Você está na página 1de 4

1.

Apa saja faktor resiko untuk perkembangan penyakit jantung iskemik?


Faktor yang tidak dapat dimodifikasi, antara lain:
a. Faktor genetik

= CAD, diabetes, hipertensi, aterosklerosis.

b. Faktor usia

= Paling banyak terjadi pada usia 65 tahun ke a

c. Faktor genre

= wanita lebih berpotensi karena dipandang dari faktor


stress dimana terjadi peningkatan tekanan darah

Faktor yang dapat dimodifikasi


a. Peningkatan serum lemak
b. Hipertensi
c. Merokok
d. Obesitas
e. Peningkatan serum kolesterol
f. Stress dalam kehidupan sehari-hari
g. Kurang olahraga
h. Hiperurisemia
2. Sebutkan gejala dan kriteria diagnosa untuk pasien penyakit jantung iskemik?
1

Gejala
1

Rasa terbakar di sekitar sternum sering tapi tidak selalu menjalar ke bahu, rahang
kiri danlengan, juga sesak dada, sesak napas.

2
2

Nyeri yang biasanya berlangsung dari 0,5 sampai 30 menit.


Diagnosis
1 Riwayat kesehatan pasien
2 Electrocardiogram (EKG)
Mengukur aktifitas elektrik jantung. Pada iskemia tipe gelombang ST-T
berubah meliputi depresi, gelombang T terbalik dan segmen ST tinggi.
3 Echocardiograhy
Mengukur denyut jantung membandingkan gerakan dinding vestibular ketika
istirahat dan stress.
4 Exercise tolerance testing ( ETT)
5 Thallium stress test
Dikonjungsikan

dengan

ETT

unutk

mendeteksi

reversibel dan irreversibel pada aliran darah


6 Tes Laboratorium

kerusakan-kerusakan

Pemeriksaan darah unutk mengukur total lemak, lipoprotein, dan kolesterol.


7 Sinar X
8 Angiocardiografi radionuclida
9 Keteterisasi kardiak dan arteriografi koroner
3. Jelaskan perbedaan patofisiologi antara angina stabil kronik dan sindrom koroner akut?
Angina stabil kronik :
Sindrom koroner akut :
4. Sebutkan apa saja tujuan terapi penyakit jantung iskemik dan jelaskan modofikasi gaya
hidup dan terapi farmakologi yang sesuai untuk mencapai masing-masing tujuan?
Tujuan terapi :
1

Mengurangi dan menghindari serangan

Mengurangi rasa sakit pasien

Menghindari komplikasi

Memperpanjang usia hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien


Terapi Non Farmakologi
- Berhenti merokok
- Mengatur pola makan : rendah lemak dan kolesterol
- Kurangi stress
- Menjaga berat tubuh ideal
- Pembedahan
- Transplantasi
Terapi Farmakologi
1

-Bloker
B-blocker adalah terapi lini pertama untuk mencegah gejala iskemik
gejala,

terutama

infark.

Dengan tidak

pada

pasien

adanya

dengan

riwayat

kontraindikasi, b-blocker lebih

miokard
disukai

karena beberapa alasan. Pertama, b-blocker dapat mencegah jantung


aritmia

dengan

mengurangi

tingkat

depolarisasi

spontan

dari alat pacu jantung ektopik. Kedua, dalam beberapa uji acak yang besar,
b-blocker yang ditampilkan untuk mencegah kerusakan target organ, khususnya
stroke

dan

gagal

jantung,

pada

pasien

dengan

hypertension.

Akhirnya, sementara efek jangka panjang b-blocker pada morbiditas dan


mortalitas

pada

pasien dengan

angina stabil kronis

sebagian besar

diketahui, beberapa b-blocker telah terbukti menurunkan risiko untuk

reinfarction dan meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien yang menderita


Mekanisme kerjanya adalah mengurangi laju jantung, mengurangi kontraktilitas
dan menurunkan tekanan darah sehingga menurunkan kebutuhan oksigen.Adrenoreceptor bloker efektif pada ngina kronik sebagai monoterapi dan
dikombinasikan dengan notrat dan antagonis saluran Ca.
2

Nitrat
Berefek dilatasi pembuluh darah, mengurangi kebutuhan oksigen miokardial.
Untuk mencegah terjadinya serangan akibat stress dan aktifitas berat atau untuk
profilaksis jangka panjang.
- Merupakan pilihan pertama pada pasien angina fase terminal
- Biasanya dikombinasikan dengan -Bloker atau antagonis saluran Ca.

Antagonis Saluran Ca
Menyebabkan vasodilatasi arteriol dan arteri koroner, memperlambat laju
jantung sehingga mencegah spasme arteri koroner. Ex : verapamil, diltiazem,
nifedipin. Dikombinasikan dengan -Bloker untuk mencegah terjadinya
takikardia.

Obat Anti Platelet


Aspirin dosisi rendah (75-150 mg). Aspirin adalah penghalang paling potent
terhadap produksi platelet tromboksan dengan menghambat siklooksigenase,
sebuah bertanggung jawab untuk produksi enzim tromboksan.

2.

Kasus
Riwayat Kesehatan Pasien: hepertensi, didiagosis 7 tahun lalu. Nyeri dada yang
mengakibatkan sesak.
Riwayat Keluarga: Ayah dengan penyakit arteri koroner, mengalami infark miokard pada
usia 50 tahun. Ibu hidup dan sehat.
Riwayat Sosial: Merokok -1 bungkus per hari. Tidak menggunakan alkohol dan obat
terlarang. Tidak melakukan olahraga secara rutin.
Obat-obatan yang dikonsumsi:
Hydrochlorothiazide 25 mg tablet sekali sehari.
Nifedipine 60 mg tablet sekali sehari.
Tidak ada alergi obat yang dikenal.
Tanda-tanda vital: Tekanan darah = 154/90 mmHg, Denyut jantung =84 denyut/menit,
Respirasi= 16, Suhu 37o C, tinggi = 178 cm, berat = 104,6 kg.
Kardivaskuler: irama dan detak jantung normal

Identifikasi faktor resiko penyakit iskemi Rj?


Faktor genetik, perokok, kyrang olahraga, hipertensi, kolesterol, obesitas
b.
c. The goal of teraphy:
Tujuan terapi :

Mengurangi dan menghindari serangan

Mengurangi rasa sakit pasien

Menghindari komplikasi

Memperpanjang usia hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien


Terapi non farmakologi
1

Berhenti merokok

Mengatur pola makan : rendah lemak dan kolesterol

Kurangi stress

Menjaga berat tubuh ideal

olahraga secara rutin

mengurangi garam (diet garam)


Terapi farmakologi

Pasien sudah menggunakan obat untuk hipertensinya yaitu :


1

Nifedipin 60 mg tablet sekali sehari

Hydroclorotiazide 25 mg tablet sekali sehari,

Berdasarkan keluhan terapi pengobatan untuk antiangina diberikan :


1

Obat ISDN (Isosorbit Dinitrat) 5 mg tablet 3 kali sehari,

Sedangkan berdasarkan pemeriksaan hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa


pasien Hiperlidemia makan pengobatannya ditambahkan :
2

Simvastatin 10 mg tablet sekali sehari untuk pemakaian malam hari

Fenofibrat 100 mg tablet 3 x sehari.

Você também pode gostar