Você está na página 1de 37

0

Analisa Stuktur Beton Menggunakan SAP2000


Ilmu Konstruksi 11:57 PM Aplikasi Software

Pada umumnya langkah langkah dalam melakukan struktur beton bertulang dimulai dari
permodelan struktur, kemudian dilanjutkan dengan menginputkan beban ke dalam model
struktur tersebut. Setelah seluruh beban diinputkan dalam permodelan maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisa struktur untuk mendapatkan gaya dalam. Setelah
didapat gaya dalam lalu dilanjutkan dengan mendesain penampang suatu elemen struktur
untuk mengetahui jumlah tulangan yang diperlukan. Secara keseluruhan langkah langkah
tersebut dilakukan secara manual sehingga jika jumlah elemen struktur maka hal tersebut
akan membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan desain bangunan beton bertulang.
Program SAP 2000 (baca juga : Analisa Balok Pratekan menggunakan SAP2000)
menyediakan fitur fasilitas beton bertulang yang memberikan kemudahan bagi para
pengguna agar dapat mengevaluasi penampang. Selain dalam SAP 2000 juga menyediakan
berberapa standar perencanaan internasonal seperti ACI 318 99, Eurocode 1992 dan
berberapa standar yang lain. Akan tetapi SAP 2000 tidak terlalu kaku dalam pemakaian
parameter tertentu agar dapat disesuaikan dengan peraturan lokal yang berlaku, dengan
sedikit penyesuaian maka SAP 2000 dapat digunakan untuk mendesain bangunan beton
bertulang bedasarkan peraturan lokal yang berlaku.
Program SAP2000 menyediakan fitur dan modul yang terintegerasi yang lengkap untuk
desain beton dan baja. Para pengguna diberi kemudahan untuk mengevaluasi penampang
bedasarkan design code internasional dari berberapa negara seperti Amerika (ACI 31899,ACI 318-02,ACI 318-05, AASTHO Concrete 1997 ), British (BS8110 89, BS8110 97),
Eropa (EUROCODE 2 -1992), Singapura (Singapore CP 65:99).
Fasilitas desain bedasarkan design code yang ada tersebut, dapat disesuaikan parameternya
dengan standar perencanaan lokal.

Indentifikasi elemen balok dan kolom


Program SAP 2000 adalah program analisa struktur bedasarkan pada metode elemen hingga,
dalam hal tersebut struktur balok atau kolom diidealisasikan sebagai elemen frame.
Ketika memasuki tahap desain, penampang balok memerlukan tahapan yang berbeda dari
penampang kolom, sehingga ketika pemasukan data untuk frame section memerlukan
informasi khusus apakah penampang tersebut digolongkan sebagai balok atau sebagai
kolom.
Gambar Indentifikasi Penampang Balok dan Kolom

Perencanaan Lentur pada balok beton bertulang dengan SAP 2000


Asumsi Desain
Program SAP2000 akan menghitung dan melaporkan luas tulangan baja perlu untuk lentur
dan geser berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari kombinasi beban dan juga
kriteria-kriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk setiap standar perencanaan yang
diikuti. Tulangan yang diperlukan tadi akan dihitung berdasarkan titik-titik yang dapat
dispesifikasikan dalam setiap panjang element.
Semua balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu mayor saja,
sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai sehingga tidak dihitung.

Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah minor (penampang bi-aksial)
maka perencana harus menghitung tersendiri, termasuk jika timbul torsi.
Dalam mendesain tulangan lentur sumbu mayor, tahapan yang dilakukan adalah mencari
momen terfaktor maksimum (untuk kombinasi beban lebih dari satu) dan menghitung
kebutuhan tulangan lenturnya. Penampang balok didesain terhadap momen positif Mu+ dan
momen negatif Mu- maksimum dari hasil momen terfaktor envelopes yang diperoleh dari
semua kombinasi pembebanan yang ada. Momennegatif pada balok menghasilkan tulangan
atas, dalam kasus tersebut maka balok selalu dianggap sebagai penampang persegi.
Momen positif balok menghasilkan tulangan bawah, dalam hal tersebut balok dapat
direncanakan sebagai penampang persegi atau penampang balok-T. Untuk perencanaan
tulangan lentur, pertama-tama balok dianggap sebagai penampang tulangan tunggal, jika
penampang tidak mencukupi maka tulangan desak ditambahkan sampai pada batas tertentu.
Dalam perancangan tulangan geser , tahapannya meliputi perhitungan gaya geser yang dapat
ditahan beton Vc, kemudian menghitung nilai Vs yaitu gaya geser yang harus dipikul oleh
tulangan baja dan selanjutnya jumlah tulangan geser (sengkang) dapat ditampilkan.
Selanjutnya penampang dihitung sebagai penampang tulangan tunggal, tetapi jika ternyata
tidak mencukupi (over-reinforced section) maka program akan mencoba menambahkan
tulangan tekan dan mendesain ulang sebagai penampang tulangan rangkap.
Karena peraturan di Indonesia (SNI 03-2847-2002) mengacu peraturan Amerika (ACI 31899) maka detail perhitungan yang dilakukan program mirip dengan perencanaan umum yang
berlaku di Indonesia. Meskipun demikian tentu saja ada perbedaan yaitu pada faktor beban
(dapat dirubah pada saat memasukkan beban kombinasi) dan faktor reduksi kekuatan harus
disesuaikan.

Gambar Modifikasi Nilai Koefisien Phi Standar Perencanaan


ACI 318M 99 pada SAP2000 dengan SNI 03-2847-2002
Selanjutnya untuk memahami perencanaan balok lentur dengan SAP2000 terlebih dahulu
akan disajikan contoh perhitungan cara manual dari balok kantilever. Pada cara manual
tersebut disajikan juga rumusan yang digunakan yang prinsip kerjanya sama dengan yang ada
pada program. Kemudian pada tahap berikutnya disajikan tahapan perancangan dengan
program SAP2000 secara detail dan hasilnya juga disajikan sehingga dapat diperoleh
gambaran dan pemahaman yang jelas
Contoh perhitungan manual
Balok kantilever bentang 3.5 m mempunyai penampang berbentuk persegi, yang memikul
beban merata (berat sendiri diabaikan). Jika digunakan mutu beton fc 30 MPa dan mutu

baja tulangan fy 400 Mpa, desain penulangan menurut SNI 03-2847-2002. Dimensi balok
adalah 300 x 500 mm2 dan tinggi efektif dari penampang 450 mm. Pada balok tersebut diberi
beban merata sebesar 10 kNm.

Gambar Contoh kasus sederhana


Untuk bentuk permodelan pada gambar 2.3 maka akan dimodelkan sebagai struktur batang
kantilever. Bentuk permodelannya dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar Permodelan struktur


Setelah didapatkan permodelan struktur langkah selanjutnya adalah melakukan analisa
struktur. Dari hasil analisa struktur didapatkan bahwa gambar bidang momen adalah sebagai
berikut

Gambar bidang momen


Setelah didapat langkah selanjutnya adalah melakukan desain lentur bedasarkan SNI 02 2847
2002. Untuk perhitungan desain dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel Desain beton bertulang bedasarkan SNI 02-2847-2002

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas tulangan tarik yang dibutuhkan adalah 2,485.70
mm2.
Verifikasi perhitungan manual dengan program SAP2000
Pada saat ini kita akan bandingkan perhitungan manual dengan perhitungan desain dari SAP
2000. Dengan memasukkan data material yang sama. Maka akan diperoleh luas tulangan
yang sama dengan hasil perhitungan SNI 03 2847 2002

Gambar Permodelan analisa struktur dengan progam SAP 2000

Gambar Data property penampang


Setelah kita memasukkan data geometry struktur, penampang dan beban kemudian
dilanjutkan dengan memodifikasi koefisen seperti pada gambar diatas didapatkan hasil
laporan desain program SAP 2000 seperti pada gambar dibawah.

Gambar Hasil laporan dari output program SAP 2000


Sehingga dari hasil kedua perhitungan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa program
SAP2000 dapat dimodifikasi untuk mendapatkan desain beton bertulang sesuai dengan
standar perencanaan beton yang berada di negara kita. Pada bab selanjutnya akan diberi
contoh permodelan dengan desain sesuai standar perencanaan di negara kita.

APLIKASI DESAIN BETON BERTULANG


Pada pembahasan ini akan diberikan studi kasus perencanaan gedung beton bertulang dengan
program SAP2000. Standar perencanaan dalam desain beton bertulang adalah SNI 2847
2002, yang mana dalam program SAP2000 nanti akan memodifikasi ACI318M-99. Data
data perencanaan adalah sebagai berikut :
Data untuk desain adalah
1. Mutu bahan : fc = 30 MPa

2. Dimensi :

Balok : 30/50

Kolom : 40/40

3. Beban beban :

Beban mati : 150 kg/m2

Beban hidup : 250 kg/m2

4. Wilayah gempa : WG 6
Berikut ini adalah denah dan potongan gedung :

Denah gedung

Potongan memanjang gedung

Potongan melintang gedung


Menentukan Sistem Grid dan Lantai
Buka program SAP 2000 dengan mengklik shortcut yang terdapat pada desktop atau memilih
SAP 2000 dari start menu.
Klik menu File >> New Model dan ganti satuan dalam bentuk kg,m,C dan pilih grid only
untuk membuat model.

Setelah memilih menu grid only, maka akan muncul tampilan untuk mengisikan jarak dan
jumlah grid searah sumbu x, y dan z seperti pada gambar berikut :

Isikan pada Number of Grid Lines,


X direction = 5,
Y direction = 4, dan
Z direction = 4.
- Isikan pada Grid Spacing,
X direction = 4,
Y direction = 3, dan
Z direction = 4.
Hasil yang diperoleh setelah mengisi jumlah dan jarak grid adalah sebagai berikut :

Note : parameter grid dapat diubah dengan mengklik kanan di sembarang tempat pada lembar
pengerjaan SAP, kemudian pilih Edit Grid Data >> Modify/Show System.

Mendefenisikan Property Material


Mendefinisikan material beton
Klik Define >> Material, untuk mendefinisikan material yang akan digunakan.

Klik Add New Material, untuk menambah dan mendefinisikan material baru, kemudian
akan muncul tampilan dialog box seperti berikut :

Isikan data-data untuk material beton sebagai berikut :


- Material Name = beton
- Weight per Unit Volume = 2402.7697
- Modulus of Elasticity = 2.531E+09
- Poissons Ratio = 0.2
- Coefficient of Thermal Expansion = 9.900E-06

- Specified Concrete Compressive Strength, fc = 3000000 kg/m2


Mendefinisikan material tulangan
Note : dalam penyelesaian soal ini, material tulangan menggunakan default dari SAP 2000.
- Klik Define >> Material, untuk mendefinisikan material yang akan digunakan.

- Klik Modify/Show Material, maka akan tampil dialog box yang berisikan properties
material seperti berikut :

- Klik OK.
Mendefenisikan Properti Penampang Balok, Kolom dan Pelat
Mendefinisikan Penampang Balok
- Pilih menu Define >> Frame Section >> Add new Property, kemudian akan muncul
tampilan dialog box sebagai berikut.

- Ubah material struktur dengan mengubah Frame Section Property Type menjadi
Concrete.
- Untuk mendefinisikan penampang balok persegi, klik Rectangular pada Click to add
Concrete Section.
Masukkan data untuk balok seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
- Untuk memberi nama pada frame yang akan digambar, pada Section Name isikan nama
framenya (contoh : BALOK).
- Untuk mengisi/mengubah dimensi balok (contoh : untuk balok ukuran 30/50), isikan depth
(t3) = 0.5 dan width (t2) = 0.3 pada kotak Dimensions.

- Untuk mengisi data tulangan balok, klik Concrete Reinforcement, maka akan muncul
tampilan dialog box seperti berikut :

Pada dialog box tersebut, pilih Beam pada kotak Design Type, kemudian isikan tebal
selimut beton dengan mengisi Concrete Cover to Longitudinal Rebar Centre dengan jarak
Top = 0.04 dan Bottom = 0.04.
- Setelah selesai mengisi parameter-parameter balok, klik OK.
Mendefinisikan Penampang Kolom
- Pilih menu Define >> Frame Section >> Add new Property, kemudian akan muncul
tampilan dialog box sebagai berikut.

- Ubah material struktur dengan mengubah Frame Section Property Type menjadi
Concrete.
- Untuk mendefinisikan penampang balok persegi, klik Rectangular pada Click to add
Concrete Section.
Masukkan data untuk kolom seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
- Untuk memberi nama pada frame yang akan digambar, pada Section Name isikan nama
framenya (contoh : KOLOM).
- Untuk mengisi/mengubah dimensi kolom (contoh : untuk balok ukuran 40/40), isikan depth
(t3) = 0.4 dan width (t2) = 0.4 pada kolom Dimensions.

- Untuk mengisi data tulangan kolom, klik Concrete Reinforcement, maka akan muncul
tampilan dialog box seperti berikut :

- Pada dialog box tersebut, pilih Column pada kotak Design Type.
- Setelah selesai mengisi data-data kolom, klik OK.
Mendefinisikan pelat
- Pilih menu Define >> Area Section >> Add New Sections, kemudian akan muncul tampilan
dialog box sebagai berikut.

- Masukkan data-data pelat sebagai berikut :


- Untuk memberi nama pada pelat yang akan digambar, pada Section Name isikan nama
pelatnya (contoh : PELAT).
- Masukkan data tebal pelat dengan mengisikan pada kotak Thickness, Membran = 0.12
dan Bending = 0.12.
- Setelah selesai mengisi data-data pelat, klik OK.
Mendefinisikan Tipe Beban dan Kombinasi Beban
Mendefinisikan Tipe Beban
- Klik Menu Define >> Load Cases untuk membuka menu Define Load, kemudian akan
muncul tampilan dialog box seperti berikut.

- Masukkan tipe-tipe beban yang akan digunakan dengan mengisi kolom Load Name dan
Type Name.
- Untuk menambah tipe beban, isi semua kolom pada baris paling atas, kemudian klik Add
New Load, untuk memodifikasi tipe beban yang telah dibuat, klik Modify Load, sedangkan
untuk menghapus beban klik Delete Load.

Mendefinisikan Kombinasi Beban


- Klik Menu Define >> Combinations untuk membuka menu Define Response Combination
- Klik Add New Combo untuk memasukkkan tipe-tipe kombinasi yang diperlukan.

- Kemudian akan muncul dialog box seperti berikut :

- Pilih jenis beban pada drop-down menu Case Name lalu isi faktor pengali pada Scale
Factor lalu klik Add untuk menambah jenis beban.
Note : Modify ---> untuk mengubah jenis dan faktor pengali beban.
Delete ---> untuk menghapus jenis dan faktor pengali beban.
Menggambar Balok dan Kolom
Menggambar balok dan kolom pada sumbu x-z, y-z dan x-y.
- Klik button atau klik Draw >> Draw Frame/Cable/Tendon untuk menggambar frame,
baik frame balok maupun frame kolom.
- Lalu muncul menu Property of Object dan pada section pilih BALOK.
- Klik pada nodal dan tarik garis frame yang akan dibuat seperti pada gambar di bawah.

- Sedangkan untuk kolom dilakukan dengan cara yang sama dengan mengganti section pada
menu Property of Object dengan KOLOM.

- Sehingga bentuknya adalah portal sebagai berikut :

- Untuk menggambar frame balok dan kolom/portal yang sama searah sumbu y, dapat
menggunakan perintah replicate.
- Select semua frame balok dan kolom yang akan direplicate dengan klik button
- Klik Edit >> Replicate, kemudian akan tampil dialog box sebagai berikut :

- Untuk menduplikasi portal searah sumbu-y sebanyak 3 kali dan dan sejarak 3 m, maka pada
kotak Linear, isikan dy = 3 dan Number = 3. Klik OK untuk menjalankan perintah
replicate.
Cara yang sama dapat digunakan untuk menggambar balok dan kolom pada sumbu y-z dan xy.
Hasilnya adalah sebagai berikut :

Menggambar joint-joint perletakan


Ubah salah satu window pada bidang xy.
Select semua joint pada ujung kolom yang terletak paling bawah.

Klik Assign >> Joint >> Restraints, kemudian akan muncul dialog box sebagai berikut
:

Klik gambar jepit untuk mendefinisikan perletakan portal sebagai jepit. Kemudian, klik
OK.
Hasilnya adalah sebagai berikut :

Menggambar Pelat
Ubah salah satu window pada bidang xy untuk menggambar pelat lantai.

Klik button atau Draw >> Draw Rectangular Area, klik pada ujung-ujung persegi untuk
menggambar pelat.

Memasukkan Nilai Beban Pada Pelat


Select pelat yang akan diisi beban lalu klik menu Assign >> Area Loads >> Uniform
(Shell).

Kemudian akan muncul tampilan dialog box sebagai berikut :

Isikan data-data beban pada dialog box Area Uniform Loads.


Contoh : Untuk memasukkan beban mati sebesar 150 kg/m2 searah gravitasi, maka langkahlangkah yang harus dilakukan adalah :

Pastikan satuan beban dalam kgf, m, C.

Memilih tipe beban yang akan dimasukkan. Untuk memasukkan tipe beban dead2,
maka pilih dead2 pada kolom Load Case Name.

Menentukan besar dan arah beban dengan mengisi pada kolom Load = 150 dan
memilih Gravity pada kolom Direction.

Untuk memasukkan beban hidup, dapat digunakan cara dan langkah-langkah yang sama.
Meshing pelat
Select pelat yang akan di-mesh, kemudian klik Assign >> Area >> Automatic Area
mesh

Kemudian akan muncul tampilan dialog box sebagai berikut :

Untuk me-mesh pelat menjadi 1 x 1 m2, Klik Mesh Area Into Objects of This Maximum
Size, kemudian isikan pada Along Edge from Point 1 to 2 = 1 dan Along Edge from
Point 1 to 3 = 1. Kemudian klik OK.
Hasilnya adalah sebagai berikut :

Mereplicate Pelat
Untuk menggambar pelat yang sama (dengan data-data yang sama, baik pembebanan maupun
tebalnya) searah sumbu z, dapat menggunakan perintah replicate. Sehingga cukup
menggambar dan memasukkan beban pelat pada satu lantai saja, kemudian hasilnya dapat di
duplikasi/dicopy/direplicate pada lantai-lantai berikutnya.
Untuk menduplikasi pelat searah sumbu-z sebanyak 2 kali dan sejarak 4 m, select semua
pelat yang akan direplicate, kemudian klik Edit >> Replicate, lalu pada kotak Linear,
isikan dz = 4 dan Number = 2. Klik OK untuk menjalankan perintah replicate.
Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Memasukkan beban gempa arah y dan gempa arah x


Diketahui gaya geser gempa tiap-tiap lantai :

Ubah salah satu window pada bidang xz untuk menggambar beban titik gempa searah sumbu
x.

Karena beban gempa tiap lantai yang dimasukkan berbeda-beda berdasarkan hasil
perhitungan, maka beban dimasukkan secara bertahap tiap lantai.
Select joint yang akan diberi beban gempa, kemudian klik Assign >> Joint Loads >>
Forces, kemudian akan tampil dialog box sebagai berikut :

Pilih Load Case Name = quake dan tentukan besar bebannya dengan mengisi pada kotak
Loads berdasarkan arah beban gempanya. Kemudian klik OK.
Ulangi langkah-langkah di atas untuk memasukkan beban-beban gempa searah sumbu y.
Maka hasil yang diperoleh adalah :

Analisis Model
Klik menu Analyze >> Run Analysis atau tekan F5 pada keyboard.

Maka akan muncul dialog box seperti berikut :

Untuk analisa statis, Case Name Modal di non-aktifkan, kemudian Klik Run Now.
Untuk pekerjaan SAP yang belum disimpan sebelumnya, akan muncul tampilan untuk
menyimpan pekerjaan.
Simpan pekerjaan SAP yang telah dikerjakan dengan memberi nama pada File Name,
kemudian tekan Save.
Kemudian akan muncul hasil Run sebagai berikut :

Desain Elemen
Menentukan peraturan desain yang digunakan
- Untuk memilih peraturan desain beton bertulang yang akan digunakan, klik Option >>
Preference >> Concrete Frame Design, maka akan muncul tampilan dialog box seperti
berikut :

- Untuk mendesain beton bertulang sesuai dengan peraturan SNI 2002, maka terlebih dahulu
kita harus menyesuaikan parameter yang digunakan pada SAP 2000 agar sesuai dengan code
SNI 03-2847-2002 pasal 11.3.2.2. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Ubah Design Code = ACI 318-99
b. Isikan Phi (Bending Tension) = 0.8
c. Isikan Phi (Compression Tied) = 0.65
d. Isikan Phi (Compression Spiral) = 0.7
e. Isikan Phi (Shear) = 0.75
f. Klik OK
Menentukan Kombinasi Pembebanan yang akan digunakan pada desain elemen
Klik Design >> Concrete Frame Design >> Select Design Combos, maka akan muncul
tampilan dialog box seperti berikut :

Jika ingin menggunakan COMB1, COMB2, COMB3,..... untuk mendesain elemen frame
beton, maka langkah-langkahnya adalah :
- Klik semua kombinasi yang ingin digunakan pada kolom List of Combos (COMB1,
COMB2, COMB3,....... , kemudian klik Add.
- Klik semua kombinasi yang tidak digunakan pada kolom Design Combos, kemudian klik
Remove.

- Klik OK.
Mendesain Elemen dengan SAP 2000
Klik Design >> Start Design/Check of Structure, maka akan muncul tampilan desain luas
tulangan longitudinal pada masing-masing elemen seperti berikut :

Mengeksport Hasil SAP ke dalam Ecxel


Klik Display >> Show Tables, kemudian akan muncul dialog box seperti berikut :

Dari dialog box tersebut, kita dapat memilih hasil output mana saja yang akan ditabelkan.

Contoh : untuk menabelkan semua hasil pada analysis result dengan analysis cases tertentu
(COMB1,COMB2,COMB3,COMB4,COMB5,COMB6), maka langkah-langkahnya adalah
sebagai
berikut
:
Klik pada kotak Analysis Result, maka otomatis joint output, element output dan structure
output yang terdapat pada analysis result terpilih semua.
Untuk memilih analysis cases yang akan ditampilkan, klik Select Analysis Cases,
kemudian akan muncul dialog box sebagai berikut :

Untuk memilih analysis cases COMB1....COMB6, maka blok semua COMB1...COMB6,


kemudian klik OK. Maka akan kembali ke dialog box awal, kemudian klik OK.

Maka akan muncul dialog box seperti berikut :

Untuk mengexport hasil tersebut ke dalam excel, maka klik File >> Export Current Table
>> To Excel.

Maka hasilnya adalah seperti berikut :

Cara mencari pusat massa bangunan pada program SAP 2000- SAP 2000 adalah
program analisis struktur yang digunakan untuk menghitung gaya dan momen yang bekerja
pada bangunan gedung maupun jembatan. Program SAP 2000 ini juga mampu menghitung
jumlah kebutuhan tulangan pada elemen struktur seperti kolom, balok, pelat dan sebagainya.
Pada artikel sebelumnya berjudul tutorial dasar program SAP 2000 sudah dijelaskan secara
simpel bagaimana tahapan dalam penggunaan tool pada SAP 2000. Artikel berjudul Cara
mencari pusat massa bangunan pada program SAP 2000 akan dijelaskan secara mudah
dalam menentukan pusat massa bangunan tiap lantai.
Pusat massa adalah koordinat titik yang menjadi pusat berat per lantainya. Pusat massa
digunakan untuk menentukan Point Load berubah beban gempa arah X dan arah Y. Penentuan
pusat massa ini dilakukan jika anda menggunakan beban gempa statik ekivalen dalam analisis
struktur dengan program SAP 2000. Dengan kata lain beban gempa dianggap sebagai beban
titik tiap lantai seperti gambar di bawah ini.

Saya berharap anda sudah membaca artikel sebelumnya tutorial dasar program SAP
2000 Karena pada artikel ini hanya akan melanjutkan saja, Berikut pandauan dalam mencari
lokasi pusat massa bangunan pada program SAP 2000.
1. Buatlah bentuk frame bangunan 3D menggunakan frame section sesuai dengan bentuk
bangunan real.
2. Hitung beban-beban yang bekerja pada bangunan seperti beban hidup, beban mati
lantai, beban gempa, beban angin, dan sebagainya. Biasanya perhitungan beban
menggunakan program excel.
3. Pada contoh ini akan menggunakan bangunan 2 lantai yang nantinya tiap lantai akan
dicari pusat massanya untuk penempatan beban gempa arah x dan y.
4. Sebagai contoh beban gempa pada lantai 2 sebesar 9 ton. Sedangkan lantai atap
sebesar 15 ton.
5. Jika frame section sudah jadi seperti pada gambar di bawah ini, maka langkah yang
harus dilakukan selanjutnya adalah Select/block semua frame section di lantai 2
baik kolom maupun pelat.

6. Menuju Menu Assign-Joint-Constraint. Akan keluar dialog box seperti pada gambar
di bawah ini.

7. Ubah setelan Body pada dialog box menjadi diapragm. Kemudian Add New
Constraint. Beri nama D1. Ok.

8. Ulangi langkah pada no.5, Select/block pada frame section lantai atap baik kolom dan
pelat atap. Kemudian menuju menu assign-Joint-Constraint. Pada dialog box pilih
Add new Constraint. Ubah nama menjadi D2. Ok. Hasilnya ada 2 diapragm seperti
gambar di bawah ini.

9. Menuju Menu Analysis-Run Analysis. Muncul dialoge box. Klik Run Now.

10. Menuju tempat folder penyimpanan file SAP 2000. Setelah di run biasanya ada file
berextensi OUT File. Buka file tersebut dengan notepad.

11. Setelah mendapatkan koordinat titik massa pada dua lantai maka selanjutnya adalah
membuat joint pada SAP 2000. Buka kembali program SAP. Unlock terlebih dahulu.
12. Menu Draw- draw special joint. Klik sembarang tempat pada program SAP 2000
sampai terlihat titiknya. Kemudian klik kanan pada titik tersebut akan muncul dialoge
box. Klik pada location. klik 2x pada koordinat x atau y.

13. Muncul dialoge box lagi. Isi dengan koordinat yang sudah kita dapatkan tadi. klik Ok

14. Otomatis titik akan berpindah ke pusat massa di lantai 2. Untuk lantai atap, lakukan
cara yang sama.
15. Tambahkan beban gempa sesuai dengan perhitungan. Pada contoh ini beban gempa
arah x dan y adalah 9 ton pada lantai 2. Caranya adalah klik pada titik pusat massa.
Assign-Joint Load-Force. Ubah satuan-ubah type beban-isi beban gempa arah x.

Demikian cara mudah untuk mencari pusat massa bangunan dengan menggunakan program
SAP 2000. Metode ini digunakan untuk pembebanan gempa metode statik ekivalen. Semoga
bermanfaat.

Você também pode gostar