Você está na página 1de 10

INDONESIAN CINEMA CENTER

Aulia Ratna Delima


20304009
ABSTRAKSI
Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu-isu yang beredar dimasyarakat,
yaitu Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun.
Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pilihan di
samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas,
tetapi arah menuju ke sana telah terlihat. Oleh karena itu dibutuhkan Bangunan
sebagai Pusat Perfilman agar film Indonesia tetap berjaya.
Kata Kunci : Cinema Center, Pusat Perfilman, Indonesia
PENDAHULUAN
ANALISA SITE
Perfilman
Indonesia
memiliki
sejarah yang panjang dan sempat menjadi
raja di negara sendiri pada tahun 1980-an,
ketika film Indonesia merajai bioskopbioskop lokal. Film-film yang terkenal pada
saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M
dan masih banyak film lain. Bintang-bintang
muda yang terkenal pada saat itu antara
lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike
Ardilla, Paramitha Rusady.
Selain film-film komersil itu juga ada
banyak film film nonkomersil yang berhasil
memenangkan penghargaan di mana-mana
yang berjudul Pasir Berbisik yang
menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan
Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari
itu ada juga film yang dimainkan oleh
Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal
yang menceritakan tentang kehidupan anak
jalanan. Tersebut juga film-film Garin
Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin
Menciummu Sekali Saja, juga ada film
Marsinah yang penuh kontroversi karena
diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga
ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf
R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan
kembali kebangkitan film Indonesia. Festival
Film Indonesia juga kembali diadakan pada
tahun 2004 setelah vakum selama 12
tahu n.
Saat ini dapat dikatakan dunia
perfilman Indonesia tengah menggeliat
bangun. Masyarakat Indonesia mulai
mengganggap film Indonesia sebagai
s e b u a h p i l i h a n d i sa m p i n g f i lm - f i lm
Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya
masih sangat terbatas, tetapi arah menuju
ke sana telah terlihat. JL. H.R RASUNA
SAID, KUNINGAN

Kondisi Site
- Kondisi fisik lahan adalah lahan
kosong
- Daya dukung lahan barupa tanah
sedikit berkontur
- Jenis penggunaan lahan adalah
sebagai kantor dan pendidikan
- Fungsi
sebagai
pusat
niaga
(perkantoran, pelayanan dan jasa)
- Orientasi terhadap lingkungan jalan
terletak dijalan konektor primer
- Estetika
lingkungan
sangat
mendukung,
secara
estetis
lingkungan
sekitar
berupa
bangunan tinggi dengan karakter
estetis arsitektu ral yang beragam.
K e ad a an l i ng k ung an s ang at
bersih.

Eksisting Site

view

Vegetasi

KESIMPULAN
Makro
Pada dasarnya alternative pilihan site
memiliki beberapa aspek yang sama
ditinjau dari fisik, ketentuan peraturan
d a n p e r s ya r a t a n b er l a k u, n am u n
terdapat perbedaan yang dapat
mempengaruhi kegiatan suatu pusat
pelayanan jasa dan budaya, ditinjau
lebih mendalam lagi dalam
pengembangan kegiatan pusat
pelayanan jasa dan budaya. Lokasi site
yang sesuai adalah site alternatif 2 yang
terletak di Jalan HR. Rasuna Said
Kuningan Jakarta Selatan.

Mikro
Dengan melihat potensi dan kendala
lahan yang terdapat di Jl. HR. Rasuna
Said ini, maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya adalah:

Karena arus lalu lintas pada site


termasuk tinggi pada waktu waktu
tertentu, maka perlu diperhatikan pola
sirkulasi didalam dan diluar site agar
tidak menimbulkan kemacetan.
Perlu adanya upaya menyikapi
kondisi lingkungan yang merupakan
perkantoran yang mempunyai fasade
bangunan yang beraneka ragam,
karena letaknya yang merupakan
daerah dengan perkembangan yang
relative cepat.
Karena di depan site berbatasan
dengn kali/sungai maka diperlukan
pem elihar aa n sung ai ag ar dapat
menjadi nilai tambah bangunan.
Mengoptimalisasi
jaringan
infrastruktur
yang
sudah
cukup
memadai.

TEMA
THE PROJECTION OF SELLUL OID
Tema yang dipakai dalam merevitalisasi
area Sirkuit Sentul ini adalah The Projection
of Celluloid. Pengertian tema ini adalah :
1.

Projection
merupakan untuk
menggambarkan suatu pemantulan
gambar dengan cahaya. Proyeksi
adalah suatu
pandangan yang
diangankan akan digambar atau
diproyeksikan ke suatu bidang yang
dikenal sebagai bidang proyeksi.

2.

Celluloid
merupakan Film pada
mulanya mengacu pada suatu media
sejenis plastik yang dilapisi dengan zat
peka cahaya. Media peka cahaya ini
sering disebut selluloid. Dalam bidang
fotografifilm ini menjadi media yang
dominan digunakan untuk menyimpan
pantulan cahaya yang tertangkap lensa.

PENGERTIAN TEMA GABUNGAN


PROJECTION OF CELLULOID
Projection dan Celluloid memiliki arti
yang saling berhubungan dalam istilah
perfilman. Proyeksi atau pantulan yang
didapat dari suatu sumber cahaya dan
dipantulkan terhadap bidang datar atau
disebut bidang proyeksi. Proyeksi ini dapat
terjadi apabila ada media selluloid yang
merupakan rangkaian negative akan
memantulkan gambar terhadap suatu
bidang, dari gambar kecil menjadi gambar
besar. Dan rangkaian-rangkaian bentuk
tersebut akan diproyeksikan terhadap suatu

bidang dengan sumber cahaya seperti


lampu atau cahaya matahari sehingga
menghasilkan suatu pantulan bentuk yang
memiliki nilai estetika yang baik. Arti ini
merupakan komposisi 2 (dua) unsur kata
ya n g m am p u m e ng a k om o d i r s em u a
pengertian mengenai dunia perfilman,
filosofi tema maupun dunia arsitektur yang
dapat dijadikan acuan konsep utama di
dalam perancangan baik facade, interior,
maupun studi massa bangunan yang
merupakan suatu kesatuan tema utama
bagi perancangan konsep Indonesian
Cinema Center

KONSEP PERANCANGAN
Arsitektur

Studi banding
lokal

Studi banding
Dunia

The Projection
of Selluloid

Tema
Indonesian
Cinema Center

Perfilman
Analogi
proyeksi

Aplikasi

Analogi

Konsep
Perancangan
Disain

Ruang
Massa
Bangunan

Konsep dasar bangunan ini lebih


mengacu pada fungsi utama bangunan ini,
yaitu Indonesian Cinema Center (Pusat
Perfilman Indonesia). Selain itu, tema juga
memberikan peranan yang sangat penting
dalam pembentukan konsep dasar dalam
per ancang an t er sebut , yang k ali ini
mengangkat tema tentang The Projection
of Selluloid.
Mengingat fungsi bangunan adalah
s e bag a i Pu sat F i lm I n d on es i a yang
merupakan wadah untuk menampung serta
menyalurkan minat dan kecintaan
masyarakat akan dunia perfilman yang
bersifat edukatif, rekreatif, kreatif dan
komunikatif serta dapat menampung
apresiasi masyarakat pecinta dunia Film,
maka perlu rancangan bangunan yang
menerapkan unsur teknologi yang modern
dengan tampilan bentuk bangunan yang
dinamis pula. Serta unsur-unsur bahan
material yang ringan, kuat, namun
mempunyai t ingkat f leksibilitas atau
bentangan yang tinggi. Seperti zincalume,
alucopan, AAC (aerated autoclaved
concrete).
Projection dan Celluloid memiliki arti
yang saling berhubungan dalam istilah
perfilman. Maka untuk konsep bangunan
Indonesian Cinema Center mengambil
istilah The Projection atau proyeksi.
Proyeksi berfungsi dalam film sebagai
memperbesar suatu objek atau gambar,
dari gambar kecil yang terdapat pada
selluloid menjadi gambar besar yang akan
terpantul pada layar atau screen. Sifat
dasar ini lah yang akan menjadi dasar
konsep bangunan Indonesian Cinema
Center.

Interpretasi

A. RENCANA TAPAK

PEMINTAKAN

TATA LETAK

Posisi
tata
letak
bangunan
didasarkan pada arah orientasi bangunan
sekitar. Dengan adanya Landmark pada
lingkungan sekitar yang menjadikan suatu
arah orintasi yang kuat. Orientasi bangunan
Indonesian Cinema Center menghadap ke
arah Jl. H.R Rasuna Said, Jl. Sultan Agung
dan berorientasi pada titik pertemuan antara
kedua jalan tersebut, dan disertai dengan
a d a n ya S e t i a b u d i B u i l d i n g , Me n a r a
Imperium, dan STIE Perbanas sebagai
magnet kawasan di Kuningan.

SIRKULASI / PENCAPAIAN

SKEMA MAKRO BANGUNAN

VEGETASI & KEBISINGAN

B. PENGAPLIKASIAN TEMA TERHADAP


BANGUNAN

ORIENTASI BANGUNAN

D. BAHAN DAN MATERIAL

C. STRUKTUR DAN KONTRUKSI


Bangunan
Indonesian
Cinema
Center ini menggunakan sistem struktur
yang disesuaikan dengan faktor-faktor yang
tertentu. Faktor-faktor tersebut meliputi :
a. Fungsi
Fungsi bangunan Cinema Center ini
bersifat informatif, edukatif, dan rekreatif.
F ak t or p en duk u ng d a l am p em i l ih an
strukturnya yaitu :
Memenuhi persyaratan fleksibilitas untuk
fungsi bangunan serta ruangan untuk
menampung kegiatan edukatif, ruang
theater, ruang
pertunjukan,
ruang
pengelola dan fungsi ruang yang lainnya.
Memberi ketahanan serta kemantapan pola
ruang. Memberikan image tertentu bagi
Indonesian Cinema Center ini.
b. Faktor iklim
Bahan yang digunakan pada struktur
haruslah memenuhi ketahanan terhadap
kondisi cuaca yang mungkin dapat merusak
penampilan bangunan.
c. Sistem pada bangunan
Faktor fleksibilitas untuk mendukung segala
macam aktivitas yang berlangsung
Menggunakan modul dasar struktural yang
sudah
diperhitungkan
optimasi
penggunaannya.

Penggunaan bahan baja, beton


serta kaca merupakan kombinasi atau
perpaduan yang cocok untuk membentuk
citra yang diharapkan sesuai dengan tema
The Projection of Selluloid dan juga
mendukung fungsi bangunan sebagai pusat
perfilman indonesia. Penggunaan AAC
(Hebel) sebagai dinding juga diharapkan
dapat menunjang seluruh kegiatan dengan
lebih baik. Meng ingat AAC m em ilik i
kemampuan untuk meredam suara yang
lebih baik dibanding batu bata. Dengan
adanya kombinasi bahan tersebut
diharapkan dapat memberikan ketahanan
serta kekokohan bagi bangunan ini.

E. GUBAHAN MASSA

HASIL RANCANGAN

Gambar 1.28 Perspektif Human view.


Gambar 1.23 Jembatan penghubung jalan utama dengan
site.

Gambar 1.24 Pedestrian .

Gambar 1.29 Lobby.

Gambar 1.25 Plaza dan Pedestrian.


Gambar 1.30 Food Court

Gambar 1.26 Plaza.

Gambar 1.27 Perspektif bird view

Gambar 1.31 Editing Room

Gambar 1.32 Class Room

Cambar 1.33 Library.

Cambar 1.34 Velvet Theater

Cambar 1.35 regular Theater.

DAFTAR PUSTAKA

Heru Efenfendy, 2002, Mari Membuat


Film, Panduan Menjadi Produser ,
Yogyakarta: Panduan

http:/www.kamus
cinema.html

computer/definisi

http:/www.google/electronics.howstuffwork
s.com/projection-tv.htm

Edward, Allen. Iano, Joseph. 2004


Fudanmentals Of Building Construction 4th
ed. John Miley & Sons. Inc. New Jersey.

http:/www.letsgodigital.org/images/artikelen
/740.html

Askurifai Baksin, 2003, Membuat Film


Indie itu Gampang, Bandung: Katarsis.

http:/www.ozone3d.net/tutorials/glsl_texturi
ng_p08.php

Asosiasi Profesor Film dan Televisi ,


Universitas New York

http:/www.google/blog.ekoriduwan.com/ant
ara-mfi-versus-lsf.html

Haug P. Manogian : The Filmmakers Art,


New York London, hal 30
^ Ingrid Carlbom, Joseph Paciorek (Dec.
1978), Planar Geometric Projections and
Viewing Transformations, vol. v.10 n. 4,
ACM Computing Surveys (CSUR), pp.
p.465-502, DOI 10.1145/356744.356750
Susan Hayward, Key Concept in Cinema
Studies, 1996, hal 72
http/:www.Cinematografi tutorial making

skenario.com

http:/www.visualparadox.com/wallpapers/ce
lluloid800.htm
http:/www.jiffest.com
http:/www.google/masyarakatfilmindonesia.
wordpress.com
http:/www.google/cyberwayang.multiply.co
m/journal
http:/www.google/filmplus.org/thr/space.ht
ml

http:/dkijakarta.go.id
http:/www.kamusbesarbahasaindonesiaonlin
e.com

http:/www.vision layar lebar.com

http/:www.pusat perfilman usmar ismail.com

http:/www.cpluv.com/www/feeditem/3 184/

http/:www.blitz megaplex.com
http/:www.badan sensor fim Indonesia.com
http/:www.busan cinema center.com
http/:www.ufa cinema center.com
http/:www.artspace.com

http:/www.geocities.com/. . ./kelompok3/BA
B5.htm
http:/www.google/davidandjacob.com/art/20
02/
http:/www.pbase.com/mtphotography/image
/67289677

http:/www.danielibeskind.com
http:/www.wikipedia.com/celluloid.html
http:/www.wikipedia.com/bahsa
Indonesia/sinema.html

http:/www.detiknews.com
http:/www.jonestheatres.com/cinema-centre8/
http:/www.film teks dan penonton.com

http:/www.wikipedia.com/projection.html

Você também pode gostar