Você está na página 1de 11

Rujukan WHO 2005

1 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

19th October 2012


Rujukan WHO 2005

A. Definisi
Baku Rujukan adalah tabel yang berisi daftar normatif sebagai
pembanding dalam menilai status gizi. Baku Rujukan dibuat dengan
aturan-aturan yang ketat yang harus mewakili penduduk yang sehat yang
mencapai pola pertumbuhan yang optimal. Idealnya baku rujukan
disesuaikan dengan pola pertumbuhan ras yang bersangkutan. Akan
tetapi untuk kebutuhan perbandingan, WHO menganjurkan satu Baku
Rujukan untuk dipakai pada semua negara. Agar dapat dibandingkan
prevalesni status gizi, untuk mengevaluasi kemajuan suatu negara, maka
data harus dikumpulkan dengan metode yang sama dan menggunakan
Baku Rujukan yang sama.
Baku Rujukan dikeluarkan oleh badan resmi yang mengurusi
masalah kesehatan dan gizi. Untuk level dunia, tentunya WHO dan pada
level negara adalah Kementrian Kesehatan negara yang bersangkutan
(Indonesia : Depkes).
Sepanjang sejarah, baru 2 Baku Rujukan yang dipakai secara
international yaitu Baku Rujukan Harvard dan Baku Rujukan
WHO-NCHS. Baku Rujukan Harvard dipublikasikan tahun 1966 oleh
Derrict B. Jelliffe dalam bukunya The Assessment of Nutritional Status
of Community. Baku Rujukan The Turner Refference Population hanya
dipakai di Amerika dan Canada. Baku Rujukan kedua yang sangat
terkenal itu adalah Baku Rujukan WHO-NCHS (WHO, Nationa Center
for Health Statistics) yang dipubikasikan tahun 1983 di dalam majalah
suplemen WHO Measuring Change of Nutritional Status.
Baku Rujukan ini disusun oleh NCHS (Badan Riset Kesehatan
Amerika, di bawah CDC = center for decease control), kemudian
diadopsi oleh WHO, maka jadilah Baku Rujukan WHO-NCHS.
Indonesia baru akan menerapkan Baku Rujukan ini pada tahun 1990
dengan

digelarnya

Lokakarya

Nasional

Antropometri

di

Ciloto.

Lokakarya merekomendasikan 10 point, diantaranya adalah : Gunakan


Baku Rujukan WHO-NCHS dan cara menilai status gizi dengan
menggunakan

kaidah

ZScore

(simpangan

baku,

sebelumnya

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

2 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

rujukan ini jalannya terseok-seok, terutama berkaitan dengan cut off


status gizi dan penggunaan istliah yang sama untuk setiap indeks (BB/U,
TB/U dan BB/TB).
Hasil temu pakar Gizi tahun 2000 merekomendasi perubahan cut off
status gizi dan memberikan istilah berbeda untuk setiap indeks status
gizi BB/U terdiri dari 4 kategori, TB/U 2 kategori dan BB/TB 4 kategori
dengan pengistilahan yang berbeda-beda
Belum lagi tuntas penerapan WHO-NCHS, pada bulan Mei 2007
WHO mempublikasikan lagi Baku Rujukan baru yang buatan WHO
sendiri. Penelitian longitudinal dilakukan di 5 negara yang tersebar di 4
Benua. Amerika, Asia, Eropa dan Asia. Baku Rujukan baru ini (kata
WHO) adalah untuk memperbaiki Baku Rujukan WHO-NCHS yang
memiliki kelemahan.
Baku Rujukan baru yang diberi nama Baku Rujukan WHO 2005 dan
lebih lengkap, yaitu terdiri dari :
1. Indeks : BB/U, TB/U, BB/TB, Lingkar Lengan, Lingkar Kepala, Temal
Lemak otot Trisep, dan Skinfold
2. Tingkat perkembangan motorik : motor milestone
3. Software Pengolah data antropometri (Anthropometric Calculator
4.

Diengkapi dengan dokumen-dokumen riset MGRS (MultiGrowth


Refference Study), mannual report dan video pelaksanaan penelitian,
serta dokumen hasil analisis perbandingan baku rujukan baru dengan
baku rujukan yang pernah ada sebelumnya yaitu : WHO-NCHS dan
CC 2000.

Penelitian dilakukan secara longitudinal dan cross sectional di 5 negara


lokasi.
Di bawah ini merupakan dokumen dan software yang dimaksud yang
didownload dari situs resmi WHO :
1. Software ANTRHO2005
2. Artikel MGRS, perbandingan antar Baku Rujukan
3. Modul-modul Riet MGRS di 5 negara
4. Motor Milestone, perkembangan motorik anak,
5.

Simplified Tables, tabel yang akan digunakan oleh Praktisi Gizi di


lapangan seperti Kader Posyandu, daln lain-lain

6.

Tabel Lengkap menilai status gizi yang akan digunakan oleh Para
Peneliti dan Mahasiswa

7.

Technical Report. Laporan Lengkap hasil penelitian WHO dalam


membangun Baku Rujukan WHO2005

8.

Training : Modul training dalam penerapan Baku Rujukan


WHO2005 yang
baruDynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.
Template

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

3 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

10. WHO Technical Report Series Part 1


11. Baku Rujukan Remaja

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

4 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

B. Standar Pertumbuhan Anak (WHO 2005)


Dimasa lalu, rujukan pertumbuhan dikembangkan menggunakan
data dari satu negara dengan mengukur contoh anak yang dianggap
sehat, tanpa memperhatikan cara hidup dan lingkungan mereka.
Mengingat cara menghasilkan rujukan tersebut, maka rujukan tersebut
tidak dapat dipakai diseluruh dunia.
World Health Organization (WHO) telah mengembangkan standar
pertumbuhan yang berasal dari sampel anak-anak dari enam negara
yaitu Brazil, Ghana, India, Noerwegia, Oman dan Amerika Serikat. WHO
Multicentre Growth Reference Study (MGRS) telah dirancang untuk
menyediakan data yang menggambarkan bagaimana anak-anak harus
tumbuh, dengan cara memasukan kriteria tertentu (misalnya: menyusui,
pemeriksaan kesehatan, dan tidak merokok). Penelitian tersebut
mengikuti bayi normal dari lahir sampai usia 2 tahun, dengan
pengukuran yang sering pada awal minggu pertama pada setiap bulan,
kelompok anak-anak lain umur 18 sampai 71 bulan diukur satu kali. Data
dari kedua kelompok umur tersebut disatukan untuk menciptakan
standar pertumbuhan anak umur 0 sampai 5 tahun.
MGRS menghasilkan
Standar
Pertumbuhan
Normal (preskriptif),
Template Dynamic
Views. Diberdayakan
oleh Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

5 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

syarat tertentu misalnya pemberian makan, imunisasi dan asuhan


selama sakit. Standar baru ini dapat digunakan diseluruh dunia, karena
penelitian menunjukan bahwa anak-anak dari negara manapun akan
tumbuh sama bila gizi, kesehatan dan kebutuhan asuhannya dipenuhi.
Manfaat lain dari standar pertumbuhan baru meliputi hal-hal
sebagai berikut :
-

Standar baru menetapkan bayi yang disusui sebagai model


pertumbuhan dan perkembangan bayi normal. Hasilnya kebijakan
kesehatan dan dukungan publik untuk menyusui harus diperkuat.

Standar baru lebih dini dan sensitif untuk mengidentifikasi anak


pendek dan anak gemuk/sangat gemuk.

Standar baru seperti IMT (Indeks Masa Tubuh) sangat berguna untuk
mengukur peningkatan kejadian Sangat Gemuk.

- Grafik yang menunjukan pola laju pertumbuhan yang diharapkan dari


waktu

ke

waktu

memungkinkan

petugas

kesehatan

mengidentifikasikan anak-anak yang beresiko menjadi kurang gizi


atau gemuk secara dini, tanpa menunggu sampai anak menderita
masalah gizi.
Disamping standar untuk pertumbuhan fisik, standar baru WHO
2005 menghasilkan enam tahapan perkembangan motorik kasar
milestone (duduk tanpa bantuan, merangkak, berdiri dengan bantuan,
berdiri tanpa bantuan, berjalan dengan bantuan, dan berjalan tanpa
bantuan) yang diharapkan dapat dicapai oleh anak-anak sehat pada
umur antara 4 dan 18 bulan.
Oleh karena WHO telah mengeluarkan standar rujukan yang baru
untuk menilai pertumbuhan dan penentuan status gizi pada anak, maka
berdasarkan hasil kesepakatan RTL 2006 oleh Depkes RI disusunlan
Kartu Menuju Sehat (KMS) baru. Pada KMS baru telah dirancang ulang
untuk anak Indonesia yang dibedakan menurut jenis kelamin,
dicantumkan 12 tahapan perkembangan motorik.
C. Variabel Pengukuran Status Gizi
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia
yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian
status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan
dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi,
kesalahan penentuan
akanViews.
menyebabkan
interpretasi
status gizi yang
Template Dynamic
Diberdayakan oleh
Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

6 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya


kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun;
1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu
dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12
bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam
bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (
Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan
gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan
sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena
penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat
badan ini

dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan

menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat


perubahan

berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang

dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat


badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu
pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi
kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi
dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang
dilihat dari keadaan

kurus kering dan kecil pendek. Tinggi

badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan

berat badan lahir rendah dan

kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk
Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB
( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena
perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan
setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan
akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan

adalah salah satu parameter

penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya


yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U,
TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat
adanya gangguan
fungsiViews.
pertumbuhan
dan komposisi tubuh
Template Dynamic
Diberdayakan oleh Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

7 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

D.

Pengolahan

Data

Antropometri

Berdasarkan

Z-Score

(Simpangan Baku) WHO 2005


Z-Score atau simpangan baku digunakan untuk menilai seberapa
jauh penyimpangannya dari angka median (nilai tengah). Perhitungan
Z-Score berbeda untuk populasi yang distribusinya normal atau tidak
normal.
- Pengukuran Distribusi Normal.
Konsep distribusi normal sangat membantu untuk memahami apa
itu z-score. Dlam satu distribusi normal, sebagian besar nilai
dikelompokan di tengah, dan distribusi pengukuran berada disekitar
angka median yang berbentuk lonceng. Pada kurva normal, satu
z-score menggambarkan seberapa jauh penyimpangan baku seorang
anak dari angka median.
Kurva tersebut dihasilkan dari pengukuran Panjang/Tinggi Badan
anak-anak yang dibuat dalam grafik, hasilnya menyerupai distribusi
normal. Setiap segmen pada sumbu horizontal menggambarkan satu
simpangan baku atau z-score. Pada distribusi normal, z-score -1 dan
+1 mempunyai jarak yang sama dari angka median ( 0 ). Jarak dari
angka median ke +1 z-score adalah setengah dari jarak ke +2 z-score.
Cara perhitungan Z-Score adalah sebagai berikut :

Z score =
Keterangan :
Xi : Nilai yang diamati atau hasil pengukuran yang sebenarnya
Mi : Nilai Referensi Median
SBi : Z-Score (standar baku) dari populasi referensi/rujukan
Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB). Berat badan anak ditimbang dengan timbangan
dacin yang memiliki presisi 0,1 kg, panjang badan diukur dengan
length-board dengan presisi 0,1 cm, dan tinggi badan diukur dengan
menggunakan microtoise dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB
anak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu:
berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi
badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar
(Z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO 2005.
Selanjutnya berdasarkan
nilai Diberdayakan
Z-Score oleh
masing-masing
indicator
Template Dynamic Views.
Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

8 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

Berat badan adalah satu parameter yang memberikan


gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya nafsu
makan atau memnurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat
badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam
keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan
berkembang

mengikuti pertambahan umur.

Sebaliknya dalam

keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan


berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat badan
menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status
gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks
BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
v Kelebihan
a. Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat
b. Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
c. Indikator status gizi kurang saat sekarang
d. Sensitif terhadap perubahan kecil
e. Growth monitoring
f. Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth
g. Failure karena infeksi atau KEP
h. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)
v Kekurangan
a. Kadang umur secara akurat sulit didapat
b.

Dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema


maupun asites

c.

Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia


balita

d.

Sering terjadi kesalahan dalam pengukruan, seperti


pengaruh pakaian atau gerakan anak saat ditimbang

e.

Secara operasional: hambatan sosial budaya misalnya tidak


mau menimbang anak karena dianggap seperti barang
dagangan
Kategori BB/U :
1. Kategori Gizi Buruk, jika Z-score < -3,0
2.

Kategori Gizi Kurang, jika Z-score >=-3,0 s/d Z-score


<-2,0

3. Kategori
Gizi Baik,
Z-scoreoleh
>=-2,0
Template Dynamic
Views.jika
Diberdayakan
Blogger.s/d Z-score <=2,0

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

9 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

b) Berdasarkan indikator TB/U:


Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi
badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap
masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tingii badan akan nampak dalam waktu
yang relatif lama.
Berdasarkan karakteristik tersebut diatas, maka indeks ini
menggambarkan status gizi masa lalu. Menurut Beaton dan Bengoa
(1973) indeks TB/U dapatmemberikan status gizi masa lampau dan
status sosial ekonomi.
v Kelebihan
a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau
b. Alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa
c. Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
v Kekurangan
a. TB tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
b.

Diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena


biasanya anak relatif sulit berdiri tegak

c. Ketepatan umur sulit didapat


Kategori TB/U :
1. Kategori Sangat Pendek, jika Z-score < -3,0
2. Kategori Pendek, jika Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0
3. Kategori Normal, jika Z-score >=-2,0
c) Berdasarkan indikator BB/TB:
1. Kategori Sangat Kurus, jika Z-score < -3,0
2. Kategori Kurus, jika Z-score >=-3,0 s/d Z-score <-2,0
3. Kategori Normal, jika Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0
4. Kategori Gemuk, jika Z-score >2,0

Perhitungan angka prevalensi dilakukan sebagai berikut :

Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi buruk/jumlah seluruh


balita) x 100%

Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurang/jumlah seluruh


balita) x 100%

PrevalensiTemplate
gizi baik
=Views.
(Jumlah
balita
baik/jumlah seluruh
Dynamic
Diberdayakan
olehgizi
Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

10 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

balita) x 100%
d) IMT / U
Pengukuran status gizi dilakukan dengan metode antropometri
melalui
perhitungan indeks IMT/U. IMT/U digunakan untuk anak yang
berumur 5-19
tahun, dengan menggunakan z-score.
Kategori IMT/U :
1. Kategori Sangat Kurus, jika Z-score < -3,0
2. Kategori Kurus, jika Z-score < - 2SD
3. Kategori Normal, jika Z-score -2SD sampai +1SD
4. Kategori Gemuk, jika Z-score > + 1SD
5. Kategori Obese I, jika Z-score >+2SD
6. Kategori Obese II jika, Z-score >+3SD
- Cara Penilaian Status Gizi dalam Program Kesehatan Masyarakat.
Salah satu cara yang digunakan dalam penentuan status gizi
masyarakat adalah dengan cara pengukuran terhadap nilai-nilai dari
indeks antropometri. Dalam penentuan status gizi suatu kelompok
masyarakat, lebih baik kita mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
1.

Nilai-nilai indeks antropometri (BB/U, TB/U atau BB/TB)


dibandingkan dengan nilai RUJUKAN yang dalam hal ini
digunakan Rujukan WHO-2005).

2.

Dengan menggunakan batas ambang (cut-off point) untuk


masing-masing indeks, maka status gizi seseorang atau anak dapat
ditentukan.
Didasarkan pada asumsi resiko kesehatan :
a)

Antara -2 SD s/d +2 SD tidak memiliki atau beresiko paling


ringan untuk menderita masalah kesehatan

b)

Antara -2 s/d -3 atau antara +2 s/d +3 memiliki resiko cukup


tinggi (mode-rate) untuk menderita masalah kesehatan

c) Di bawah -3 SD atau di atas +3 SD memiliki resiko tinggi untuk


menderita masalah kesehatan
3.

Istilah status gizi dibedakan untuk setiap indeks yang digunakan


agar tidak terjadi kerancuan dalam interpretasi.

4.

Bila dalam masyarakat ada lebih dari 2,5% balita berada <-2 SD
tetapi kurang dari 0,5% berada <-3 SD kemungkinan besar
penyebabnya masalahnya adalah
zat gizi olehkarena
Templatekekurangan
Dynamic Views. Diberdayakan
Blogger. berbagai faktor

9/17/2014 1:04 PM

Rujukan WHO 2005

11 dari 11

http://riansaputraridian.blogspot.com/

5. Bila dalam suatu masyarakat ada lebih dari 2,5 % balita <-2 SD dan
lebih dari 0,5% anak < -3 SD, maka masyarakat tersebut masih
memiliki masalah
gizi yang perlu penanganan secara komprehensif terhadap akar
masalahnya.
@Rian5aputra (t) blogRianSaputraRidian (b)
Diposkan 19th October 2012 oleh Rian Saputra Ridian
0

Tambahkan komentar

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

9/17/2014 1:04 PM

Você também pode gostar