Você está na página 1de 13

IX.

Analisis Data dan Pembahasan


A. Pembuatan Sabun
Sabun Dengan Minyak Kelapa Sawit
Proses pembuatan sabun pada percobaan kali ini dimulai
dengan

menimbang 10 gram minyak kelapa sawit yang berwarna

kuning jernih, 1 gram asam stearat berupa butiran berwarna putih.


Pertama minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam erlenmeyer
kemudian ditambah dengan asam stearat menghasilkan larutan berwarna
kuning jernih dan terdapat butiran stearat. Fungsi dari asam stearat
adalah

untuk

mengeraskan

sabun

dan

menstabilkan

busa.

Campuran dipanaskan hingga suhu 700C sampai asam stearat larut


sempurna, namun pemanasan ini jangan panas karena dengan suhu
terlalu panas akan mengoksidasi minyak yang menyebabkan warnanya
menjadi cokelat, hal ini behubungan erat dengan bilangan peroksida
yaitu nilai untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau
lemak yang disebabkan oleh autooksidasi, setelah itu larutan dibiarkan
hingga suhu menjadi 500C kemudian ditambahkan dengan larutan
NaOH yang dibuat dengan 1,4 gram NaOH padat berwarna putih
dengan 3,3 mL air.
Campuran yang ditambah NaOH kemudian di aduk perlahan
secara terus menerus agar larutan bercampur merata dan sedikit
memadat. Penambahan Larutan NaOH berfungsi sebagai penetralisir
asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang digunakan adalah NaOH
agar diperoleh sabun yang padat , tetapi jika digunakan basa KOH
maka

yang

diperoleh

adalah

sabun

cair

(lunak).

Kemudian

ditambahkan dengan 12 gram alkohol (etanol) berupa larutan tidak


berwarna dan 4 gram gliserin berupa larutan tidak berwarna kedalam
larutan tadi dan dilakukan pengadukan sambil dipanaskan dan diaduk
hingga menghsilkan larutan kuning jernih. Fungsi dari penambahan
alcohol dan gliserin, yaitu alcohol berfungsi sebagai pelarut pada proses
pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam
air dan lemak. Sedangkan gliserin merupakan humektan sehingga dapat
berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Glycerin berbentuk cairan

jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Larutan dibiarkan hingga
agak dingin , kemudian ditambahkan dengan 1 mL minyak zaitun
( larutan tidak berwarna ) yang fungsinya sebagai pewangi pada sabun,
diaduk hingga merata dan dituangkan kedalam cetakan sebelum larutan
sabun menjadi padat.

Sabun Dengan Minyak Curah


Proses pembuatan sabun pada percobaan kali ini dimulai
dengan menimbang 10 gram minyak curah yang berwarna kuning, 1
gram asam stearat berupa butiran berwarna putih. Pertama minyak curah
dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambah dengan asam
stearat menghasilkan larutan berwarna kuning jernih dan terdapat
butiran stearat. Fungsi dari asam stearat adalah untuk mengeraskan
sabun dan menstabilkan

busa. Campuran dipanaskan hingga suhu

700C sampai asam stearat larut sempurna, namun pemanasan ini jangan
panas karena dengan suhu terlalu panas akan mengoksidasi minyak
yang menyebabkan warnanya menjadi cokelat, hal ini behubungan erat
dengan bilangan peroksida yaitu nilai untuk menentukan derajat
kerusakan pada minyak atau lemak yang disebabkan

oleh

autooksidasi, setelah itu larutan dibiarkan hingga suhu menjadi 50 0C


kemudian ditambahkan dengan larutan NaOH yang dibuat dengan 1,4
gram NaOH padat berwarna putih dengan 3,3 mL air.
Campuran yang ditambah NaOH kemudian di aduk perlahan
secara terus menerus agar larutan bercampur merata dan sedikit
memadat. Penambahan Larutan NaOH berfungsi sebagai penetralisir
asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang digunakan adalah NaOH
agar diperoleh sabun yang padat, , tetapi jika digunakan basa KOH
maka

yang

diperoleh

adalah

sabun

cair

(lunak).

Kemudian

ditambahkan dengan 12 gram alkohol (etanol) berupa larutan tidak


berwarna dan 4 gram gliserin berupa larutan tidak berwarna kedalam
larutan tadi dan dilakukan pengadukan sambil dipanaskan dan diaduk
hingga menghsilkan larutan kuning jernih. Fungsi dari penambahan
alcohol dan gliserin, yaitu alcohol berfungsi sebagai pelarut pada proses

pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam


air dan lemak. Sedangkan gliserin merupakan humektan sehingga dapat
berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Glycerin berbentuk cairan
jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Larutan dibiarkan hingga
agak dingin , kemudian ditambahkan dengan 1 mL minyak zaitun
( larutan tidak berwarna ) yang fungsinya sebagai pewangi pada sabun,
diaduk hingga merata dan dituangkan kedalam cetakan sebelum larutan
sabun menjadi padat.

Sabun Dengan Minyak Barco (kelapa)


Proses pembuatan sabun pada percobaan kali ini dimulai
dengan menimbang 10 gram minyak barco yang berwarna jernih, 1
gram asam stearat berupa butiran berwarna putih. Pertama minyak barco
dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambah dengan asam
stearat menghasilkan larutan berwarna kuning jernih dan terdapat
butiran stearat. Fungsi dari asam stearat adalah untuk mengeraskan
sabun dan menstabilkan

busa. Campuran dipanaskan hingga suhu

700C sampai asam stearat larut sempurna, namun pemanasan ini jangan
panas karena dengan suhu terlalu panas akan mengoksidasi minyak
yang menyebabkan warnanya menjadi cokelat, hal ini behubungan erat
dengan bilangan peroksida yaitu nilai untuk menentukan derajat
kerusakan pada minyak atau lemak yang disebabkan

oleh

autooksidasi, setelah itu larutan dibiarkan hingga suhu menjadi 50 0C


kemudian ditambahkan dengan larutan NaOH yang dibuat dengan 1,4
gram NaOH padat berwarna putih dengan 3,3 mL air.
Campuran yang ditambah NaOH kemudian di aduk perlahan
secara terus menerus agar larutan bercampur merata dan sedikit
memadat. Penambahan Larutan NaOH berfungsi sebagai penetralisir
asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang digunakan adalah NaOH
agar diperoleh sabun yang padat, , tetapi jika digunakan basa KOH
maka

yang

diperoleh

adalah

sabun

cair

(lunak).

Kemudian

ditambahkan dengan 12 gram alkohol (etanol) berupa larutan tidak


berwarna dan 4 gram gliserin berupa larutan tidak berwarna kedalam

larutan tadi dan dilakukan pengadukan sambil dipanaskan dan diaduk


hingga menghsilkan larutan kuning jernih. Fungsi dari penambahan
alcohol dan gliserin, yaitu alcohol berfungsi sebagai pelarut pada proses
pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam
air dan lemak. Sedangkan gliserin merupakan humektan sehingga dapat
berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Glycerin berbentuk cairan
jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Larutan dibiarkan hingga
agak dingin , kemudian ditambahkan dengan 1 mL minyak zaitun
( larutan tidak berwarna ) yang fungsinya sebagai pewangi pada sabun,
diaduk hingga merata dan dituangkan kedalam cetakan sebelum larutan
sabun menjadi padat.
Dari percobaan yang telah dilakukan, yaitu pembuatan sabun.
Reaksi

pembentukkan

sabun

dari

minyak

dilakukan

dengan

mereaksikannya suatu alkali (NaOH), Reaksi ini disebut dengan


Reakisi Saponifikasi (penyabunan). Struktur sabun yang dihasilkan dari
minyak kelapa sawit lebih padat jika dibandingkan dengan minyak
kelapa maupun minyak curah. Reaksi yang terjadi pada proses
pembuatan sabun adalah :

B. Sifat Emulsi Sabun.


Minyak kelapa sawit
Pada pengujian emulsi sabun ini yaitu dengan cara
menyiapkan 2 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi
dengan 3 mL aquades dan 5 tetes minyak kelapa sawit,

kemudian ditambahkan dengan 1 mL larutan sabun dari minyak


kelapa sawit kemudian dikocok. Pengocokan ini dilakukan agar
menghasilkan emulsi.

Kemudian

didiamkan

dan diamati

pemisahan lapisan yang terjadi dengan mencatat waktu yang


dibutuhkan untuk pemisahan lapisan tersebut. Waktu yang
dibutuhkan untuk pemisahan lapisan antara lapisan air dan
lapisan minyak adalah 1 menit 45 detik.
Sebagai pembanding dari pengujian emulsi sabun ini
yaitu dengan cara mencampur aquades 3 mL dengan 5 tetes
minyak kelapa sawit tanpa pemberian larutan sabun pada
larutan tersebut dan dikocok kuat- kuat agar bercampur
homogen.

Setelah

didiamkan

dan

diamati,

tarnyata

membutuhkan waktu 11 detik untuk terjadinya pemisahan antara


lapisan air dengan lapisan minyak. Pada percobaan ini campuran
tanpa larutan sabun lebih cepat memisah karena tidak terdapat
zat pengelmusi yaitu sabun yang berguna untuk membuat bentuk
molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun air. Air
dan minyak merupakan

cairan yang tidak saling berbaur,

tetapi saling ingin terpisah karena mempunyai berat jenis yang


berbeda.
Minyak Curah
Pada pengujian emulsi sabun ini yaitu dengan cara
menyiapkan 2 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi dengan
3 mL aquades dan 5 tetes minyak curah, kemudian ditambahkan
dengan 1 mL larutan sabun dari minyak curah kemudian
dikocok. Pengocokan ini dilakukan agar menghasilkan emulsi.
Kemudian didiamkan dan diamati pemisahan lapisan yang terjadi
dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk pemisahan
lapisan tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk

pemisahan

lapisan antara lapisan air dan lapisan minyak adalah 1 menit 10


detik.

Sebagai pembanding dari pengujian emulsi sabun ini


yaitu dengan cara mencampur aquades 3 mL dengan 5 tetes
minyak curah tanpa pemberian larutan sabun pada larutan
tersebut dan dikocok kuat- kuat agar bercampur homogen.
Setelah didiamkan dan diamati, tarnyata membutuhkan waktu 16
detik untuk terjadinya pemisahan antara lapisan air dengan
lapisan minyak. Pada percobaan ini campuran tanpa larutan sabun
lebih cepat memisah karena tidak terdapat zat pengelmusi yaitu
sabun yang berguna untuk membuat bentuk molekulnya yang
dapat terikat baik pada minyak maupun air. Air dan minyak
merupakan cairan yang tidak saling berbaur, tetapi saling ingin
terpisah karena mempunyai berat jenis yang berbeda
.
Minyak barco( kelapa)
Pada pengujian emulsi sabun ini yaitu dengan cara
menyiapkan 2 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi dengan
3 mL aquades dan 5 tetes minyak barco, kemudian ditambahkan
dengan 1 mL larutan sabun dari minyak barco kemudian
dikocok. Pengocokan ini dilakukan agar menghasilkan emulsi.
Kemudian didiamkan dan diamati pemisahan lapisan yang terjadi
dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk pemisahan
lapisan tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk

pemisahan

lapisan antara lapisan air dan lapisan minyak adalah 1 menit 19


detik.
Sebagai pembanding dari pengujian emulsi sabun ini yaitu
dengan cara mencampur aquades 3 mL dengan 5 tetes minyak
barco tanpa pemberian larutan sabun pada larutan tersebut dan
dikocok

kuat-

kuat

agar

bercampur

homogen. Setelah

didiamkan dan diamati, tarnyata membutuhkan waktu 10 detik


untuk terjadinya pemisahan antara lapisan air dengan lapisan
minyak. Pada percobaan ini campuran tanpa larutan sabun lebih
cepat memisah karena tidak terdapat zat pengelmusi yaitu sabun

yang berguna untuk membuat bentuk molekulnya yang dapat


terikat baik pada minyak maupun air. Air

dan

minyak

merupakan cairan yang tidak saling berbaur, tetapi saling ingin


terpisah karena mempunyai berat jenis yang berbeda.
Reaksi yang terjadi adalah :

Dari percobaan diatas, emulsi yang dihasilkan antara


menggunakan larutan sabun adalah yang mengalami emulsi
sempurna dibandingkan tanpa menggunakan larutan sabun. Dan
minyak kelapa sawit memiliki sifat emulsi lebih sempurna
dibandingkan lainnya karena waktu minyak sawit untuk memisah
lebih lama dibandingkan minyak curah dan minyak barco 9
minyak kelapa).
C. Bilangan Asam
Minyak Kelapa Sawit
Pada percobaan bilangan asam, langkah pertama menimbang 10
gram minyak kelapa sawit kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer,

setelah

itu

ditambahkan

dengan

25

ml

etanol

menghasilkan warna kuning. Ditambahkan larutan PP yang berupa


larutan tidak berwarna , larutan menjadi kuning dan terbentuk 2 fasa.
Langkah selanjutnyayaitu titrasi menggunakan larutan KOH 0,5 M
larutan berubah menjadi merah muda pada lapisan atas dan kuning
pada lapisan bawah, volume KOH yang dibutuhkan adalah1 mL, 1 mL
dan 0,5 mL. Perhitungan bilangan asam adalah sebagai berikut :
-

Pada volume KOH 0,5 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4

Pada volume KOH 0,5 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4

Pada volume KOH 0,5 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4

Bilangan asam rata rata =

1,4 +1,4+1,4
3

= 1,4

Minyak Curah
Pada percobaan selanjutnya, langkah pertama menimbang 10
gram minyak curah kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer,
setelah itu ditambahkan dengan 25 ml etanol menghasilkan warna
kuning. Ditambahkan larutan PP yang berupa larutan tidak berwarna ,
larutan

menjadi

kuning

dan

terbentuk

fasa.

Langkah

selanjutnyayaitu titrasi menggunakan larutan KOH 0,5 M larutan


berubah menjadi merah muda pada lapisan atas dan kuning pada
lapisan bawah, volume KOH yang dibutuhkan adalah1 mL, 1 mL dan
0,5 mL. Perhitungan bilangan asam adalah sebagai berikut :

Pada volume KOH 1 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

1 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=2,8

Pada volume KOH 1 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4

Pada volume KOH 0,5 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4

2,8+ 2,8+1,4
Bilangan asam rata rata =
3

= 2,33

Minyak Barco ( Kelapa )


Pada percobaan terakhir, langkah pertama menimbang 10 gram
minyak kelapa kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer, setelah itu
ditambahkan dengan 25 ml etanol menghasilkan warna kuning.
Ditambahkan larutan PP yang berupa larutan tidak berwarna , larutan
menjadi kuning dan terbentuk 2 fasa. Langkah selanjutnyayaitu titrasi
menggunakan larutan KOH 0,5 M larutan berubah menjadi merah

muda pada lapisan atas dan kuning pada lapisan bawah, volume KOH
yang dibutuhkan adalah1 mL, 1 mL dan 0,5 mL. Perhitungan bilangan
asam adalah sebagai berikut :
-

Pada volume KOH 0,5 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4

Pada volume KOH 0,5 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4
-

Pada volume KOH 0,5 mL


Bilangan Asam=

V x N x Mr KOH
W

Bilangan Asam=

0,5 x 0,5 x 56
10

Bilangan Asam=1,4

1,4 +1,4+1,4
Bilangan asam rata rata =
3

= 1,4

Reaksi yang terjadi pada proses bilangan asam adalah :

Angka bilangan asam semakin besar menunjukkan asam lemak


bebas yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak ataupun lemak
karena proses pengolahan yang kurang baik. Jika angka asam makin
besar atau makin tinggi, maka kualitas minyak semakin rendah. Dari
percobaan yang telah dilakukan, minyak curah memiliki bilangan
asam yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak kelapa dan
kelapa sawit, hal ini menunjukkan bahwa kualitas minyak curah
adalah rendah karena memiliki nilai asam bebas yang besar.

X. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan :
1. Terdapat perbedaan antara sabun yang terbuat dari kelapa sawit, kelapa
dan minyak curah. Sabun dari minyak kelapa sawit

lebih keras

dibandingkan dengan sabun dari minyak kelapa maupun minyak curah


2. Sifat emulsi pada minyak kelapa sawit lebih bagus jika dibandingkan
dengan minyak kelapa maupun curah. Sabun dan minyak lebih sussah
memisah karena terdapat zat pengemulsi yang mengikat baik minyak
maupun air, jika dibandingkan dengan memisahnya air dan minyak.
3. Bilangan asam pada minyak curah adalah tertinggi, bilangan asam
berbanding terbalik dengan kualitas sabun, sehingga minyak curah
mempunyai kualitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak
kelapa dan kelapa sawit.

Você também pode gostar