Você está na página 1de 10

REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2012-2032

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Hukum dan Administrasi Perencanaan
TKP432

Disusun Oleh:
Kelompok 8 Kelas B
Yonika Evidonta
Nofika Fitasari
Novi Yanti
Muhammad Saifudin Amanullah
Septi Ayuning Tyas
Ahmad Aulia Nur Haq
Natasya Situmorang

21040113120002
21040113120026
21040113120048
21040113120058
21040113130088
21040113130120
21040113130134

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
2016

REVIEW RTRW KOTA BALIKPAPAN


1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007 Pasal 11 ayat (2) yang mengamanatkan pemerintah daerah
kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten, yaitu meliputi perencanaan tata
ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten, maka diperlukan Penyusunan RTRW Kabupaten sebagai acuan bagi pemerintah daerah, swasta, &
masyarakat. Kedudukan RTRW Kota/Kabupaten dalam sistem penataan ruang dan sistem pembangunan
nasional adalah terjemahan dari RTRW tingkat provinsi yang mempertimbangkan adanya RPJP
Kabupaten/Kota. Dokumen RTRW tersebut didetailkan lebih lanjut dalam wujud RDTR Kabupaten dan juga
RDTR Kota. Selain itu, berlandaskan hukum pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan
bahwa terdapat Sembilan asas didalamnya yaitu keterpaduan, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan,
keberlanjutan, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, pelindungan
kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan dan akuntabilitas. Asas-asas tersebut bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Peraturan ini berorientasi
pada beberapa hal seperti terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan,
terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia, dan juga terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Konsep dasar terkait penyelenggaran penataan ruang yang dimaksud dapat dibagi menjadi empat
bagian. Bagian pertama adalah pengaturan, kedua adalah pembinaan, ketiga adalah pelaksanaan dan keempat
adalah pengawasan. Dalam hal ini, pelaksanaan penataan ruang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang. Dokumen tata ruang
dibuat untuk menjaga penyelenggaraan tata ruang yang harmonis. Salah satu dokumennya ialah dokumen
rencana umu tata ruang. Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang
disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki terdiri atas RTRW nasional, RTRW
provinsi, dan RTRW kabupaten/kota. Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW
provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan
peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan
wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional
Ruang wilayah Kota Balikpapan dengan keanekaragaman ekosistemnya sebagai bagian dari wilayah
Negara Republik Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat besar. Ruang tersebut di
samping berfungsi sebagai sumber daya, juga sebagai wadah kegiatan, perlu dimanfaatkan secara optimal dan
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia, menciptakan kesejahteraan masyarakat dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Ruang wilayah Kota Balikpapan selain memiliki potensi juga
memiliki keterbatasan. Oleh karena itu di dalam memanfaatkan ruang baik untuk kegiatan pembangunan
maupun untuk kegiatan lain perlu dilaksanakan secara bijaksana, dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan azas terpadu, tertib, serasi, seimbang dan lestari. Dengan demikian baik ruang sebagai
wadah kehidupan dan penghidupan maupun sebagai sumber daya perlu dilindungi guna mempertahankan
kemampuan daya dukung dan daya tampung bagi kehidupan manusia. Agar pemanfaatan dan perlindungan
ruang dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna perlu dirumuskan penetapan struktur dan pola
ruang wilayah, kebijaksanaan, strategi pengembangan dan pengelolaannya di dalam suatu Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Balikpapan yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana
Tata Ruang Provinsi Kalimantan Timur. Atas dasar hal-hal tersebut di atas dan demi kepastian hukum, perlu
ditetapkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan.
Tujuan penataan ruang wilayah Kota adalah menjadikan Balikpapan sebagai kota jasa yang dinamis,
selaras dan hijau guna mendukung fungsinya sebagai Pusat Pertumbuhan Nasional. Tujuan tersebut bermaksud
mewujudkan Kota Balikpapan sebagai Kota Jasa yang selalu mengikuti perkembangan teknologi tetapi tetap
selaras dan menjaga kualitas lingkungannya. Hal tersebut diwujudkan dalam rangka mendukung Peran Kota
Balikpapan sebagai Pusat Pertumbuhan Nasional. Terkait hal tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan memiliki
dokumen RTRW sebagai acuan pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupate, acuan untuk
mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten serta acuan lokasi investasi yang
dilakukan pemerintah, masyarakat, & swasta. Tentunya, dokumen tersebut juga menjadi dasar pengendalian
pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kabupaten, meliputi penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif/disinsentif, & pengenaan sanksi. Kebijakan yang diwujudkan melalui dokumen
1

tersebut dapat membantu mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten, mewujudkan
keserasian pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya serta menjamin terwujudnya tata ruang
wilayah kabupaten yang berkualitas.
2. TUJUAN KEBIJKAN DAN STRATEGI
A. Tujuan
Menjadikan Balikpapan sebagai Kota Jasa yang Dinamis, Selaras dan Hijau guna Mendukung Fungsinya
sebagai Pusat Pertumbuhan Nasional
B. Kebijakan dan Strategi
1) Penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan
a. Memperkuat peranan pusat pelayanan kota sebagai kawasan pemerintahan serta perdagangan
dari jasa yang berkarakter unik
b. Mengembangkan sub pusat pelayanan kota di kawasan yang belum berkembang
c. Mengembangkan pusat lingkungan secara merata di kawasan pinggiran
2) Peningkatan aksesbilitas antar kawasan
a. Mendukung pengembangan jaringan jalan Trans Kalimantan
b. Mendukung pengembangan jaringan perkeretaapian di bagian utara kota
c. Meningkatkan ruas-ruas jalan utama
d. Mengembangkan jalan yang menghubungkan antar pusat-pusat pelayanan di wilayah kota
e. Mengembangkan jalan yang menghubungkan pusat lingkungan dengan kawasan permukiman
f. Menghubungkan jalan antar kawasan permukiman
g. Meningkatkan pelayanan terminal angkutan penumpang
h. Mengembangkan terminal angkutan barang
i. Meningkatkan pelayanan pelabuhan penyeberangan
j. Mengembangkan jembatan antar pulau
k. Meningkatkan pelayanan kebandarudaraan.
3) Peningkatan pelayanan sistem jaringan prasarana yang terpadu, merata dan ramah lingkungan
a. Mengembangkan sistem jaringan energi yang handal dan merata
b. Mengembangkan prasarana telekomunikasi secara merata
c. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem jaringan sumber daya air
d. Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah kota
e. Mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu.
4) Perwujudan kelestarian kawasan lindung
a. Menentapkan kawasan lindung di ruang darat dan ruang laut
b. Menjaga keberlanjutan hutan lindung
c. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat
pengembangan kegiatan budidaya
d. Merehabilitasi kawasan cagar budaya
e. Mengintegrasikan fungsi kawasan lindung dengan fungsi wisata
5) Peningkatan RTH yang proposional di seluruh wilayah kota
a. Menyediakan RTH minimal 30% dari luas wilayah kota
b. Mengembangkan RTH di kawasan sempadan
c. Mengembangkan RTH di kawasan bencana
6) Pengembangan kawasan budidaya yang produktif dan berwawasan lingkungan
a. Mengembangkan kawasan perumahan dengan konsep hunian berimbangd an terjangkau
dengan pusat-pusat pelayanan
b. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang merata dan berhirarki
c. Mengembangkan kawasan peruntukan industri yang terintegrasi dengan terminal peti kemas
dan selarah dengan kawasan sekitarnya
7) Pengembangan kawasan strategis kota
a. Menetapkan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi dan lingkungan
b. Memprioritaskan pengembangan sistem prasarana di kawasan strategis
c. Mengembangkan kawasan penyangga yang sesuai dengan akwasan strategis yang ada
8) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan keamanan negara
2

a. Mendukung penetapan akwasan peruntukan pertahanan dan keamanan


b. Mengambangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga
fungsi pertahanan dan keamanan
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar
kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga
d. Turut serta memelihara dan menjaga asset-aset pertahanan dan keamanan
3. STRUKTUR RUANG KAWASAN
Struktur Ruang Kota Balikpapan terdiri atas sistem pusat pelayanan dan sistem jaringan prasarana dan
sarana kota.
A. Sistem Pusat Pelayanan
Sistem pusat pelayanan terdiri atas:
1) Pusat pelayanan kota (PPK) yang berada Kelurahan Klandasan Ilir dan Kelurahan Ulu di kecamatan
Balikpapan Kota dengan fungsi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa skala kota.
2) Sub pusat pelayanan kota terdiri atas dua fungsi yaitu:

Sub pusat pelayanan kota dengan fungsi sebagai pusat perdagangan jasa, pusat pendidikan
skala regional berada di Kelurahan Joang Kecamatan Balikpapan Utara.

Sub pusat pelayanan kota dengan fungsi sebagai perdagangan dan jasa agro skala kota dan
pusat pelayanan pendidikan skala kota yang berada di Kelurahan Teritip Kecamatan
Balikpapan Timur.
3) Pusat Lingkungan yang terdiri atas 7 fungsi yaitu:

Pusat Lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pendidikan skala kecamatan yang berada di
Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat.

Pusat Lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, dan
pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan yang berada di Kelurahan Gunung Bahagia
Kecamatan Balikpapan Selatan.

Pusat Lingkungan dengan fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala kecamatan
yang berada di Kelurahan Gunung Sari Ilir kecamatan Balikpapan Tengah.

Pusat Lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan
pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan yang berada di Kelurahan Manggar Kecamatan
Balikpapan Timur.

Pusat Lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan
yang berada di Kelurahan Lamaru Kecamatan Balikpapan Timur.

Pusat Lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan
pendidikan skala kota yang berada di Kelurahan Batu Ampar Kecamatan Balikpapan Utara.

Pusat Lingkungan dengan fungsi sebagai Pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan
kesehatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kota yang berada di Kelurahan Klandasan
Ulu di Kecamatan Balikpapan Kota.
B. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Kota
Rencana sistem jaringan prasarana Kota meliputi sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan
prasarana lainnya.
1) Sistem jaringan prasarana utama terdiri atas:

Sistem jaringan transportasi darat yang terdiri atas sistem jaringan jalan;sistem jaringan
perkeretaapian; dan sistem jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan.

Sistem jaringan transpotasi laut yang meliputi tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran.

Sistem jaringan transportasi udara yang meliputi Bandar udara dan KKOP
2) Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas:

Sistem jaringan prasarana telekomunikasi nirkabel dan kabel

Sistem jaringan prasarana sumber daya air yang terdiri atas wilayah sungai, cekungan air
tanah, sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota, jaringan irigasi, jaringan air
bersih, sistem pengendali banjir, dan sistem pengamanan pantai.
3

Sistem jaringan prasarana energi meliputi jaringan pipa minyak dan gas bumi; pembangkit
listrik; jaringan transmisi tenaga listrik; jalur distribusi energi kelistrikan; dan sistem energi
alternatif.
Sistem jaringan prasarana infrastruktur perkotaan meliputi sistem penyediaan air minum kota,
sistem pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, dan sistem drainase kota,
penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, jalur evakuasi
bencana dan jalur sepeda.

4. POLA RUANG KAWASAN


Pola ruang Kota Balikpapan terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.
A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung Kota Balikpapan dibagi menjadi delapan yaitu
1) Hutan lindung
Hutan lindung yang di rencana pola ruang Kota Balikpapan terdiri Hutan Lindung Sungai Manggar,
Hutan Lindung Sungai Wain, Perluasan Hutan Lindung Sungai Wain, dan Rencana perwujudan
pengembangan kawasan hutan lindung menjadi kawasan wisata alam, wisata pendidikan
alam/lingkungan hidup. Kegiatan penelitian flora/fauna khas Kalimantan serta mencegah terjadinya
alih fungsi lahan.
2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Merupakan kawasan resapan yang berada di sebagian Kelurahan Kariangau Kecamatan
Balikpapan Barat dan Kelurahan Lamaru Kecamatan Balikpapan Timur dengan rencana perwujudan
berupa penghijauan di kawasan muara sungai yang berbatasan dengan hutan lindung Sungai
Manggar dan hutan lindung Sungai Wain.
3) Kawasan perlindungan setempat
Terdiri dari sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar dannau/waduk/embung, dan
kawasan pantai berhutan bakau/mangrove yang terletak menyebar di tiap Kota Balikpapan.
Rencana pengembangannyaa berupa kawasan wisata alam, RTH publik, pengembangan lapangan
olahraga, dan pengembangan fasilitas umum dan sosial secara terbatas.
4) Ruang terbuka hijau
Terdiri dari RTH publik dan RTH privat. RTH publik berupa taman koa, sempadan sungai, sempadan
pantai, pengaman sumber air baku, jalur hijau jalan, hutan kota, sabuk hutan lindung, pemakaman
umum, resapan air, wana wisata, agrowisata, kawasan olahraga. Sedangkan RTH privat terdapat di
pekarangan rumah, perkantoran, industri, perdagangan dan jasa, fasilitas umum dan fasilitas sosial,
dan pertahanan dan kemanan.
5) Kawasan suaka alam dan cagar budaya
Kawasan suka alam terdiri dari dua suaka alam di Kecamatan Balikpapan Utara, kebun raya yang
juga di Kecamatan Balikpapan Utara, serta pelastarian dan pemanfaatan terbatas kawasan cagar
alam buntuk kegiatan wisata alam, pendidikan alam, dan penelitian flora fauna. Sedangkan cagar
alam terdiri dari cagar alam tugu mengenang sejarah dan tempat bersejarah yang ada di Kota
Balikpapan.
6) Kawasan rawan bencana alam
Terdiri dari kawasan rawan banjir, tanah longsor, gelombang pasar, abrasi, dan kebakarang yang
tersebar di Kota Balikpapan.
7) Kawasan konservasi laut dan pesisir
Karena Kota Balikpapan merupakan Waterfront City dan juga memiliki pulau-pulau kecil di
sekitarnya maka terdapat kawasan konservasi laut dan pesisir yang terdiri dari zona perlindungan
mangrove dan laut, zona rawan ranjau laut, zona terlarang, zona pulau-pulau kecil.
8) Kawasan jalur pengungsian satwa
Terdapat di Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat dengan rencana pengembangan
berupa pelestrarian kawasan hutan mangrove dan hutan campuran, pelestraian dan
pengembangbiakan fauna asli, pengembangan wisata alam, dan pengembangan pusat penelitian
flora dan fauna.

B. Kawasan Budidaya
Sedangkan kawasan budidaya di Kota Balikpapan terdiri dari 13 kawasan untuk rencana pola ruang
dengan dilengkapi luas serta lokasi dan rencana pengembangannya, yaitu
1) Kawasan peruntukan pertanian
Terdiri dari kawasan budidaya peruntukan pertanian yang meliputi kawasan peruntukan pertanian
tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Setiap kawasan tersebut
memiliki lokasi dan luas yang akan direncakan dan perwujudan pengembangannya.
2) Kawasan peruntukan perikanan
Terdiri dari kawasan peruntukan perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan pengolanan dan
pemasaran hasil perikanan yang letak lokasinya berada di pesisir pantai dengan jarak tertentu dan
berada di Kecamatan Balikpapan Timur dan Barat.
3) Kawasan peruntukan perumahan
Terdiri dari kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi, sedang, dan rendah.
4) Kawasan peruntukan perdagangan jasa
Terdiri dari pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan pertokoan modern.
5) Kawasan peruntukan perkantoran
Terdiri dari kawasan perkantoran pemerintah dan swasta.
6) Kawasan peruntukan industri
Terdiri dari kawasan peruntukan industri besar, menengah, dan kecil/mikro.
7) Kawasan peruntukan pariwisata
Terdiri dari pariwisata budaya, alam, dan budaya buatan.
8) Kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau
Terdiri dari lapangan olahraga yang terdapat di semua kelurahan serta lahan parkiryang ebrada di
sebagian kelurahan di Kota Balikpapan.
9) Kawasan ruang evakuasi bencana alam
Merupakan kawasan yang diperuntukan untuk ruang evakuasi ketika terjadi bencana yang berada di
ruang terbuka non hijau di setiap kelurahan, lapangan Merdeka dan Lapangan Olahraga Kodam VI
Mulawaran, Kawasan Olahraga Indoor Dome, Lapangan Golf, dan Stadion Olahraga.
10) kawasan peruntukan pertahanan keamanan negara
merupakan kawasan untuk kepentingan pertahan keamanan negara seperi kawasan gudang
senjata, Kodam VI/ulawarman, Kodim 09051 BS, Koramil,da lain-lainnya.
11) Kawasan peruntukan pelayanan umum
Meliputi kawasan Masjid Agung Balikpapan, Islamic Center, dan Kawasan Olahraga Dome.
12) Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal
Berada di sebbagian Kelurahan Prapatan, kelurahan Klandasan Ulu, Kelurahan Klandasan Ilir,
Kelurahan Damai Kecamatan Balikpapan Kota dan Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan
Barat.
13) Kawasan peruntukan pendidikan
Berada di sebagian Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara dengan rencana
perwujudan berupa pengembangan kawasan pendidikan tinggi dan pendidikan religius, kawasan
perumahan dosen, dan rusun mahasiswa, fasilitas kemahasiswaan, dan ruang terbuka hijau.
5. ARAH PEMANFATAN RUANG
Berdasarkan Perda no 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun
2012-2032, pemanfaatan ruang di Kota Balikpapan dibagi menjadi 3, yaitu :
A. Pusat Pelayanan Kota
Pusat pelayanan kota dengan fungsi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa skala kota berada
di Kelurahan Klandasan Ilir dan Kelurahan Klandasan Ulu di Kecamatan Balikpapan Kota.
B. Sub Pusat Pelayanan Kota
1) Sub pusat pelayanan kota dengan fungsi sebagai pusat perdagangan jasa dan pusat pendidikan
skala regional berada di Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara melayani Kelurahan
Muara Rapak, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Graha Indah, Kelurahan Gunung Samarinda dan
Kelurahan Gunung Samarinda Baru.
5

2) Sub pusat pelayanan kota dengan fungsi sebagai perdagangan dan jasa agro skala kota serta pusat
pelayanan pendidikan skala kota berada di Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur melayani
Kelurahan Manggar, Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Lamaru.
C. Pusat Lingkungan
1) Pusat lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pendidikan skala kecamatan berada di Kelurahan
Margasari, melayani Kelurahan Baru Ulu, Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan Margomulyo, Kelurahan
Kariangau dan Kelurahan Baru Tengah di Kecamatan Balikpapan Barat.
2) Pusat lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan skala kecamatan berada di Kelurahan Gunung Bahagia, melayani Kelurahan
Damai Baru, Kelurahan Damai Bahagia, Kelurahan Sungai Nangka, Kelurahan Sepinggan Baru,
Kelurahan Sepinggan Raya dan Kelurahan Sepinggan di Kecamatan Balikpapan Selatan
3) Pusat lingkungan dengan fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala kecamatan berada
di Kelurahan Gunung Sari Ilir, melayani Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kelurahan Karang Rejo,
Kelurahan Karang Jati, Kelurahan Sumber Rejo dan Kelurahan Mekar Sari di Kecamatan
Balikpapan Tengah.
4) Pusat lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan pusat
pelayanan pendidikan skala kecamatan berada di Kelurahan Manggar di Kecamatan Balikpapan
Timur, melayani Kelurahan Manggar Baru.
5) Pusat lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat
pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan berada di
Kelurahan Lamaru di Kecamatan Balikpapan Timur, melayani Kelurahan Teritip
6) Pusat lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan jasa skala kecamatan dan pusat
pendidikan skala kota berada di Kelurahan Batu Ampar di Kecamatan Balikpapan Utara, melayani
Kelurahan Muara Rapak, Kelurahan Graha Indah, Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan
Gunung Samarinda Baru dan Kelurahan Karang Joang.
7) Pusat lingkungan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan kesehatan
dan pusat pelayanan pendidikan skala kota berada di Kelurahan Klandasan Ulu di Kecamatan
Balikpapan Kota, melayani Kelurahan Klandasan Ilir, Kelurahan Damai, Kelurahan Telaga Sari dan
Kelurahan Prapatan
6. ARAH PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan ruang dapat diselenggarakan melalui ketentuan umum peraturan
zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, dan arahan sanksi.
A. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri dari ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung
dan ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya.
1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung meliputi:

hutan lindung;

kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

kawasan perlindungan setempat;

ruang terbuka hijau;

kawasan suaka alam dan cagar budaya;

kawasan rawan bencana alam;

kawasan konservasi laut dan pesisir; dan

kawasan jalur pengungsian satwa.


2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya meliputi:

kawasan peruntukan pertanian;

kawasan peruntukan perikanan;

kawasan peruntukan perumahan;

kawasan peruntukan perdagangan jasa;

kawasan peruntukan perkantoran;

kawasan peruntukan industri;


6

kawasan peruntukan pariwisata;

kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau;

kawasan ruang evakuasi bencana;

kawasan pertahanan keamanan negara;

kawasan peruntukan pelayanan umum;

kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal; dan

kawasan peruntukan pendidikan.


B. Ketentuan Perizinan
1) Ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin
pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah ini.
2) Ketentuan perizinan berfungsi sebagai alat pengendali dalam penggunaan lahan untuk mencapai
kesesuaian pemanfaatan ruang dan rujukan dalam membangun.
3) Ketentuan perizinan disusun berdasarkan ketentuan umum peraturan zonasi yang sudah
ditetapkan dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
4) Apabila dalam dokumen RTRW kota belum memberikan ketentuan yang cukup tentang perizinan
harus melalui persetujuan BKPRD.
5) Izin pemanfaatan ruang meliputi: izin prinsip, izin lokasi, izin pemanfaatan tanah, izin mendirikan
bangunan, izin penerbitan hak atas tanah, izin perpanjangan hak atas tanah, dan izin peralihan
hak atas tanah.
C. Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Ketentuan insentif dan disinsentif merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian
insentif dan pengenaan disinsentif dalam rangka mendorong perwujudan rencana tata ruang kota.
Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana pola
ruang dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. Disinsentif
dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi atau dikurangi keberadaannya
berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
1) Insentif yang diberikan kepada masyarakat yakni terdiri dari:

insentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang mendukung pengembangan
kawasan lindung, yaitu dalam bentuk: pemberian kompensasi, imbalan, penyediaan
infrastruktur, dan penghargaan.

insentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang mendukung pengembangan
kawasan budidaya, yaitu dalam bentuk: keringanan pajak daerah dan retribusi daerah,
pemberian kompensasi, imbalan, sewa ruang, penyediaan infrastruktur, kemudahan prosedur
perizinan, dan penghargaan.
2) Disinsentif yang dikenakan kepada masyarakat, terdiri dari:

disinsentif yang dikenakan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang menghambat


pengembangan kawasan lindung, yaitu dalam bentuk: pengenaan pajak daerah dan retribusi
daerah yang tinggi, pembatasan penyediaan infrastruktur, dan pengenaan kompensasi.

disinsentif yang dikenakan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang menghambat


pengembangan kawasan budidaya, yaitu dalam bentuk: pengenaan pajak daerah dan
retribusi daerah yang tinggi, pencabutan izin, pembatasan penyediaan infrastruktur, dan
pengenaan kompensasi.
D. Arahan Sanksi
1) Arahan sanksi dikenakan unuk pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW dalam
bentuk: pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi di daerah, pemanfaatan ruang tanpa izin
yang diterbitkan berdasarkan RTRW, pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin yang
diterbitkan berdasarkan RTRW, pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
yang diterbitkan berdasarkan RTRW, pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap
kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum, dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
2) Sanksi dikenakan kepada perseorangan dan/atau korporasi yang melakukan pelanggaran sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7

3) Sanksi dikenakan dalam bentuk sanksi administratif.


4) Sanksi administratif dapat berupa: peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan,
penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin,
pembongkaran bangunan, pemulihan fungsi ruang, dan/atau denda administratif.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi
administratif diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. KELEMBAGAAN
A. Peraturan
Landasan hukum dari kegiatan penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Balikpapan tahun 2012-2032 yang memiliki tujuan untuk menjadikan Kota Balikpapan sebagai Pusat
Pembangunan Nasional mengacu kepada regulasi atau peraturan yang berkaitan dengan Pusat
Pembangunan Nasional (PPN) antara lain sebagai berikut:
1) Pengaturan Pusat Pembangunan Nasional Kota Balikpapan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025

UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


2) Penetapan Pusat Pembangunan Nasional Kota Balikpapan

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan


Penataan Ruang
3) Pembentukan Pusat Pembangunan Nasional Kota Balikpapan

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan
Strategis Cepat Tumbuh Di Daerah

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998 tentang Penetapan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan

Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan


Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan


Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Keppres No. 04 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang
B. Lembaga
Lembaga-lembaga yang terlibat di dalam penataan ruang Kota Balikpapan dikelompokkan menjadi
lembaga formal, lembaga fungsional, dan lembaga non formal. Berikut adalah lembaga yang terlibat di
dalamnya:
1) Lembaga Formal
Unit lembaga formal yang diberikan tanggung jawab utama atas penataan ruang Kota Balikpapan
yaitu,

Bappeda Provinsi Kalimantan Timur

Bappeda Kota Balikpapan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kalimantan Timur


2) Lembaga Fungsional
Lembaga fungsional berisikan tim yang umumnya melibatkan unsur-unsur pemerintahan. Unit
lembaga fungsional di Kota Balikpapan tersebut yaitu,

Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Balikpapan

Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan

Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan

Dinas Pasar Kota Balikpapan


8

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan

Dinas Pendidikan Kota Balikpapan

Dinas Perhubungan Kota Balikpapan

Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan

Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Balikpapan

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi & UMKM Kota Balikpapan

Dinas Pemuda Olah Raga Budaya Pariwisata Kota Balikpapan

Badan Pertahanan Nasional Kalimantan Timur

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan

Badan Pengelola Hutan Lindung S. Wain dan S.Manggar

PT. KAI

Pelindo

Adpel Semayang

PT. Angkasa Pura

PT. PLN (Persero)

Pertamina
3) Lembaga Non Formal
Selain lembaga-lembaga di atas, penyusunan RTRW Propinsi perlu melibatkan organisasi
kemasyarakatan yang umumnya berupa representasi dari unsur-unsur masyarakat dan berfungsi
sebagai wadah bagi penyaluran aspirasi masyarakat. Contoh dari lembaga-lembaga nonformal
adalah LSM, Forum Pemerhati Penataan Ruang, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
C. Pendanaan
Sumber pendanaan dalam proses pelaksanaan program-program yang dituliskan dalam RTRW Kota
Balikpapan berasal dari empat sumber, yaitu sebagai berikut:
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN)
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
3) Dana Hibah
4) Bantuan dari Pihak Swasta
8. DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Balikpapan Tahun 2012-2032
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat
Tumbuh Di Daerah
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998 tentang Penetapan Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota
Keppres No. 04 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Você também pode gostar