Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DENGAN PREMATUR
DALAM KONTEK KEBIDANAN
DIRUANG PERINATOLOGI RSU SYAIFUL ANWAR
Tgl. 6 Januari 2007
Disusun Oleh :
Ria Fatmawati
202.100.143
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Diare Akut
1. Pengertian
a. Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau berbentuk tinja encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus > 4 kali/hari. Bayi dan
anak > 1 bulan frekuensinya > 3x/hari
(FKUI, Ilmu Kesehatan Anak 1.200.283)
b. Diare adalah defeksi encer > 5x/hari dengan tanpa darah/lendir
(FKUB, Pediatri, 2001 : 5)
2. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
a. Faktor Intiusi
1. Infeksi virus
-
Rotavirus
Enterovirus
Adenovirus
Norwalk
Epidemik
2. Bakteri
Shigella
Salmonella
Esherichia Coli
Camphylobacter
Yersinia enterocolitica
Feses mukosa
Malabsorpsi lemak
2. Faktor makanan
Makanan bagi, beracun, alergi terhadap makanan (Milk allergy food allergy,
down milk protein senditive enteropathy (IMPSE).
3. Faktor psikologis
Rasa takut cemas
4. Patofisiologi
DIARE
Faktor Infeksi
Faktor Absorpsi
Faktor Makanan
Faktor Psikologi
Hiperperistaltik
Berkembangnya
kemampuan absorpsi
Tekanan asmotik di
rongga usus
Hiperperistalhk
Kesempatan usus
Menyerap makanan
Kesempatan usus
Menyerap makanan
Nafsu Makan
Frekuensi BAB
Suhu
HOSPITALISASI
Kehilangan Na+, K+
Bersama tinja
Metabolisme lemak
Tidak sempurna
Keton tertimbun
Dalam tubuh
Fetosis
Gangguan keseimbangan
Asam basa
2. Dehidrasi
Diare
Banyak kehilangan air
Yang keluar bersama tinja
Input cairan< Dehidrasi
3. Hipoglikemi
KKP
Diare
Suplai 02 Menurun
Aroksi jaringan
GEJALA KLINIS
a. Anak cengeng, gelisah
b. Suhu tubuh meningkat
c. Nafsu makan menurun/tidak ada
d. Timbul diare (tinja cair atau darah/lender warna tinja berubah menjadi kehijauan
karena bercampur dengan empedu.
e. Anus dan sekitarnya lecet, karena seringnya defeksi yang semakin lama menjadi
asam, akibatnya banyak asam laktat yang terjadi dan pencernaan laktosa yang
tidak dapat diabsorpsi
f. Muntah (dapat terjadi sebelum dan sesudah diare)
g. Dehidrasi (banyak kehilangan air dan elektrolit) dengan gejala
- BB turun
Ringan
Sedang
Berat
Parameter
Sensori
Baik
Gelisah
Apatil/koma
Sirkulasi
120
120 40
>140
Respirasi
Biasa
Agak cepat
Kusmaul
Rasa Haus
++
Oliguri
Biasa
Sedikit
Turqor
Tonus Mata
Agak Kurang
Biasa
Kurang
Agak turun
Sangat kurang
Menurun
Mata
Cekung
Cekung sekali
UUB
Agak Cekung
Cekung
Cekung sekali
Mulut
Normal
Agak Kering
Sianosis + kering
Keterangan :
< 1 detik
1-2 detik
Turgor kurang
> 2 detik
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi
1. Pemeriksan feses
a. Makroskopi dan mikroskopi
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet diditest.
Bila diduga ada terdapat intoleransi gula
c. Bila diperlukan lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2. Pemeriksaan darah
a. PH darah dan jaringan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium,
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan Asam basa
b. Kadar Ureum dan kriatimin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Leukosit, HB, eritrosit, hematokrit, trombosit
4. Duodeum Intubation
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada pasien diare kronik.
6. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan
a. Jenis cairan
-
Anak diatas 6 bulan dengan dehidrasi Nacl, NaHCo3, kcl dan dehidrasi
kadar natriumnya go Mg6 / L untuk pencegahan dehidrasi
Cairan Parenteral
1. Ringan laktat
2. Cairan garam taal (Ns : NaCl . 0,8 %)
3. Dextrose 5 %, 10% (D5, D10)
4. dextrose 5% dalam 0,225 % NaCl (D5.1/4 Ns)
5. Bikarbonat Natrikus (Nabc) 2 %, 3,75%, 7,5%
6. Kcl 15 %
7. NaCl 15%
8. Kalsium glukosa 10%
Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi dibawah 2 tahun
Derajat Dehidrasi
Ringan
PWL
50
NW
100
CWL
25
Jumlah
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250
Dehidrasi ringan
-
Dehidrasi sedang
-
Susu Asi dan Asi formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tak jenuh misalnya (LLM Almiron)
Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) bila
anak tidak mau minum susu karena dirumah sudah biasa diberi makanan
padat
Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung lactose atau susu dengan
Asam lemak tak jenuh, sesuai dengan kelainan yang ditemukan.
Hari
Hari 2-4
Hari 6
3. Obat-obatan
a. Obat anti sekresi
-
Asetosal
Dosis : 25 mg / tahun dengan dosis minuman 30 mg
Klorpionmazin
Dosis 0,5 1 mg / kg BB / hari
b. Obat antispasnolitik
Pada umumnya obat anti sparmolitik seperti popavcrine, ekstarn biladona,
opium, laperamid dan sebagainya tidak diperlukan untuk mengatasi diare
akut.
c. Obat pengeras tinja
Obat pengeras tinja SH kdolin, pelktin, diarcoal, tabonal dan sebagainya
tidak ada manfaat untuk mengatasi diare.
d. Antibiotik
Pada umumnya antibiotic tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut,
kecuali jika penyebabnya seperti
-
KONSEP MANAJEMEN
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA ANAK
DENGAN
GASTROENTRITIS AKUT
1. Pengkajian
Tanggal . Pukul .
a. Data Subyektif
1. Biodata
Berisi identitas klien dan keluarga (nama klien, umur, jenis kelamin, agama)
2. Alasan dating
BAB tidak normal, bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya
3. Riwayat kesehatan sekarang
Berkaitan dengan kondisi anak 1 bulan terakhir dan riwayat diare yang
diderita.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya atau ada tidaknya
diare sebelumnya
5. Riwayat kehamilan persalinan, nifas yang lalu
6. Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah diterima
7. Riwayat tumbuh kembang
Ada tidaknya keterlambatan tugas tumbuh kembang
8. Riwayat psikologi
Apakah diare yang dialami berkaitan dengan psikologi pasien.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU
: 360C
Nadi
: -
RR
: -
2. Pemeriksaan fisik
Rambut
Mata
Wajah
Telinga
Mulut
Leher
Dada
c. Abdomen
Buncit, tegang/normal, kembung/tidak
Genetalia
Ekstrimitas
Neurologi
Integumen
: Normal / tidak
3. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan tinja
2. Pemeriksaan PH darah
Identifikasi diagnosa masalah
Dx
Ds
Do
Tujuan
: .
KH
: .
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
R :
Evaluasi
Merupakan penilaian terhadap Asuhan yang telah diberikan berdasarkan acuan
pada criteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal 2 Januari 2007, pukul 10.00 Wib
A. Data subyektif
1. Biodata
Nama Bayi
Umur
: 22 hari
:I
No. Reg
: 630560
Nama Ibu
Nama Ayah
: Tn S
Umur
: 23 th
Umur
: 27 th
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMU
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
:-
Penghasilan
: 950.000 / bln
Alamat
2. Alasan Datang
Bayi datang dengan keluhan panas, muntah, mencret 10x
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
Bayi tidak pernah sakit apapun, sampai setelah usianya ini anak panas, muntah
mencret 10x
4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ibu hamil anak 1 saat hamil muda ibu tidak ada masalah, tidak mual atau muntah,
periksa hamil, rutin di bidan 6 kali mendapat vitamin, tablet tambah darah, ibu
melahirkan anaknya saat usia kehamilan 37-38 minggu bayi dan BBI 3300 PBI 50
cm, lahir normal, masa nifas ibu berjalan normal tidak ada perdarahan banyak
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Istirahat
d. Kebersihan :
Bayi mandi setiap pagi hari, ganti popok bila basah, ganti
pakaian 2x/sehari
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU
Lemah
Kesadaran
Composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu
36>0C
HR
110 x/mnt
RR
50 x/mnt Rgulex
BBI
3300 gram
2. Pemeriksaan Fisik
- Rambut
- Mata
- Wajah
Pucat, merintih
- Mulut
- Hidung
- Telinga
- Dada
Tidak ada retraksi otot dada, dada bentuk normal, irama nafas
regular.
- Paru-paru :
- Jantung
- Abdomen :
dengan betadine
- Genetalia :
- Ekstrimitas
Tangan
Kaki
- Neurologi :
- Integumen :
Leukosit = 9400/ml
(N = 3500-10.000)
(N = 11,0-16,5)
Hematokrit = 38,5%
(N = 355,0-50,0)
Trombosit = 218.000/ml
(N = 150.000-390.000)
PH
: 7,337
PCO2
: 28,6
PO2
: 53,9
HCO3
: 15,0
O2 saturas
: 84,8%
Base
: -9,3
Makroskopik
Warna
: Kuning
Keadaan
: lembab
DG
DO
KU
: Lemah
Keadaan
: Composmentis
TTV
Kepala
: UUB cekung
Intervensi
DX
Tujuan :
Kriteria Hasil :
KU baik
Kesadaran : composmentis
TTV : dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda kekurangan dehidrasi (UUB tidak
cekung,turgor kulit normal <1 detik sudah kembali)
Kepala : UUB normal
Mata tidak cowong
Mulut ; Bibir lembab
Abdomen : datar thympang
Intigumen turgor kulit normal
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
R : Parameter keadaan umum klien dan deteksi diri adanya kelainan fungsi tubuh
2. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R : Tanda-tanda dehidrasi digunakan untuk mengetahui derajat dehidrasi
3. Kolaborasi untuk dehidrasi
KH
Intervensi
1. Observasi tanda dehidrasi
R : Penanganan yang cepat terhadap dehidrasi dapat mengembalikan pasien pada
kondisi yang normal dan keadaan umu yang baik
2. Observasi intake output cairan pada tubuh pasien
R : Penanganan yang cepat untuk mengganti cairan yang keluar, mengembalikan
pada kondisi pasien dalam keadaan umum
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan laboratorium
R : dapat diketahui penyebab dari masalah yang diderita Px
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemenuhan kebutuhan cairan lewat infuse
atau persorde atau per oral
R : Bayi dapat menerima pemenuhan kebutuhan cairan dengan baik
5. Berikan terapi obat suntikan IV yaitu colistin 3x90.000 dan paracetamae 2x0,4 cc
2. Ruam merah pada kulit sekitar daerah kemaluan menjalar kedaerah bokong.
Tujuan
KH
: Integritas kulit dalam keadaan baik yaitu tidak kemerahan tidak iritasi
KH
Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan bayi
R : Mencegah penularan infeksi
2. Jaga sterilisasi dan kebersihan peralatan medis yang digunakan
R : Peralatan medis yang terkontaminasi akan mempercepat penyebaran dan
penularan infeksi.
3. Rawat tali pusat dengan cairan aseptic
R : Penggunaan anti mikroba dapat mencegah infeksi
4. Kaji adanya fluktuasi suhu tubuh, malas minum, ikterus
R : Sesuai parameter terjadinya infeksi
4. Potensial Hypotermi
Tujuan
KH
Intervensi
1. Observasi suhu ruangan bayi
R : bayi mendapatkan suhu yang hangat
2. Ganti pakaian bayi yang basah dan kotor
R : Menjaga suhu tubuh tidak kehilangan panas seca evaporasi
3. Pantau suhu bayi
R : Parameter proses dalam tubuh sehingga bila ada kelainan dapat diketahui
secara diri
4. Perhatikan adanya tanda takipnen slanosis
R : Tanda-tanda ini merupakan stress dingin
IMPLEMENTASI
DX: An o dengan gastroenteritis akut
1. Mengobservasi TTV
Suhu : 367 C
Nadi
: 110x/mnt
RR
: 50x/mnt
Cefofaxim 2x300 mg
Ranitidin 1x15 mg
Lacto B1x1 bungkus
Questran 1x1/10 zak
Colistin 3x90.000 IV
Paracetamol 3x0,4 cc
Masalah
1) Defisit cairan dan elektrolit berhubungan dengan mencret
1. mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang tampak UUB cekung, mata
cowong, wajah pucat, bibir kering terkelupas, perut buncit, kembung (+)
turgor kulit menurun (1-2 detik baru kembali
2. Intake output cairan pada tubuh pasien dirumah sakit bayi BAB 3x/hari warna
kuning, encer, BAK 6-8 kali/hari warna jernih kuning
3. Mengambil darah untukpemeriksaan laboratorium dengan dibantu tim medis
lain untuk kultur feces, UL, FL, Clini test, floating test
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemenuhan kebutuhan cairan lewat
infuse, bayi dipasang infus CN 10% 16 Hs/mnt
5. Menyuntikan terapi obat IV colistin 3 x 90.000 IV dan paracetamol 3x0,4 cc
IV
2) Ruam merah pada kulit sekitar daerah kemaluan menjular ke darah bokong
1. menjaga kebersihan genetalia luar bayi dengan selalu mengganti popok bila
bayi selesai BAB dan BAK agar tidak memperparah ruam pada kulitnya
2. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk diketahui penyebab Ruam dan mendapat
penanganan utnuk mengatasi masalah ruam kulit tersebut
3) Potensial infeksi
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan bayi
2. menjaga sterilisasi dan kebersihan peralatan medis yang digunakan
3. merawat tali pusat dengan cairan diseptik yaitu diberi betadine
4. Menyuntikan terapi obat antibiotic yaitu cefofoxim 2x30 mg dan rahitidin
1x15 mg IV.
4) Potensial Hypotermi
1. mengobservasi suhu ruangan dalam cauvise
2. mengganti pakaian bayi yang basah dan kotor
3. mengukur suhu bayi 36,7 C
4. memperhatikan adanya tanda takipnea dan sianosis
EVALUASI
Tanggal 2 Januari pukul 14.00 WIB
Dx
ku lemah
Kesadaran composmentis
TTV
Suhu 367 0C
Nadi 120 x/mnt
RR 55 x/mnt
Infus CN 10% 16 Hs/mnt
Susu Asi dan IT/30 10x25 cc Vitalac
Lenjutkan intervensi
Masalah
1. Defisit cairan dan elektrolit berhubungan dengan mencret
S
Tanda dehidrasi masih tampak UUB cekung, mata cowong, wajah pucat,
bibir kering mengelupas, perut buncit, kembung (+), turgor kulit
menurun
- Pemeriksaan laboratorium
- Periksa feces
- Warna kuning
Test darah samara (benzene) negatif
A
Lanjutkan intervensi
2. Ruam merah pada kulit sekitar daerah kemaluan menjalar ke daerah bokong.
S
Ruam merah masih ada, tampak merah menjalar dari genetalia ke daerah
bokong
Lanjutkan intervensi
Lanjutkan intervensi
Intervensi suhu tubuh bayi
4. Potensial Hypotermi
S
Ku lemah
Suhu 367 0C
Catatan perkembangan
Tgl 3 Januari 2007 jam 08.00 WIB
S
RR 48 x/mnt
Suhu 366 0C
BAB (+) BAK (+)
Minum (+)
A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi . Ini disebabkan karena
adanya anoreksia pada penderita diare. Sehingga makan lebih sedikit dan
biasanya kemampuan menyerap sari sari makanan berkurang. Padahal kebutuhan
sari makanan meningkat karena adanya infeksi, ( Ngastiyah,2005)
Menurut laporan departemen kesehatan di Indonesia setiap anak
mengalami diare 1,6-2 kali setahun. Hasil skrt ( Survey kesehatan rumah tangga)
di Indonesia angka kematian diare anak balita dan bayi permil pertahun berturut
turut menunjukkan angka 6,6 balita dan 22 balita pada tahun 1980 : 37 balita dan
13,3 bayi pada tahun 1985, 2,1 balita 7,3 bayi pada tahun 1992 : 1 balita dan 8
bayi pada tahun 1995.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus Asuhan
kebidanan pada bayi D dengan Gastroentritis akut di ruang perinatologi RSSA
Malang.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk melaksanakan Asuhan pada bayi dengan Gastroentritis akut
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada bayi dengan gastroenteritis akut.
b.Dapat
mengidentifikasi
masalah
yang
terjadi
pada
bayi
dengan
gastroenteritis akut.
c.Dapat melaksanakan tindakan yang dilakukan atas masalah yang terjadi
pada bayi dengan gastroenteritis akut.
d.Dapat melaksanakan rencana tindakan pada bayi dengan gastroentritis akut.
e.Dapat mengevaluasi intervensi yang dilakukan terhadap bayi dengan
gastroenteritis akut
C. Metode Penulisan
1. Metode penulisan ini adalah kepustakaan dalam bentuk studi kasus yaitu mencari
gambaran yang jelas dari proses kebidanan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Diare merupakan salah satu penyakit gastroentistinal yang disebabkan
oleh factor infeksi. Mal absorpsi dan makanan itu sendiri. Diare dapat menimbulkan
komplikasi seprti dehidrasi, renjatan hipovolemik,hipokalemia,hipoglikemia, intoleransi
sekunder. Untuk mencegah timbulnya komplikasi tersebut maka perlu dilakukan
perawatan yang baik.
Dari uraian tinjauan teori dan tinjauan kasus didapat bahwa kekurangan
cairan dan elektrolit yang diakibatkan oleh mencret pasien yang lebih dari 4 kali
dilakukan asuhan kebidanan yaitu mengobservasi tanda tanda dehidrasi,merngobservasi
intake output cairan pada tubuh pasien, kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium, dan
juga kolaborasi dengan tim medis dalam pemenuhan kebutuhan cairan lewat infuse bayi
dipasang infuse CN 10 % 16 tts/menit. Selain itu juga didapat masalah ruam pada kulit
sekitar daerah kemaluan menjalar kedaerah bokong dilakukan asuhan dengan menjaga
kebersihan genetalia luar bayi dengan selalu mengganti popok setelah bayi BAB atau
BAK dan juga kolaborasi dengan dokter kulit untuk diketahui penyebab ruam merah
sehingga mendapat penanganan yang tepat.
Dilakukan pila asuhan kebidanan untuk mencegah terjadinya potensial
terjadinya infeksi dan terjadinya hypotermi pada bayi dengan selalu menjaga kebersihan
dan menerapkan pencegahan infeksi dalam menangani bayi D dengan gastroenteritis
akut dan mengobservasi suhu bayi dalam pencegahan terjadinya hypotermi.
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan dan melihat catatan perkembangan
bayi D Dengan Gastroentritis Keadaan umum masih lemah namumn masalah sebagian
telah teratasi seperti pencegahan infeksi, hypotermi dan pemeriksaan laboratorium dan
konsul kulit telah dilakukan,juga pemberian terapi obat dokter masihn terus diberikan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengkajian data baik data subjektif maupun objektif pada bayi D didapat
diagnosa bahwa bayi harus masuk rumah sakit dengan Gastroentritis Akut.
Diagnosa tersebut disertai masalah deficit cairan dan elektrolit
Dalam melakukan Asuhan perawatan telah dilakukan perencanaan terlebih
dahulu bagaimana tindakan yang tepat dan efisien. Hal ini dilakukan dalam
bentuk kerja tim. Masing masing anggota tim mengobservasi perkembangan hasil
asuhan dan kondisi pasien.
Setelah melakukan Asuhan yang sesuai dengan perencanaan dan dilakukan
evaluasi didapat keadaan umum pasien masih lemah,namun masalah
sudah teratasi sebagian.
B. SARAN
1. Penulis dapat semakin memperkaya ilmu dengan lebih membaca buku buku
terkait dengan gastroenteritis.
2. Tenaga kesehatan dapat melakukan keperawatan dengan lebih maksimal.
3. Ibu dan keluarga dapat lebih memperhatikan kebutuhan gizi Anak sehingga
daya tahan tubuh anak dapat ditingkatkan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan asuhan kebidanan pada bayi D
dengan prematur diruang perinatologi RSSA Malang.
Penulisan laporan asuhan kebidanan Ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan
dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Marjati Hamid,S.Si.T selaku Kaprodi Kebidanan Malang.
2. Ibu elizabeth Soetarini, S,Si.T selaku pembimbing institusi.
3. Bapak Jupriyono, S.Kp.M.Kes Selaku pembimbing institusi.
4. Ibu Agustin Liestyoningsih, Amd.Keb selaku pembimbing klinik,
5. Seluruh kru ruang perinatologi RSSA Malang.
5. Teman teman sekelompok yang turut membantu.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dari asuhan kebidanan ini.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
pada penulis khususnya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan asuhan kebidanan pada bayi D
dengan Gastroentritis Akut diruang perinatologi RSSA Malang.
Penulisan laporan asuhan kebidanan Ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan
dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu Marjati Hamid,S.Si.T selaku Kaprodi Kebidanan Malang.
2. Ibu elizabeth Soetarini, S,Si.T selaku pembimbing institusi.
3. Bapak Jupriyono, S.Kp.M.Kes Selaku pembimbing institusi.
4. Ibu Agustin Liestyoningsih, Amd.Keb selaku pembimbing klinik,
5. Seluruh kru ruang perinatologi RSSA Malang.
6. Teman teman sekelompok yang turut membantu.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dari asuhan kebidanan ini.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
pada penulis khususnya.