Você está na página 1de 27

BAB I

PENDAHULUAN
I.

PENDAHULUAN
IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan
keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan
mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan ekonomis. Tujuan IAS1 adalah untuk untuk memastikan informasi yang
dapat diperbandingkan dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya
dan dengan menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun
atas dasar kelangsungan hidup usaha(Going concern). Suatu entitas menyusun laporan
keuangannya berdasarkan dasar akuntansi akrual kecuali untuk laporan arus kas.
(Ankarat, 2012:21)

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Tujuan IAS 1
Tujuan dari penetapan IAS 1 yaitu sebagai dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan
baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan
entitas lain. Pernyataan ini mengatur:
1) persyaratan bagi penyajian laporan keuangan
2) struktur laporan keuangan
3) persyaratan minimum isi laporan keuangan
4) isi laporan keuangan

II.

Ruang Lingkup IAS 1


IAS 1 berlaku untuk semua laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan
disajikan sesuai dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). [IAS 1.2].
Laporan keuangan bertujuan umum yang dimaksudkan untuk melayani pengguna yang
tidak membutuhkan laporan keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi
khusus mereka. [IAS 1.7]

III.

Tujuan Laporan Keuangan


Menurut IAS 1, Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
2

besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.


Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi :
1) Aset;
2) Liabilitas;
3) Ekuitas;
4) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
5) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
6) Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa

depan, dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Menurut IAS no 1, tujuan dibuat laporan keuangan untuk mencari tiga hal, yaitu :

1) Financial position, yaitu posisi keuangan pada saat tertentu laporan keuangan dibuat,
laporan yang mendukung untuk itu adalah Statement of Financial Position atau
Neraca;
2) Financial Performance, yaitu kondisi kinerja keuangan yang sedang berjalan,
laporan yang mendukung adalah Statement of Comprehensive Income atau Laporan
Laba Rugi dan Statement of Changes in Equity atau Laporan Perubahan Modal;
3) Cash Flow, yang diketahui dengan laporan arus kas, bertujuan untuk melihat posisi
kas.
Serta didukung oleh Notes to The Financial Statement atau Catatan atas Laporan
Keuangan yang memberikan penjelasan terhadap ketiga laporan sebelumnya.
IV.

Komponen Laporan Keuangan Lengkap


Seperti yang telah disebutkan sebelumya, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari
komponen-komponen berikut ini:
o a statement of financial position (balance sheet) at the end of the period
o a statement of profit or loss and other comprehensive income for the period
(presented as a single statement, or by presenting the profit or loss section in a
separate statement of profit or loss, immediately followed by a statement presenting
comprehensive income beginning with profit or loss)
o a statement of changes in equity for the period
o a statement of cash flows for the period

o notes, comprising a summary of significant accounting policies and other


explanatory notes
o comparative information prescribed by the standard.
Entitas dapat menggunakan judul untuk laporan selain yang disebutkan di atas.
Semua laporan keuangan ini harus disajikan dengan keunggulan yang sama. [IAS 1.10]
Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali retrospektif item dalam laporan keuangan, atau ketika
mereklasifikasi item dalam laporan keuangan, ia juga harus menyajikan laporan posisi
keuangan (neraca) seperti pada awal awal periode komparatif.
Laporan yang disajikan di luar laporan keuangan - termasuk review keuangan oleh
manajemen, laporan lingkungan, dan nilai tambah laporan - berada di luar lingkup SAK.
[IAS 1.14]
V.

Karakteristik Umum
Karakteristik umum laporan keuangan Standar IAS no 1 sama dengan PSAK no 1, yaitu :

Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap IFRS


Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak
dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan
yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (dapat
dimengerti, relevan, dapat diandalkan, dapat dibandingkan) dengan pengungkapan

tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara


wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan
eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan
keuangan.
Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat, baik dengan
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun pengungkapan dalam catatan
atas laporan keuangan atau materi penjelasan.

Going concern atau Kelangsungan Usaha


Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan
keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk
melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lain
yang realistis selain melakukannya.
Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya
ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat
menimbulkan

keraguan

yang

signifikan

tentang

kemampuan

entitas

untuk

mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian


tersebut.
Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan
usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut bersama dengan dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan beserta alasannya.
6

Asumsi kelangsungan usaha adalah minimal selama 12 bulan ke depan sejak akhir
periode pelaporan atau satu tahun periode pelaporan ke depan.

Dasar akrual
Entitas akan mengakui dan mencatat setiap kejadian atau peristiwa dalam laporan
keuangan jika peristiwa atau kejadian tersebut memenuhi kriteria pengakuan, tanpa
mempertimbangkan apakah peristiwa tersebut akan mengakibatkan kas masuk atau kas
keluar.

Materialitas dan Agregasi


Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos
tersebut tidak material. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan
tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.

Saling Hapus (Offsetting)


Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau penghasilan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh IFRS.
Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan
mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,
peristiwa dan kejadian lain yang terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa
depan, kecuali saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran
7

aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya penyisihan keusangan
atas persediaan dan penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus.
Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian transaksi sejenis secara neto semisal
keuntungan / kerugian dari foreign exchange, atau instrument trading. Namun entitas
menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika bersifat material.

Informasi Komparatif
Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan
posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan
keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atas pos-pos
dalam laporan keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka
entitas minimal tiga jenis laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan
lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan
pada :

a. Akhir periode berjalan;


b. Akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode berjalan),
Permulaan dari periode komparatif terawal.

Konsistensi penyajian.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antarperiode dilakukan
secara konsisten, kecuali :

1. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau mengkaji ulang
atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang
8

lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan
dan penerapan kebijakan akuntansi.
2. Perubahan tersebut diperkenankan oleh IFRS

Frekuensi pelaporan (Reporting Period)


Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Umumnya entitas secara konsisten menyiapkan laporan
keuangan untuk periode satu tahun. Namun, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih
memilih untuk melaporkan misalnya periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak menghalangi
praktek tersebut.

VI.

Komponen Laporan Keuangan


1. Informasi yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

a.

Aset tetap

b.

Properti investasi

c.

Aset tak berwujud

d.

Aset keuangan

e.

Investasi dengan menggunakan metode ekuitas


f.

Persediaan

g.

Piutang dagang dan piutang lainnya.

h.

Kas dan setara kas

i.

Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset termasuk
dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual; aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan.

j.

Utang dagang dan terutang lain.

k.

Provisi

l.

Liabilitas keuangan

m.

Liabilitas dan aset untuk pajak kini; Pajak Penghasilan

n.

Liabilitas dan aset pajak tangguhan

o.

Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual

p.

Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas

q.

Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Perbedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang

Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan.

Jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat
diandalkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan
likuiditas.
Aset Lancar
10

Aset sebagai aset lancar jika :

Entitas memperkirakan akan merealisikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal

Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagngkan

Entitas memperkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan.

Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak
lancar.
Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar jika :

Entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi


normal.

Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan

Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan

Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurannya dua belas bulan

11

Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk pada kategori tsb sebagai liabilitas
jangka panjang
VII. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan
Keuangan
Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas
laporan keuangan, subklasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara
yang tepat sesuai dengan operasi entitas.
Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan SAK, serta ukuran, sifat, dan
fungsi jumlah yang terkait. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diatur di paragraf
untuk menentukan dasar subklasifikasi. Pengungkapan berbeda untuk setiap pos, misalnya:
a. pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap;
b. piutang dipisahkan menjadi jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lain;
c. persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan menjadi
kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi;
d. provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan provisi lain; dan
e. ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal disetor,
tambahan modal disetor, dan cadangan.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan
perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:
a. untuk setiap jenis saham:
12

b. jumlah saham modal dasar;


c. jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak disetor
penuh;
d. nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal;
e. rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;
f. hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk
pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;
g. saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau entitas
asosiasi; dan
h. saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan saham,
termasuk jumlah dan persyaratan;
i. penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit
perwalian, mengungkapkan informasi yang setara dengan poin a di atas, yang
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak,
keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.
VIII.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode
dalam bentuk :
(a)

Dalam satu laporan laba rugi komprehensif atau

(b) Dalam bentuk dua laporan :


b.1 laporan yang menunjukan komponen laba rugi
13

(laporan laba rugi terpisah) dan


b.2 laporan yang dimulai dengan laba rugi dan
menunjukan komponen pendapatan komprehensif lain.
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos
berikut selama suatu periode:
a.

pendapatan;

b.

biaya keuangan;

c.

bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;

d.

beban pajak;

e.

suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan

keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan
dalam rangka operasi yang dihentikan;

f.laba rugi;
g.

setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan
sifat (selain jumlah dalam huruf (h));
14

h.

bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas; dan

i. total laba rugi komprehensif.


Sehingga, total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode
yang dihasilkan dari transasksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan
dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Total laba rugi
komprehensif terdiri dari komponen laba rugi dan pendapatan komprehensif lain.
Sedangkan laba rugi (profit or loss) atau laba bersih (net income) adalah total pendapatan
(income) dan beban (expenses), tidak termasuk komponen-komponen pendapatan
komprehensif lain.
Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam laporan laba rugi komprehensif
sebagai alokasi laba rugi untuk periode:
a.

laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

kepentingan nonpengendali; dan

pemilik entitas induk

b.

total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

kepentingan nonpengendali; dan

pemilik entitas induk

15

Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas berbeda
dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat
diprediksi, maka pengungkapan unsur-unsur kinerja keuangan membantu pengguna
laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam membuat
proyeksi kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos pos tambahan dalam
laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), perubahan
istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini diperlukan untuk
menjelaskan elemen kinerja keuangan. Entitas mempertimbangkan faktor-faktor termasuk
materialitas, sifat dan fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan beban. Misalnya,
suatu institusi keuangan dapat mengubah istilah untuk memberikan informasi yang relevan
dengan operasinya.
Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos
luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan),
atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Laba rugi selama periode

Entitas mengakui seluruh pos-pos penghasilan dan beban pada suatu periode dalam laba
rugi kecuali suatu PSAK mnsyaratkan atau memperkenankan lain.

Entitas tdk diperkenankan menyajikan pos-pos pengahasilan dan beban sebagai pos luar
biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah, atau catatan atas
laporan keuangan.

IX. Teknik penyajian dalam Laporan Laba Rugi

16

Ketika pos-pos pendapatan atau beban adalah material, maka entitas mengungkapkan
sifat dan jumlahnya secara terpisah.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yg dapat menydiakan
informasi yg andal dan lebih relevan.
X. Perbandingan Metode Sifat Beban dan Metode Fungsi Beban

Metode fungsi beban dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna
laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat,
namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan pengalokasian
secara arbiter dan pertimbangan yang matang.

Metode sifat beban mudah diterapkan karena tidak memerlukan adanya alokasi beban
menurut klasifikasi fungsional.

XI. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau Catatan
atas Laporan Keuangan
Ketika pos-pos pendapatan

atau

beban

bernilai

material,

maka

entitas

mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah.


Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan
dan beban adalah sebagai berikut:
a.

penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap
menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan
tersebut;

17

b.

restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap provisi atas biaya
restrukturisasi;

c.

pelepasan aset tetap;

d.

pelepasan investasi;

e.

operasi yang dihentikan;

f.penyelesaian litigasi; dan


g.

pembalikan provisi lain.

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan
informasi yang andal dan lebih relevan. Penyajian dilakukan dalam laporan laba rugi
komprehensif atau laporan laba rugi terpisah.
Beban disubklasifikasikan menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang
dapat berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk
dapat memprediksi. Analisis ini diberikan dalam satu dari dua bentuk.
Bentuk pertama analisis ini adalah metode sifat beban. Entitas menggabungkan
beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (misalnya, penyusutan, pembelian bahan baku,
biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan menurut
berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan karena tidak memerlukan
adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional. Contoh dari klasifikasi dengan
menggunakan metode sifat beban adalah sebagai berikut:
Pendapatan lainnya
Perubahan atas persediaan barang jadi
dan barang dalam proses
xxx

xxx

18

Bahan baku yang digunakan


Beban imbalan kerja
Beban penyusutan dan amortisasi
Beban lainnya
Total beban
Laba sebelum pajak

xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx

Bentuk kedua analisis ini adalah metode fungsi beban atau biaya penjualan dan
mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau,
misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif. Sekurang-kurangnya entitas
mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan metode ini secara terpisah dari beban-beban
lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna
laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun
pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan pengalokasian secara
arbiter dan pertimbangan yang matang. Contoh klasifikasi berdasarkan metode fungsi
beban adalah sebagai berikut:
Pendapatan
Beban penjualan
Laba bruto
Pendapatan lainnya
Beban distribusi
Beban administratif
Beban lainnya
Laba sebelum pajak

xxx
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx

Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan


informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi, dan
beban imbalan kerja.

Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban tergantung pada faktor historis
dan industri serta sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi tentang biayabiaya tersebut yang mungkin berbeda, baik langsung maupun tidak langsung, dengan
19

tingkat penjualan atau produksi entitas. Karena tiap metode penyajian memiliki manfaat
untuk jenis entitas yang berbeda, Pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih
penyajian yang andal dan lebih relevan. Namun demikian, karena informasi atas sifat
beban bermanfaat dalam memprediksi arus kas masa depan, maka pengungkapan tambahan
diperlukan ketika metode fungsi beban digunakan.
XII. Laporan Perubahan Ekuitas
Menunjukan :
a). Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yg menunjukan secara
terpisah total jumlah yg dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada
kepentingan nonpengendali.
b). Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian
kembali secara retrospektif yang diakui dengan PSAK 25.
c). Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan
akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yg timbul dari :
c.1 laba rugi
c.2 masing-masing pos pendapatan
komprehensif laidan
c.3 transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yg menunjukan
secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak
kepemilikan pada entitas anak yg tdk menyebabkan hilangnya pengendalian.
Penerapan retrospektif
20

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yg
diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan

Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,


peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.

Penyajian

kembali

restrospektif

adalah

koreksi

pengakuan,

pengukuran,

dan

pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu


tidak pernah terjadi.
Penyesuaian Reklasifikasi
Adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi periode berjalan yang sebelumnya
diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode
sebelumnya.

XIII.

Laporan Arus Kas


Sesuai dengan IAS 1: Penyajian Laporan euangan, informasi arus kas memberikan

dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas
tersebut. Persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas diatur dalam IAS 7 :
Laporan Arus kAs. Laporan arus kas merupakan laporan yang menggambarkan aliran kas
dari tiga aktivitas utama, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Ada dua metode
dalam penyusunan laporan arus kas, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
Perbedaan dalam kedua metode ini terletak pada aktivitas operasi. Secara sederhana,

21

metode langsung menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas langsung kepada pos-pos
utamanya, seperti penerimaan kas dari pelanggan dan pengeluaran kas kepada pemasok
dan karyawan, sedangkan metode tidak langsung diawali dari laba bersih yang disesuaikan
dengan pos-pos dalam laporan laba rugi.
XIV. Catatan atas laporan Keuangan
Struktur
Catatan atas Laporan Keuangan:
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi tertentu yang digunakan.
b. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh IFRS yang tidak disajikan di bagian
mana pun dalam laporan keuangan; dan
c. Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian mana pun dalam laporan keuangan,
tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
IAS 1,114 menunjukkan bahwa catatan biasanya harus disajikan dalam urutan
sebagai berikut:

pernyataan kesesuaian dengan IFRS


Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan, termasuk:
[IAS 1,117] dasar pengukuran (atau dasar) yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan
kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan keuangan
informasi pendukung untuk item yang disajikan di muka laporan posisi keuangan (neraca),
pernyataan dari laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain, laporan perubahan

22

ekuitas dan laporan arus kas, dalam urutan di mana setiap pernyataan dan setiap item baris

disajikan.
pengungkapan lainnya, termasuk: kewajiban kontinjensi (lihat IAS 37) dan komitmen
kontrak yang belum diakui pengungkapan non-keuangan, seperti tujuan manajemen risiko
keuangan entitas dan kebijakan (lihat IFRS 7 Instrumen Keuangan: Pengungkapan)
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan,
dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang
memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah
tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan
liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:

a. sifat; dan
b. jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

Modal
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola permodalannya.
Pengungkapan Lain (Other Disclosure)
Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
a. Jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama
periode serta jumlah dividen per lembar saham; dan
b. Jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.
23

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian mana
pun dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:
a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas
(atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha; dan
d. bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang lama umur entitas.

XV. Perbedaan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan IAS No. 1 Tahun 2013
PERBEDAAN DENGAN IFRSs
ED PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial
Statements per 1 Januari 2013 kecuali:
1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas
syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan
menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan

24

keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan
Standar Akuntansi Keuangan.
3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar
Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk
entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan
peraturan perundang-undangan di pasar modal.
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat
yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan
keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan
keuangan.
5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena
peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas
laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
6. IAS 1 paragraf 1922 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi
Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia.
Pengaturan IAS 1 paragraf 2324 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 2122
mengenai pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat but the relevant
regulatory framework prohibits departure from the requirement dalam IAS 1
paragraf 23.
7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture
belum diadopsi.
8. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif
dengan meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat

25

dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara
bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara
bertahap.
9. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi
karena paragraf tersebut tidak relevan.
10. IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.

BAB III
KESIMPULAN

I.

KESIMPULAN
IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan
keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan
mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya.
Tujuan dari penetapan IAS 1 yaitu sebagai dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan

26

baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan
entitas lain.
IAS 1 berlaku untuk semua laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan
disajikan sesuai dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). [IAS 1.2].
Laporan keuangan bertujuan umum yang dimaksudkan untuk melayani pengguna yang
tidak membutuhkan laporan keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi
khusus mereka.

27

Você também pode gostar