Você está na página 1de 29

ASUHAN PADA BAYI

DENGAN PREMATUR
DALAM KONTEK KEBIDANAN
DIRUANG PERINATOLOGI RSU SYAIFUL ANWAR
Tgl. 6 Januari 2007

Disusun Oleh :
Ria Fatmawati
202.100.143

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MALANG
2007

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Diare Akut
1. Pengertian
a. Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau berbentuk tinja encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus > 4 kali/hari. Bayi dan
anak > 1 bulan frekuensinya > 3x/hari
(FKUI, Ilmu Kesehatan Anak 1.200.283)
b. Diare adalah defeksi encer > 5x/hari dengan tanpa darah/lendir
(FKUB, Pediatri, 2001 : 5)
2. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
a. Faktor Intiusi
1. Infeksi virus
-

Rotavirus

Penyebab tersering diare akut pada bayi sering didahului atau


disertai dengan muntah

Timbul sepanjang tahun, tetapi pada minum dingin

Dapat ditemukan demam atau mudah

Didapatkan penurunan Hcc

Enterovirus

Biasanya timbul pada musim panas

Adenovirus

Timbul sepanjang tahun

Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan

Norwalk

Epidemik

Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam)

2. Bakteri

Shigella

Semusim puncaknya pada bulan Juli-September

Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun

Dapat dihubungkan dengan kejang demam

Muntah yang tidak menonjol

Selalu polos dalam feses

Selalu batang dalam darah

Salmonella

Semua umur tetapi lebih tinggi dibawah umur 1 tahun

Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid

Mungkin ada peningkatan temperature

Muntah tidak menonjol

Selalu polos dalam feses

Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari

Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

Esherichia Coli

Baik yang menembus mukosa (Feses berdarah) atau yang


menghasilkan CNT

Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit

Camphylobacter

Sifatnya infasis (feses yang berdarah dan campur mukus) pada


bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik
yang lain

Kram abdomen yang hebat

Muntah/dehidrasi jarang terjadi

Yersinia enterocolitica

Feses mukosa

Sering didapatkan sel polos pada feses

Mungkin ada nyeri abdomen yang berat

Diare selama 1-2 minggu

Sering menyerupai appendicitis

3. Faktor Non Infusiusus


1. Malabsorpsi

Malabsorpsi karbohidrat disakarida (inteloransi lactosa, maltosa dan


sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fluktusa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang penting dan tersering ialah intoleransi

Malabsorpsi lemak

: Long cham triglyceride

Malabsorpsi protein : Asam Amino B. Laktoglobulin

2. Faktor makanan
Makanan bagi, beracun, alergi terhadap makanan (Milk allergy food allergy,
down milk protein senditive enteropathy (IMPSE).
3. Faktor psikologis
Rasa takut cemas
4. Patofisiologi
DIARE

Faktor Infeksi

Faktor Absorpsi

Faktor Makanan

Faktor Psikologi
Hiperperistaltik

Masuk dan berkembang


Biak dalam usus

Berkembangnya
kemampuan absorpsi

Toksin tidak dapat


diserap

Menempel pada dinding

Tekanan asmotik di
rongga usus

Hiperperistalhk

Pergesekan air dan


elekrolis kedalam usus

Kesempatan usus
Menyerap makanan

Kesempatan usus
Menyerap makanan

Isi rongga usus


DIARE

Nafsu Makan

Frekuensi BAB

Suhu

HOSPITALISASI

Selaput Lendir Kering

Sebagai akibat diare akut maupun kronik dapat terjadi


1. Gangguan keseimbangan asam basa
DIARE

Kehilangan Na+, K+
Bersama tinja

Metabolisme lemak
Tidak sempurna
Keton tertimbun
Dalam tubuh
Fetosis

Gangguan keseimbangan
Asam basa
2. Dehidrasi
Diare
Banyak kehilangan air
Yang keluar bersama tinja
Input cairan< Dehidrasi
3. Hipoglikemi
KKP
Diare

Suplai 02 Menurun

Aroksi jaringan

Penimbunan Asam Laktat

Penimbunan Asam Laktat

Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu adanya gangguan


absorpsi glukosa
Hipoglikemi
4. Gangguan gizi
Diare
-

Pemberian makanan dihentikan. Karena takut diare/muntah

Pengenceran pada susu yang diberikan terlalu lama

Makanan yang tidak dapat dicerna dan diabsorpsi baik karena


hyperperistaltik

GEJALA KLINIS
a. Anak cengeng, gelisah
b. Suhu tubuh meningkat
c. Nafsu makan menurun/tidak ada
d. Timbul diare (tinja cair atau darah/lender warna tinja berubah menjadi kehijauan
karena bercampur dengan empedu.
e. Anus dan sekitarnya lecet, karena seringnya defeksi yang semakin lama menjadi
asam, akibatnya banyak asam laktat yang terjadi dan pencernaan laktosa yang
tidak dapat diabsorpsi
f. Muntah (dapat terjadi sebelum dan sesudah diare)
g. Dehidrasi (banyak kehilangan air dan elektrolit) dengan gejala
- BB turun

- Tonus otot dan turgor kulit berkurang

- Pada bayi UUB cekung

- Selaput lender mulut dan bibir terlihat kering

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat menjadi dehidrasi ringan,


sedang, dan berat,
Berikut ini adalah tanda atau gejalanya :
Tingkat Dehidrasi

Ringan

Sedang

Berat

Parameter
Sensori

Baik

Gelisah

Apatil/koma

Sirkulasi

120

120 40

>140

Respirasi

Biasa

Agak cepat

Kusmaul

Rasa Haus

++

Oliguri

Biasa

Sedikit

Turqor
Tonus Mata

Agak Kurang
Biasa

Kurang
Agak turun

Sangat kurang
Menurun

Mata

Datar / agak cekung

Cekung

Cekung sekali

UUB

Agak Cekung

Cekung

Cekung sekali

Mulut

Normal

Agak Kering

Sianosis + kering

Keterangan :
< 1 detik

Turgor agak kurang

1-2 detik

Turgor kurang

> 2 detik

Turgor sangat kurang

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi
1. Pemeriksan feses
a. Makroskopi dan mikroskopi
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet diditest.
Bila diduga ada terdapat intoleransi gula
c. Bila diperlukan lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2. Pemeriksaan darah
a. PH darah dan jaringan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium,
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan Asam basa
b. Kadar Ureum dan kriatimin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Leukosit, HB, eritrosit, hematokrit, trombosit
4. Duodeum Intubation
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada pasien diare kronik.
6. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan
a. Jenis cairan
-

Cairan dehidrasi oral (oral dehydration salt)

Formula lengkap (oralit) mengandung NaCl, NaHCo, Kcl dan glukosa

Anak diatas 6 bulan dengan dehidrasi Nacl, NaHCo3, kcl dan dehidrasi
kadar natriumnya go Mg6 / L untuk pencegahan dehidrasi

Anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang / berat tanpa


dehidrasi kadar natriumnya 50-60 MEG / 1

Formula sederhana (tidak lengkap) mengandung NaCl dan Sukrosa


atau karbohidrat lain.
Misalnya larutan gula garam

Cairan Parenteral
1. Ringan laktat
2. Cairan garam taal (Ns : NaCl . 0,8 %)
3. Dextrose 5 %, 10% (D5, D10)
4. dextrose 5% dalam 0,225 % NaCl (D5.1/4 Ns)
5. Bikarbonat Natrikus (Nabc) 2 %, 3,75%, 7,5%
6. Kcl 15 %
7. NaCl 15%
8. Kalsium glukosa 10%
Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi dibawah 2 tahun

Derajat Dehidrasi
Ringan

PWL
50

NW
100

CWL
25

Jumlah
175

Sedang

75

100

25

200

Berat

125

100

25

250

Jadwal (kecepatan) pemberian cairan


-

Belum ada dehidrasi

Oral sebanyak anak mau minum (ad.libitum) atau 1 gelas setiap


kali buang air besar

Parental dibagi rata-rata 24 jam.

Dehidrasi ringan
-

1 jam pertama 250 450 kg BB atau intra gastik

Selanjutnya 125 mc / kg BB / hari atau ad libitum

Dehidrasi sedang
-

1 jam pertama 50.000 mc / kg BB / hari atau intragastik

Selanjutnya 125 / ml / kg bb / hari atau ad libitum

Dehidrasi berat : untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3-10 kg


- 1jam pertama 40 mc / kg BB / jam atau 10 tetes / kg BB / menit
dengan infuse berukuran 1 mc = 15 tetes atau 4 tetes / kg BB / menit (1
mc = 15 tetes) atau 3 tetes / kg BB / menit ( 1 mc = 20 tetes).
2. Pengobatan Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7
kg.
-

Susu Asi dan Asi formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tak jenuh misalnya (LLM Almiron)

Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) bila
anak tidak mau minum susu karena dirumah sudah biasa diberi makanan
padat

Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung lactose atau susu dengan
Asam lemak tak jenuh, sesuai dengan kelainan yang ditemukan.

Hari

Setelah dehidrasi segera diberikan makanan per oral. Bila


diberi susu atau susu formula diare masih sering
hendaknya diberikan tambahan oralit atau air tawar
selang seling dengan Asi, misalnya 2 x Asi / susu formula
rendah laktosa, 1 x oralit / air tawar atau 1 x Asi / susu
formula rendah laktosa, 1 x oralit laktosa penuh.

Hari 2-4

Asi / susu formula rendah laktosa penuh

Hari 6

Dipulangkan dengan Asi (susu formula sesuai dengan


kelainan yang ditemukan dari pemeriksaan laboratorium)
Bila tidak ada kelainan, dapat diberikan susu biasa seperti
SGM, Lactogen, Dancow dsb, dengan menu makanan
sesuai dengan umur dan BB bayi.

3. Obat-obatan
a. Obat anti sekresi
-

Asetosal
Dosis : 25 mg / tahun dengan dosis minuman 30 mg

Klorpionmazin
Dosis 0,5 1 mg / kg BB / hari

b. Obat antispasnolitik
Pada umumnya obat anti sparmolitik seperti popavcrine, ekstarn biladona,
opium, laperamid dan sebagainya tidak diperlukan untuk mengatasi diare
akut.
c. Obat pengeras tinja
Obat pengeras tinja SH kdolin, pelktin, diarcoal, tabonal dan sebagainya
tidak ada manfaat untuk mengatasi diare.
d. Antibiotik
Pada umumnya antibiotic tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut,
kecuali jika penyebabnya seperti
-

Koleksi diberikan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari

Compylobacter diberikan eritromisin 40-50 mg / kg BB / hari

KONSEP MANAJEMEN

ASUHAN

KEBIDANAN

PADA ANAK

DENGAN

GASTROENTRITIS AKUT
1. Pengkajian
Tanggal . Pukul .
a. Data Subyektif
1. Biodata
Berisi identitas klien dan keluarga (nama klien, umur, jenis kelamin, agama)
2. Alasan dating
BAB tidak normal, bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya
3. Riwayat kesehatan sekarang

Berkaitan dengan kondisi anak 1 bulan terakhir dan riwayat diare yang
diderita.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya atau ada tidaknya
diare sebelumnya
5. Riwayat kehamilan persalinan, nifas yang lalu
6. Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah diterima
7. Riwayat tumbuh kembang
Ada tidaknya keterlambatan tugas tumbuh kembang
8. Riwayat psikologi
Apakah diare yang dialami berkaitan dengan psikologi pasien.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU

: Baik, cukup lemah

Kesadaran : Composmentis/ apatis/ samnolen/ koma


Suhu

: 360C

Nadi

: -

RR

: -

2. Pemeriksaan fisik
Rambut

: Bersih/ tidak, warna rambut, rontok/tidak

Mata

: Conjungtiva merah / tidak, sclera kuning/ putih, reflek pupil +/-

Wajah

: Tegang/ rikus, pucat/tidak, sianosis/ tidak

Telinga

: Gangguan pendengaran/ tidak, bersih/ tidak, bentuk simetris/


tidak

Mulut

: Bibir kering/ lembab, bersih/ tidak

Leher

: Pembesaran kelenjar tiroid/ tidak, vena jugularis/ tidak

Dada

: Retraksi otot dada/ tidak

Paru-paru : Rorchi ada/ tidak, Wheezing ada/tidak


Jantung

: Reguler / irregular / mur-mur

c. Abdomen
Buncit, tegang/normal, kembung/tidak
Genetalia

: Labia oedem / tidak bersih / tidak

Ekstrimitas

: Tangan gerak normal / tidak, akral hangat / dingin


: Kaki serak normal / tidak, Akral hangat / dingin

Neurologi

: Kaku kuduk / tidak, muntah / tidak

Integumen

: Normal / tidak

3. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan tinja
2. Pemeriksaan PH darah
Identifikasi diagnosa masalah
Dx

: An D. dengan gastroenteritis akut terehidrasi

Ds

: Data subyektif yang menunjang penegakan diagnosa

Do

: Data objektif yang menunjang penegakan diagnosa

Komplikasi yang dapat terjadi


1. Dehidrasi
2. Renjatan Hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglekimia
5. Intoleransi sekundik akibat kerusakan vili mukosa usus dan defenisi enzim
lactase
6. Kejang
7. Malnutrisi energi protein
Intervensi
Dx

: An D dengan gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang

Tujuan

: .

KH

: .

Intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
R :

2. Observasi tanda-tanda dehidrasi


3. Kolaborasi untuk dehidrasi
R :
4. Laksanakan program terapi dokter dalam pemberian obat
R :
Masalah
1. Defisit cairan dan elektrolit berhubungan dengan mencret.
1. Observasi tanda-tanda Dehidrasi
R :
2. Observasi intake output cairan pada tubuh pasien di RS
R :
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan lab
R :
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemenuhan kebut. Cairan lewat infus
R :
2. Ruam kulit
1. Jaga kebersihan senetalia luar bayi
R :
2. Kolaborasi dengan dokter kulit
R :
Implementasi
-

Merupakan aplikasi Asuhan terhadap klien yang telah direncanakan pada


intervensi

Evaluasi
Merupakan penilaian terhadap Asuhan yang telah diberikan berdasarkan acuan
pada criteria hasil.

BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal 2 Januari 2007, pukul 10.00 Wib
A. Data subyektif
1. Biodata
Nama Bayi

: An. Desta Adelia

Umur

: 22 hari

Jenis Kelamin : Perempuan


Anak ke

:I

No. Reg

: 630560

Nama Ibu

: Ny. Dwi Khoirul

Nama Ayah

: Tn S

Umur

: 23 th

Umur

: 27 th

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMU

Pendidikan

: SMU

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan

:-

Penghasilan

: 950.000 / bln

Alamat

: Ds. Sidodadi Rt 10/03. Kec Gadangan Malang

2. Alasan Datang
Bayi datang dengan keluhan panas, muntah, mencret 10x
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
Bayi tidak pernah sakit apapun, sampai setelah usianya ini anak panas, muntah
mencret 10x
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ibu hamil anak 1 saat hamil muda ibu tidak ada masalah, tidak mual atau muntah,
periksa hamil, rutin di bidan 6 kali mendapat vitamin, tablet tambah darah, ibu
melahirkan anaknya saat usia kehamilan 37-38 minggu bayi dan BBI 3300 PBI 50
cm, lahir normal, masa nifas ibu berjalan normal tidak ada perdarahan banyak
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi

Bayi mendapat infuse CN 10% dengan 16 tetes / menit

b. Eliminasi

Minum Asi / IT 30 10x 25 cc vitalac BL

BAB 4x / hari, mencret warna kuning cair, BAK 6-8 x / hari


warna jernih kuning

c. Istirahat

Bayi berbaring di tempat tidur, terbangun bila popoknya


basah dan ketika merasa basah

d. Kebersihan :

Bayi mandi setiap pagi hari, ganti popok bila basah, ganti
pakaian 2x/sehari

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU

Lemah

Kesadaran

Composmentis

Tanda-tanda vital
Suhu

36>0C

HR

110 x/mnt

RR

50 x/mnt Rgulex

BBI

3300 gram

2. Pemeriksaan Fisik
- Rambut

Penyebaran rambut merata, hitam, bersih UUB cekung

- Mata

Conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada iritasi mata,


penglihatan normal, mata simetris

- Wajah

Pucat, merintih

- Mulut

Bibir kering kulit terkelupas

- Hidung

Bentuk simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak


ada polip, terpasang NGT di lubang hidung sebelah kanan

- Telinga

Pendengaran normal, bersih, tidak ada sekret.

- Dada

Tidak ada retraksi otot dada, dada bentuk normal, irama nafas
regular.

- Paru-paru :

Ronchi (-), Wheezing (-), 30 kali/menit

- Jantung

Reguler, murmur (-)

- Abdomen :

Agak buncit, kembung (+), tali pusat terbungkus kasa steril

dengan betadine

- Genetalia :

Bersih, terjadi ruam kemerahan menjalar dari daerah


kemaluan ke daerah anus.

- Ekstrimitas
Tangan

Gerak normal, oedem (-) terpasang infuse di tangan sebelah


kanan, akral hangat

Kaki

- Neurologi :

gerak normal, tidak oedem, akral hangat


Tidak ada kaku kuduk, tidak muntah, kejang, pusing, panas
summer-sumer.

- Integumen :

Turgor kulit menurun (1-2 detik baru kembali.)

3. Terapi tanggal 2 Januari 06


a. IV Cefotaxim 2x 300 mg
Gentamicyn 1x15 mg
Ranitidin 2x3 mg
Questran 1x1/10 zak
Colistin 3x90.000 IV
Paracetamol 3x0,4 cc
4. Pemeriksaan Laboratorium tanggal
Darah lengkap tanggal 31/1206
-

Leukosit = 9400/ml

(N = 3500-10.000)

Hemoglobin = 13,5 gr/dl

(N = 11,0-16,5)

Hematokrit = 38,5%

(N = 355,0-50,0)

Trombosit = 218.000/ml

(N = 150.000-390.000)

Blood Gas Analisa

PH

: 7,337

PCO2

: 28,6

PO2

: 53,9

HCO3

: 15,0

O2 saturas

: 84,8%

Base

: -9,3

Makroskopik
Warna

: Kuning

Keadaan

: lembab

Test darah samara (benzene : negative)


II. Identifikasi diagnosa masalah
Dx

Bayi dengan Gastroentritis akut

DG

Ibu mengatakan sehari sebelum masuk rumah sakit anaknya panas,


muntah, mencret 10x riwayat ganti susu LLM ganti lactogen

DO

KU

: Lemah

Keadaan

: Composmentis

TTV

: Suhu 367C, nadi : 110x/mnt RR = 50 x/mnt

Kepala

: UUB cekung

Intervensi
DX

Tujuan :

Bayi dengan Gastroentritis akut


Gastroentritis akut

Kriteria Hasil :

KU baik
Kesadaran : composmentis
TTV : dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda kekurangan dehidrasi (UUB tidak
cekung,turgor kulit normal <1 detik sudah kembali)
Kepala : UUB normal
Mata tidak cowong
Mulut ; Bibir lembab
Abdomen : datar thympang
Intigumen turgor kulit normal

Intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
R : Parameter keadaan umum klien dan deteksi diri adanya kelainan fungsi tubuh
2. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R : Tanda-tanda dehidrasi digunakan untuk mengetahui derajat dehidrasi
3. Kolaborasi untuk dehidrasi

R : Rehidrasi untuk mengembalikan cairan dan elektrolit yang hilang dan


mempercepat kesembuhan
4. Kolaborasi untuk program terapi dokter dalam pemberian obat
R : Perawatan bersama akan mempercepat dalam proses kesembuhan
Masalah
1. Defisit cairan dan elektrolit berhubungan dengan mencret
Tujuan

Cairan dan elektrolit terpenuhi

KH

cairan dan elektrolit bisa terpenuhi dengan baik,

Intervensi
1. Observasi tanda dehidrasi
R : Penanganan yang cepat terhadap dehidrasi dapat mengembalikan pasien pada
kondisi yang normal dan keadaan umu yang baik
2. Observasi intake output cairan pada tubuh pasien
R : Penanganan yang cepat untuk mengganti cairan yang keluar, mengembalikan
pada kondisi pasien dalam keadaan umum
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan laboratorium
R : dapat diketahui penyebab dari masalah yang diderita Px
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemenuhan kebutuhan cairan lewat infuse
atau persorde atau per oral
R : Bayi dapat menerima pemenuhan kebutuhan cairan dengan baik
5. Berikan terapi obat suntikan IV yaitu colistin 3x90.000 dan paracetamae 2x0,4 cc
2. Ruam merah pada kulit sekitar daerah kemaluan menjalar kedaerah bokong.
Tujuan

: integritas kulit membaik

KH

: Integritas kulit dalam keadaan baik yaitu tidak kemerahan tidak iritasi

1. Jaga kebersihan genetalia dang ganti popok bila basah


R : Hygne genetalia eksterna mengurangi iritasi yang terjadi pada kulit digenetalia
2. Kolaborasi dengan Dr. kulit
R : Ruam kulit mendapatkan pengobatan dalam proses kesembuhan
3. Potensial infeksi
Tujuan

: Tidak terjadi infeksi

KH

: suhu bayi dalam batas normal (36,5-37,50C)

Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan bayi
R : Mencegah penularan infeksi
2. Jaga sterilisasi dan kebersihan peralatan medis yang digunakan
R : Peralatan medis yang terkontaminasi akan mempercepat penyebaran dan
penularan infeksi.
3. Rawat tali pusat dengan cairan aseptic
R : Penggunaan anti mikroba dapat mencegah infeksi
4. Kaji adanya fluktuasi suhu tubuh, malas minum, ikterus
R : Sesuai parameter terjadinya infeksi
4. Potensial Hypotermi
Tujuan

: tidak terjadi hypotermi

KH

: Suhu tetap stabil dalam batas normal (36,5-37,50C)

Intervensi
1. Observasi suhu ruangan bayi
R : bayi mendapatkan suhu yang hangat
2. Ganti pakaian bayi yang basah dan kotor
R : Menjaga suhu tubuh tidak kehilangan panas seca evaporasi
3. Pantau suhu bayi
R : Parameter proses dalam tubuh sehingga bila ada kelainan dapat diketahui
secara diri
4. Perhatikan adanya tanda takipnen slanosis
R : Tanda-tanda ini merupakan stress dingin
IMPLEMENTASI
DX: An o dengan gastroenteritis akut
1. Mengobservasi TTV
Suhu : 367 C
Nadi

: 110x/mnt

RR

: 50x/mnt

2. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yaitu UUB cekung, wajah pucat, bibir


kering, terkelupas, perut buncit, kembung (+), turgor kulit menurun 1-2 detik baru
kembali
3. Kolaborasi untuk rehidrasi dan dibantu tim medis, anak dipasang infus CN log 16
Hs/mnt ASI V IT/30 10x25 cc vitalac
4. Kolaborasi untuk pemberian terapi obat
- Secara IV

Cefofaxim 2x300 mg
Ranitidin 1x15 mg
Lacto B1x1 bungkus
Questran 1x1/10 zak
Colistin 3x90.000 IV
Paracetamol 3x0,4 cc

Masalah
1) Defisit cairan dan elektrolit berhubungan dengan mencret
1. mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang tampak UUB cekung, mata
cowong, wajah pucat, bibir kering terkelupas, perut buncit, kembung (+)
turgor kulit menurun (1-2 detik baru kembali
2. Intake output cairan pada tubuh pasien dirumah sakit bayi BAB 3x/hari warna
kuning, encer, BAK 6-8 kali/hari warna jernih kuning
3. Mengambil darah untukpemeriksaan laboratorium dengan dibantu tim medis
lain untuk kultur feces, UL, FL, Clini test, floating test
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemenuhan kebutuhan cairan lewat
infuse, bayi dipasang infus CN 10% 16 Hs/mnt
5. Menyuntikan terapi obat IV colistin 3 x 90.000 IV dan paracetamol 3x0,4 cc
IV
2) Ruam merah pada kulit sekitar daerah kemaluan menjular ke darah bokong
1. menjaga kebersihan genetalia luar bayi dengan selalu mengganti popok bila
bayi selesai BAB dan BAK agar tidak memperparah ruam pada kulitnya
2. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk diketahui penyebab Ruam dan mendapat
penanganan utnuk mengatasi masalah ruam kulit tersebut

3) Potensial infeksi
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan bayi
2. menjaga sterilisasi dan kebersihan peralatan medis yang digunakan
3. merawat tali pusat dengan cairan diseptik yaitu diberi betadine
4. Menyuntikan terapi obat antibiotic yaitu cefofoxim 2x30 mg dan rahitidin
1x15 mg IV.
4) Potensial Hypotermi
1. mengobservasi suhu ruangan dalam cauvise
2. mengganti pakaian bayi yang basah dan kotor
3. mengukur suhu bayi 36,7 C
4. memperhatikan adanya tanda takipnea dan sianosis
EVALUASI
Tanggal 2 Januari pukul 14.00 WIB
Dx

An D dengan Gastroentritis akut

ibu mengatakan anaknya panas,muntah,mencret kurang lebih 10 kali

ku lemah
Kesadaran composmentis
TTV

Suhu 367 0C
Nadi 120 x/mnt
RR 55 x/mnt
Infus CN 10% 16 Hs/mnt
Susu Asi dan IT/30 10x25 cc Vitalac

Masalah belum teratasi

Lenjutkan intervensi

Masalah
1. Defisit cairan dan elektrolit berhubungan dengan mencret
S

Tanda dehidrasi masih tampak UUB cekung, mata cowong, wajah pucat,
bibir kering mengelupas, perut buncit, kembung (+), turgor kulit
menurun

- Pemeriksaan laboratorium
- Periksa feces
- Warna kuning
Test darah samara (benzene) negatif
A

Masalah belum teratasi

Lanjutkan intervensi

2. Ruam merah pada kulit sekitar daerah kemaluan menjalar ke daerah bokong.
S

Ruam merah masih ada, tampak merah menjalar dari genetalia ke daerah
bokong

Masalah belum teratasi

Lanjutkan intervensi

3. Potensial terjadi infeksi


S

Tali pusat tertutup kassa dengan betadine

Masalah teratasi sebagian

Lanjutkan intervensi
Intervensi suhu tubuh bayi

4. Potensial Hypotermi
S

Ku lemah

Suhu 367 0C

Hipotermi belum terjadi

Rawat bayi dalam cauvise


Observasi suhu tubuh bayi

Catatan perkembangan
Tgl 3 Januari 2007 jam 08.00 WIB
S

Ku lemah, tangisan cukup


HR 120 x/mnt

RR 48 x/mnt
Suhu 366 0C
BAB (+) BAK (+)
Minum (+)
A

Masalah teratasi sebagian

Raway bayi observasi TTV

Teruskan terapi pemberian obat


Cetotaxim 2x30 mg
Gentamycin
Mycostatin 3x0,5 CC
Lacto B1 x 1 zak
Questran 3x1/10 Zak
Colistin 3x50.000 IV
Asi IT/30 10x25 cc Vitalac.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi . Ini disebabkan karena
adanya anoreksia pada penderita diare. Sehingga makan lebih sedikit dan
biasanya kemampuan menyerap sari sari makanan berkurang. Padahal kebutuhan
sari makanan meningkat karena adanya infeksi, ( Ngastiyah,2005)
Menurut laporan departemen kesehatan di Indonesia setiap anak
mengalami diare 1,6-2 kali setahun. Hasil skrt ( Survey kesehatan rumah tangga)
di Indonesia angka kematian diare anak balita dan bayi permil pertahun berturut
turut menunjukkan angka 6,6 balita dan 22 balita pada tahun 1980 : 37 balita dan
13,3 bayi pada tahun 1985, 2,1 balita 7,3 bayi pada tahun 1992 : 1 balita dan 8
bayi pada tahun 1995.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus Asuhan
kebidanan pada bayi D dengan Gastroentritis akut di ruang perinatologi RSSA
Malang.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk melaksanakan Asuhan pada bayi dengan Gastroentritis akut
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada bayi dengan gastroenteritis akut.
b.Dapat

mengidentifikasi

masalah

yang

terjadi

pada

bayi

dengan

gastroenteritis akut.
c.Dapat melaksanakan tindakan yang dilakukan atas masalah yang terjadi
pada bayi dengan gastroenteritis akut.
d.Dapat melaksanakan rencana tindakan pada bayi dengan gastroentritis akut.
e.Dapat mengevaluasi intervensi yang dilakukan terhadap bayi dengan
gastroenteritis akut
C. Metode Penulisan
1. Metode penulisan ini adalah kepustakaan dalam bentuk studi kasus yaitu mencari
gambaran yang jelas dari proses kebidanan.

2. Teknik pengumpulan data yaitu:


a. Wawancara
Melakukan Tanya jawab dengan keluarga klien.
b. Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan fisik.
c.Pengkajian catatan medik dengan kepustakaan
Mengkaji keadaan klien dengan menggunakan catatan medik dan buku kepustakaan
yang berhubungan dengan pgastroentritis akut.
C. Sistematika Penulisan.
BAB I Pendahuluan
a. Latar belakang masalah
b. Tujuan
c. Metode penulisan
d. Sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
a. Konsep Gasteroentritis akut
b. Konsep Manejemen Asuhan pada bayi
BAB III Tinjauan kasus
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB IV
PEMBAHASAN
Diare merupakan salah satu penyakit gastroentistinal yang disebabkan
oleh factor infeksi. Mal absorpsi dan makanan itu sendiri. Diare dapat menimbulkan
komplikasi seprti dehidrasi, renjatan hipovolemik,hipokalemia,hipoglikemia, intoleransi
sekunder. Untuk mencegah timbulnya komplikasi tersebut maka perlu dilakukan
perawatan yang baik.
Dari uraian tinjauan teori dan tinjauan kasus didapat bahwa kekurangan
cairan dan elektrolit yang diakibatkan oleh mencret pasien yang lebih dari 4 kali
dilakukan asuhan kebidanan yaitu mengobservasi tanda tanda dehidrasi,merngobservasi
intake output cairan pada tubuh pasien, kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium, dan
juga kolaborasi dengan tim medis dalam pemenuhan kebutuhan cairan lewat infuse bayi
dipasang infuse CN 10 % 16 tts/menit. Selain itu juga didapat masalah ruam pada kulit
sekitar daerah kemaluan menjalar kedaerah bokong dilakukan asuhan dengan menjaga
kebersihan genetalia luar bayi dengan selalu mengganti popok setelah bayi BAB atau
BAK dan juga kolaborasi dengan dokter kulit untuk diketahui penyebab ruam merah
sehingga mendapat penanganan yang tepat.
Dilakukan pila asuhan kebidanan untuk mencegah terjadinya potensial
terjadinya infeksi dan terjadinya hypotermi pada bayi dengan selalu menjaga kebersihan
dan menerapkan pencegahan infeksi dalam menangani bayi D dengan gastroenteritis
akut dan mengobservasi suhu bayi dalam pencegahan terjadinya hypotermi.
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan dan melihat catatan perkembangan
bayi D Dengan Gastroentritis Keadaan umum masih lemah namumn masalah sebagian
telah teratasi seperti pencegahan infeksi, hypotermi dan pemeriksaan laboratorium dan
konsul kulit telah dilakukan,juga pemberian terapi obat dokter masihn terus diberikan.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengkajian data baik data subjektif maupun objektif pada bayi D didapat
diagnosa bahwa bayi harus masuk rumah sakit dengan Gastroentritis Akut.
Diagnosa tersebut disertai masalah deficit cairan dan elektrolit
Dalam melakukan Asuhan perawatan telah dilakukan perencanaan terlebih
dahulu bagaimana tindakan yang tepat dan efisien. Hal ini dilakukan dalam
bentuk kerja tim. Masing masing anggota tim mengobservasi perkembangan hasil
asuhan dan kondisi pasien.
Setelah melakukan Asuhan yang sesuai dengan perencanaan dan dilakukan
evaluasi didapat keadaan umum pasien masih lemah,namun masalah
sudah teratasi sebagian.
B. SARAN
1. Penulis dapat semakin memperkaya ilmu dengan lebih membaca buku buku
terkait dengan gastroenteritis.
2. Tenaga kesehatan dapat melakukan keperawatan dengan lebih maksimal.
3. Ibu dan keluarga dapat lebih memperhatikan kebutuhan gizi Anak sehingga
daya tahan tubuh anak dapat ditingkatkan.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan asuhan kebidanan pada bayi D
dengan prematur diruang perinatologi RSSA Malang.
Penulisan laporan asuhan kebidanan Ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan
dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Marjati Hamid,S.Si.T selaku Kaprodi Kebidanan Malang.
2. Ibu elizabeth Soetarini, S,Si.T selaku pembimbing institusi.
3. Bapak Jupriyono, S.Kp.M.Kes Selaku pembimbing institusi.
4. Ibu Agustin Liestyoningsih, Amd.Keb selaku pembimbing klinik,
5. Seluruh kru ruang perinatologi RSSA Malang.
5. Teman teman sekelompok yang turut membantu.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dari asuhan kebidanan ini.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
pada penulis khususnya.

Malang, Januari 2007


Penulis

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan asuhan kebidanan pada bayi D
dengan Gastroentritis Akut diruang perinatologi RSSA Malang.

Penulisan laporan asuhan kebidanan Ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan
dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Marjati Hamid,S.Si.T selaku Kaprodi Kebidanan Malang.
2. Ibu elizabeth Soetarini, S,Si.T selaku pembimbing institusi.
3. Bapak Jupriyono, S.Kp.M.Kes Selaku pembimbing institusi.
4. Ibu Agustin Liestyoningsih, Amd.Keb selaku pembimbing klinik,
5. Seluruh kru ruang perinatologi RSSA Malang.
6. Teman teman sekelompok yang turut membantu.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dari asuhan kebidanan ini.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
pada penulis khususnya.

Malang, Januari 2007


Penulis

Você também pode gostar