Saw.
Rasulullah menjawab, bahwa dalam hal ini belum ada keputusan dari Allah
Swt., dalam riwayat lain Rasulullah mengatakan : Engkau telah diharamkan
bersetubuh dengan dia. Lalu khaulah berkata: Suamiku belum menyebutkan
kata-kata thalak. kemudian khaulah berulangkali mendesak Rasulullah
supaya menetapkan suatu keputusan dalam hal ini, sehingga kemudian
turunlah ayat Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang
mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan
(halnya) kepada Allah, dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha melihat. (QS Al-Mujadilah
[58]:1)13
Ayat 2 yang artinya orang-orang yang menzihar (menganggap istri
sebagai ibunya) istrinya di antara kamu (padahal) istri mereka itu bukan ibu
mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain adalah wanita yang melahirkan mereka.
Dan sesungguhnya mereka benar-benar mengucapkan perkataan yang

12 Abu Nizan, Asbabun Nuzul, (Bandung: PT Grafido Media Pratama,2011), hlm. 289
13 Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 78

11

mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah maha Pemaaf lagi maha
pengampun.14
Asbabun Nuzul (QS Al- Ahzab[33]:35)
Riwayat Hakim dan Ummu Salamah mengatakan: Saya bertanya
kepadamu Ya Rasulullah, mengapa engkau menyebut perempuan, maka
turunlah ayat:
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatanya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan
yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatanya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar. QS Surat Al- Ahzab[33]:35
Dengan riwayat yang sama dari Ummu Salamah juga, ia mengatakan:
Ya Rasulullah, mengapa engkau melebihkan anak laki-laki dari pada
perempuan, lalu turunlah ayat:
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniahkan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan,dan bagi
para wanita(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari Karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nisa [4]:32)15

14 Acep Hermawan, Ulumul Quran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), hlm. 35


15 Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 107-108

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asbabun nuzul adalah bagian dari ulumul Quran yang merupakan
pertanyaan, permintaan keterangan, penjelasan, kejadian, peristiwa yang
karenanya al-Quran diturunkan, sebagai jawaban, penjelasan berdasarkan
ketetapan Allah.
Dalam mempelajari Asbabun Nuzul, terdapat faedah yang amat banyak
antara

lain,

Membantu

mengetahui

sejarah

yang

melatarbelakangi

pensyariatan suatu hukum, Membantu dan memudahkan pemahaman


terhadap ayat-ayat al-Quran, Turunnya Al-Quran ketika terjadi sebuah
peristiwa

menujukkan

kemukzizatannya,

Menghindari

salah

duga

pemahaman sebuah ayat, Menjelaskan terhadap siapa ayat tersebut ditujukan


sehingga tidak terjadi spekulasi, Asbabun Nuzul membantu memberikan
kejelasan terhadap beberapa ayat, Pengetahuan Asbabun Nuzul dapat
mengkhususkan (takhsis) hukum terbatas pada sebab, dan Asbabun Nuzul
dapat membantu memahami apakah suatu ayat berlaku umum atau berlaku
khusus.
Asbabun Nuzul berkisar pada dua hal yaitu, Karena terjadi suatu peristiwa
dan Karena ada pertanyaan yang diajukan Rasulullah.

B. Saran
Asbabun Nuzul penting untuk diketahui agar mudah
memahami

dilalah

ayat,

dan

pemahaman.

13

terhindar

dari

kekeliruan

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mawardi. 2011. Ulumul Quran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Anshori.

2013.

ULUMUL

QURAN.

Jakarta:

PT

RajaGrafindo

Persada.
Ansyory, Anhar. 2012. Pengantar Ulumul Quran. Yogyakarta:
LEMBAGA

PENGEMBANGAN

STUDI

ISLAM

UNIVERSITAS

AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA.


Anwar, Abu. 2013. Ulumul Quran. Jakarta: Raja Wali Pers.
Gufron,

Mohammad,

Rahmawati.

2013.

ULUMUL

QURAN.

Yogyakarta: Teras.
Hermawan, Acep. 2011. Ulumul Quran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nizhan, Abu. 2011. Mutiara shahih Asbabun Nuzul. Bandung: PT Grafindo Media
Pratama.

14

Você também pode gostar