Você está na página 1de 18

ANALISA

TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR

Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Bed Making


Nama Pasien
: Tn. EB
Diagnosa Medis : Ca. Colon
Tanggal dilakukan : Senin, 11 April 2016
Data subjektif:
- Keluarga mengatakan sepreinya basah dan kotor
- Keluarga mengatakan pengalas bokong/ pampers basah
- Keluarga mengatakan klien gelisah
Data objektif:
- Laken tampak kotor dan lembab
- Posisi pasien tampak tidak nyaman
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran delirium,
- GCS: E3V4M5
Diagnosa Keperawatan :
Resiko gangguan integritas kulit b/d faktor mekanik, kelembapan
Tujuan Tindakan :
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman.
2. Menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat tidur yang
bersih, rapi dan nyaman.
3. Meningkatkan gambaran diri dan harga diri pasien dengan menciptakan tempat tidur
yang bersih, rapi dan nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme.
Prinsip dan Rasional Tindakan :
Prinsip
Rasional
1. Dilakukan jika linen kotor atau sesuai dengan Linen yang kotor merupakan tempat
jadwal pergantian.
kuman untuk berkembangbiak dengan
baik.
2. Tempat tidur harus bebas dari remah-remah
Remah atau sisa-sisa makanan dan
atau sisa makanan dan lipatan-lipatan kain
lipatan-lipatan kain, merupakan benda
kasar yang jika tertekan lama dikulit
3. Bantal harus diatur serapi mungkin, sisi dapat menyebabkan lecet.
Untuk
menjaga
kerapian
dan
terbukanya berada di bawah.
kenyamanan tempat tidur
4. Jaga area pribadi klien jangan terlalu
Untuk menjaga privacy klien
terexpose
5. Tempat linen kotor harus disiapkan
Tempat linen harus tertutup dan
6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah diletakkan di dekat tempat tidur klien.
tindakan
Untuk mencegah kontaminasi dengan
agen kuman

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Pengambilan Darah Vena
Nama Pasien
: Tn. A
Diagnosa Medis : Tumor gaster
Tanggal dilakukan : Selasa, 12 April 2016
Data subjektif;
- Keluarga mengatakan pasien masih dianjurkan untuk puasa
Data objektif:
- KU tampak lemah
Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d kekurangan volume cairan, program
pengobatan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
mencerna makanan,
Tujuan Tindakan :
1. Untuk menentukan variasi dalam komposisi darah
2. Untuk melihat adanya kelainan dalam membantu menegakkan diagnosis dan program
pengobatan
3. Untuk prosedur pemasangan CVC, pemeriksaan sampel darah (PT, APTT, dan
elektrolit) harus dilakukan.
Prinsip dan Rasional Tindakan :
1. Pertahankan sterilitas karena darah merupakan salah satu media transmisi
mikroorganisme dalam proses infeksi.
2. Pertahankan integritas kulit dan jaringan untuk mencegah terjadinya luka maupun
hematom pada pembuluh darah.
3. Memilih pembuluh darah, pilih vena yang terlihat jelas, dapat diraba dan terfiksasi pada
jaringan sekitarnya sehingga vena tidak melenceng.
Analisa data :
Tujuan pengambilan darah pada pasien untuk megetahui komposisi darah yaitu
elektrolit, trombosit sebagai prosedur sebelum dilakukan pemasangan CVC. Yang mana
tujuan CVC untuk tujuan nutrisi parenteral dan terapi pengobatan yang menggunakan
osmolaritas cairan yang tinggi.

Kesenjangan antara teori dan praktek:


Pada pengambilan sampel darah, dalam teori menggunakan spoit kemudian darah
dimasukkan ke dalam tabung EDTA. Di lapangan, pengambilan darah menggunakan

vacutainer sehingga tindakan tusuk jarum untuk memasukkan darah ke dalam tabung
dapat diminimalkan, sehingga risiko tertusuk jarum dalam pengambian sampel darah
dapat dihindari.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Pemasangan Infus
Nama Pasien
: Tn.S
Diagnosa Medis : Post Op Laparatomy
Tanggal dilakukan :Rabu, 13 April 2016

Data subjektif:
- Keluarga mengatakan infusnya dicabut karena bengkak
-Keluarga mengatakan pasien puasa sejak sudah operasi
Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- program pengobatan instruksi puasakan
- post op colostomy hari ke- Mukosa bibir kering
Masalah Keperawatan: Risiko keseimbangan cairan dan elektrolit
Diagnose keperawatan:
Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b/d program pengobatan (Domain 2:
nutrisi, class 5: hidrasi, code 00195)

Tujuan Khusus (TUK)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan cairan dan elektrolit seimbang
dengan kriteria hasil membran mukosa lembab,turgor kulit normal,intake dan output
seimbang.

Intervensi tindakan keperawatan


observasi turgor kulit
kaji intake dan output klien
observasi tanda-tanda vital
monitor tetesan infus sesuai program pengobatan: jumlah tetesan, waktu habis
beri HE tentang program pengobatan dan penyakitnya
Kolaborasi: pemasangan infus,
Tujuan Tindakan :
1. Memberikan cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan di dalam tubuh
2. Memberikan glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme
3. Memberikan vitamin dan mineral yang larut dalam air
4. Memberikan pertolongan pada kasus gawat darurat
5. Memberikan obat
6. Memberikan darah dan produk darah

Prinsip dan Rasional Tindakan :


1. Teknik steril masuknya mikroorganosme
2. Vena yang dipilih besar, lurus, panjang (sesuaikan dengan abocath), agar sesuai dengan
panjang kanul abbocath dan tetesan lancar
3. Pilih bagian yang distal lebih dahulu,

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Perawatan kuku jari tangan dan kaki
Nama Pasien
: Ny. A
Diagnosa Medis : Post op colelithiasis hr.II
Tanggal dilakukan : Kamis, 14 April 2016
Data subjektif:

- Keluarga mengatakan pasien tidak pernah potong kuku selama sakit


Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- kuku jari tangan dan kaki tampak panjang dan kotor
- Post op cholelithiasis hr ketiga
Masalah keperawatan: Personal hygiene kurang
Diagnose keperawatan
- Defisit perawatan diri b/d kelemahan
- Kesiapan meningkatkan perawatan diri b/d
Rasional tindakan:
- kuku jari tangan dan kaki pendek dan bersih
- mencegah timbulnya luka (infeksi)
- mencegah kaki berbau tidak sedap
- mengkaji/ memantau masalah pada kuku tangan dan kaki
- keluarga dan pasien mengungkapkan dapat melakukannya secara mandiri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Enema/ klisma
Nama Pasien
: Nn. B
Diagnosa Medis : ileus obstruktif + Hisprung
Tanggal dilakukan : Jumat, 15 April 2016
Data subjektif:

- Klien mengatakan perut terasa nyeri, skala nyeri 6


- klien mengatakan ingin bab tapi terasa keras
- keluarga mengatakan perut makin membesar dan keras
Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- ekspresi wajah meringis
- tampak distensi perut
- perut teraba keras seperti papan
Masalah keperawatan: nyeri
Diagnose keperawatan
- Nyeri b/d agens cedera biologis
Rasional tindakan:
- untuk merangsang peristaltic usus dan defekasi dalam mengatasi konstipasi dan
impaksi
Analisa tindakan :
Nn. B masuk rumah sakit dengan keluhan tidak bisa buang air besar. Sejak masuk rumah
sakit sampai sekarang perut klien semakin membesar dan teraba keras. Anjuran pengobatan
untuk mengatasi masalah klien salah satunya dengan pemasangan NGT untuk kompresi, tapi
keluarga klien menolak. Jadi, tindakan lain untuk mengatasi keluhan klien dilakukanlah
klisma dengan gliserin.
Kesenjangan teori dan praktik di lapangan
Dalam teori, pemberian klisma gliserin memakai spuit gliserin yang terbuat dari besi, yang
mempunyai ujung kanula terbuat dari plastik. Tapi, di lapangan spuit gliserin tidak dipakai
dalam tindakan ini, dan dari informasi ketua tim A perawat ruangan (Ns. Sinriani)
mengatakan, spuit gliserin sudah lama tidak dipakai karena kadang keras dan sering melukai
anus klien. Jadi, pemberian gliserin menggunakan spuit 50cc (kateter tip), dan untuk
kanulnya memakai foley kateter. Dan dari respon pasien juga setelah hampir 7 hari
pelaksanaan klisma dengan pemberian per 8 jam sehari, klien mengatakan nyaman dan tidak
terasa sakit, dan observasi dari anus klien tanda2 radang...................................

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: perawatan luka pada stoma/ colostomy
Nama Pasien
: Ny. K
Diagnosa Medis : post laparatomy eksplorasi + loop colostomy hr ke 30
Tanggal dilakukan : Sabtu, 16 April 2016

Data subjektif:
- Klien/ keluarga mengatakan cairan faeses merembes
- keluarga mengatakan sepreinya kotor karena rembesan dari kantong kolstomy
- keluarga mengatakan kantong kostomy sudah penuh
Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- ekspresi wajah tampak tidak nyaman
- tampak rembesan cairan dari kantong colostomy merembes ke luka operasi
- perut teraba keras seperti papan
Masalah keperawatan:
- risiko infeksi
- kerusakan integritas kulit
- nyeri
Diagnose keperawatan
- Risiko infeksi b/d terpajan pada kuman infeksi
- Kerusakan integritas kulit b/d prosedur bedah, ekskresi
- Nyeri b/d prosedur bedah, luka opeasi
Rasional tindakan:
- Untuk menurunkan nyeri
- Meningkatkan proses penyembuhan luka
- Mencegah masuknya bakteri (infeksi) dan perlukaan lainnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: melakukan injeksi melalui intravena (selang
infus)
Nama Pasien
Diagnosa Medis
colostomy

: Ny. E
: post laparatomie eksplorasi + reseksi anastomosis colon tutup

Tanggal dilakukan : Senin, 18 April 2016


Data subjektif:
- Klien mengatakan nyeri luka operasi
- keluarga mengatakan klien tidak tidur karena nyeri
Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- ekspresi wajah meringis
- skala nyeri 7
- post operasi hr III
Masalah keperawatan:
- nyeri
- gangguan istirahat dan tidur
Diagnose keperawatan
- Nyeri b/d prosedur bedah, luka opeasi
- Gangguan pola tidur b/d nyeri operasi
Rasional tindakan:
- Injeksi yang diberikan yaitu Tramadol 1 ampul/ intravena, tindakan injeksi ini
merupakan tindakan kolaborasi. Tramadol injeksi merupakan salah satu obat analgetik
untuk mengurangi nyeri.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: pengaturan posisi pasien : semifowler
Nama Pasien
: Nn. S
Diagnosa Medis : tumor intra abdomen
Tanggal dilakukan : Selasa, 19 April 2016

Data subjektif:
- Klien mengatakan sesak
Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- ekspresi wajah tampak tidak nyaman
- terpasang oksigen canule 3 lpm
- pasien tampak posisi terlentang, headup 10
Masalah keperawatan:
- Ketidakefektifan pola napas
Diagnose keperawatan
- Ketidakefektifan pola napas b/d posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
Rasional tindakan:
- Keluhan sesak yang dialami Nn. S disebabkan karena tumor pada intraabdomen
mendesak diafragma ke atas sehingga ekspansi paru berkurang. Tindakan pemberian
posisi semifowler diberikan karena tampak pasien tidak nyaman dengan posisi
terlentang walaupun telah memakai oksigen canula 3 lpm. Dengan pemberian posisi
semifowler akibat gaya gravitasi membantu menurunkan diafragma dan juga tumor
dalam intra abdomen, sehingga lebih mudah bernapas dan pengembangan paru
diharapkan maksimal. Respon pasien dengan posisi ini pasien merasa nyaman dan
sesak mulai berkurang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: pengkajian dan pemeriksaan fisik
Nama Pasien
: Tn. AM
Diagnosa Medis : loop colostomy + Ca colon
Tanggal dilakukan : Rabu, 20 April 2016

Data subjektif:
- Klien/ keluarga mengatakan akan kemoterapi pertama
- klien selalu bertanya tentang penyakitnya
- klien mengatakan colostomy bag terpasang sejak operasi bulan februari
Data objektif :
- Keadaan umum sakit sedang
- ekspresi wajah tampak cemas
- tampak kantong colostomy pada kuadran kanan bawah
Masalah keperawatan:
- cemas
- risiko kerusakan integritas kulit
Diagnose keperawatan
- Cemas b/d status pengobatan
- Risiko kerusakan integritas kulit b/d pemasangan colostomy
Rasional tindakan:
- Pengkajian dilkaukan untuk mengetahui keluhan yang dialami oleh pasien untuk
tindak lanjut program pengobatan selama di rumah sakit dan mencapai kesehatan
yang optimal. Selain pengkajian dan pemeriksaan fisik, juga dilakukan pengkajian
risiko jatuh dengan memakai skala morse, skoring dekubitus dan tingkat kemandirian
klien dengan barthel index.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: pemasangan NGT
Nama Pasien
Diagnosa Medis

: Tn. S
: loop colostomy + Ca colon

Tanggal dilakukan : Kamis, 21 April 2016

Data subjektif:
- Klien/ keluarga mengatakan pasien muntah warna hitam
- klien mengatakan perutnya sakit
- klien mengatakan perut kembung
Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- karakteristik muntah: warna hitam, pekat
- distensi perut dan teraba keras
Masalah keperawatan:
- Nyeri
- gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Diagnose keperawatan
- nyeri b/d distensi abdomen
- gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Rasional tindakan:
- Pemasangan NGT dilakukan untuk tujuan decompresi/ pengurangan tekanan udara
dilambung dengan cara mengeluarkan cairan lambung, gas, maupun darah. Hasil yang
duharapkan pada pemasangan NGT ini klien tidak mengeluh mual dan muntah lagi,
rasa nyeri berkurang, dan distensi abdomen berkurang

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Pemberian obat melalui intramuskuler
Nama Pasien
Diagnosa Medis

: Tn. H
: Tumor rektum 1/3 distal + general weakness

Tanggal dilakukan : Jumat, 22 April 2016

Data subjektif:
- Klien menegatakan sakit dan lemah seluruh badan
- keluarga mengatakan kebutuhan ADL dilakukan di tempat tidur
Data objektif :
- Keadaan umum lemah
- bedrest total
- kekuatan otot
Masalah keperawatan:
- kelemahan
Diagnose keperawatan
- Kelemahan b/d gangguan neuromuskuar, penyakit
- Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan,
Rasional tindakan:
Pemberian obat melalui intramuskuler pada Tn. H yaitu injeksi neurobion 1 ampul.
Neurobion merupakan salah satu suplemen vitamin B kompleks atau produk vitamin yang
memiliki komposisi beberapa vitamin B1 (tiamin), B6 (piridoksin) dan B12
(sianokobalamin). Vitamin B kompleks dikenal sebagai vitamin neurotopik, yang artinya
berfungsi untuk melindungi sel-sel saraf. Kekurangan vitamin-vitamin tersbut menyebabkan
gejala seperti pegal, kekakuan pada otot yang juga ini dialami oleh klien. Akibat gejala yang
dialami oleh pasien, maka pemberian injeksi neurobion diinstruksikan untuk diberikan.
Pemberian obat ini dapat melalui oral, intravena maupun intramuskuler. Menurut perawat
pelaksana di perawatan injeksi ini diberikan melalui intramuskuler agar obat dapat bereaksi
langsung keotot dan menjangkau sel-sel saraf. (Anjuran dietizen).

ANALISA
TINDAKAN KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: mengajarkan batuk efektif dan melakukan fisioterapi
dada
Nama Pasien

: Tn. M

Diagnosa Medis : Post op laparatomy


Tanggal dilakukan : Senin, 25 April 2016

Data subjektif:
- Klien mengatakan nyeri pada opeasi jika batuk
- klien mengatakan banyak lendir di tenggorokan
- klien mengatakan sesak
Data objektif :
- Keadaan umum lemah, post op laparatomy hr 1
- tampak luka operasi pada perut
- expresi wajah meringis
- bunyi napas bronkhovesikuer
- observasi TTV : TD: 120/60 mmHg N: 72 x/i , reguler, kuat. P: 28 x/i, reguler
I:E=1:2 terpasang oksigen canula 4 lpm. SB= 36,3C
Masalah keperawatan:
- nyeri
- bersihan jalan napas tidak efektif
- gangguan pola napas
Diagnose keperawatan
- nyeri b/d post operasi.
- Bersihan jalan napas tidak efektif b/d akumulasi sekret, bedrest
Rasional tindakan:
Dengan mengajarkan batuk efektif diharapkan sekret dapat berkurang dan nyeri opersi akibat
batuk dapat diminimalkan, begitu juga dengan dengan melakukan fisioterapi dada diharapkan
dapat mengeluarkan sekret dari jalan napas. Fisioterpi dada pada pasien Tn. M dilakukan
secara ringan karena pasien post operasi hari pertama.

ANALISA TINDAKAN
KEPERAWATAN DASAR
Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Pemberian Terapi Oksigen/ Simple Mask
Nama Pasien
: Tn. M
Diagnosa Medis : Post oop laparatomy
Tanggal dilakukan : Selasa, 26 April 2016

Data subjektif:
- Klien mengatakan sesak
- Kklien mengatakan nyeri pada bagian operasi
Data objektif:
- Keadaan umum lemah
- Observasi tanda-tanda vital: TD: 110/60 mmHg, N: 64x/ menit, pernapasan: 28x/
-

menit, I:E 1:2, napas dalam, Nadi: 64x/ menit dan suhu badan 37C
Post operasi laparatomy hari ke II

Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri
Tujuan Tindakan :
1. Mencegah atau mengatasi hipoksia
2. Face mask : memberikan oksigen dengan konsentrasi dan kecepatan aliran lebih dari
nasal kanul yaitu konsentrasi oksigen 40%-60%
Prinsip dan Rasional Tindakan :
1. Face mask mengalirkan O2 dengan tingkat aliran sedang dari hidung ke mulut,
konsentrasi O2 40%-60%.

Analisa Tindakan yang dilakukan :


Tn. M masuk rumah sakit sejak tanggal 24April 2016. Pasien telah menjalani operasi
laparatomy hari kedua. Pada saat melakukan observasi tanda-tanda vital dan nyeri didapatkan
hasil Tekanan Darah:110/60 mmHg, pernapasan: 28x/ menit, I:E 1:2, napas dalam, Nadi: 64x/
menit dan suhu badan 37C. Keadaan umum pasien tampak cemas dan mengalami sesak,
skala nyeri 7. Salah satu intervensi yang dilakukan pada pasien tersebut adalah pemasangan
simple mask non rebreathing

dengan konsentrasi oksigen 40%-60%. Adapun langkah-

langkah dalam pemberian terapi oksigen simple mask adalah :


1. Cuci tangan dan memakai sarung tangan.
2. Isi tabung pelembab udara dengan air steril sampai setinggi tanda yang ada pada
tabung kemudian pasang pada dasar alat pengukur aliran oksigen.

3. Atur aliran oksigen sesuai instruksi. Pada pemasangan simple mask, pemberian
oksigen biasanya 6-10 liter/menit.
4. Arahkan sungkup pada wajah pasien dan pasang dari daerah hidung ke bawah.
Kemudian atur klip logam pada sungkup agar mengikuti bentuk hidung pasien. Hal
ini dilakukan karena sungkup harus pas dengan wajah pasien untuk meminimalkan
oksigen yang keluar ke mata atau sekitar pipi dan dagu.
5. Kencangkan tali pengikat di sekeliling kepala pasien untuk memastikan kenyamanan
pasien.
6. Tempelkan kasa di belakang telinga dan kulit kepala tempat tali pengikat melintas.
Pada pemasangan simple mask Ny. D, langkah ini tidak dilakukan sehingga
memungkinkan untuk terjadinya iritasi kulit akibat dari bekas tali pengikat sungkup.
7. Pastikan untuk lebih sering mengamati pasien terkait kondisi klinis pasien, dan
ketinggian air pada tabung pelembab udara untuk membantu mengidentifikasi
komplikasi apapun yang mungkin terjadi.
8. Lepaskan sarung tangan kemudian cuci tangan.
9. Catat data yang relevan pada rekam medis pasien

ANALISA TINDAKAN
KEPERAWATAN DASAR

Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Injeksi IntraDermal


Nama Pasien
: Ny. NKC
Diagnosa Medis : Tumor recti 1/3 distal + Post operasi Miles Procedure
Tanggal dilakukan : Kamis,28 April 2016
Diagnosa Keperawatan :
-

Risiko infeksi: faktor risiko prosedur invasif

Tujuan Tindakan :
-

Untuk melakukan tes alergi terhadap obat antibiotik

Prinsip dan Rasional Tindakan :


1. Pertahankan sterilitas.

2. Perhatikan lokasi penyuntikan.


3. Dosis yang diberikan biasanya dalam jumlah sedikit yaitu 0,1 ml.
4. Setelah penyuntikan, benjolan yang timbul diusap dengan desinfektan tetapi tidak
dipijat karena apabila dipijat, obat akan keluar.
Analisa Tindakan yang dilakukan
Ny. NKC dirawat di Rumah Sakit, post operasi laparatomi Miles procedure.. Salah
satu terapi yang diberikan oleh dokter adalah pemberian obat antibiotik. Sebelum obat
antibiotik disuntikkan kepada pasien, terlebih dahulu dilakukan uji sensitivitas untuk melihat
respon tubuh pasien terhadap obat tersebut yaitu injeksi intradermal atau intrakutan yang
dimasukkan langsung ke lapisan epidermis tepat dibawah startum korneum.. Adapun hal-hal
yang dilakukan pada pemberian suntikan intradermal tersebut adalah :
1. Pastikan untuk mencuci tangan dan memakai sarung tangan untuk mengurangi
penyebaran mikroorganisme.
2. Posisikan pasien dengan tangan telentang dan cari lokasi penyuntikan intradermal.
3. Desinfeksi daerah yang akan disuntik dengan menggunakan kapas alkohol dengan
gerakan melingkar.
4. Gunakan tangan yang tidak dominan untuk meregangkan pada lokasi penyuntikan.
5. Posisikan jarum sekitar 15 dan tusukkan jarum ke dalam kulit, setelah itu suntikkan
obat secara perlahan sekitar 0,01-0,1 ml.
6. Tarik jarum dengan cepat dan berikan tanda pada daerah yang telah disuntik.
7. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan serta catat tindakan yang telah dilakukan.
8. Hasil/ respon penyuntikan test kulit dilihat / dibaca 15 menit kemudian.
Hasil/ respon tubuh pasien terhadap uji sensitivitas/ alergi terhadap obat injeksi
Cefasolin negatif, yang artinya pada tempat suntikan tidak tampak tanda rubor, kalor, dolor
melebihi lingkaran yang ditandai dari kulit tersebut. Jadi injeksi Cefasolin dapat diberikan
sesuai dengan instruksi dari dokter.

Você também pode gostar